Bab 5. Setelah di perkosa

Rain menghentikan gerakan pinggulnya ketika ia menyadari bahwa wanita yang sedang di gempur tidak sadarkan diri. Namun karena hasratnya belum tuntas ia pun tidak mempedulikan melainkan memacunya kembali.

"Rain, Rain, apa kamu ada di dalam?" Teriakan Rani serta gedoran pintu villa terdengar cukup keras di tengah merasakan kenikmatan yang sudah mencapai ubun ubun.

Rain kesal sekali mendengar nya."Brengsek, perempuan itu mengganggu ku saja." Ia menggerutu kesal. Namun meskipun begitu Rain tidak melepaskan tubuhnya melainkan mempercepat hingga mencapai pelepasan.

Beberapa menit kemudian erangan panjang pun keluar dari mulut Rain bersamaan dengan semburan lahar hangat. Setelah itu, ia terkulai lemas di samping wanita yang sudah tidak berdaya karena perbuatannya.

Rain melirik Zana yang masih tidak sadarkan diri dengan perasaan benci, kesal serta kasihan. Namun Rain lebih membesarkan ego nya daripada perasaannya. Perasaan kesal dan benci pada Zana lebih mendominasi daripada perasaan kasihan atau rasa bersalah padanya.

"Apa kamu tidak tau wanita di luar sana menyembahku demi untuk bisa tidur dengan ku? tapi kamu malah berontak. Dasar bocah bodoh."

"Rain, aku mendengar suara mu ada di dalam. Sedang apa kamu di dalam, Rain? tolong buka pintunya, Rain!" Teriakan Rani terdengar kembali di saat Rain tengah memperhatikan wajah pucat wanita yang tidak sadarkan diri.

Rain menoleh ke arah pintu dengan perasaan kesal."Nah, kau dengar itu. Wanita itu salah satunya. Dia ingin sekali ku tiduri sampai mencari ku kemari. Benar-benar brengsek sekali."

Meskipun kesal Rain tetap turun dari ranjang lalu mengambil boxer miliknya yang teronggok di atas lantai. Tapi ketika ia hendak memakainya ia baru menyadari bahwa miliknya dalam keadaan tanpa menggunakan pengamanan.

"Fuc kin s hit," umpat kesal Rain lalu mengacak acak rambutnya.

"Kenapa aku bisa melupakan benda itu? Bagaimana jika wanita itu....tidak, tidak mungkin. Aku hanya melakukannya sekali dan lagi pula aku tidak mengenal bocah bodoh ini." Lalu mengusap kasar wajah nya.

"Rain, buka pintunya, Rain. Aku tau kamu ada di dalam."

Rain menoleh kembali ke arah pintu dimana suara Rani belum saja menghilang dari pendengarannya. Kemudian dia buru-buru memakai boxer itu lalu melangkah lebar ke arah pintu.

"Mau apa?"Tanya Rain datar tanpa ekspresi ketika pintu telah di buka setengah.

Rani tercengang melihat penampilan pria yang ia cari dalam keadaan hanya menutupi area kejantanannya saja serta tubuhnya penuh dengan peluh.

"Apa...apa yang sedang kamu lakukan di dalam?" Rani balik bertanya. Lalu Ia memiringkan kepalanya agar dapat melihat siapa wanita yang sedang bersama Rain di dalam sana. Tapi sayangnya Rani tidak dapat melihatnya karena tubuh tegap Rain menutupi hampir seluruh celah pintu itu.

"Bukan urusan mu. Lebih baik kau pergi dari sini."

Rani membulatkan matanya. Ia tidak menyangka Rain akan mengusirnya. Padahal hari ini adalah hari pertama kali ia kencan dengannya.

"Rain, bukan kah aku sudah menjadi kekasihmu dan sekarang kita sedang berkencan tapi kenapa kamu malah tidur dengan wanita lain lalu mengusirku?" Rani berucap dengan suara tinggi. Ia kesal karena Rain seperti hanya memberi harapan palsu saja padanya.

Rain memajukan bibir bawahnya lalu menumpukan kedua tangannya di atas perut sixpack dan menatap tajam ke arah wanita yang di anggap nya merupakan salah satu wanita murahan." Sejak kapan kau menjadi kekasihku? sesuai dengan kesepakatan dengan bandot tua itu kalau kamu hanya menemaniku selama aku berada di sini dan tidak ada keterikatan apapun. Aku akan memakai mu jika aku mau tapi jangan paksa aku jika aku tidak mau. Sekarang kamu pergi dari sini atau selama nya kita tidak akan pernah berkencan!"

Rani terdiam dan menelan salivanya dengan susah payah. Ia tidak menyangka, pria yang telah di kenalkan oleh ayahnya memiliki sikap sedingin itu padanya. Rani merasa apa kurangnya ia bagi pria itu. Cantik, berpendidikan, juga anak orang nomer satu di kampungnya.

Braakkk

Sebelum Rani menimpalinya, Rain lebih dulu menutup pintu itu dengan kasar sehingga membuatnya terperanjat. Rani menatap kesal pada pintu yang sudah tertutup rapat.

"Kalau saja kamu bukan orang kaya aku tidak akan sudi di perlakukan seperti ini oleh mu, Rain. Lihat saja, suatu hari nanti kau pasti akan bertekuk lutut mengemis cintaku." Ucap Rani dengan penuh percaya diri.

Rain kembali dimana Zana masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Ia memperhatikan tubuh polos yang sudah memberikan kenikmatan tiada tara yang tidak pernah ia dapat kan dari wanita-wanita lain.

"Kenapa tubuh kecilmu ini begitu nikmat dan berbeda sekali dengan wanita wanita yang pernah ku kencani tikus kecil. Padahal tubuh mereka jauh lebih molek dari pada tubuh kecil mu itu." Setelah berkata, Rain melepaskan ikatan di tangan Zana yang nampak sudah memerah lalu menyelimuti tubuh polosnya dengan selimut.

Suara gemericik air di kamar mandi memulihkan kesadaran Zana. Perlahan ia membuka kedua kelopak matanya. Setelah terbuka sempurna dan penglihatannya sudah seratus persen, pemandangan pertama yang terlihat olehnya adalah langit-langit berwarna putih.

Tiba tiba Zana merasakan pusing yang luar biasa. Ia memegang kepalanya dan mengerang. Namun hal itu tidak berlangsung lama dan puing puing ingatannya kembali terkumpul. Zana teringat saat ia berkunjung ke pantai, bertemu dengan sepasang kekasih yang sedang berciuman, di kejar si pria mesum itu hingga di lempar ke atas kasur kemudian di ikat, di telanjangi lalu di tindih.

Kedua bola mata Zana membelalak sempurna ketika teringat apa yang sudah di lakukan oleh pria bajingan itu padanya. Ia segera duduk tegak meskipun tubuhnya terasa remuk redam. Kemudian memperhatikan penampilannya yang polos tanpa sehelai benang pun yang tersangkut di tubuhnya.

Zana menangis pilu meratapi nasibnya. Ia tidak menyangka hidup nya begitu miris telah di nodai oleh pria asing yang sama sekali tidak di kenal nya. Zana menyesali perbuatannya yang telah mengusik kesenangan pria mesum itu dengan kekasihnya sehingga dampak dari perbuatanya mahkota nya terenggut begitu saja.

Cukup lama ia menangis, kemudian menyeka air matanya yang mengalir deras hingga membasahi selimut penutup tubuh polosnya. Kemudian ia turun dan mengambil seragam sekolah yang berserakan di atas lantai lalu memakainya tanpa mempedulikan robekan yang terdapat pada punggung. Setelah itu, ekor matanya mencari keberadaan tas kain miliknya. Sebuah tas usang berisi ijazah yang ia dapatkan dengan susah payah selama tiga tahun lamanya. Tak lama sorot matanya tertuju pada benda yang ia cari. Tas itu teronggok di atas lantai samping kamar mandi dalam keadaan berserakan.

Zana melangkah nyeri di sekujur tubuhnya terutama pada bagian sensitif. Namun Zana tidak mempedulikan rasa sakit itu. Zana pikir, ia harus buru buru mengambil tas miliknya sebelum pria bajingan itu keluar dari kamar mandi.

"Hei!"

Langkah Zana terhenti ketika pria bajingan itu mengetahui jika ia hendak meninggalkan villa kecil itu.

Rain yang sedang berdiri di ambang pintu kamar mandi melangkah lebar mendekati Zana.

Zana mengendus wangi bunga lili yang berasal dari pria yang berdiri di belakang.

"Mau kemana kamu?" Tanya rain. Namun wanita yang di tanyanya hanya diam seribu bahasa.

Rain kesal lalu menarik bahu Zana hingga ia memutar dan berubah arah menghadap nya. Zana menatap benci pada pria yang hanya menggunakan handuk sebatas pinggang serta rambut dalam keadaan basah. Zana mengepalkan kedua tangannya. Rasanya ia ingin menusuk perut sixpack pria yang sudah tega menodai kesuciannya dengan sebilah pisau.

Tak lama Zana memalingkan wajahnya ke samping kiri. Rasanya tidak sudi menatap lama wajah pria menjijikan yang tidak akan pernah ia lupakan bahkan akan ia benci seumur hidupnya.

Rain memegang pundak nya namun Zana segera menepisnya dengan kasar." Jangan berani lagi kau sentuh aku bajingan!" Zana membentak nya dengan tatapan tajam.

Nampak jakun Rain naik turun berusaha menelan salivanya dengan susah payah. Seumur hidupnya baru pertama kalinya ia bertemu dengan wanita yang memiliki sikap seperti Zana yang berani menentang, menantang bahkan membentak nya.

"Kau...!" Rain tak kalah tajam menatap Zana.

"Apa?" Zana balik membentak dengan bola mata yang nyaris keluar karena terlalu geram dan benci pada pria itu. Seketika itu pula Rain terdiam namun tatapan tajam nya mampu menghunus jantung Zana.

Zana segera memutar balik tubuhnya. Ia tidak ingin berlama lama menatap pria menjijikan itu lalu melangkah hendak meninggalkan nya.

"Hei....tunggu!"

Langkah Zana pun terhenti ketika pria itu memanggilnya. Ia berdiri di tempat serta pandangan lurus ke depan tanpa ingin menoleh pada pria itu.

Rain buru buru mengambil dompetnya lalu mengambil beberapa lembar uang warna merah. Setelah itu ia melangkah mendekati Zana.

"Ambilah, untuk membeli seragam mu yang ku robek kan." Rain meraih tangan Zana lalu meletak kan uang itu di tangan Zana secara paksa.

Zana yang masih berdiri tegak menunduk melihat lembaran uang di tangannya. Kemudian ia memejamkan mata dan mengepal erat uang itu. Rasa sakit yang di derita fisiknya tidak sebanding dengan rasa sakit hati pada pria bajingan itu. Apakah sebegitu murah harga tubuh serta harga diri nya bagi pria itu hingga ia di bayar dengan lembaran uang setelah puas memakainya.

Dengan dada yang begitu sesak, Zana berusaha bersikap tenang dan berucap." Maaf tuan yang terhormat. Aku bukan wanita bayaran setelah di pakai lalu kau bayar dengan lembaran uang mu ini." Setela berkata, Zana menjatuhkan lembaran uang itu hingga berjatuhan dan berserakan di atas lantai. Setelah itu, ia menginjak lembaran uang itu lalu melangkah menjauhi tubuh pria yang terbengong menatap uang miliknya telah di injak oleh Zana.

Kedua tangan Rain mengepal. Ia merasa Zana semakin menginjak harga dirinya. Menurutnya, kesalahan wanita yang baru saja di hancurkan masa depannya memiliki beberapa point kesalahan yang tidak akan pernah bisa di maafkan. Pertama, Zana melemparnya dengan kaleng minuman di tengah berciuman. kedua, Zana menendang kejantanannya. Ketiga, Zana berani meludahi wajahnya dan yang terakhir, Zana telah menginjak lembaran uang nya dengan sengaja.

Braakkkk

Suara bantingan keras itu mengalihkan pandangan Rain dari lembaran uang ke pintu yang telah di tutup kasar oleh Zana.

"Dasar wanita sialan," umpat kesal Rain sembari menatap marah pada pintu yang sudah di tutup rapat.

Kemudian Rain melangkah mendekati ranjang lalu tanpa sengaja sorot matanya tertuju pada noda merah yang terdapat pada spray berwarna putih. Kedua matanya menyipit melihat noda merah itu." Wanita sialan itu masih perawan!"

Terpopuler

Comments

ciru

ciru

cakeep

2023-06-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal
2 Bab 2. Menerima Ijazah
3 Bab 3. Pasangan mesum
4 Bab 4. Zana di perkosa
5 Bab 5. Setelah di perkosa
6 Bab 6. Syukuran kelulusan
7 Bab 7. Bapak kebanggaan Zana
8 Bab 8. Kedatangan pak kades
9 Bab 9. Ghibah
10 Bab 10. Status Sosial
11 Bab 11. Garam
12 Bab 12. Permintaan Zana
13 Bab 13. Menangkap Ikan
14 Bab 14. Trauma
15 Bab 15. Di perkosa kedua kali
16 Bab 16. Hari pernikahan
17 Bab 17. Kecupan pernikahan
18 Bab 18. Rumah baru Zana
19 Bab 19. Kesan hari pertama
20 Bab 20. Unboxing gagal
21 Bab 21. Ledekan tetangga
22 Bab 22. Di tengah lautan
23 Bab 23. Pulau
24 Bab 24. Terulang kembali
25 Bab 25. Mencari Zana
26 Bab 26. Harga Diri
27 Bab 27. Di atas Speed boat
28 Bab 28. Sikap kasar Rain
29 Bab 29. Sebuah Villa kecil
30 Bab 30. Klinik
31 Bab 31. Menjenguk
32 Bab 32. Terjebak hujan
33 Bab 33. Sikap jahil Rain
34 Bab 34. Tiga nyonya Rocky
35 Bab 35. Godaan Raka
36 Bab 36. Zana vs Rani
37 Bab 37. Kelaparan
38 Bab 38. Tiga kotak makanan
39 Bab 39. Tempramental
40 Bab 40. Sedikit menyesal
41 Bab 41. Berbelanja
42 Bab 42. Bertemu Nia
43 Bab 43. Pengakuan Zana
44 Bab 44. Talak
45 Bab 45. Permintaan terakhir Amir
46 Bab 46. Kematian Amir
47 Bab 47. Di tengah hutan
48 Bab 48. Perjalanan Zana
49 Bab 49. Perjalanan Zana 2
50 Bab 50. Kontrakan
51 Bab 51. Bubur kacang
52 Bab 52. Tetangga kontrakan
53 Bab 53. Mencari pekerjaan
54 Bab 54. Toko ponsel
55 Bab 55. Zana pembawa hoki
56 Bab 56. Makan bersama
57 Bab 57. Gaji & bonus pertama
58 Bab 58. Sate ayam
59 Bab 59. Akhirnya Arief tahu
60 Bab 60. Beban Arief
61 Bab 61. Ajakan Wati
62 Bab 62. Bioskop
63 Bab 63. Diskotik
64 Bab 64. Kemarahan Rain
65 Bab 65. Pukul dini hari
66 Bab 66. Memukul Rain
67 Bab 67. Di jemput polisi
68 Bab 68. Di penjara
69 Bab 69. Rain membesuk Zana
70 Bab 70. Rencana Erik
71 Bab 71. Keluar penjara
72 Bab 72. Zana pergi
73 Bab 73. Gundah
74 Bab 74. Setelah kepergian
75 Bab 75. Kota Jakarta
76 Bab 76. Mencari Zana
77 Bab 77. Kebaikan Dori & Emak
78 Bab 78. Halusinasi Rain
79 Bab 79. Peralatan bayi
80 Bab 80. 3 tahun kemudian
81 Bab 81. Pertemuan tak terduga
82 Bab 82. Kembali bertemu
83 Bab 83. Kampus
84 Bab 84. Keputusan Rain
85 Bab 85. Kedatangan Risma
86 Bab 86. Restauran
87 Bab 87. Kemelut hati Zana
88 Bab 88. Kemelut hati Rain
89 Bab 89. Putus beasiswa
90 Bab 90. Seoul. Korea Selatan
91 Bab 91. Kegelisahan Zana
92 Bab 92. Melamar pekerjaan
93 Bab 93. Sikap resepsionis
94 Bab 94. Menemui manager HRD
95 Bab 95. Lembur
96 Bab 95. Bertemu Derry
97 Bab 97. Menabrak pria asing
98 Bab 98. Derry mengantar Zana
99 Bab 99. Mencari tahu status Zana
100 Bab 100. Zana digandeng Derry
101 Bab 101. Insiden kopi
102 Bab 102. Pria masa lalu Zana
103 Bab 103. Menjambak Desi
104 Bab 104. Zana dipecat
105 Kekesalan Derry
106 Mencari Zana
107 Bab 107. Rain bertemu Pelangi
108 Bola mainan
109 Kedatangan Rain dan Derry
110 The End
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Awal
2
Bab 2. Menerima Ijazah
3
Bab 3. Pasangan mesum
4
Bab 4. Zana di perkosa
5
Bab 5. Setelah di perkosa
6
Bab 6. Syukuran kelulusan
7
Bab 7. Bapak kebanggaan Zana
8
Bab 8. Kedatangan pak kades
9
Bab 9. Ghibah
10
Bab 10. Status Sosial
11
Bab 11. Garam
12
Bab 12. Permintaan Zana
13
Bab 13. Menangkap Ikan
14
Bab 14. Trauma
15
Bab 15. Di perkosa kedua kali
16
Bab 16. Hari pernikahan
17
Bab 17. Kecupan pernikahan
18
Bab 18. Rumah baru Zana
19
Bab 19. Kesan hari pertama
20
Bab 20. Unboxing gagal
21
Bab 21. Ledekan tetangga
22
Bab 22. Di tengah lautan
23
Bab 23. Pulau
24
Bab 24. Terulang kembali
25
Bab 25. Mencari Zana
26
Bab 26. Harga Diri
27
Bab 27. Di atas Speed boat
28
Bab 28. Sikap kasar Rain
29
Bab 29. Sebuah Villa kecil
30
Bab 30. Klinik
31
Bab 31. Menjenguk
32
Bab 32. Terjebak hujan
33
Bab 33. Sikap jahil Rain
34
Bab 34. Tiga nyonya Rocky
35
Bab 35. Godaan Raka
36
Bab 36. Zana vs Rani
37
Bab 37. Kelaparan
38
Bab 38. Tiga kotak makanan
39
Bab 39. Tempramental
40
Bab 40. Sedikit menyesal
41
Bab 41. Berbelanja
42
Bab 42. Bertemu Nia
43
Bab 43. Pengakuan Zana
44
Bab 44. Talak
45
Bab 45. Permintaan terakhir Amir
46
Bab 46. Kematian Amir
47
Bab 47. Di tengah hutan
48
Bab 48. Perjalanan Zana
49
Bab 49. Perjalanan Zana 2
50
Bab 50. Kontrakan
51
Bab 51. Bubur kacang
52
Bab 52. Tetangga kontrakan
53
Bab 53. Mencari pekerjaan
54
Bab 54. Toko ponsel
55
Bab 55. Zana pembawa hoki
56
Bab 56. Makan bersama
57
Bab 57. Gaji & bonus pertama
58
Bab 58. Sate ayam
59
Bab 59. Akhirnya Arief tahu
60
Bab 60. Beban Arief
61
Bab 61. Ajakan Wati
62
Bab 62. Bioskop
63
Bab 63. Diskotik
64
Bab 64. Kemarahan Rain
65
Bab 65. Pukul dini hari
66
Bab 66. Memukul Rain
67
Bab 67. Di jemput polisi
68
Bab 68. Di penjara
69
Bab 69. Rain membesuk Zana
70
Bab 70. Rencana Erik
71
Bab 71. Keluar penjara
72
Bab 72. Zana pergi
73
Bab 73. Gundah
74
Bab 74. Setelah kepergian
75
Bab 75. Kota Jakarta
76
Bab 76. Mencari Zana
77
Bab 77. Kebaikan Dori & Emak
78
Bab 78. Halusinasi Rain
79
Bab 79. Peralatan bayi
80
Bab 80. 3 tahun kemudian
81
Bab 81. Pertemuan tak terduga
82
Bab 82. Kembali bertemu
83
Bab 83. Kampus
84
Bab 84. Keputusan Rain
85
Bab 85. Kedatangan Risma
86
Bab 86. Restauran
87
Bab 87. Kemelut hati Zana
88
Bab 88. Kemelut hati Rain
89
Bab 89. Putus beasiswa
90
Bab 90. Seoul. Korea Selatan
91
Bab 91. Kegelisahan Zana
92
Bab 92. Melamar pekerjaan
93
Bab 93. Sikap resepsionis
94
Bab 94. Menemui manager HRD
95
Bab 95. Lembur
96
Bab 95. Bertemu Derry
97
Bab 97. Menabrak pria asing
98
Bab 98. Derry mengantar Zana
99
Bab 99. Mencari tahu status Zana
100
Bab 100. Zana digandeng Derry
101
Bab 101. Insiden kopi
102
Bab 102. Pria masa lalu Zana
103
Bab 103. Menjambak Desi
104
Bab 104. Zana dipecat
105
Kekesalan Derry
106
Mencari Zana
107
Bab 107. Rain bertemu Pelangi
108
Bola mainan
109
Kedatangan Rain dan Derry
110
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!