BAB 5 🌹
Tepat jam makan siang Clara baru saja menyelesaikan beberapa berkas yang harus dibawa oleh Pak Bosnya itu besok harinya.
Saat dia berdiri dari duduknya dia melihat seorang wanita melangkah menuju ke arah ruangan Kenric, dia terkejut melihat wanita tersebut tidak lain dan tidak Bukan dia adalah Mila sahabatnya sendiri, Clara tidak ingin dilihat oleh Mila dia pun kemudian menundukkan kepalanya dan membiarkan Mila melewatinya dan masuk ke dalam ruangan Bosnya tersebut, dia pun langsung berlalu dari hadapan ruangan itu menuju ke arah kantin, saat dia hendak menuju ke arah kantin, seseorang yang tak lain adalah Aira memanggilnya.
" Clara!"
Clara pun menoleh ke arah suara, dia kemudian melangkah mendekati Aira, dan meraih tangan Aira membawa Aira begitu saja, menuju ke arah kantin, namun sayangnya Clara tidak mengetahui arah yang dia tuju itu adalah arah menuju ke gudang.
Aira terkejut, dan menghentikan langkah Clara.
" Clara, ngapain kamu menuju ke sana?"
" Bukankah itu menuju ke arah kantin?"
" Bukan Clara, itu bukan menuju ke arah kantin tapi melainkan menuju ke arah gudang."
" Astaga! Aku lupa kalau aku di sini baru bekerja satu hari ini."
" Arah kantin itu ke arah sana, lagian kenapa kamu menarik aku seperti ini sih, seperti melihat hantu aja."
" Iya! Aku tadi baru saja melihat hantu... Eh salah, maksudku aku baru aja melihat Mila masuk ke ruangan Pak Bos."
" Oh Mila ? " Dengan santai Aira menanggapi ucapan Clara.
" Kamu mengetahuinya ya ?"
" Mila memang ada hubungan dekat dengan Pak Bos, tapi bukan sebagai seorang kekasih, melainkan dia hanya sebagai seorang temannya yang mengharapkan cintanya Pak Bos, tapi Pak Bos tidak menjawab keinginan dari Mila itu."
" Mila tahu kalau kamu kerja di sini?"
Aira menggelengkan kepalanya.
" Tapi kenapa kamu tahu kalau Mila mengharapkan cintanya Pak Ken?"
Aira menghela nafasnya dengan panjang.
" Lebih baik kita ke kantin kita bicaranya disana aja, di sini nggak enak kalau terdengar oleh yang lainnya, dinding kan bisa ngomong." Ucapnya.
Dianggukkan oleh Clara, mereka berdua melangkah menuju ke arah kantin mereka memilih duduk di pojokan.
Setelah mereka memesan makanannya, Clara menagih janji dari Aira untuk berbicara tentang Mila dan Pak Ken.
" Ceritakan padaku, kenapa kamu bisa tahu Mila dan pak Ken."
" Aku tahu dari sekretaris yang dulu, ternyata sekretaris yang dulu itu berhenti bukan karena Pak Ken terlalu kejam sama sekretarisnya, tapi karena sekretarisnya itu jatuh cinta pada Pak Ken, dia pernah ingin mencelakai Mila dan Pak Ken marah padanya dan memecatnya." ucap Aira, Clara pun menganggukkan kepalanya.
" Kamu ketahuan sama Mila tadi?"
Clara menggelengkan kepalanya.
" Hati-hati suatu saat nanti dia pasti akan mengetahui kalau kamu bekerja di sini, aku takutnya nanti dia akan bicara pada Pak Bos tentang kamu adalah anak seorang pengusaha kaya dan diusir dari rumah."
" Semoga saja dia tidak mengetahui kalau aku bekerja di sini."
" Ya semoga saja, itu yang aku harapkan karena aku tidak ingin kamu dipermalukan oleh Mila di hadapan semua orang di sini."
" Dia memang teman yang tidak baik aku baru sadar kalau selama ini dia hanya memanfaatkan aku, begitu juga dengan Rere."
" Sudahlah jangan diingat lagi, biarkan saja mereka seperti itu, suatu saat mereka pasti akan menyadari kesalahan mereka padamu, ya udah ayo sekarang kita makan, sebentar lagi jam makan siang habis."
Clara menganggukkan kepalanya, di kejauhan terlihat seseorang mengawasi mereka berdua yang berada di kantin itu, karena kantin kantor itu bukan khusus untuk kantor semata, tapi melainkan bisa dari orang luar pun untuk makan di kantin itu, salah satunya adalah orang suruhan dari Pak Ferry Ayahnya Clara. Terlihat dia berbicara melalui ponsel pribadinya.
" Hallo Bos, ...,"
" Ya ada apa?"
" Nona Clara bekerja di News grup, dia bersama dengan temannya."
" Apa ?" Pak Ferry terkejut mendengar keterangan dari anak buahnya itu, dia langsung berdiri dari duduknya, membuat Bu Mega pun ikut terkejut melihat suaminya langsung berdiri.
" Ada Pah?"
Namun Pak Ferry tidak menggubris pertanyaan sang istri dia terus berbicara dengan anak buahnya itu.
" Kamu terus awasi dia dan beri terus keterangan padaku, jangan sampai ada orang yang mencelakai dia dan satu lagi, kamu jangan sampai ketahuan olehnya, kalau sampai kamu ketahuan dia pasti akan merasa bangga kalau aku masih peduli padanya." Ucapnya.
"Siap Bos!"
Kemudian mereka menutup bicaranya tersebut, Pak Ferry menghela nafasnya dengan panjang, dia kembali duduk disamping sang istri.
" Ada Pah, kenapa kamu begitu terkejut sekali?"
" Clara ...."
" Ada apa dengan Clara ?"
" Dia bekerja di News Group."
" Dia bekerja sama Pak Himawan?"
" Sekarang Pak Himawan tidak menjalankan perusahaan itu lagi, tapi dia menyerahkan kepada Kenric anaknya."
" Baguslah kalau dia bekerja di perusahaan itu, biar dia bisa menghargai semua orang."
" Iya memang bagus dia bekerja di perusahaan itu, tapi dari mana dia bisa direkomendasikan bekerja di situ? Mamahkan tahu perusahaan Pak Himawan itu sangat sulit untuk masuk bekerja di sana, apalagi anaknya yang memimpin, peraturan yang sangat ketat seperti itu."
" Mungkin ada temannya yang merekomendasikan dia Pah."
Pak Ferry menganggukkan kepalanya, sembari berpikir keras.
" Apakah Clara bisa menjalankan pekerjaannya seperti karyawan yang lainnya? Clara kan hidup dalam kemewahan." Gumamnya.
Mereka berdua pun hanya bisa menghela nafasnya dengan panjang dan larut dalam lamunan mereka berdua tentang anak bungsu mereka tersebut.
***
Beberapa saat kemudian sebuah mobil pun masuk ke dalam halaman kantor News Group, Kenric turun dari mobilnya setelah mengantarkan Mila pulang ke rumahnya, setelah selesai mereka berdua makan siang bersama.
Kenric melangkah menuju ke arah lobby dan masuk ke dalam lift khusus pimpinan menuju ke lantai atas di mana ruangannya berada, saat dia melintasi meja Clara dia melihat meja itu kosong.
Kenric bertanya pada Santi, keberadaan Clara, setelah mendapatkan jawaban dari Santi, tanpa basa-basi lagi dia pun langsung masuk ke dalam ruangannya.
Clara yang baru saja datang dari arah belakang itu pun dihampiri Santi.
Santi lalu mengatakan kalau dia dicari pak Bos, dan Santi juga kenjelaskan pada Clara jangan sampai meninggalkan meja kerja sebelum dia keluar dari ruangannya dan sebelum dia masuk ruangan meja sekretaris harus terisi.
Santi juga mengatakan pada Clara kalau semua keterangan yang dia katakan itu ada tertulis didalam buku jurnal Bos.
Namun sayangnya Clara belum sampai membaca dan mempelajari sampai ke poin yang di katakan Santi itu.
Clara menghela nafasnya dan duduk dikursinya dia menelungkupkan wajahnya dimejanya dia bergumam dalam hatinya.
" Ya Tuhan....Apakah aku mampu dalam menghadapi ini semua?" ucapnya dalam hatinya.
Baru beberapa jam tadi dia mengatakan kalau dia harus kuat dan betah bertahan bekerja dikantor itu, namun beberapa jam setelahnya dia keluhkan keadaanya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ
wadu ternyata Mila temena pak bos semoga Mila gk bongkar identitas nya Clara
2023-05-27
0