Setelah pelaksanaan ijab qobul, bisa Lucanne lihat dari sudut ruangan tiga orang perempuan berpakaian syar'i berjalan mendekati mereka.
Lucanne sampai dibuat bingung oleh ketiganya, pasalnya mereka menggunakan pakaian yang sama persis satu sama lain.
Kini ketiganya sudah berada di hadapan Lucanne, dua diantara mereka berjalan mundur hingga kini hanya tinggal satu perempuan dihadapannya.
Perempuan itu terus menunduk tanpa berniat untuk melihat kearahnya.
Mama datang dengan membawa sepasang cincin kehadapan mereka berdua.
”Sekarang pasang cincinnya.” ujar mama seraya memandang mereka secara bergantian.
Dengan kasar Lucanne menyondorkan tangannya pada perempuan dihadapannya, begitu pula dengan si perempuan, ia memasang cincin tersebut dengan hati-hati dijari middle milik Lucanne.
Cincin pernikahannya dengan Luna? ya dijari manisnya lah, pake nanya😚
Giliran Lucanne yang memasang cincin dijari perempuan itu, namun sayang ia sepertinya enggan untuk menyondorkan tangannya pada Lucanne.
Seorang wanita paruh baya maju mendekati pengantin perempuan dan mengusap pelan punggung ringkih itu, dan menuntun tangannya kehadapan Lucanne untuk dipasangkan cincin.
Lucanne menghembuskan nafas panjang, memasang cincin itu dengan kasar pada jari manis si perempuan tersebut yang dibalut oleh sarung tangan.
Setelah pemasangan cincin dilaksanakan, kini mereka melanjutkan acara dengan makan-makan, sedangkan Lucanne memilih untuk pergi ke kantor.
Tanpa ia sadari ada sepasang mata yang menatap punggung yang kini mulai menghilang dari balik pintu dengan sendu.
”Ayana, kamu harus sabar ya, Lucanne memang seperti itu dengan orang baru, tapi mama percaya seiring berjalannya waktu Lucanne pasti bisa menerima kamu.” ujar mama pada sang menantu sambil mengusap lengan mungil itu.
Ayana hanya mengangguk sebagai jawaban dari perkataan sang mama mertua.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, kini acara telah selesai semua anggota keluarga juga sudah pulang ke rumah masing-masing, kini tinggal lah mama, papa dan Ayana.
Mama mengantar Ayana ke kamar yang berada disebelah kiri kamar Lucanne dan Luna, setelah itu mama pamit untuk kembali ke kamarnya yang terletak disebelah kanan kamar Lucanne dan Luna.
Ayanna menatap seisi kamar dan pandangannya kini tertuju pada sebuah foto seorang lelaki yang terpajang disana.
Ia berjalan untuk melihat lebih jelas foto itu, didalam foto itu terlihat sosok lelaki tampan berwajah tegas, berseragam tentara angkatan udara.
'Mengapa wajah ini rasanya tidak asing bagiku.' ujarnya membatin.
'Ya Allah siapa dia, apakah aku pernah kenal dengannya.' sambungnya.
Disaat ia sedang berperang dengan pikirannya, seseorang membuka pintu dari luar.
”Ayana, ada apa nak?" tanya mama, yang ternyata membawa nampan berisi semangkuk bubur dan segelas susu.
Ayana yang terkejut melihat kehadiran mama mertuanya, ia hanya bisa menggeleng sebagai jawaban, namun tak mampu untuk bergerak dari tempatnya berdiri saat ini.
Mama berjalan kearah Ayana, ia menatap foto yang terpajang di dinding persis disamping Ayana berdiri saat ini.
Pandangan mama kini berubah menjadi sendu, ia mengusap wajah lelaki di foto itu.
"Ini Alexander, kakak Lucanne. Kamar yang kamu tempati sekarang dulunya adalah kamar Alexander. Dahulu, Alexander adalah anak sekaligus kakak yang baik. Dia merupakan sosok yang sangat berarti bagi keluarga ini. Namun, ketika dia pergi dari rumah, semuanya berubah drastis. Keluarga ini tidak lagi sebahagia dulu.
Alexander memutuskan meninggalkan rumah karena hubungannya dengan seorang wanita tidak disetujui oleh Papa. Papa memberikan dua pilihan kepadanya: tetap tinggal di rumah dengan syarat meninggalkan wanita itu, atau pergi dari rumah untuk selamanya. Alexander memilih untuk pergi.
Beberapa bulan kemudian, kami mendengar kabar bahwa Alexander telah menikahi wanita tersebut. Namun, setelah dua tahun pernikahan, kami mendapat berita bahwa Alexander meninggal dunia karena dibunuh. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata kematian Alexander adalah hasil dari pembunuhan berencana, dan pelakunya adalah istrinya sendiri.
Sayangnya, hingga hari ini, kami belum berhasil menemukan keberadaan wanita itu."
Air mata Mama mengalir saat menceritakan semuanya kepada Ayanna.
Ayanna merasa bersalah pada ibu mertua nya karena telah mengungkit masalah tersebut.
Ia memeluk sang mama mertua, mengelus lembut punggung wanita paruh baya itu, namun pelukan itu terlepas ketika tubuhnya didorong kasar oleh seseorang hingga bokongnya sakit karena terbentur lantai yang keras.
”Apa yang kau lakukan pada mama!” bentak orang tersebut, yang ternyata adalah suaminya.
Ayanna menggelengkan kepalanya sebagai jawaban bahwa ia tak melakukan apapun.
”Lucanne, apa yang kau lakukan.” pekik mama ketik melihat perlakuan kasar sang anak pada menantunya.
”Ma, kenapa mama masi saja membelah orang yang telah membuat mama menangis.” ujar Lucanne dengan menatap tajam kearah Ayana.
"Ini bukan salah Ayanna, mama hanya merindukan Alexander.” jelas sang mama.
Lucanne tidak menghiraukan penjelasan sang mama, ia mengajak mama untuk kembali ke kamar.
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan karya 🙏🗿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Milanazia SY
saran saya yang realistis saja.. jgn terlalu di lebih2 kan karena nanti pembaca gak dapat feel-nya☺️🤗 tapi bagus kok alurnya sdh bagus ceritanya juga bagus tinggal cara penulisannya dan penyampainnya ajah yang masih kurang semangat berkarya....thor
2024-01-03
1
Elok Pratiwi
males melanjutkan membaca cerita nya ... dari awal cerita nya terlalu lebay ... halu
2024-01-03
1