Pukul tiga sore, Arumi sudah bersiap pulang karena semua tugasnya juga sudah selesai di rumah Bu Tejo.
"Bu ... Saya mau pamit, semua sudah beres dan bersih, saya pulang dulu ya,"
"Tunggu dulu Arumi, ini ingin bertanya pada mu tentang sesuatu," kata Bu Tejo menghentikan langkah gadis itu.
"Iya Bu, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Arumi penasaran.
"Kalau malam ibu mu ada di rumah atau kalian mengambil pekerjaan di sebuah tempat," tanya Bu Tejo yang sempat membuat Arumi bingung.
"Kami di rumah istirahat, jika tak begitu keesokannya hatinya bisa repot karena ada tanggung jawab yang harus di jaga," jawab Arumi.
"Baiklah, kalau begitu nanti malam aku dan Suamiku nanti malam akan datang ke tempat mu ya, mau main saja," kata Bu Tejo
"Baik Bu,"
Arumi pun mulai menuju ke jalan pulang, Arumi tak curiga juga dengan wanita yang sudah baik padanya, toh itu juga sering terjadi.
Di sebuah rumah bertuliskan istana Bangura tampak begitu besar, pria itu masuk kedalam rumah itu.
Sedang semua pengawal berhenti di depan pintu masuk karena mereka tak di izinkan masuk kedalam istana itu.
Benar saja, saat pria itu masuk tiga wanita berjalan ke arah Romo Heru, "selamat datang kang mas,"sapa Bu Yayuk istri pertama dari pria itu.
"Hem...", Jawab pria itu sekilas tanpa mau memandang wanita itu.
Pria itu langsung menuju ke kamar netral yang tak boleh siapapun masuk kedalamnya, karena kamar itu adalah tempat Romo Heru beristirahat.
Melihat hal itu para istri dari Romo Heru tak ada yang berani menganggunya, mereka bertiga hanya bisa saling lihat saja.
"Apa yang terjadi ya mbak, kenapa kang mas terlihat begitu lelah," tanya Sukma istri ketiga dari Romo Heru.
"Aku juga tak mengerti dek, tapi jujur saja, akhir-akhir ini Kang mas memang sedikit merasa sedih karena kita bertiga tak ada yang bisa memberinya seorang anak, satu pun..."
"Itu memang benar mbak Yayuk, aku juga merasakan kang mas sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja, terutama akhir-akhir ini kita semua di diamkan seperti ini," kata Hesti.
"Iya, aku faham tapi mau bagaimana lagi kita sudah berusaha tapi sepertinya dang Dewata Agung belum mempercayakan kepada kita," jawab Sukma yang tampak mengucapkan tanpa ada raut kesedihan.
"Kalian masih punya kesempatan, sedang aku tak bisa lagi menjadi seorang ibu karena usia dan juga beberapa alasan yang lain," kata Yayuk yang memdng paling dewasa di Antara kedua istri Suaminya yang lain.
"Apa kita izinkan kang mas menikah lagi, dengan istri yang lebih muda dari Sukma, mungkin saja itu bisa menjadi titik balik nantinya," kata Hesti memberikan usul
"Apa..." Kata Sukma kaget.
Dia yang menjadi istri ketiga saja tidak terlalu di sayangi, jika ada wanita lain, bukankah dia akan benar-benar terlupakan oleh Romo Heru.
"Aku akan menyetujui apapun yang membuat kang mas Heru bahagia, jadi kita bicarakan lagi nanti," kata Yayuk selaku istri tertua di istana Harem itu.
Dia ingin melihat suaminya bahagia dari pada harus membuat mereka semua di diamkan seperti ini.
Di rumah Arumi, gadis itu sedang menunggu kedatangan dari Bu Tejo dan suami yang tadi bilang ingin berkunjung.
Ternyata benar keduanya datang dan terlihat membawa sesuatu yang cukup membuat mereka bingung.
"Selamat datang di rumah kami nyonya, Monggo silahkan masuk..." Kata ibu dari arumi dengan ramah.
"Terima kasih Bu, sebenarnya kedatangan kami kesini ini, ingin meminang Arumi untuk Romo Heru, karena beliau ingin menjadikan Arumi istrinya," kata pak Tejo yang langsung menceritakan apa tujuan mereka.
"Apa... Tapi yang saya tau Romo Heru ini sudah menikah dan sudah memiliki istri, Arumi akan jadi selirnya?"
"Tentu saja tidak, Arumi akan di nikahi secara resmi, karena Romo Heru tak pernah mengambil selir, jika kalian mau menerima lamaran ini, ini uang untuk kalian bisa gunakan untuk kebutuhan sehari-hari," kata pak Tejo yang membuka tas dia bawa.
Ibu Arumi tampak kaget karena tak pernah melihat uang sebanyak itu, dan Arumi sendiri bisa mengubah nasibnya jika menikah dengan Romo Heru.
"Tapi bukankah adat lamaran itu seharusnya sang pria sendiri yang datang kemari, bukan menyuruh perwakilannya?" Tanya Arumi yang membuat senyum pak Tejo mengembang.
"Tentu saja Romo Heru akan segera datang, aku hanya memastikan jika beliau datang kemari untuk melamar mu, kamu tak akan menolaknya karena beliau paling tidak suka penolakan," terang pak Tejo.
"Baiklah aku terima, tapi aku punya syarat jika pernikahan ini, aku tak ingin ada pesta, cukup pernikahan adat dan tolong berikan uang mahar untuk ibuku bisa hidup nyaman selamanya," kata Arumi.
"Itu bisa di atur, baiklah besok biarkan Romo Heru datang kesini untuk melamar mu secara resmi," kata pak Tejo.
Akhirnya mereka berdua pulang, dan pak Tejo harus segera menuju ke rumah Romo Heru untuk menjelaskan semuanya.
Bu Tejo tersenyum karena dia ingin melihat hidup Arumi bisa berubah mungkin ini memang jalannya.
Meski harus jadi istri nomor empat ap salahnya toh yang terpenting adalah dia bisa bahagia bersama suaminya dan ibunya juga tak harus kerja keras saat usia tua.
"Kamu yakin nduk mau menerima pernikahan ini, kamu kemungkinan jika kamu akan jadi istri nomor dua atau tiga," kata ibu Arumi.
"Tak masalah Bu, asal ibu bisa hidup baik di masa tua, dan lagi jangan sedih begitu ya, tenang saja aku baik-baik saja," kata Arumi yang memastikan ibunya itu tak khawatir.
Sebuah burung pesan hinggap di jendela kamar Romo Heru, pria yang dari tadi sedang bermeditasi.
Kini bangkit dan mengambil burung itu, dan membaca pesan yang yang tertulis di sana, ternyata itu surat dari pak Tejo.
Mendapatkan kabar baik, Romo Heru pun berjalan keluar untuk memberitahukan semua kepada ketiga istrinya itu.
Dia bergegas keluar, "yayuk, Hesti dan Sukma," panggil Romo Heru.
"Iya kang mas," jawab ketiganya.
"Duduklah di sini aku ingin mengatakan sesuatu, jika kalian setuju aku akan menikah lagi syukurlah, jika tidak setuju aku akan memilih untuk mengakhiri hubungan antara kita, karena tanpa kalian tau, aku sudah mengetahui apa yang terjadi, meski aku jarang berada di rumah," kata Romo Heru.
"Aku tak setuju kang mas, aku saja tak pernah di kunjungi sebagai istri termuda, kini malah harus berbagi suami lagi dengan wanita lain, jadi lebih baik aku di ceraikan," kata Sukma dengan nekat.
"Kamu yakin, jika kamu ingin bercerai dariku bisa saja, tapi kembalikan semua harta yang di nikmati keluarga mu yang kamu ambil tanpa bicara dengan ku," kata Romo Heru mengejutkan semua orang.
Mendengar itu Sukma hanya diam, bagaimana dia mengembalikan uang sebanyak itu, jadi tak ada pilihan lain jika dia bertahan.
Padahal dia ingin punya suami yang bisa membuatnya bahagia tanpa harus berbagi cinta seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Defrin
bagaimana ini ya nasib Arumi.....
apakah dia bisa memberikan keturunan kepada Romo Heru....?
2024-05-05
0
Sumawita
bagus kak cerita nya
2023-05-17
1
Aira Zaskia
suka banget ceritanya 🥰
2023-05-16
0