Pagi hari kemudian, ini adalah hari sabtu dan Yona libur kerja. Ia juga masih tidur nyenyak karena malas bangun dari pulau kasur itu.
Sedangkan Elis sudah bangun dan ia sedang olahraga di halaman rumahnya.
"Yonaa....!!"
"Bangunlah, ayo cuci mata! Banyak roti sobek yang masih segar-segar untuk di nikmat kedua mata di pagi hari."
Suara Elis sangat keras, rumahnya yang sangat dekat dengan rumahnya Yona jadi tidak susah saat ia ingin membangunkan Yona yang hobby sekali bangun ke siangan.
Yona samar-samar mendengar suara sahabatnya itu, entah ini mimpi atau apa? Tapi Yona langsung bergegas bangun dari tidur nyenyaknya, bayangan roti sobek kini sudah memenuhi otaknya.
"Yona.....!!" teriakan Elis semakin keras.
Yona membuka jendela rumahnya, ia melihat Elis sedang berolahraga di depan rumahnya.
"Apa sih El? Kamu berisik sekali, aku masih sangat mengantuk lagian ini juga hari libur," kata Yona dengan raut wajah yang sangat malas.
Biasanya kalau di rumahnya yang mewah nan megah itu bangun tidak pernah di gangguin, dan sekarang bertetangga dengan Elis aku rasa aku harus selalu siap bangun pagi.
"Itu roti sobek sudah bertebaran, kamu tidak mau menikmatinya?" ujar Elis dengan jail.
Yona mengarahkan matanya kesana-kemari benar kata Elis, saat melihat pemandangan roti sobek yang begitu menggoda mata dan tanpa lama-lama Yona bergegas cuci muka, lalu ia berganti pakaian olahraga dan langsung keluar dari dalam rumah, hal seperti ini memang tidak boleh di lewatkan.
"Elis..." Rehan dan Win berhenti tepat di depan rumahnya Elis.
"Kalian mau kemana?" tanya Elis, melihat Rehan dan Win memakai pakaian olahraga. Karena kedua laki-laki tampan itu tampak berkeringat, bajunya yang agak basah sungguh tubuhnya yang bag roti sobek itu bisa di nikmati.
"Ke taman depan, ayo lari pagi bersama kami!" ajak Win, tapi Elis malah menatap Win sengit.
"Malas..." sahutnya sinis, Win dan Elis memang tidak terlalu akur bahkan mereka lebih sering berdebat tidak jelas.
"Elis..." Yona tiba-tiba muncul dengan senyuman yang begitu sumpringah.
Rehan langsung menatap Yona dengan malas, untuk apa? Gadis menyebalkan ini tiba-tiba muncul tanpa permisi.
"Ehh ada laki-laki menyebalkan," cetus Yona sengit.
"Sudah-sudah!"
"Ayo kita lari pagi bersama!"
Akhirnya mereka berempat lari pagi bersama, ada Davin yang lainnya juga yang ikut dengan mereka berempat. Jangan kaget ya! Kalau perumahan ini isinya rata-rata laki-laki tampan, namanya juga komplek yang penghuninya 90 persen masih lajang dan kebanyakan perantau, para pemuda yang usianya belasan tahun hingga puluhan tahun.
Perumahan ini sering kali di sebut dengan perumahan lajang ya karena kebanyakan para penghuninya belum menikah dan kebanyakan juga para bujangan yang merantau.
***
Di taman depan komplek banyak sekali yang melakukan kegiatan olahraga pagi, ya wajar sih karena ini adalah hari libur.
Dan yang membuat Yona sangat kagum, di taman ini kebanyakan laki-laki jarang sekali ada wanita dan biarpun ada hanya beberapa orang saja.
"Yona, kamu lihatin siapa?" tanya Elis saat melihat pandangan mata Yona entah kemana?
"Itu cowok roti sobek yang waktu itu sedang menjemur pakaian," ujar Yona sambil senyum-senyum kecil.
"Oh iya Hendi, biasanya di panggil Endi," kata Elis agar Yona tidak penasaran terus.
Yona mengangguk-anggukan kepalanya, sudut bibirnya tak hentinya mengulas senyum. Sungguh Yona pasti tergila-gila pada ketampanan Endi, ya Endi memang sangat tampan tubuhnya juga cukup kekar dan begitu menawan membuat para kaum hawa panas dingin.
"Nanti aku kenalin sama dia dong El!" pintanya pada Elis yang tidak lain sahabatnya.
"Baiklah," jawab Elis.
Aduh Yona demen sekali melihat laki-laki tampan tapi wajar saja sih kan masih jomblo ini dan tidak akan ada yang marah pastinya.
Matahari sudah mulai naik dan hari juga sudah semakin siang, Yona dan El bergegas pulang lebih dulu sedangkan Win dan Rehan masih sibuk makan karena lapar setelah olahraga.
Olahraga katanya bua diet dan agar hidupnya sehat tapi Rehan dan Win malah makan makanan yang berlemak, susah payah membuang lemak tapi malah dengan mudahnya menambah lemak.
***
Yona dan Elis sudah sampai di depan rumah mereka masing-masing, Yona sangat kaget saat melihat beberapa pengawal yang biasanya selalu mengawal dirinya ada tepat di teras depan rumahnya.
Helaan nafas Yona terdengar kasar, ia tahu pasti ini ulah sang Maminya tidak salah lagi kan kalau Papinya orangnya percaya sama anaknya, udah fix mereka tahu alamat rumah baruku pasti Mami yang kasih tahu.
"Yona, mereka siapa?" tanya Elis saat melihat dua laki-laki gagah dengan setelan jas berwarna hitam dan sangat rapi, mereka ada di depan tepat pintu rumahnya Yona.
Dalam hati Elis, apa itu orang-orang suruhan Maminya, sungguh bahagianya jadi anak Sultan saat semuanya sudah punya, apapun bisa di beli dengan mudah tapi Yona malah ingin mandiri agar tidak di anggap anak Mami lagi oleh para teman-temannya.
"Tukang kredit mungkin El," jawabnya asal. "Aku temui mereka dulu ya El," pamitnya lalu berlalu pergi meninggalkan Elis, Elis mengangguk lalu setelah Yona pulang ia juga langsung masuk ke dalam rumahnya.
"Jun dan Jin, kalian untuk apa datang kemari?" tanya Yona, Jun dan Jin adalah orang kembar.
"Nyonya besar menyuruh kami datang kesini Nona, kami membawakan berbagai macam makanan dan ini juga ada masakan khusus yang di buat oleh Nyonya besar untuk Nona Yona," ujar Jun yang tidak lain adalah kembarannya Jin.
Yona menghela nafas berat, ia tahu pasti Maminya ini sangat menghawatirkan tentang makanan yang Yona makan. Padahal Yona sudah besar tapi ya tetap saja selalu bersikap berlebihan, senang sih punya Mami sebaik ini tapi kan niatnya aku pindah dari rumah karena ingin mandiri bukannya malah apa-apa di kirim seperti ini.
"Nona, mohon di terima! Jika tidak, maka Nyonya besar akan marah pada kami karena kami tidak becus dalam bekerja, nanti kami bisa di pecat jika Nona tidak mau menerima makanan ini semua," ujar Jin pada Yona. Ia sangat tidak mau kalau sampai harus kehilangan pekerjaannya, apalagi di jaman sekarang mencari pekerjaan sangatlah susah.
Yona mengangguk, ia juga tidak mau kalau sampai Jun dan Jin kehilangan pekerjaannya biar bagaimana pun istri dan anak-anak mereka butuh makan.
"Bawalah masuk semuanya!" titah Yona, ada dua kardus berbagi cemilan dan makanan siap saji dan ada beberapa bok makanan yang sudah di masak oleh Maminya Yona.
Jun dan Jin masuk karena Yona sudah membuka pintu rumahnya dan langsung mempersilahkan kedua pengawalnya itu masuk membawa semua makanan yang di kirimkan oleh Maminya.
Setelah memasukkan semuanya makanan itu ke dalam rumahnya Yona, tidak lupa Jun mengambil foto untuk bukti di berikan kepada Nyonya besar nanti.
***
Yona membiarkan makanan itu, lalu ia bergegas untuk pergi mandi dan setelah selesai mandi baru Yona mengecek semua makanan, lalu merapikan semuanya ada yang di masukan ke dalam kulkas dan ada juga yang di simpan di lemari dapur.
Setelah selesai ia baru membuka makanan yang sudah matang, saat melihat isinya Yona sangat senang karena Maminya mengirimkan makanan kesukaannya.
Yona hendak makan, namun pintu rumahnya tiba-tiba ada yang mengutuknya, akhirnya Yona pergi membuka pintu lebih dulu sebelum makan.
"Elis, masuklah! Ayo kita makan bareng!" ajak Yona dengan senang hati.
"Eh kami juga mau ikut makan bareng," cetus Win tiba-tiba yang sudah berdiri di belakang Elis, ada Rehan dan Endi juga.
"Elis, kenapa mereka...?"
"Mereka datang ke rumahku minta makan, aku saja belum masak. Aku tahu di rumah kamu pasti banyak makanan, jadi aku membawa mereka semua ke rumahmu," ujar Elis sebelum Yona menyelesaikan kata-katanya.
Yona hanya bisa pasrah, ia langsung mempersilahkan ketiga laki-laki tampan itu masuk, apalagi ada Endi, kan kesempatan jadi bisa kenalan nanti.
Akhirnya Yona menikmati makanan yang di bawakan oleh Maminya dengan para tetangga barunya, baginya hidup seperti ini jauh lebih penuh warna daripada di rumah mewah tapi kesepian karena tidak punya teman.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Susi Sidi
thor.. kasihan banget ngasih nama pengawal nya Jin.. Auto ngakakk ma serem 😝😝
2023-05-17
0