Ganti Dua Kali Lipat

"Nissa tunggu!!' Arya tidak terima begitu saja dengan keputusan Nissa.

"Kamu tidak bisa pecat aku begitu saja! Kamu harus profesional! Tidak boleh melibatkan urusan pribadi kita dengan pekerjaan." Pria itu menghadang Nissa yang hendak masuk lift.

Nissa menatap Arya dengan santai, kemudian tertawa pelan sambil geleng-geleng kepala.

"Ini tidak ada hubungannya dengan urusan pribadi kita, Arya! Kamu tentu tahu, perusahaan punya penilaian untuk kinerja setiap karyawannya. Sebenarnya aku sudah mendapatkan laporan tentang kinerjamu selama ini. Kamu bis tanyakan pada pihak terkait tentang kinerjamu selama bekerja di sini. Mereka masih mempertahankan kamu di perusahaan ini karena aku. Ditambah lagi dengan ketidaksopanan kamu yang nyelonong masuk saat aku sedang meeting bersama klien. Apakah hal seperti itu masih harus membuatku berfikir ulang untuk tidak memecatmu?" Nissa mendorong pelan tubuh Arya agar menyingkir dari hadapannya.

"Tapi....."

"Satu lagi! Jangan lupa nanti malam kalian ambil ambil barang-barang yang sudah kalian berikan padaku. Aku dan kedua orang tuaku menunggu. Jangan buang-buang waktu kami. Cepat selesaikan urusan kita. Bukankah kamu juga harus segera mencari target selanjutnya?" Nissa melanjutkan kalimatnya sambil menekan tombol lift agar pintu itu tidak segera tertutup.

Belum sempat Arya melanjutkan kalimatnya, pintu besi di depannya sudah tertutup rapat. Pria itu mengumpat kesal.

"Lihat saja! Kamu pasti akan menyesal Nissa!"

Nissa menghela nafas lega. Urusannya dengan pria menyebalkan itu sebentar lagi akan selesai. Dan dia sudah tidak peduli apapun tentang Arya.

Hari ini cukup berat bagi Nissa yang memang lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor. Karena, memang tidak ada jadwal kunjungan ke lapangan ataupun meeting di luar kantor.

Bukan pekerjaan yang membuat berat, tapi sosok Arya yang begitu menyebalkan.

Arya terus saja memaksa Nissa agar membatalkan keputusannya memecat Arya. Dengan tidak tahu diri pria itu terus berceloteh tentang kebaikannya selama ini.

"Jadi berapa pesangon yang kamu inginkan dari kinerja yang kamu anggap baik itu?" Nissa menatap dingin pria yang ada di depannya itu.

"Apa maksudmu, Nissa? Jadi kamu hanya menghargai pengabdianku selama ini hanya dengan uang?" protes Arya marah pada Nissa.

"Bukankah itu yang kamu inginkan? Maaf Arya. Aku sudah mengatakan padamu dengan sangat jelas! Perusahaan mempunyai penilaian bagi karyawan nya. Kami tidak bisa mempertahankan karyawan yang tidak mempunyai kemampuan bekerja yang mumpuni. Perusahaan bisa rugi jika mempekerjakan karyawan yang hanya makan gaji buta."

Nissa membalas tatapan marah Arya yang ada di hadapannya dengan tajam. "Jadi, kamu mau terima atau tidak pesangon yang kami berikan?" tanya Nissa dan mendapat decakan sebal dari Arya.

"Kau akan menyesal melakukan ini padaku, Nissa!" Arya beranjak dari tempat duduknya sambil terus mengumpat.

"Sisil! Katakan pada pihak terkait agar memberikan pesangon sesuai dengan permintaannya. Tapi ingat, jika itu tidak masuk akal untuk perusahaan, pastikan saja dia tidak akan pernah diterima bekerja di perusahaan manapun!!" titah Nissa dan diangguki oleh asisten pribadinya.

Titah Nissa itu berhasil membuat Arya yang sudah berdiri diambang ambang pintu menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah Nissa, tapi wanita itu terlihat fokus dengan layar laptop didepannya. Sedangkan Sisil langsung menghubungi pihak HRD terkait perintah sang atasan. Mau tidak mau, Arya harus menerima keputusan Nissa yang tidak bisa di ganggu gugat itu.

...*****...

Langit sudah gelap, dan bulan sudah menggantikan posisi sang mentari. Hanya bulan redup yang ada tanpa dihiasi bintang dan yang lainnya.

Nissa dan kedua orang tuanya sudah duduk di ruang tamu. Di depan mereka sudah ada Arya dan Mamanya. Di atas meja tersaji lima cangkir teh yang mengeluarkan aroma khas dari daun teh yang diseduh dengan cara khusus. Bukan teh celup yang biasa digunakan Mama Arya.

"Bi, tolong keluarkan semua barang-barang yang ada di sudut tangga ya!" titah Imelda kepada kepala pelayan.

Bersama dua pelayan lain mereka mengambil barang yang dimaksud dan meletakkannya didekat sofa.

"Silahkan jika kalian memeriksa kembali barang-barang yang kalian bawa," ucap Bram menatap kedua tamunya.

Bram tidak suka berbasa basi. Sejak tamunya datang, dia sudah mengatakan jika sudah tahu

maksud kedatangan Ibu dan anak itu.

"Tidak perlu Pak Bram, Saya sangat menyayangkan dengan batalnya pernikahan anak-anak kita. Saya juga menyayangkan sikap Nissa pada kami. Saya hanya tidak menyangka, jika Nissa wanita yang berpendidikan tinggi bisa bersikap tidak sopan pada saya," Amel memulai obrolan dan dia menatap Nissa yang hanya diam sedari tadi.

"Apa maksud Anda Bu Amel?" Imelda tidak terima dengan ucapan Bu Amel tentang putrinya. Dia yakin Nissa tidak seperti itu.

"Itulah kenyataannya Bu Imelda, Pak Bram. Putri anda tega melontarkan kata-kata kasar kepada saya. Dia menuduh saya sebagai wanita yang gila harta. Bagaimana mungkin dia melontarkan kalimat itu, sedangkan anak dan menantu saya yang lain sangat menghormati saya." sanggah Amel. Wanita itu langsung mengeluarkan ekspresi sedih seolah, sementara Arya yang duduk di samping Amel, mengusap punggung tangan wanita itu. Benar-benar keluarga yang pandai bersandiwara.

"Lalu, apalagi yang putri saya katakan, Bu Amel?" tanya Bram dengan santai sengaja memancing Amel.

"Dia dengan tega meminta mahar rumah pada putra saya. Kalian tentu tahu bagaimana keadaan putra saya bukan? Dan, bukankah Nissa sudah berjanji untuk tidak memberatkan mahar pernikahan mereka? Nissa bahkan tega membuat putra saya kehilangan pekerjaan nya. Saya tidak menyangka jika putri kalian setega dan sekejam itu pada kami." kata Amel. Bahkan wanita itu kini menyeka air mata yang merembes dari ujung matanya.

Hening. Beberapa saat tidak ada kalimat yang terucap disana. Bram menatap kedua tamunya secara bergantian. Sementara Nissa menyembunyikan kepalan tangannya. Ingin dia mengatakan semuanya, tapi nuraninya masih mencegah.

"Apa tidak ada yang ingin kamu sampaikan Arya?" tanya Bram pada pria yang gagal menjadi calon menantunya.

"Ada Om," Arya mendongak menatap Bram. Kemudian dia beralih menatap Nissa yang hanya diam. "Nissa .... aku tahu sudah ada laki-laki lain yang menggantikan posisiku di hatimu, tapi kenapa kamu tidak mau mengatakan dengan jujur. Kamu malah mengkambing hitamkan aku dan Mamaku. Pernikahan ini batal karena kamu lebih memilih pengusaha itu kan?" tuduh Arya yang berhasil membuat Nissa membulatkan kedua bola matanya.

"Apa maksudmu, Arya?" tanya Nissa tidak mengerti.

"Kamu tahu apa maksudku Nissa, entah sejak kapan kalian menjalin hubungan di belakangku. Kamu benar-benar telah mengkhianati kesetiaanku," tukas Arya

Nissa benar-benar tidak percaya, bagaimana mungkin Arya bisa memutar balikkan fakta.

"Apa kamu tidak ingin menyampaikan sesuatu, Nissa?" kali ini Bram menatap Nissa yang sedari tadi diam.

"Ada Pa," jawab Nissa tanpa mengalihkan tatapan dari Arya. "Tadinya aku tidak mau mengatakan ini karena aku menghargai kamu dan mama kamu. Ternyata aku salah. Diamku semakin membuat kalian tidak tahu diri. Kalain tentunya tahu apa akibatnya jika membangunkan singa yang sedang tidur?" Nissa menatap Arya dan mamanya bergantian.

Nissa mulai menceritakan semuanya. Termasuk alasannya kenapa membatalkan pernikahan dan memecat Arya dari perusahaan.

"Apakah menurut Anda, putera Anda sendiri memiliki etika dan sopan santun Bu Amel?" Nissa bertanya pada wanita paruh baya yang duduk di samping Arya.

Dia sedang bertanya tentang sikap Arya di kantor saat pria itu menerobos masuk ke ruangan Nissa tadi pagi. "Perusahaan saya bahkan memberikan pesangon yang nominalnya lebih besar dari yang seharusnya di terima. Bukankah seharusnya Anda bersyukur atas kebaikan perusahaan kamu?"

"Saya setuju dengan keputusan putri saya Bu Amel," Imelda angkat bicara. "Sama seperti Anda yang membela putra Anda, saya juga akan melakukan hal yang sama pada putri saya. Keputusan yang putri saya ambil sudah sangat tepat! Saya tidak bisa membayangkan penderitaan seperti apa yang akan dia alami jika benar-benar menjadi bagian keluarga toxic seperti kalian!". Imelda berucap geram. Sekarang waktunya dia angkat bicara.

"Apa maksud Anda Bu Imelda?" Amel tidak terima dengan kata-kata yang di ucapkan Imelda.

"Permintaan Anda pada putri saya sangat tidak masuk akal! Belum menikah saja Anda sudah berani minta mobil. Apalagi nanti setelah menikah, bukan tidak mungkin Anda akan meminta nyawa putri saya. Lagian, itu bukan kewajiban Nissa karena sejatinya mahar adalah kewajiban pihak pria. Tapi Anda dengan tidak tahu dirinya meminta semua itu pada putri saya?"

"Membatalkan pernikahan ini memang adalah keputusan yang paling tepat!" Imbuh Bram dengan tegas.

"Baiklah, jika kalian ingin pernikahan ini di batalkan. Saya ingin kalian mengganti dua kali lipat apa yang sudah kami berikan!" Amel berucap dengan arogan.

"Tidak masalah! Berapa nominal yang sudah kalian keluarkan untuk membeli barang-barang itu?" tanya Bram, pria paruh baya itu tersenyum miring. "Saya harap Anda juga mengembalikan dua kali lipat apa yang sudah kami berikan untuk putra Anda!" sambung Bram membuat Amel dan Arya saling pandang. Mata mereka melotot tidak percaya.

Itu artinya mereka harus mengembalikan dua kali lipat dari uang 50 juta yang diberikan orang tua Nissa untuk Arya sebagai bantuan acara pernikahan mereka.

Melihat ekspresi calon besan dan calon menantu yang tak jadi itu membuat Bram dan Imelda tersenyum sinis, begitupun Nissa. Bukannya merasa sakit hati dan kecewa, wanita itu malah sangat bersyukur.

"Bukankah itu sesuatu yang adil?" ucapan Imelda sontak saja membuat dua orang itu kembali mengarahkan pandangan ke arah semula. Dan ternyata ekspresi mereka sudah kembali seperti sedia kala.

"Loh, mana bisa seperti itu? Uang yang kalian berikan sudah habis. Sudah diberikan kenapa harus di minta lagi? Bukankah itu ses6yang menjijikkan?" desis Amel.

"Lalu sebutan apa yang pantas untuk kalian yang meminta mobil pada calon menantunya? Apalagi itu bukan kewajiban Nissa. Awalnya, kami tidak mempermasalahkan uang 50 juta yang memang tidak seberapa. Tapi kalian yang memulai. Meminta kami mengembalikan dua kali lipat uang ya g kalian gunakan untuk membeli barang-barang itu. Maka jangan salahkan kami yang mengikuti permintaan kalian!" ucap Imelda dengan nada tenang.

Memang terdengar lembut, tapi mampu menciptakan gemuruh di dada Amel.

seketika Amel berdiri dan menatap tajam ketiga orang di depannya. "Orang kaya tapi pelitnya ngalah-ngalahin setan! Duit nggak seberapa aja mau minta kembali! Kami miskin, jadi berapa pun uangnya sangat berharga. Berbeda dengan kalian yang bergelimang harta! auntung saja putraku tidak jadi menikah dengan dia! Andaikan semua itu terlanjur, pasti putraku kalian jadikan kacung tanpa bayaran!" ucap Amel dengan nafas tersengal karena emosinya yang meledak-ledak.

"Arya! Segara bawa barang-barang itu lalu kita pergi dari rumah ini!" Kepalanya menoleh pada Arya yang masih duduk di tempatnya. Kemudian dia melenggang begitu saja tanpa pamit atau sekedar berbasa basi. Dan tentu saja itu membuat Nissa dan kedua orangtuanya heran dengan sikap dan tingkah wanita dewasa tapi seperti anak kecil.

"Iya Ma!" Aray segera beranjak dari tempatnya duduk. Lalu melangkah ke arah yang tadi disebutkan Bram, dimana barang-barang Arya untuk Nissa diletakkan.

Beberapa kali Arya sampai bolak balik membawa beberapa barang keluar lalu masuk kembali untuk mengambil barang-barang yang lainnya. Nissa, Bram , dan Imelda duduk manis di sofa, melihat Arya menyelesaikan pekerjaan nya tanpa ada niat untuk membantu.

Setelah Nissa melihat tidak ada lagi barang yang tertinggal, wanita itu segera melangkah ke arah pintu dan menutupnya. Tak lupa Nissa memutar anak kunci, khawatir jika Arya atau Mama Amel kembali masuk ke rumah. Setalah itu Nissa kembali ke tempat duduknya semula.

Helaan nafas panjang terdengar dari arah Nissa.

"Nissa benar-benar bersyukur atas batalnya pernikahan ini, Ma, Pa!"

"Iya sayang, Mama juga bersyukur Tuhan menunjukkan bagaimana sikap calon suami dan calon mertua kamu sebelum kalian menikah. Entah apa yang terjadi jika kamu sudah terlanjur menikah." ucap Imelda.

Nissa lantas membaringkan tubuhnya di sofa lalu menggunakan paha sang mama sebagai bantal.

"Terkadang firasat orang tua itu benar, sayang! Semoga kejadian ini bisa kamu jadikan pelajaran ke depannya." ucap Imelda dengan lembut sambil mengelus surai panjang milk putrinya.

"Iya Ma, maaf Nissa sudah membuat malu kalian."

"Nggak apa-apa sayang! Mama dan Papa jauh lebih mementingkan kebahagiaan kamu daripada omongan orang." ucap imelda dan seketika membuat bibir Nissa tersenyum.

Jika di rumah Nissa terasa hangat, berbanding terbalik dengan Arya yang ada di dalam mobil sewaan yang baru saja keluar dari halaman rumah mewah itu.

Mamanya tidak berhenti mengomel, bahkan sumpah serapah terus keluar dari mulut itu tanpa sadar jika sumpah serapah dan doa yang buruk akan kembali pada dirinya sendiri.

"Sepertinya kita terlalu terburu-buru, Ma. Kalau setelah menikah kita baru meminta mobil, pasti Nissa akan memberikannya." ucap Arya. Sekilas dia menoleh ke arah mamanya yang masih marah, lalu pandangan lelaki itu Kemabli ke depan.

"Terus, kamu mau menyalahkan Mama? Bukannya kita sudah sepakat untuk itu?!!" seru Mama Amel.

Mendengar ucapan sang Mama, Arya hanya bisa mendesah sambil meremas stir mobil. Hingga puluhan menit berlalu sampailah mereka di rumah mereka yang sederhana.

Setelah kendaraan berhenti dan suara mesin tak terdengar lagi, bergegas Mama Amel membuka pintu lalu turun.

BRRAAAKKK

Mama Amel menutup pintu dengan begitu keras, hingga membuat Arya yang sedang melepas safety belt terkejut hingga berjingkat. Tak langsung keluar, pria itu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi mobil. Kepalanya sedikit mendongak dan beberapa kali dia menarik nafas lalu dihembuskan kembali pelan-pelan. Terlihat sekali kalau dia menyimpan beban pikiran yang sangat berat.

"Dimana lagi aku bisa mendapatkan wanita seperti Nissa? Sudah kaya, cantik pula!"

Arya mendesah, ada rasa penyesalan akibat gegabah dalam bertindak.

"Nggak! Nissa harus menjadi milikku! Bagaimanapun caranya aku harus bisa mendapatkan kamu kembali!" Nampak senyum licik terbit di wajah Arya.

Terpopuler

Comments

Dwi apri

Dwi apri

oalah keluarga gemblung....
ikut esmosi bacanya 😡😡😡

2023-07-24

1

Andi Fitri

Andi Fitri

mgkin Arya baik tpi krn ajaran ibunya akhirnya ikut sesat..

2023-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Mahar
2 Batalkan Saja
3 Tidak Tahu Malu
4 Ganti Dua Kali Lipat
5 Rasakan itu wahai bajin9an!!
6 Menghajar Arya
7 Target Baru
8 Pepet terus Ar!
9 Pekerjaan Baru
10 Asal Tuduh
11 Merayumu
12 Kamu bukan anakku lagi!
13 Sumpah serapah
14 Pertemuan Marvel dan Arya
15 Aku masih beruntung
16 Sandiwara yang sempurna
17 Tidak dapat emaknya, anaknya pun boleh juga
18 Whatever!
19 Sebelum digaet orang
20 Serba dadakan, tapi bukan tahu bulat.
21 Cemburu? Bilang Bos!
22 The show begin
23 Pintar tapi.....
24 Misi tersembunyi
25 Tak Tahu Malu
26 Menentang Papa
27 Merayu Papa
28 Semua dari Aku
29 Hanya Ingin Melindungi Kamu
30 Main Cantik
31 Marvell
32 Menyadarkan Mama Amel
33 Kamu sanggup kan?
34 Surprise dari Papa
35 Apa lagi?
36 Membujuk Marvell
37 Menyesal?
38 Puyeng
39 Bukan Yang Dulu
40 Sama-sama Keras
41 Ratu Julid
42 Papa Nando
43 Pulang Dari Rumah Sakit
44 Sumpah Mama Sofie
45 Apa Ini Yang Namanya Karma?
46 Lakukan Saja!
47 Amarah Indri
48 Sebuah Pencerahan
49 Kembali Bersama
50 Video laporan
51 Terkurung
52 Drama Lagi
53 Lagi-lagi Drama
54 Kedatangan Marvell
55 Drama Cap Ikan Asin
56 Drama Penjemputan
57 Masih Angkuh
58 Ke rumah Indri
59 Syarat Dari Papa Nando
60 Datang Berkunjung
61 Menuruti Papa Nando
62 Vina Kenapa?
63 Positif
64 Minta Maaf
65 Terharu
66 Bebas
67 Dipecat!
68 Bertemu Nissa
69 Telepon dari Mama
70 Dia bukan tanggung jawabku
71 Makan Gengsi?
72 Bagi duit, Mas!
73 Mama Amel
74 Mama Amel (2)
75 Pusing Kepala!!
76 Kembali In....
77 Jawaban Kiki
78 Saat Bualan Menjadi Kenyataan
79 Ups! Keceplosan....
80 Makan Malam Spesial
81 Surprise
82 Nissa
83 Pekerjaan Baru
84 Hari pertama bekerja
85 Bahan tertawaan
86 TOLOL
87 Target Baru
88 Nasihat Rendra
89 Gajian
90 Debat seru
91 Gara-gara ketiduran
92 Tekor bandar
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Mahar
2
Batalkan Saja
3
Tidak Tahu Malu
4
Ganti Dua Kali Lipat
5
Rasakan itu wahai bajin9an!!
6
Menghajar Arya
7
Target Baru
8
Pepet terus Ar!
9
Pekerjaan Baru
10
Asal Tuduh
11
Merayumu
12
Kamu bukan anakku lagi!
13
Sumpah serapah
14
Pertemuan Marvel dan Arya
15
Aku masih beruntung
16
Sandiwara yang sempurna
17
Tidak dapat emaknya, anaknya pun boleh juga
18
Whatever!
19
Sebelum digaet orang
20
Serba dadakan, tapi bukan tahu bulat.
21
Cemburu? Bilang Bos!
22
The show begin
23
Pintar tapi.....
24
Misi tersembunyi
25
Tak Tahu Malu
26
Menentang Papa
27
Merayu Papa
28
Semua dari Aku
29
Hanya Ingin Melindungi Kamu
30
Main Cantik
31
Marvell
32
Menyadarkan Mama Amel
33
Kamu sanggup kan?
34
Surprise dari Papa
35
Apa lagi?
36
Membujuk Marvell
37
Menyesal?
38
Puyeng
39
Bukan Yang Dulu
40
Sama-sama Keras
41
Ratu Julid
42
Papa Nando
43
Pulang Dari Rumah Sakit
44
Sumpah Mama Sofie
45
Apa Ini Yang Namanya Karma?
46
Lakukan Saja!
47
Amarah Indri
48
Sebuah Pencerahan
49
Kembali Bersama
50
Video laporan
51
Terkurung
52
Drama Lagi
53
Lagi-lagi Drama
54
Kedatangan Marvell
55
Drama Cap Ikan Asin
56
Drama Penjemputan
57
Masih Angkuh
58
Ke rumah Indri
59
Syarat Dari Papa Nando
60
Datang Berkunjung
61
Menuruti Papa Nando
62
Vina Kenapa?
63
Positif
64
Minta Maaf
65
Terharu
66
Bebas
67
Dipecat!
68
Bertemu Nissa
69
Telepon dari Mama
70
Dia bukan tanggung jawabku
71
Makan Gengsi?
72
Bagi duit, Mas!
73
Mama Amel
74
Mama Amel (2)
75
Pusing Kepala!!
76
Kembali In....
77
Jawaban Kiki
78
Saat Bualan Menjadi Kenyataan
79
Ups! Keceplosan....
80
Makan Malam Spesial
81
Surprise
82
Nissa
83
Pekerjaan Baru
84
Hari pertama bekerja
85
Bahan tertawaan
86
TOLOL
87
Target Baru
88
Nasihat Rendra
89
Gajian
90
Debat seru
91
Gara-gara ketiduran
92
Tekor bandar
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!