Hal yang selalu dinanti Shanna dan Anjelika yaitu ketika dosen menyudahi jam pelajaran. Mereka berdua segera bergegas memasuki kantin kampus, walaupun Shanna yang sama sekali tidak memiliki hobby makan. Namun, semenjak berteman dengan Anjelika, pergi ke kantin merupakan rutinitasnya tiap hari.
Keduanya kini sudah memegang makanan masing-masing, kemudian mereka bergegas menghampiri bangku kosong.
“ Jel..lo tau ga?” Tanya Shanna dengan polosnya.
“ apaan..?” jawab Anjel.
“ gue kemarin ketemu Arkana..” ucapan Shanna membuat Anjelika kaget, temannya ini seringkali menceritakan lelaki itu. Ia tau betapa senangnya hati Shanna ketika bertemu mantan crushnya katanya.
“ beneran..?” dibalas anggukan pelan oleh Shanna.
“ akhirnya ya…hmmm..makin ganteng ga? Atau gimana? Buruan cerita..” paksa Anjelika tidak sabar mendengar cerita Shanna.
Belum sempat Shanna menjawab pertanyaan Anjel, kantin sudah dihebohkan oleh teriakan kagum oleh beberapa mahasiswi yang tidak tau malu akibat kedatangan sang Presma kampus Alruni. Hal itu tidak pertama kali, namun Shanna tidak menyukai itu karena tak jarang Alruni menyombongkan diri padanya.
Mata Shanna menangkap sosok Alruni yang perlahan mendekatinya yang diikuti Gilang dibelakangnya. Lelaki berbadan tinggi itu tampak memukau dengan sifat cool nya. Tidak sedikit mahasiswi yang mendekati Shanna, hanya karena ingin mengirim pesan kepada Alruni. Namun, banyak juga diantara mahasiswi yang menyimpan rasa benci kepada Shanna akibat kedekatannya dengan Alruni.
“ jangan cemburuan gitu Reyy..lo tetap di hati gue..” ucap Alruni membuat Shanna benci. Itu hanyalah omongan kosong ke seribu kali yang didengar Shanna. Baru saja tadi pagi ia dibilang mirip pantat panci, namun sekarang lelaki ini berlaku sok manis didepannya.
Shanna mengernyit menatap Alruni, “ demam lo?” dibalas kekehan oleh Alruni.
“ ayang Anjel udah makan..” tutur Gilang sok asik.
“ buta lo? Ini lagi makan..” sarkas Anjel.
“ santai aja kali yang..” anjel memegang dadanya yang tengah berdebar, namun ia ingin terlihat calm dihadapan Gilang. Bisa saja harga dirinya runtuh setelah menolak Gilang mentah-mentah selama ini.
Disisi lain, Arkana yang baru saja keluar dari kelasnya berjalan bersama Davi sahabatnya. Jangan lupakan, aura Arkana juga sama dengan Alruni namun untung saja mereka berbeda kampus. Tak sedikit juga kaum hawa yang tertarik kepadanya, namun ia konsisten dengan prinsipnya hanya satu wanita di hidupnya setelah mamanya, yaitu seseorang yang tengah berada di hatinya saat ini.
“ dav..” ucap Arkana sambil menepuk pelan bahu Davi.
“ hmm…”
“ ke Dharma yuk..temenin gue.” Ajak Arkana membuat Davi keheranan melihatnya. Biasanya temannya yang satu ini paling susah untuk diajak kemanapun kecuali berkepentingan.
“ gada rapat Ar…ga usah sok sibuk dh lo..gue laper..” Davi menanggapi.
“ kita makan di kantin Dharma..”
“ ah..ribet banget lo..kantin sini deket juga..” kata Davi.
“ gue traktir dh lo..” mendengar ucapan Arkana, Davi langsung mengangguk cepat. Mereka kemudian bergegas menuju parkiran untuk berangkat ke Universitas Dharma.
Ketika memasuki kantin, keduanya dilanda kebingungan. Tidak ada orang yang mereka kenal disana. Sedangkan Davi sedari tadi sudah mengajak Arkana untuk pulang, namun lelaki itu bersikeras ingin mendatangi tempat ini juga. Disaat keduanya gelagapan di ambang pintu, Alruni melambaikan tangannya karena mengenali kedua orang tersebut dari organisasi. Davi yang melihat lambaian itu Mengajak Arkana untuk mendekati Alruni dan rombongannya.
“ ini dia yang gue cari..” gumam Arkana yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri. Shanna menyadari hal itu, mengikuti ekor mata Alruni lalu menatap Arkana disana cukup lama. Mata keduanya saling bertemu, namun Shanna memutuskan tatapan itu menyadari Arkana beserta Davi mendekati meja mereka. Shanna kebingungan, dadanya bergemuruh seolah jantungnya didalam sana berdetak kencang, aaa..pertanda apa ini, apa Shanna belum sepenuhnya melupakan Arkana.
Berusaha ia menenangkan pikirannya, ketika Arkana duduk tepat disamping Alruni. Membuat hatinya terketuk untuk mengajak Anjel untuk berpindah meja.
“ Jel..kita pindah yuk..mereka rapat kayaknya..” bisik Shanna ditelinga Anjel. Ketika ia ingin bangkit, seseorang membuka suara sehingga menghentikan pergerakannya.
“ mau kemana Shan? Kita ganggu ya?” itu suara Arkana yang sangat berdamage bagi Shanna.
“ engga..kalian mau rapat kan?” balas Shanna gugup menarik ujung matanya melihat Alruni yang dibalas kekehan oleh pria itu.
“ gak..si Davi mau nyobain kantin Dharma katanya..” ujar Arkana sambil menginjak pelan kaki Davi agar mengiyakan perkataannya. Sang pemilik kaki menggeram marah kepada Arkana, begitu juga dengan Shanna dan Anjel yang kemudian duduk kembali.
“ buruan pesan makanan lo…ga perlu khawatir, gue yang bayar..” ucap Arkana dengan wajah sumringah kea rah Davi. Namun, Davi membalasnya dengan tatapan tajam yang kemudian beranjak mendekati penjual mie ayam disana.
“ tumben banget kesini Ar?” itu suara Alruni membuat Shanna juga penasaran dengan jawaban Arkana. Namun, Arkana berusaha memikirkan alasan yang tepat, agar tidak dicurigai Alruni.
“ ini semua kelakuan Davi..gue nurut aja..” sela Arkana membuat Alruni mengangguk.
“ Shan..” panggil Arkana membuat gadis itu menoleh ketika ia mendengar namanya disebut.
“ udah lama banget ya kita ga ketemu..lo apa kabar?” Tanya Arkana yang berusaha membunuh dalam rasa gengsinya.
“ gue baik…” balas Shanna singkat.
“ oohh…lo ga berubah ya, masih jutek aja. Lo inget Dito? Dia takut banget ke lo saat SMA, katanya kalau ngomong sama lo langsung di judesin…” tambah Arkana antusias menceritakan hal random yang toba-tiba teringat di otaknya.
“ ya..bagus lah..” Alruni dan Anjel tidak menyangka balasan singkat dan padat dari mulut Shanna. Biasanya cewek itu akan berbicara tanpa titik dan super cewek. Seketika, Shanna yang petakilan dan menyebalkan hilang disaat orang lain mendekatinya. Begitu juga dengan Arkana, suatu goresan di hatinya. Baru kali ini cewek mengabaikan dan dingin kepadanya.
“ sorry banget gue kelamaan…” ucap Davi tiba-tiba nimbrung lalu menyerahkan semangkok makanan kepada Arkana.
“ lo makin adem Shan..” ucapan santai yang diucapkan Arkana membuat Davi tersedak, hal itu juga dirasakan Alruni yang melempar tatapan sinisnya pada Arkana. Berbeda dengan Shanna yang dibuat semakin geram oleh tingkah Arkana.
“ gue duluan..” balas Shanna lalu bangkit dari duduknya meninggalkan kantin, tanpa memikirkan nasib Anjel yang ia tinggalkan sendirian bersama tiga orang lelaki disana. Alruni menatap kepergian Shanna tidak percaya.
Bukannya jawaban yang didapatkan Arkana, melainkan sikap Shanna yang seakan-akan mengabaikannya. Jantung Shanna yang merasa tidak aman jika terus-terusan berada dihadapan Arkana, ia taku pipinya memerah dan bagaimana jika hal itu disadari Anjel atau Alruni. Ia akan mati menahan malu, itulah alasan mengapa Shanna sangat menghindari Arkana. Namun disisi lain, dengan sikap dingin dan datar Shanna, Arkana semakin merasa tertantang untuk terus membuat hati gadis itu mencair.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments