Different For a Reason

Different For a Reason

Penghalang Pulau Yang Dihancurkan: Chapter 1

Di sebuah pulau tersembunyi yang tidak terlihat di peta, hidup seorang manusia sederhana berambut buzz cut. Tidak ingin dikenal, tidak ingin dilihat, dan membunuh monster dengan cepat adalah sifatnya.

Bertekad melindungi masyarakat sipil dari ancaman monster ganas pemangsa manusia, laki-laki berambut semi botak ini tidak ingin apa yang menimpa ayah ibunya, terulang lagi di keluarga lain.

Klang!

Klang!

Trang!

Blade antara murid dan guru itu beradu. Sangat cepat sampai-sampai mata manusia biasa (para Frail) tidak bisa mengikutinya.

Walaupun terlihat sengit, mereka berdua saling tersenyum saat mengayunkan blade hitam yang berada di tangan masing-masing.

Pada gerakan terakhir, si murid melesat ke atas lalu melancarkan serangan menukik tajam mengarah ke gurunya.

Namun si guru berhasil menghindar dengan mudah. Tebasan energi hitam blade itu, menghantam tanah dan menghancurkannya. BLEDARRR!

Dia yang melihat itu, cukup senang dengan perkembangan muridnya. Senyum lebar dengan gigi meringis terukir di wajahnya.

“Wah … teknik berpedang-mu sudah meningkat Slamet. Selamat ya.”

“Makasih Kak Grav,” sahut Slamet Riyadi dengan senyum gembira kelelahan.

Perasaan bangga meliputinya, sesudah menerima pujian dari Gravito Noir.

Guru yang sangat disayangi Slamet yang selalu membimbingnya untuk menjadi Unique yang hebat, agar bisa membunuh para monster kuat yang sering memangsa manusia.

“Ayo kita istirahat dulu, nanti kita lanjut lagi,” ucap Gravito Noir.

Peluh keringat cukup banyak keluar. Rasa lelah setelah berlatih berjam-jam menghinggapi tubuh mereka.

“Kak, kita mau makan apa nanti? Tuna bakar apa kepiting rebus?”

Mendengar pertanyaan muridnya, tangan sang mentor meraih dagu. Dia melihat ke langit lalu mengernyitkan kening, sembari mulutnya agak manyun.

“Kayaknya kepiting rebus aja, kemarin kan udah tuna.”

Langit tampak cerah dengan awannya yang putih. Puluhan pelikan, bertaburan menghiasi bentangan biru.

Sebagian pelikan terbang menurun tajam memasuki laut untuk berburu santapan. Benar-benar cuaca dan suasana yang pas untuk berlatih.

Detik ini, mereka berdua sedang berjalan ingin turun dari bukit bertebing batu. Jalan untuk turun dari bukit, hanya ada satu, yaitu lewat jalan yang ada di belakang.

Setelah berhasil menuruni bukit, Gravito dan Slamet juga harus melewati hutan kecil untuk sampai ke rumah, tempat dimana persediaan makanan disimpan.

Namun saat ingin beranjak istirahat dari latihan, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari arah pantai.

BLEDAM!

Dari kejauhan burung-burung tampak berterbangan tunggang langgang. Saat mata melirik ke kanan dan ke kiri, dedaunan pohon melambai-lambai terpukul angin.

Gravito menoleh pelan ke arah suara ledakan. “Suara apa itu?”

Pengawalnya yang berasal dari bangsa Raigya, muncul seketika tak jauh dari tempatnya berdiri.

“Hei Grav, sepertinya ada orang yang menghancurkan penghalang yang kita pasang. Perlukah aku cek?” timpal Blaze.

Gravito menatap lurus ke arah pantai sambil keningnya mengernyit.

“Tidak, tidak perlu Blaze. Dia … sudah disini,” balas Gravito dengan wajah serius.

Siapa orang ini? Apakah monster? Tidak. Ini bukan hawa kehadiran monster. Apakah seorang Unique? Bagaimana mereka tahu aku tinggal di pulau ini? Satu-satunya yang tahu titik koordinat pulau ini hanyalah-

Pats! Tap!

Seseorang baru saja melompat dari bawah bukit, dan kini telah mendarat di ujung sana.

Kehadirannya, membuat ketiga orang itu agak terkejut.

Gravito fokus memandangi orang asing tersebut, lalu berganti melirik ke ujung tebing. Apakah dia menyusuri tebing batu curam itu untuk sampai kesini?

Langkah kakinya mulai mendekat. Ujug-ujug dia bertanya dengan suara lantang terkesan kasar.

“Hei brengsek! Aku tidak akan mengulangi kalimatku dua kali. Mana diantara kalian bertiga yang bernama Gravito Noir?”

Angin bertiup di situasi yang mengagetkan itu. Entah darimana, datang seorang pria berambut berantakan.

Gravito yang sedang berada di tempat latihan di atas bukit bertebing batu, kaget bukan main.

Entah kenapa aura yang dipancarkan orang itu terasa menusuk. Hembusan angin memusing di sekeliling tubuhnya.

Laki-laki misterius ini memiliki tinggi sekitar 182 cm, bertubuh ideal berotot layaknya seseorang yang sudah memiliki pengalaman bertarung yang sangat banyak.

Pria ini memiliki tatapan tajam dengan dahi berurat yang mengekspresikan amarah.

Datang dengan kemeja putih berkerah dan celana hitam. Kain bagian lengannya dilinting sampai ke atas siku.

Dari paras wajahnya, usia pria ini tidak jauh beda dengan Gravito. Dia seperti kisaran 25-27 tahun.

“Kau ini siapa? Aku tidak merasa punya masalah denganmu. Kenapa kau merusak pagar rumahnya orang?” tanya Gravito heran.

“Oh, jadi kau yang bernama Gravito Noir?”

“Ah … aku lupa. Dimana sopan santunku?”

“大吹だるまです (Obuki Daruma des),” ujarnya agak membungkuk. “Aku datang kesini, hanya untuk bertemu denganmu Gravito.”

Mata Gravito membesar saking terkejutnya.

Obuki Daruma? Kalau tidak salah, Obuki Daruma adalah Unique peringkat 15 dunia. Dan dia adalah Unique peringkat 1 di negaranya, Jepang. Orang-orang menjulukinya 三日月竜巻 (Mikadzuki Tatsumaki: Tornado Bulan Sabit).

Mau apa orang dengan level setinggi ini datang ke pulauku? Seingatku aku tidak pernah macam-macam di wilayahnya? Dan darimana dia tahu aku tinggal di pulau ini? Apakah James yang memberitahunya? Sialan kau James!

Saat mendengar namanya, Gravito memasang raut wajah kaget dan waspada. Satu dua peluh keringat, mengalir dari atas pelipis.

“Hei, Daruma. Aku tahu siapa kau. Kau adalah Unique peringkat 15 dunia serta yang terkuat di Jepang. Tetapi, beginikah caramu bertamu ke rumah orang?” tutur Gravito.

Mendengar itu, Slamet kaget tidak percaya.

Peringkat 15 dunia? Gila! Ada urusan apa Unique setinggi itu disini? Kak Grav bikin masalah kah? Tidak. Itu bukan sifatnya Kak Grav.

“Oh kau kenal aku? Haruskah aku bangga? hehe. Ngomong-ngomong soal cara bertamu. Maksudmu penghalang lemah tadi?”

Obuki Daruma menunjuk ke belakang dengan ibu jarinya sambil melempar ekspresi meremehkan tersenyum kecil.

“Kalau begitu, maafkan aku. Aku kesini hanya penasaran dengan orang yang bernama Gravito Noir.”

“Kau tahu, aku selalu bertanya-tanya. Siapa orang brengsek yang tidak pernah didengar nama dan kiprahnya, tiba-tiba bisa naik ke peringkat 20 dunia. Kau pikir itu logis brengsek?!” bentak Daruma.

Amarah yang terlontar darinya, tidak direspon berlebihan. Gravito masih diam menatap serius.

“Hei Gravito, jangan salah paham. Aku tau latar belakang kau bisa tiba-tiba naik menjadi Unique peringkat 20 dunia.”

“Kau mendapat rekomendasi dari James kan? Tapi aku tidak bisa menerima ini, sebelum memastikannya secara langsung.”

“Sebelum ini, aku juga merekomendasikan seseorang yang kukenal untuk masuk ke peringkat 100 besar.”

“Tapi pihak asosiasi menolak, karena para Unique peringkat 20 besar tidak menyetujui rekomendasiku.”

“Lalu kau … yang bukan siapa-siapa. Bisa langsung naik ke peringkat 20 hanya karena rekomendasi James. Kau pikir aku bisa menerimanya bajingan?!” tutur Daruma yang bertambah marah.

“Sudahlah Gravito. Kau sudah tahu kan apa maksudku? Dimana kita bisa bertarung?”

“Dan tenang saja, ini bukan duel maut. Ini hanya pertandingan persahabatan. Kalau kau sudah tidak kuat, kau bisa angkat tanganmu dan katakan menyerah.”

“Lalu katakan kepada dunia, kalau kau kalah dari Daruma,” ucap Daruma dengan wajah datar tidak bersemangat.”

“Grav, haruskah aku bunuh orang ini?” tanya Blaze melalui pesan pikiran.

“Jangan Blaze. Seperti yang kau dengar, ini bukan duel maut. Ini hanya pertandingan persahabatan. Dan pasti ada alasan kenapa James memberitahu alamatku kepadanya.”

“Mungkin ini momen yang bagus untuk mengenal Unique yang lain,” balas Gravito melalui mind message.

“Baiklah, aku terima tantanganmu. Ikut aku, di sekitar sini ada area yang bagus untuk kita bertarung,” ucap Gravito.

“Tapi Kak Grav-”

“Blaze ajak Slamet ikut. Dan tolong lindungi dia sebentar. Aku harus memperlihatkan sopan santun kepada tamuku. Dan kau Slamet, lihat baik-baik dan pelajari.”

Tidak jauh dari pulau kediaman Gravito, terdapat sebuah pulau kecil yang berjarak beberapa kilometer.

Pats! Tanpa basa-basi, mereka segera melesat dengan cepatnya.

Di perjalanan menuju tempat yang dimaksud, sedari tadi Daruma hanya menatap pergerakan Gravito.

Dia sepertinya bisa merasakan bahwa orang ini lumayan kuat. Orang dengan level rendah tidak mungkin bisa bergerak secepat ini.

Sesampainya di pulau arena pertarungan …

tengok kanan, tengok kiri, mata Daruma menengok sekeliling area pertarungan.

“Area yang bagus Gravito. Aku cukup suka tempat ini. Cocok untuk jadi arena pertarungan kita.”

Gravito dan Daruma memasuki arena pertarungan. Mereka berdua berjalan ke sudut masing-masing dengan jarak cukup jauh.

“Daruma, silahkan mulai dulu."

“....”

Mata Daruma menatap sinis ke Gravito dari kejauhan. Apa maksud dari kalimatnya itu?

“Baiklah Gravito, aku akan serius dari awal."

“Silahkan. Aku tidak ada masalah dengan itu," balas Gravito.

“....”

Tidak ada masalah dengan itu? Punya nyali juga si botak ini.

“Kak Grav! Hati-hati!” teriak Slamet dari jarak yang cukup jauh.

Daruma menoleh ke sumber suara. Ternyata itu teriakan bocah yang entah siapa namanya.

“Hei brengsek! Kau tidak sedang bercanda kan? Kau mau orang yang berteriak itu mati hah? Kau pikir aku ini siapa?”

Daruma marah karena merasa diremehkan Gravito. Seharusnya bocah itu tidak diajak ke arena pertarungan.

Walaupun dia berada cukup jauh, tapi Daruma sadar bahwa bocah ini bisa terluka karena serangannya.

Saat Daruma berteriak marah, Gravito hanya menoleh ke Blaze dan percaya kepadanya.

“Kau tenang saja Daruma. Sahabatku Blaze bisa membuat penghalang yang lebih kuat, dari penghalang tepi pantai yang sudah kau hancurkan. Jadi muridku Slamet, tidak akan terkena seranganmu,” ucap Gravito tenang.

Dia menepuk jidat, lalu berkata, “Hadeh … pokoknya aku tidak bertanggung jawab ya kalau ada yang mati."

Daruma menggosok-gosok rambut belakang. Matanya terpejam menunduk sambil menghela nafas.

Sebenarnya si botak ini sadar nggak sih sedang berhadapan dengan siapa?

“Silahkan mulai saja Daruma. Kita tidak punya banyak waktu."

Daruma melirik tajam.

“Gravito … aku peringatkan kau sekali lagi. Jangan remehkan aku. Aku ini peringkat 15 dunia, kau tahu kan apa maksudnya itu?”

Daruma memperingatkan lawannya dengan wajah serius. Matanya tajam tegas memberitahu Gravito. Beberapa urat otot terlihat di dahi Daruma.

“Hah … baiklah. Sudah cukup basa-basinya. Kalau memang itu maumu, terserah.”

Kelopak matanya terpejam sambil mengepalkan kedua telapak tangan. Sshhh!

Aura elemen angin keluar dari tubuh Daruma.

Dari detik ke detik, angin itu semakin cepat dan kian membesar. Rambut yang berantakan itu, terangkat semua ke atas tertiup energi angin miliknya.

Perlahan, matanya mulai terbuka. “Oi Gravito … tangkis ini kalau kau bisa.”

“赤い三日月:自然災害 Akai Mikadzuki: Shizen Saigai (Bulan Sabit Merah: Bencana Alam)”

*ilustrasi kasar Obuki Daruma

Seketika dari kejauhan, 10 tornado besar dengan sabit berwana merah menyambar-nyambar muncul dari segala penjuru arah mata angin mengepung pulau arena pertarungan.

Tebasan sabit merah itu berbentuk bulan sabit, lalu terlempar menebas membabi buta secara acak tidak kenal arah.

Langit menjadi gelap akibat awan badai yang berkumpul. Lautan di sekitar pulau menjadi berombak-ombak tidak tenang akibat tornado dan sambaran sabit merah.

Gravito menoleh kesana kemari membaca situasi.

Jadi ini kekuatan seorang Unique peringkat 15 dunia? Kekuatan ini mampu meluluh-lantakkan satu kota besar di sebuah negara. Apakah aku bisa menang? Tenang Gravito, kau pasti bisa. Cukup lakukan saja apa yang diajarkan oleh Paman Aslan.

“AKU DATANG BRENGSEK!” teriak Daruma.

10 tornado besar tadi, mendadak bergerak dengan cepat ke arah Gravito. Nampaknya Daruma ingin menyerang Gravito habis-habisan dengan 10 tornado itu.

Normalnya, tubuh manusia akan tercabik-cabik oleh pusaran tornado. Apalagi tornado milik Daruma mengeluarkan sabit merah yang menyambar-nyambar ke segala arah membabi buta. Namun …

“Zirah … keluar. Selimuti aku.”

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

ilustrasi tokohnya keren👍

2023-08-21

1

Amegatari

Amegatari

nama karakter lainnya bagus Bagus 😭 kenapa ada Slamet disini

2023-08-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!