Pertemuan pertama

"Uang bisa membeli harga diri orang ya!" Ujarnya tanpa ekspresi.

Arum yang terkejut mendengar ucapan Dimas, mengangkat wajahnya agar bisa menatap wajah Dimas yang baru saja bicara pedas itu.

Keduanya bersitatap, Mata indahnya Arum berkaca-kaca, sedangkan Dimas menatapnya tajam. Tidak sanggup menatap tajam matanya Dimas. Arum membuang pandangan, dengan mata yang terasa panas. Dan Dimas pun meninggalkan pelaminan itu dengan muka datarnya.

Arum yang kini duduk sendirian di pelaminan, terlihat sedih. Siapapun orangnya, pasti memberikan komentar yang sama, atas pernikahan Arum dan Pak Subroto. Pria tua yang sedang kena serangan Stroke dan tidak bisa berjalan normal. Karena kakinya sebelah kiri lumpuh.

Flashback on

"Astaga, Gara-gara tidur setelah sholat tahajud pukul 04.10 Wib, aku malah telat bangun. Bahkan, aku gak sholat shubuh." Ujar Arum heboh sendiri, berlari menuju ruang tempat akan diadakannya Try out.

Arum yang tertidur setelah sholat tahajjud, terbangun setelah pukul 07.30 Wib. Padahal ia akan mengikuti tryout pukul 08.00 Wib.

Arum ke kota untuk ikut bimbingan belajar masuk perguruan tinggi negeri. Ayahnya yang semangat untuk pendidikan sang putri, menyarankan putri nya itu ikut bimbel paket terbaik. Jadi, Arum mencari bimbel yang menyediakan tempat untuk tinggal selama proses bimbingan belajar berlangsung. Menyediakan Konsumsi selama bimbingan belajar Berlangsung (makan 3 Kali sehari dan 1 Kali Snack.

Arum yang tergesa-gesa tidak sempat lagi menyisir rambutnya. Bahkan ia tidak sempat memoles wajahnya.

Sesampainya di parkiran tempat diadakannya Tryout. Arum melewati sebuah mobil mewah. Dan tidak sengaja ia melihat penampilannya yang kusam di kaca mobil itu. Ia merasa itu kurang baik. Karena seseorang dinilai pada pandangan pertamanya dari penampilannya. Apalagi nanti, setelah tryout. Ada acara di tempat bimbel itu. Katanya pemilik Bimbel itu datang dan mengadakan acara grand prize. Tidak tanggung-tanggung hadiah pemenangnya adalah dapat beasiswa di perguruan tinggi yang kita masuki selama satu tahun. Itu peluang besar, dan Arum tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu

"Astaga, kenapa harus telat sih?" ucap Arum heboh sendiri, merapikan rambutnya yang panjang dengan jemarinya. Kemudian ia rogoh sesuatu dari dalam tas ranselnya. Dan kini ada kemasan botol bedak tabur di tangannya. Ia putar knop bedak itu dan terbuka lah pori-pori tutup bedaknya. Ia taburkan ke tangannya. Ia ratakan bedak tabur itu di telapak tangannya. Kemudian mengusapkan lembut ke wajah putih mulusnya.

Arum memiliki kulit, putih dan mulus. Gen itu ia dapat dari ibunya. Sedangkan bentuk tubuhnya condong ikut gen ayah. Yaitu tinggi, untuk ukuran wanita indonesia. Arum memiliki tinggi 162 Cm.

"Agar tidak pucat, perlu pakai liptin!" ucapnya masih heboh sendiri. Ia memasukkan bedak taburnya ke dalam tas alat make up nya yang jadul. Kemudian mengambil liptin. Ia oleskan liptin itu ke bibir tipisnya yang menggoda.

"Eemmuuaaacchh..!" ia mainkan bibirnya dan menempelkan bibir keduanya, agar liptin yang ia pakai, menempel merata sempurna di bibir sexynya. "Arum, pertahankan cantik alamimu. Ingat, yang abadi itu inner beauty!" ujarnya semangat mensugesti dirinya sendiri. Ia bahkan kini menepuk nepuk lembut pipinya. Ia bersyukur dengan kecantikan alami yang ia miliki. Padahal di sekolah mereka, teman-temannya kalau sudah ber make up sudah seperti ondel ondel. Semua wajah kena tempelan eye sedow.

Huufftt

Arum masih merapikan penampilan nya di depan kaca mobil mewah itu.

Dan

Tiba-tiba saja kaca mobil yang ia gunakan sebagai kaca untuk bercermin itu, bergerak perlahan ke bawah.

Seketika kedua mata indahnya Arum membulat. Itu artinya ada orang di dalam cermin itu.

Dan benar sekali.

"Ciluk baaahh!" ujar seorang pria muda dengan muka ceriahnya.

"Haaahh...!"

Mulutnya Arum membulat sempurna dan matanya masih melotot kepada orang yang ada di dalam mobil.

"Kabur...!" teriak Arum, lari tebirit birit dengan hebohnya. Ia sangat malu sekali akan kelakuannya. Ia tidak tahu, jika di dalam mobil itu ada orang nya.

Sedangkan kedua orang yang ada dalam mobil mewah yang digunakan Arum sebagai kaca. Tertawa terbahak bahak.

"Masih ada ya wanita seperti Itu bos!" ujar pria yang membuka kaca mobil saat Arum bercermin. Pria itu adalah asisten pria yang sedang duduk di jok belakang kedua

"Mungkin dia orang kampung yang tinggal di pegunungan atau daerah terpencil." Sahut pria yang dipanggil bos. Ia terlihat bersiap-siap turun dari mobil. Di tangan nya ada map berwarna hijau.

Si asisten bergerak cepat turun untuk membuka pintu sang bos.

Bos muda itu turun, dan asisten nya mengambil alih tas kerja si bos.

Mereka pun menyeret kakinya menuju gedung bimbingan belajar itu.

"Cantik ya bos, sepertinya masih alami belum tercemar. Barang langkah itu bos!" ujar Si asisten semangat. Keduanya masih berjalan berdampingan.

Si bos menatap tajam kepada asisten nya. "Bisa gak sekali saja, matamu itu tidak jelalatan. Gunakan matamu ke hal-hal yang baik, jangan bisa nya menilai wanita saja!" ujar si bos dengan serius.

"Eemmm.. Bos hidup itu harus dinikmati. Ada barang cantik dan bening di depan mata ya jangan dianggurin. Gadis tadi cantik bos, walau sederhana. Ia terlihat sangat menggairahkan, masih kriuk kriuk bos. Belum melempem!"

Puukk..

Si bos menempelkan map coklat itu ke wajah sang asisten. Sehingga mulut sang asisten pun mingkem. "Pastikan kerjaanmu beres, kalau di acara nanti tidak beres, Karena matamu asyik lihatin cewek. Maka, kamu hanya hari ini bekerja dengan saya Jimmy!" tegas si bos serius.

"Baik lah Dimas Pratama!" Sahut Jimmy dengan masam.

Pria yang bernama Dimas kembali melanjutkan langkahnya yang diikuti oleh Jimmy.

Dia normal gak sih, sejak aku kenal dengannya, waktu SMA, lanjut kuliah dan sekarang kerja bareng, ia tidak pernah terlihat tertarik pada wanita. Ia hanya tertarik pada Poppy!

Gumam Jimmy dengan mulut ditekuk.

"Jangan mengumpat di belakang aku!" tiba-tiba saja Dimas membalik badan, sshingga Jimmy menghentikan langkahnya.

"Ya Allah Dimas, kamu itu soudzon terus samaku!" kini kedua Pria itu bicara sudah seperti teman. Tidak sebagai atasan dan bawahan lagi.

"Kamu tidak pernah mau berubah!"

"Kamu juga!" Sahut Jimmy cepat.

Huufftt..

Dimas mengabaikan Jimmy, ia masuk ke ruang kerjanya. Sedangkan Jimmy melangkah menuju suatu tempat.

Di sebuah ruang ujian. Arum nampak serius mengikuti tryout. Dan perhatian para peserta ujian pun teralihkan saat seorang pria masuk ke ruangan itu.

Dan seketika, Arum menunduk saat melihat pria yang tadi ia lihat di dalam mobil ada di ruangan ujian. Tapi, Arum menempatkan melirik-lirik pria yang bicara dengan pengawas ujian.

***

Pukul 10.00 Wib. Semua peserta bimbingan belajar diarahkan ke sebuah ruangan, seperti ballroom.

Dan kembali Arum dibuat tidak tenang, karena melihat dua pria yang ia lihat tadi di dalam mobil, saat ia berkaca. Hal itu membuat Arum pindah tempat duduk, mengambil posisi di belakang. Ia tidak mau wajahnya di lihat kedua pria itu. Kelakuannya sangat memalukan.

Tapi, disaat pemilik perusahaan maju ke podium untuk menyampaikan pidato nya. Arum berpindah tempat, maju ke depan. Kebetulan sekali ada bangku yang kosong di baris ke lima.

"Marilah bersama-sama kita meningkatkan semangat dalam belajar demi menggapai tujuan hidup dan cita-cita tinggi yang lebih besar. Belajarlah dengan penuh rasa cinta dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang yang kita sayangi."

Pidato sang Pemilik perusahaan cukup menyentuh hatinya Arum. Apalagi ia nekat ke kota untuk belajar, demi mewujudkan cita-cita dan membahagiakan ayahnya.

Arum terkesima dengan CEO bernama Dimas Pratama. Pria ganteng dan pintar itu sangat menginspirasinya. Apalagi pria itu nampak baik dan ramah, saat sesi tanya jawab. Arum jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan sepertinya semua anak gadis yang ada di ruangan itu, pasti jatuh cinta kepada Dimas itu.

Hingga acara hampir selesai, Arum yang malu tetap memilih duduk diam di kursinya. Bahkan dia tidak mau ikutan acara lomba dan tanya jawab, untuk memperebutkan hadiah baik hadiah kecil ataupun besar.

"Iihh.. Bodoh sekali aku. Gara-gara ketahuan bercermin. Aku harus kehilangan kesempatan dapat hadiah, dengan tidak ikut an acara ini." Ujar Arum sendiri, di kursi yang ia duduki. Suara musik keras dan suara pembawa acara, tentu membuat ia yang bicara sendiri, tidak didengar orang lain.

"Anggap saja tadi tidak terjadi apa-apa. Lagi an juga, kedua pria itu belum tentu ingat denganku!" ujar nya sendiri. "Kalau ada lagi grand prize ia akan ikutan. Paling juga pertanyaan tentang visi misi bimbel dan seputar an pelajaran" ujar mantap, sambil mengepak kedua tangannya semangat.

"Baiklah, acara hampir selesai, kita juga sudah banyak dapat ilmu motivasi tadi dari Bapak pimpinan kita CEO kita yang muda dan bergairah!"

"Huhuhuhu...!"

Sorak an para pelajar membuat suasana jadi riwuh. Memang itu pembawa acara gak ada akhlak, membuat anak anak cewek yang sedang puber kegirangan, memancing mancing

"Hehhee... Tenang... Tenang...!" Ujar si pembawa acara dengan ngelawak. Menirukan kata-kata yang lagi viral di sosial media.

"Hihuhu... Ok!" sahut para pelajar semangat.

"Baik lah ini hadiah terakhir dan hadiahnya sangat besar. Siapa yang jadi pemenangnya. Maka, dia akan diberi beasiswa selama satu tahun, di perguruan tinggi ia lolos nantinya. Untuk itu kami undang 10 pelajar untuk naik ke podium... Huhuhu...!"

Suara musik keras menghujam tempat itu. Pembawa acara sungguh bisa menghidupkan suasana.

Arum yang ingin dapat bea siswa, berlari kencang ke panggung. Ternyata banyak yang berlari ke panggung. Arum sudah pesimis tidak bisa ikut an acara.

"Eepp.. Sudah cukup!" ujar Si pembawa acara. Arum sudah pasrah. Ia pasti disuruh turun, ternyata yang disuruh turun adalah gadis yang di sebelahnya.

Flashback off

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!