Backstreet

Mengetahui bahwa Sekar adalah miliknya. Dia yang memerawaninya. Satu-satunya lelaki yang menyentuhnya. Tidak ada yang lain . Termasuk ayahnya yang notabene suami Sekar.

Membuat Baskara berpikir keras bagaimana bisa menyembunyikan hubungan mereka. Sekaligus merebut Sekar dari ayahnya.

Sementara dia belum mendapatkan jalan untuk mengambil Sekar dari sisi ayahnya. Baskara mencari cara yang aman agar mereka bisa tetap berhubungan tanpa diketahui kedua orang tuanya.

Sekembalinya kedua orang tuanya dari kampung. Sehabis menghadiri pernikahan sepupunya.Baskara mencari akal bagaimana mereka bisa tetap melakukan hubungan terlarang mereka.

Dengan alasan Sekar membutuhkan istirahat agar  dapat mengurus ayahnya dengan lebih baik. Baskara mengajukan usul kepada kedua orang tuanya saat mereka makan malam bersama.

“Semenjak ibu menikahi Sekar. Sepertinya ibu lepas tangan mengurus ayah.” Baskara memberanikan diri membuka suara.

Ibunya memandangnya dengan wajah resah, “Apa maksudmu? Aku yang harus mengurusi ayahmu sendirian?”

“Ibu jangan salah paham. Aku tahu, ibu bukan tidak mau mengurus ayah. Usia ibu beranjak senja. Pasti berat buat ibu mengurus ayah sendirian. Maksudku berbagi tugas. Sekar mengurusi ayah dari pagi sampai sebelum tidur. Tugas ibu hanya menemani ayah tidur. Sampai pagi. Setelahnya, Sekar akan mengambil alih kembali mengurus ayah.”

“Kau perhatian sekali pada Sekar?” Tukas ibunya ketus.

“Aku khawatir dia akan jatuh sakit. Jika tenaganya terlalu diforsir.”

Ibunya terdiam mendengar perkataan Baskara.

Baskara meminum teh tawar hangatnya. Masakan Sekar sungguh menggoyang lidah.

Pepes tahu, tongseng kambing, bakwan udang dan sayur lodeh sangat menggugah selera.

Makanan untuk ayahnya diblender. Tanpa kambing atau sapi  diganti dengan seafood atau telur atau ayam atau jamur. Dilengkapi sayuran. Dan jus buah untuk melengkapi kebutuhan serat, mineral dan vitamin.

Penyakit yang dideritanya tidak memungkinkan ayahnya mengkonsumsi daging merah. Sehingga harus diganti telur, seafood, ayam atau jamur.

“Kupikir ucapan Baskara betul juga.” Sahut Ayahnya pada Ibunya. Setelah memikirkan ucapan putra semata wayangnya.

“Kau ingin aku menemanimu tidur?” Tanya Ibunya kepada Ayahnya.

“Kupikir adil kalau Sekar yang mengurusku seharian. Sedangkan kau menemaniku tidur. Sehingga Sekar bisa nyaman beristirahat. Sehingga keesokan harinya, bisa mengurusi ku kembali dengan baik.”

“Kalau kau memang ingin ku temani tidur. Ya sudah.” Ujar Ibunya.

“Mulai malam ini saja gimana?” Tanya Baskara yang disetujui kedua orang tuanya.

 Di lantai bawah ada dua buah kamar. Kamar utama milik kedua orang tuanya. Sedangkan yang satu lagi. Kamar asisten rumah tangga. Kamar mandi dalam di kamar utama. Serta satu lagi kamar mandi luar.

Sedangkan di atas ada dua buah kamar. Satu kamar mandi luar. Kamar Baskara berseberangan dengan kamar tamu. Kerap ditempati ibunya selama Sekar menemani ayahnya tidur.

Karena usulnya, ibunya bertukar kamar dengan Sekar.

Baskara membawa ayahnya ke kamar untuk beristirahat. Setelah mereka berkumpul di ruang keluarga. Setelah makan malam, sambil menonton televisi.

Sekar dan Baskara menaiki tangga menuju kamar di lantai atas.

Saat Sekar ingin membuka pintu kamarnya. Baskara menarik tangannya.

“Tidur saja di kamarku.”

“Bagaimana kalau nanti ketahuan?” Ujar Sekar cemas.

“Tidak akan. Ayolah! Kau kembali ke kamarmu menjelang pagi saja. Bagaimana?”

Hati Sekar ciut. Tubuhnya gemetar. Takut kedua orang tua Baskara mengetahui hubungan mereka berdua.

Namun, Sekar juga tidak memiliki keberanian untuk menolak. Sekar memasuki kamar Baskara. Pintu langsung dikunci oleh Baskara. Begitu mereka memasuki kamar.

“Kau tidak usah gugup begitu. Ini kan bukan pertama kalinya kita melakukannya.”

“Pertama kali  saat kedua orang tuamu berada di rumah.”

“Tenanglah! Kalau orang tuaku membutuhkanmu atau aku. Mereka akan menelpon terlebih dahulu. Tidak mungkin langsung naik ke atas.”

Sekar membenarkan perkataan Baskara dalam hati.

Dirinya berusaha menenangkan debur jantungnya. Menenangkan dirinya. Semua baik-baik saja.

Seperti yang dikatakan Baskara. Jika kedua orang tua Baskara memerlukan salah satu dari mereka atau mereka berdua. Keduanya akan menelpon terlebih dahulu.

Baskara mengurai rambut Sekar. Mengelus lembut rambut panjang Sekar.  Hitam berombak. Menyibak rambutnya. Menciumi leher jenjang Sekar. Membuat Sekar mengerang halus.

Gairah Baskara langsung bangkit mendengar erangan Sekar. Dia semakin bersemangat mencumbu Sekar.

Gairah mereka berdua seperti api dan bensin. Saling menyambar satu sama lain.

Cinta ibarat pemantik korek api. Membakar perasaan. Menyirami dengan nafsu. Seperti hujan menyirami tanaman.

Baskara menikmati setiap detik penyatuan mereka. Tubuh Sekar seperti air yang bisa menghilangkan dahaganya.

Saling menerima dan memberi. Bukan sekedar penyatuan tubuh tetapi juga pengikatan jiwa.

"Kau tahu ketika kita menari bersama. Jiwaku seperti memanggil jiwamu. Untuk saling tarik menarik. Seperti magnet kutub utara menarik kutub selatan."

Sekar menyimak perkataan Baskara.

"Maksudmu seperti orang menyanyi duet? Sopran dan Bass? Alto dan Bariton?"

Baskara mengecup kening Sekar mesra, "Ya, seperti itu, sayang...."

"Kita ibarat piano yang memainkan nada indah. Bagaimana menurutmu ketika kau mendengar permainan piano Spring Waltz? Atau Kiss The Rain?"

"Maksudmu musik yang sangat merdu?"

"Yeah."

"Aku suka lagu Cinta, Vina Panduwinata."

"Ya, seperti itu. Sama saja." Sahut Baskara membelai rambut Sekar yang hitam bergelombang.

"Sementara waktu, kita harus menyembunyikan hubungan kita."

"Sampai kapan?" Mata bening Sekar mengerjap ke arah Baskara.

"Sampai aku bisa menemukan cara merebut mu dari ayahku."

"Aku tidak ingin kalian bertengkar. Pecah hubungan sebagai ayah dan anak."

"Seandainya, ayahku memiliki pengertian. Tidak perlu ada pertengkaran. Seharusnya, dia bisa mengenali bahwa kau milikku. Hanya milikku."

Sekar memilih diam. Mempercayakan semuanya kepada Baskara.

Dengan cara Baskara mereka bisa merasa bebas berhubungan intim tanpa harus takut diketahui kedua orang tuanya.

Selain malam hari. Mereka juga memanfaatkan saat kedua orang tuanya tidak berada di rumah.

Tentu saja Baskara menyumpal dengan uang dan mengancam asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Agar tidak membocorkan hubungannya dengan Sekar kepada kedua orang tuanya.

"Awas! Kalau berani mengadu!" Ancam Baskara, "Kupastikan kau akan angkat kaki dari rumah ini!"

Baskara memandang asisten rumah tangganya dengan nada mengancam.

"Ini uang tutup mulut untukmu. Jika kau berani membocorkan. Maka kau rasakan akibatnya!"

Asisten rumah tangga yang mengetahui hubungan Baskara dan Sekar tidak berani membocorkan pada kedua majikannya. Bahkan kerap membantu keduanya. Memberitahukan keduanya bahwa kedua majikannya sudah sampai di rumah. Saat mereka sedang bercumbu.

Baskara berusaha menyembunyikan hubungannya dari kedua orang tuanya. Karena enggan menghadapi kemarahan keduanya. Tidak mungkin mereka akan merestui hubungannya dengan Sekar.

Cintanya pada Sekar semakin dalam. Mereka tidak terpisahkan. Seperti candu satu sama lain.

Sekar adalah bahan bakarnya. Ibarat kendaraan. Tidak bisa bergerak apalagi hidup tanpa bahan bakar.

Aku harus menemukan cara untuk merebut Sekar dari ayahku. Bagaimana caranya?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

... ...

Terpopuler

Comments

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

hallo kak
aku mampir
saling dukung yuk
salam dari Pelukis Buta Itu Suamiku

2023-08-13

3

Aerik_chan

Aerik_chan

Kalau makan daging nanti bisa darah tinggi ya...

By your Side, hadir

2023-05-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!