Rain menepis kasar lengan Rani setelah mendapati sosok orang yang telah melemparnya hingga Rani sedikit terhuyung. Apa yang di lakukan oleh Rain membuat Rani kesal namun ia tidak bisa marah padanya karena jika marah bisa saja Rain membatalkan kencan perdana nya.
"Kamu...." Tunjuk Rain pada gadis remaja yang sedang diam dan menunduk serta tubuhnya mulai sedikit gemetar.
"Dasar bocah brengsek. Berani sekali kau melempar ku dengan benda sialan ini,"bentak Rain.
Praaakk
Setelah membentak kaleng itu di lempar kembali ke arah Zana namun beruntung benda itu tidak mengenai tubuhnya melainkan memantul pada pohon kelapa yang berdiri tegak di sampingnya. Zana sangat terkejut mendengar bunyi pantulan kaleng itu hingga dada nya berdebar tidak karuan.
"Dasar orang miskin tidak punya adab. Berani sekali kamu menggangu kami." Rani ikut membentak Zana. Ia pun tidak kalah marah dari Rain.
Mendapat kemarahan dari dua orang yang sudah di ganggunya membuat Zana menjadi gugup dan seketika itu pula nyali nya menciut. Karena terlalu gugup sampai Zana tidak mampu mengucapkan kata maaf pada mereka. Sungguh Zana tidak menyangka lemparannya tepat mengenai punggung si pria padahal niat Zana melempar kaleng itu hanya untuk menimbulkan suara berisik saja agar mereka terganggu namun justru punggung si pria itulah yang menjadi korbannya.
Rain melangkah mendekati Zana seperti seekor singa yang telah menemukan mangsanya lalu siap menerkam dan akan menelannya bulat-bulat.
Zana ketakutan melihat ekspresi pria yang nampak lebih mengerikan dari pada seekor singa hutan. Kemudian Zana melangkah mundur lalu dalam hitungan menit ia memutuskan untuk berlari.
Rain tidak diam saja melihat bocah ingusan yang telah mengusik dirinya serta teman kencan nya melarikan diri. Ia pun mengambil langkah berlari mengejar Zana yang sudah berlari jauh darinya.
"Hei, jangan lari kau bocah," teriak Rain di tengah kejaran nya.
"Rain..Rain..biarkan saja Rain." Rani berteriak, ia berusaha mencegah Rain mengejar Zana karena jika Rain mengejar nya maka kencan mereka benar-benar akan gagal total.
"Hei tikus, berhenti ku bilang." Rain berteriak lebih lantang namun kaki lincah zana terus berlari ke sembarang arah tanpa menghiraukan teriakan pria yang masih terus mengejarnya. Zana tidak ingin tertangkap sebab jika tertangkap oleh pria itu bisa saja ia menghabisi nyawanya. Zana tidak ingin mati konyol hanya karena memergoki mereka berciuman.
Zana berlari dan terus berlari mengerahkan semua tenaganya namun sekuat apa pun ia berlari Rain adalah seorang pria dan tentu saja kekuatannya jauh lebih besar daripada kekuatan dirinya.
"Aaaa, lepaskan, lepaskan aku!" Zana meronta ketika Rain berhasil menarik seragam dari arah belakang hingga robek.
"Mau lari kemana kau tikus kecil, hah!" ucap Rain. Ekspresi sangarnya membuat Zana benar benar ketakutan melihatnya.
"Lepas kan, jangan sentuh aku. Lepas kan."
Buughh
"Aaaaa." Rain merasakan sensasi sakit luar biasa di area kebanggaannya setelah Zana berhasil menendang kejantanannya. Ia segera memegang miliknya hingga Zana bisa terlepas dari cengkraman nya.
"Brengsek kau tikus kecil berani nya menendang milik ku." Rain amat sangat marah hingga wajahnya nampak semakin memerah melihat Zana.
Zana tidak ingin membuang waktu. Ia pikir ini kesempatan nya untuk berlari dari kejaran pria mesum yang menakutkan.
Meskipun masih merasakan sakit di area kebanggaannya. Rain berusaha mengejar Zana kembali. Ia tidak ingin melepaskan gadis itu begitu saja karena selain telah melemparnya dengan kaleng gadis itu pun sudah membuat miliknya nyaris bengkak.
Dan terjadi lah aksi kejar kejaran antara Zana dan Rain hingga sampai pada arah buntu Zana kebingungan mencari arah jalan.
Rain tersenyum menyeringai melihat Zana yang tengah kebingungan."Mau lari kemana kau tikus nakal. Lebih baik kau menyerah saja sebelum aku berbuat nekat menyeret mu dan melempar mu ke laut."
Zana terkejut melihat pria itu sudah berdiri di belakangnya."Ja..jangan mendekat," ucap Zana, ia berjalan mundur hingga menempel di tembok sebagai pembatas pantai dengan sebuah villa di balik tembok tersebut.
"Kau harus bertanggung jawab sudah membuat milik ku terluka."
"A...aku minta maaf. A..aku tidak sengaja." Zana benar benar ketakutan hingga ia tidak mampu bicara dengan sempurna.
Rain mendengus." Apa kau pikir dengan meminta maaf saja sudah membuat luka nya sembuh, hah? kau harus bertanggung jawab atas perbuatan mu tikus nakal."
"Ti...dak mungkin terluka. A...aku hanya menendang nya pelan." Zana mencoba membela diri.
"Hoh, kau tidak percaya rupanya. Apa kau perlu bukti? baik akan aku tunjuk kan pada mu sekarang." Rain menurunkan ziper celananya dan hendak mengeluarkan miliknya.
Zana geleng-geleng kepala melihatnya. "Ti..tidak..aku..." Belum sempat ia meneruskan kata katanya, Rain lebih dulu berhasil menangkap nya lalu tanpa membuang waktu ia memikul tubuh Zana bagai sekarung beras.
"Turun kan, turunkan aku." Zana meronta di atas pundak Rain bahkan ia sempat memukul mukul punggung kekarnya dengan posisi kepala terbalik. Namun sayang nya, pria itu tidak menghiraukannya melainkan terus memikul nya hingga memasuki sebuah villa yang terletak di balik tembok pembatas tersebut.
Brughh
Zana di lempar ke atas kasur empuk seperti sebuah bantal kapuk yang sangat ringan bagi Rain.
Melihat Zana tidur terlentang serta rok warna abu abu terangkat hingga memperlihatkan paha mulus dan nyaris mendekati ********** seketika itu pula milik Rain mulai menegang.
"Brengsek, ternyata tubuh tikus kecil ini mampu membangunkan pusaka ku juga."Rain bermonolog.
Melihat tatapan lapar Rain, Zana segera duduk lalu menarik rok nya kebawah menutupi paha putih mulusnya. Ia menyadari penampilannya yang terbuka mengundang birahi si pria mengerikan itu.
Tak ingin membuang waktu Rain mengambil seutas tali yang ada di dalam laci nakas tempat tidur lalu mendekati Zana sembari tersenyum menyeringai.
Zana beringsut mundur hingga menempel pada dipan. Ia benar-benar ketakutan melihat Rain mendekatinya."Ja..jangan mendekat. Ja..jangan sentuh aku," teriak Zana lalu melempar benda apa saja yang ada di dekatnya ke arah Rain.
Rain tidak mempedulikan benda benda yang terlempar ke arahnya. Ia terus saja mendekati Zana hingga sampai pada kedua kaki nya lalu menariknya.
"Tidak, jangan. Jangan sentuh aku. Lepaskan aku." Zana terus memberontak ketika Rain berhasil memegang kedua tangannya. Namun apalah daya Zana yang memiliki tenaga tak sebanding dengan pria yang memiliki tubuh kekar dan berotot hingga Zana pasrah ketika kedua tangannya diikat kencang ke atas kepalanya.
"Apa..apa yang akan kau lakukan pria brengsek, ciih." Zana meludahi pria itu dengan amat kesal di saat Rain sudah mengikat kuat kedua tangan nya.
Rain mengusap air ludah yang menempel di wajahnya dengan telapak tangannya. Wajahnya berubah kembali memerah, sorot matanya menatap nyalang. Betapa dirinya sangat membenci wanita yang sudah berkali kali membuat nya amat kesal. Pertama ia telah melempar nya dengan kaleng ketika sedang bercumbu dengan wanita yang akan di jadikan one night stand nya. Kedua ia menendang miliknya sebagai pusaka kebanggan para wanita yang berkencan dengannya. Dan sekarang Zana berani meludahi wajahnya. Rain paling benci pada wanita yang berani padanya seperti Zana. Oleh karena itu, Rain tidak akan memberi ampun pada nya dan Zana harus membayar perbuatanya dengan bayaran yang setimpal.
"Kau harus membayar mahal atas perbuatan mu tikus nakal." Ucap Rain sembari tersenyum menyeringai.
Zana geleng-geleng kepala." Am..ampun, a..aku minta maaf. Tolong jangan sakiti aku."
Akan tetapi sayangnya, Rain tidak menghiraukan Zana yang mengiba padanya melainkan ia melaksanakan aksinya yaitu melucuti pakaian seragam sekolah Zana tanpa meninggalkan sisa sehelai pun sehingga Zana nampak polos. Dengan kedua tangannya yang terikat ke atas membuat Zana tidak bisa berontak atas apa yang sedang Rain lakukan padanya.
Kedua sudut mata Zana mulai mengeluarkan cairan bening. Betapa ia seperti wanita yang amat terhina di telanjangi lalu di tonton tubuhnya oleh pria asing yang sama sekali tidak di kenal oleh nya.
"Tolong jangan sakiti aku. Aku mohon." Dalam hitungan detik air matanya mengalir dengan deras. Zana memohon namun Rain tetap tidak mengabulkan permohonannya.
Rain tercengang tanpa mengedipkan mata menatap tubuh molek Zana dari ujung rambut hingga ujung kaki yang nyaris tanpa cacat. Tubuh gadis remaja itu benar benar membuat Rain tak dapat menahan hasrat birahinya yang sudah menggebu gebu lalu dengan rasa tidak sabar Rain melucuti semua pakaian miliknya.
Dalam tangis Zana geleng-geleng kepala melihat tubuh bugil Rain yang siap menindih tubuhnya."To..tolong jangan lakukan itu. Aku.. mohon ja..jangan nodai aku." Rain tetap tidak mempedulikannya. Sedikit pun tidak ada rasa iba di hatinya untuk wanita yang sudah berani padanya. Hingga Rain benar benar sudah berada di atas tubuh polos nya dan Zana tidak bisa berbuat apa apa selain menangis.
"Apakah sakit!" Rain mendorong pelan miliknya ke dalam tubuh wanita yang tidak berdaya sembari tersenyum menyeringai melihat ekspresi wajah Zana yang menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.
Zana menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit tiada tara ketika sebuah benda tumpul berusaha menembus milik nya yang selama ini ia jaga dari para lelaki hidung belang.
"Aku rasa sakit mu adalah sakit nikmat dan tidak sebanding dengan rasa sakit ketika kamu menendang milik ku gadis nakal." Ucap Rain lalu tersenyum menyeringai menatap wajah Zana yang penuh air mata.
Setelah berkata, tiba tiba Rain terdiam ketika merasa miliknya sulit menembus. "Kenapa..sulit sekali?" Namun hasrat yang sudah membuncah membuat nya terus berusaha hingga mengerahkan seluruh tenaganya agar miliknya dapat menembus tubuh wanita yang sedang kesakitan dibawahnya.
"Aaaaaaa!" Zana menjerit ketika benda tumpul itu berhasil menyeruak miliknya secara paksa.
Rain tersenyum ketika miliknya dapat menembus tubuh Zana dengan sempurna. Setelah itu, ia mulai bergerak menciptakan kenikmatan di atas tubuh wanita mungil tanpa menghiraukan rintihan dan tangisannya.
Zana tak sanggup lagi menahan gempuran kasar Rain yang terus menerus bergerak di atas tubuhnya hingga ia merasa penglihatannya berkunang kunang lalu gelap dan tidak merasakan apa apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ciru
Zana knapa kamu gangguin orang sih, akibatnya kamu yg rugi 😭
2023-06-30
1
Rikarico
sadis amat thor
2023-06-08
1