Zanara (Rainbow After Rain)

Zanara (Rainbow After Rain)

Bab 1. Awal

Byuuurrrrr

Genangan air kotor yang menggenang di tengah jalan selepas bumi di guyur air hujan, mengotori seragam sekolah seorang siswi yang sedang berjalan di pinggir jalan ketika sebuah mobil hitam melaju di kecepatan sedang.

Siswi itu terkejut, kemudian mengambil sebuah batu yang tergeletak di atas tanah lalu melempar nya ke arah mobil yang sedang melaju.

Buughh

Siswi itu tersenyum lebar ketika lemparannya tepat sasaran. Namun tak lama kemudian, senyumnya memudar dan berubah menegang ketika mobil itu berhenti lalu keluar seorang pria bertubuh tinggi tegap serta memakai kacamata hitam.

Ketika pria itu sedang mengecek body mobil yang tampak penyok, siswi itu memutuskan untuk berlari sebelum pemilik mobil itu memarahinya.

"Woy, jangan lari, woy!" teriak pria berkaca mata hitam itu dengan lantang kala menyadari orang yang sudah membuat mobil miliknya penyok akan melarikan diri. Namun siswi itu tidak menghiraukan teriakan nya melainkan terus berlari dan berlari hingga jauh dan apa saja yang menghalangi jalannya ia tabrak tanpa perasaan.

Ssssst

Kedua kaki lincah dan gesit itu tiba tiba mengerem pakem, dan dengan nafas tersengal ia menunduk. Seketika itu pula bola matanya membelalak melihat sepatu sebelah kiri menganga lebar sampai ke lima jari kaki menyembul ke luar.

"Ya ampun. Gimana ini? mana sepatu satu satunya yang aku punya," ucap sedih siswi itu lalu ia berjongkok memeriksa sepatunya yang jebol.

"Mau kabur kemana kamu bocah? jangan harap kamu bisa lolos dariku. Sampai lari ke lubang semut pun akan aku kejar ha ha."

Siswi itu terperanjat dan meringis ngeri mendengar suara bariton milik pria yang mengejarnya sudah ada di belakangnya.

Ketika pria itu berjalan mendekatinya di sertai senyuman menyeringai, di saat itu pula siswi itu melihat sebuah kain kotor tergeletak di atas tanah lalu ia buru-buru mengambilnya dan melemparnya ke arah pria itu hingga kain itu menutupi bagian wajahnya hingga melilit di kepalanya.

"Brengsek, brengsek," umpat kesal si pria sembari berusaha melepas kain itu. Tidak ingin membuang kesempatan yang ada, siswi itu mengambil seribu langkah berlari kencang hingga menjauhinya dan sangat jauh.

"Huh hah huh hah."

"Kenapa kamu lari-lari? apa sedang di kejar penagih hutang bapak mu?" Tanya sinis salah satu tetangga ketika siswi itu sedang mengatur nafasnya di depan rumahnya.

Ia menatap kesal pada wanita bertubuh gemuk yang sedang berdiri di ambang pintu rumahnya." Sotoy," ucap kesal siswi itu lalu beranjak pergi.

"Ishh, dasar bocah tidak punya adab," umpat kesal wanita gendut itu.

"Untung pria itu tidak melihat muka ku. Kalau sampai melihat bisa berabe urusannya. Lagian cuma penyok sedikit doang sampai segitunya mengejar aku. Dasar nya orang...."

"Zana..!" panggilan seorang pria paruh baya mengejutkan siswi itu kala ia memasuki rumah yang berbilik anyaman bambu dan beratap daun rumbia sembari bersungut sungut.

Zanara, siswi yang baru pulang sekolah itu tersenyum nyengir pada pria paruh baya yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya." Iya pak!" sahut nya.

Amir memperhatikan penampilan sang puteri semata wayangnya yang tidak biasa. Seragam basah kuyup di sertai lumpur dimana mana. Sepatu dobrak bagian depan. Ia geleng-geleng kepala melihatnya.

"Kamu itu baru pulang dari sekolah apa baru pulang dari membajak sawah, Zana?"

"Dari sekolah lah pak. Ini kan Zana pakai seragam sekolah."

"Tapi kenapa seragam mu basah dan kotor seperti itu? trus itu kenapa sepatunya sampai jebol? bapak tidak punya uang untuk membeli yang baru, Zana."

"Maaf pak. Tadi di jalan tersiram genangan air sama mobil orang kaya. Kalau sepatunya....." Zana membuka sebelah sepatunya yang jebol." Ini..ini ya jebol saat Zana sedang jalan," ucap nya beralasan sembari memegang sepatu itu." Tapi bapak tidak usah khawatir ini masih bisa di lem atau di jahit nanti. Tidak perlu beli yang baru pak, sebentar lagi Zana kan akan lulus," sambungnya kemudian menenangkan ke khawatiran Amir.

Amir menghela nafas dan berkata," ya sudah sana kamu bersihkan dulu tubuh mu. Setelah itu bapak ingin bicara sama kamu.

"Iya pak."

Lima belas menit kemudian. Zana menghampiri Amir yang sedang duduk di atas tikar usang. Lalu ikut duduk berhadapan dengannya.

"Bapak mau bicara apa?"

Amir menatap bangga pada Zana yang cantik, pintar dan penurut. Bangga bisa menyekolahkannya hingga ke jenjang SMA meskipun hidupnya pas pasan. Selama ini Amir mendukung penuh cita cita Zana. Namun sepertinya cita cita nya itu akan kandas setelah Rocky sang kepala desa mendatanginya kemarin.

"Kapan kamu akan menerima ijazah?" Amir balik bertanya.

"Belum tau pak, hari ini Zana baru selesai mengikuti ujian terakhir dan belum ada pengumuman kelulusan. Doain ya pak! mudah mudahan Zana dapat beasiswa," ucap Zana di sertai senyuman di bibirnya.

"Kalau bapak minta kamu tidak usah kuliah apa kamu mau menurutinya, Zana?"

Senyum Zana meluntur lalu bertanya," Kenapa Zana tidak boleh kuliah, pak? bukannya bapak ingin Zana sekolah sampai kuliah?

Amir membisu dan menatap dalam sorot mata bening yang sudah berkaca kaca.

"Alasan bapak apa?" Zana bertanya kembali.

"Kalau kamu sayang sama bapak tolong turutin kemauan bapak."

"Maksud bapak?"

"Setelah menerima ijazah nanti bapak harap kamu mau menerima menikah dengan pak Rocky. Dia sudah meminang kamu sama bapak kemarin, Zana."

Bagai tersambar petir di siang hari mendengar keinginan sang ayah yang tidak pernah di sangka dan di duga nya. Seorang ayah yang selama ini selalu mendukungnya untuk terus sekolah agar dirinya menjadi orang yang pintar dan sukses di kemudian hari. Seorang ayah yang menaruh harapan penuh padanya untuk bisa mengubah takdir hidup dan menaikan derajat keluarga agar tidak selalu di pandang rendah oleh orang lain karena kemiskinan hidup mereka. Namun, sang ayah pula lah yang memupus semua harapan itu.

Netra bening milik gadis remaja itu semakin berkaca kaca. Namun, ia menahan sekuat tenaga agar tidak jatuh apalagi di hadapan sang ayah yang amat sangat di sayangi serta di hormati nya.

"Apa menurut bapak kalau Zana menikah dengan pak kades hidup kita akan terangkat derajat nya dan orang lain tidak akan menghina kemiskinan kita karena Zana menjadi istri orang nomer satu di kampung ini? dan apa bapak rela Zana menjadi istri ke tiga pak kades?"

"Bapak tidak punya pilihan lain Zana, kamu tau! gubuk yang kita tempati ini tanahnya merupakan tanah milik pak kades dan kita hanya menumpang selama belasan tahun. Perahu sebagai mata pencaharian satu satunya bapak itu juga milik pak kades, bapak hanya di pinjami olehnya saja. Kalau bapak menolak lamaran nya bapak takut dia mengusir kita dari rumah ini dan mengambil perahu yang selama ini menjadi mata pencaharian kita sehingga kita bisa makan. Jika hal itu terjadi kita mau tinggal dimana, Zana? dan juga bapak akan kehilangan perahu itu."

Penjelasan Amir membuat Zana menelan salivanya yang amat terasa getir. Sebegitu miskin nya kah hidup keluarganya hingga rumah sederhana nya saja harus menumpang di tanah milik orang lain. Perahu sebagai mata pencaharian mereka saja ternyata milik orang lain. Selama ini Zana tidak pernah tahu karena Amir tidak pernah bercerita padanya.

Bukan Zana tidak menerima takdir hidup terlahir dari keluarga miskin, bukan. Tapi kenapa takdir mengharuskan ia menikah dengan pria yang sudah memiliki istri dua dan pria yang sama sekali tidak ia cintai.

Masih adakah secercah harapan untuk Zanara menggapai sejuta impian nya ketika orang yang sangat terkasih meminta hal yang benar-benar sulit baginya. Mampukah ia menolaknya?

...****************...

Pagi ini matahari enggan muncul untuk berbagi manfaatnya, berganti dengan hujan yang turun dengan derasnya diiringi dengan rasa dingin yang menggoda untuk menutup mata kembali.

Zana terdiam sendiri hanya berteman dengan suara gemericik air yang jatuh dari atap rumbia ke tanah seakan menawarkan relaksasi bagi otaknya.

"Zana, bagaimana? apa kamu sudah memiliki keputusan untuk menerima atau menolak menikah dengan pak Rocky, nak?" Tanya Amir pada sang puteri yang tengah duduk termenung di atas amben sembari menatap gemericik air yang terjatuh ke tanah.

Zana memutar bola matanya ketika Amir mendekati dan bertanya. Seminggu yang lalu ia meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu atas tawaran menikah dengan kepala desa.

Zana menghela nafas panjang lalu mengeluarkan nya perlahan. Semoga apa yang menjadi ke putusannya saat ini adalah keputusan yang tepat untuk dirinya dan juga ayahnya.

"Iya pak, Zana bersedia."

Senyum mengembang di bibir Amir ketika mendengar kesediaan sang Puteri. Tak di pungkiri bahwa Zana merupakan seorang Puteri yang berbakti dan penurut. Hal itu tentu saja ia akan menuruti kemauannya tanpa berpayah memaksa.

"Kamu serius bersedia, Zana?"

Zana tersenyum dengan senyuman yang sebenarnya dipaksakan. Karena se sesak apa pun dadanya, se pusing apapun pikiran nya, se sedih apa pun hatinya saat ini, Zana hanya ingin melihat sang ayah tersenyum bahagia.

Terpopuler

Comments

🍁ო𝖔𝖔ղ𝕽𝖆❣️∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🍁ო𝖔𝖔ղ𝕽𝖆❣️∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

😂😂😂😂😂😂

2023-07-03

3

ciru

ciru

cakeep.

2023-06-30

1

ciru

ciru

ya Allah kasian Zana kalau sampai putus sekolah 😥

2023-06-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal
2 Bab 2. Menerima Ijazah
3 Bab 3. Pasangan mesum
4 Bab 4. Zana di perkosa
5 Bab 5. Setelah di perkosa
6 Bab 6. Syukuran kelulusan
7 Bab 7. Bapak kebanggaan Zana
8 Bab 8. Kedatangan pak kades
9 Bab 9. Ghibah
10 Bab 10. Status Sosial
11 Bab 11. Garam
12 Bab 12. Permintaan Zana
13 Bab 13. Menangkap Ikan
14 Bab 14. Trauma
15 Bab 15. Di perkosa kedua kali
16 Bab 16. Hari pernikahan
17 Bab 17. Kecupan pernikahan
18 Bab 18. Rumah baru Zana
19 Bab 19. Kesan hari pertama
20 Bab 20. Unboxing gagal
21 Bab 21. Ledekan tetangga
22 Bab 22. Di tengah lautan
23 Bab 23. Pulau
24 Bab 24. Terulang kembali
25 Bab 25. Mencari Zana
26 Bab 26. Harga Diri
27 Bab 27. Di atas Speed boat
28 Bab 28. Sikap kasar Rain
29 Bab 29. Sebuah Villa kecil
30 Bab 30. Klinik
31 Bab 31. Menjenguk
32 Bab 32. Terjebak hujan
33 Bab 33. Sikap jahil Rain
34 Bab 34. Tiga nyonya Rocky
35 Bab 35. Godaan Raka
36 Bab 36. Zana vs Rani
37 Bab 37. Kelaparan
38 Bab 38. Tiga kotak makanan
39 Bab 39. Tempramental
40 Bab 40. Sedikit menyesal
41 Bab 41. Berbelanja
42 Bab 42. Bertemu Nia
43 Bab 43. Pengakuan Zana
44 Bab 44. Talak
45 Bab 45. Permintaan terakhir Amir
46 Bab 46. Kematian Amir
47 Bab 47. Di tengah hutan
48 Bab 48. Perjalanan Zana
49 Bab 49. Perjalanan Zana 2
50 Bab 50. Kontrakan
51 Bab 51. Bubur kacang
52 Bab 52. Tetangga kontrakan
53 Bab 53. Mencari pekerjaan
54 Bab 54. Toko ponsel
55 Bab 55. Zana pembawa hoki
56 Bab 56. Makan bersama
57 Bab 57. Gaji & bonus pertama
58 Bab 58. Sate ayam
59 Bab 59. Akhirnya Arief tahu
60 Bab 60. Beban Arief
61 Bab 61. Ajakan Wati
62 Bab 62. Bioskop
63 Bab 63. Diskotik
64 Bab 64. Kemarahan Rain
65 Bab 65. Pukul dini hari
66 Bab 66. Memukul Rain
67 Bab 67. Di jemput polisi
68 Bab 68. Di penjara
69 Bab 69. Rain membesuk Zana
70 Bab 70. Rencana Erik
71 Bab 71. Keluar penjara
72 Bab 72. Zana pergi
73 Bab 73. Gundah
74 Bab 74. Setelah kepergian
75 Bab 75. Kota Jakarta
76 Bab 76. Mencari Zana
77 Bab 77. Kebaikan Dori & Emak
78 Bab 78. Halusinasi Rain
79 Bab 79. Peralatan bayi
80 Bab 80. 3 tahun kemudian
81 Bab 81. Pertemuan tak terduga
82 Bab 82. Kembali bertemu
83 Bab 83. Kampus
84 Bab 84. Keputusan Rain
85 Bab 85. Kedatangan Risma
86 Bab 86. Restauran
87 Bab 87. Kemelut hati Zana
88 Bab 88. Kemelut hati Rain
89 Bab 89. Putus beasiswa
90 Bab 90. Seoul. Korea Selatan
91 Bab 91. Kegelisahan Zana
92 Bab 92. Melamar pekerjaan
93 Bab 93. Sikap resepsionis
94 Bab 94. Menemui manager HRD
95 Bab 95. Lembur
96 Bab 95. Bertemu Derry
97 Bab 97. Menabrak pria asing
98 Bab 98. Derry mengantar Zana
99 Bab 99. Mencari tahu status Zana
100 Bab 100. Zana digandeng Derry
101 Bab 101. Insiden kopi
102 Bab 102. Pria masa lalu Zana
103 Bab 103. Menjambak Desi
104 Bab 104. Zana dipecat
105 Kekesalan Derry
106 Mencari Zana
107 Bab 107. Rain bertemu Pelangi
108 Bola mainan
109 Kedatangan Rain dan Derry
110 The End
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1. Awal
2
Bab 2. Menerima Ijazah
3
Bab 3. Pasangan mesum
4
Bab 4. Zana di perkosa
5
Bab 5. Setelah di perkosa
6
Bab 6. Syukuran kelulusan
7
Bab 7. Bapak kebanggaan Zana
8
Bab 8. Kedatangan pak kades
9
Bab 9. Ghibah
10
Bab 10. Status Sosial
11
Bab 11. Garam
12
Bab 12. Permintaan Zana
13
Bab 13. Menangkap Ikan
14
Bab 14. Trauma
15
Bab 15. Di perkosa kedua kali
16
Bab 16. Hari pernikahan
17
Bab 17. Kecupan pernikahan
18
Bab 18. Rumah baru Zana
19
Bab 19. Kesan hari pertama
20
Bab 20. Unboxing gagal
21
Bab 21. Ledekan tetangga
22
Bab 22. Di tengah lautan
23
Bab 23. Pulau
24
Bab 24. Terulang kembali
25
Bab 25. Mencari Zana
26
Bab 26. Harga Diri
27
Bab 27. Di atas Speed boat
28
Bab 28. Sikap kasar Rain
29
Bab 29. Sebuah Villa kecil
30
Bab 30. Klinik
31
Bab 31. Menjenguk
32
Bab 32. Terjebak hujan
33
Bab 33. Sikap jahil Rain
34
Bab 34. Tiga nyonya Rocky
35
Bab 35. Godaan Raka
36
Bab 36. Zana vs Rani
37
Bab 37. Kelaparan
38
Bab 38. Tiga kotak makanan
39
Bab 39. Tempramental
40
Bab 40. Sedikit menyesal
41
Bab 41. Berbelanja
42
Bab 42. Bertemu Nia
43
Bab 43. Pengakuan Zana
44
Bab 44. Talak
45
Bab 45. Permintaan terakhir Amir
46
Bab 46. Kematian Amir
47
Bab 47. Di tengah hutan
48
Bab 48. Perjalanan Zana
49
Bab 49. Perjalanan Zana 2
50
Bab 50. Kontrakan
51
Bab 51. Bubur kacang
52
Bab 52. Tetangga kontrakan
53
Bab 53. Mencari pekerjaan
54
Bab 54. Toko ponsel
55
Bab 55. Zana pembawa hoki
56
Bab 56. Makan bersama
57
Bab 57. Gaji & bonus pertama
58
Bab 58. Sate ayam
59
Bab 59. Akhirnya Arief tahu
60
Bab 60. Beban Arief
61
Bab 61. Ajakan Wati
62
Bab 62. Bioskop
63
Bab 63. Diskotik
64
Bab 64. Kemarahan Rain
65
Bab 65. Pukul dini hari
66
Bab 66. Memukul Rain
67
Bab 67. Di jemput polisi
68
Bab 68. Di penjara
69
Bab 69. Rain membesuk Zana
70
Bab 70. Rencana Erik
71
Bab 71. Keluar penjara
72
Bab 72. Zana pergi
73
Bab 73. Gundah
74
Bab 74. Setelah kepergian
75
Bab 75. Kota Jakarta
76
Bab 76. Mencari Zana
77
Bab 77. Kebaikan Dori & Emak
78
Bab 78. Halusinasi Rain
79
Bab 79. Peralatan bayi
80
Bab 80. 3 tahun kemudian
81
Bab 81. Pertemuan tak terduga
82
Bab 82. Kembali bertemu
83
Bab 83. Kampus
84
Bab 84. Keputusan Rain
85
Bab 85. Kedatangan Risma
86
Bab 86. Restauran
87
Bab 87. Kemelut hati Zana
88
Bab 88. Kemelut hati Rain
89
Bab 89. Putus beasiswa
90
Bab 90. Seoul. Korea Selatan
91
Bab 91. Kegelisahan Zana
92
Bab 92. Melamar pekerjaan
93
Bab 93. Sikap resepsionis
94
Bab 94. Menemui manager HRD
95
Bab 95. Lembur
96
Bab 95. Bertemu Derry
97
Bab 97. Menabrak pria asing
98
Bab 98. Derry mengantar Zana
99
Bab 99. Mencari tahu status Zana
100
Bab 100. Zana digandeng Derry
101
Bab 101. Insiden kopi
102
Bab 102. Pria masa lalu Zana
103
Bab 103. Menjambak Desi
104
Bab 104. Zana dipecat
105
Kekesalan Derry
106
Mencari Zana
107
Bab 107. Rain bertemu Pelangi
108
Bola mainan
109
Kedatangan Rain dan Derry
110
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!