Tetangga Baru Nyebelin

Malam menunjukkan pukul 7 malam, akhirnya Elis pulang kerja juga. Tanpa menunggu lama Yona pergi bertamu ke rumahnya Elis, tak butuh waktu lama karena cuma satu langkah saja ya rumah mereka berdempetan hanya terhalang tembok tapi masih bisa saling melihat, ya seperti di kontrakan dan ini sangat nyaman bagi Yona.

Bayangkan saja saat ada maling datang, pasti akan lebih mudah meminta pertolongan pada para tetangga.

Elis dan Yona duduk di teras rumah Elis, mereka menikmati cemilan dan minuman kaleng yang Elis bawah tadi saat pulang dari kantor.

"Elis, aku mau minjam mie instan dong!" Tiba-tiba ada tetangga baru lagi, ia sangat tampan, putih dan tubuhnya kekar nan putih.

"Ambil saja ada di rak dapur!" kata Elis cuek, lagian sudah biasa ini terjadi.

Rehan, ya namanya Rehan dan dia tinggal satu rumah dengan Win.

Setelah mengambil beberapa cup mie instan, Rehan keluar dari rumahnya Elis, saat Yona melihat laki-laki tampan itu membawa lima cup mie instan siap saji, sungguh Yona cukup kesal.

"Itu minjam apa ngerampok?" tanya Yona pada laki-laki itu.

"Siapa dia El?" tanya Rehan pada Elis.

"Yona namanya, dia sahabatku sekaligus tetangga baru kita semua," jawab Elis dengan nada lembut.

"Oh tetangga baru, mau aku minjam atau ngerampok apa urusannya denganmu?" tanya Rehan sinis dan sangat tidak suka.

"Oh iya dari tadi ada musikan kencang sekali, apakah kamu tetangga baru?" tanya Rehan lagi-lagi sinis pada Yona.

"Tidak sekencang apa yang kamu katakan ya, jangan fitnah!" Yona sangat kesal, memang tadi aku menyalakan musik tapi menurutku suaranya tidak terlalu kencang kok.

Rehan malah tampak kesal pada Yona, seperti punya dendam membara dalam dirinya.

"Hey, lain kali kalau musikan pakai headset saja! Jangan ganggu tidur orang!" titah Rehan dengan ketus.

Ya saat Yona sedang musikan saat itu Yona tidak tahu kalau ada orang, ya kirain tetangga sedang pada pergi kerja orang masih siang bolong. Jadi siapa yang tahu kalau tetangga yang meyebalkan ini di rumahnya, bahkan dia sedang tidur.

"Telinga kamu saja yang di sumpal! Kenapa jadi musik aku yang salah?" sahut Yona sangat kesal.

"Dasar tetangga menyebalkan!" pekik Yona dengan nada menekan.

Rehan geleng-geleng kepala, aduh siapa yang nyalain musik seperti orang sedang hajatan lah aku juga yang di suruh menyumpal telingaku. Dasar tetangga baru ini aku rasa ada gila-gilanya ini gadis, mudah-mudahan dia tidak betah tinggal di perumahan ini dan segera pindah!

"Rehan, kamu mau pulang sekarang atau nunggu aku mengusirmu dengan kasar?" tanya Elis sorot matanya sangat tajam.

"Iya iya aku pulang," kata Rehan, ia langsung berlalu pergi sebelum Elis mengambil semua kembali mie instan yang aku pinjam ini.

Setelah Rehan pergi, Yona masih sangat kesal. Tapi Elis hanya tertawa melihat Yona. Lagian aku tidak tahu apa terjadi di saat aku sedang tidak ada di rumah? Kalau Yona menyalakan musik bag orang hajatan, ya tidak salah sih mungkin dia sangat kesepian di rumah barunya yang hanya tinggal sendirian.

"El, tetangga kamu kok nyebelin banget sih," cibir Yona masih sangat kesal.

"Nyebelin juga dia sangat tampan Yon," sahut Elis malah tersenyum jail.

"Percuma tampan kalau nyebelin," kata Yona tidak suka pada Rehan.

Elis hanya tertawa, ya mau di tanggapi apa? Lagian siapa tahu kali ini menyebalkan, lain kali berubah menjadi menyenangkan.

"Sudahlah El, aku mau pulang. Gara-gara tetangga nyebelin itu mood aku jadi jelek," dengan perasaan kesalnya Yona akhirnya memilih untuk pulang.

Setelah Yona pulang, Elis juga masuk ke dalam rumahnya.

***

Rehan sedang sibuk membuat mie instan, tiba-tiba sahabatnya yang tinggal satu rumah dengannya datang menghampirinya ke dapur.

"Bau nya enak sekali, Re," katanya lalu duduk di salah kursi meja makan yang memang dekat sekali dengan dapur.

"Kenapa? Aku tahu pasti kamu juga mau kan, Win," sahut Rehan sudah bisa di tebak kalau Win datang ke dapur, ya pasti niatnya mau nitip di buatkan mie instan.

"Iya Re, sekalian buat dua!" kata Win dengan santainya.

Rehan sudah tidak kaget lagi, ia langsung membuat dua mie instan cup untuknya dan untuk sahabatnya.

Setelah beberapa lama akhirnya matang juga dan kedua laki-laki tampan itu akhirnya menikmati mie instan yang sudah matang itu bersama-sama.

Mereka makan di atas meja makan dengan lahap.

"Win, kamu sudah bertemu dengan tetangga baru hari ini?" tanya Rehan sambil menikmati mie nya.

"Sudah, dia sangat cantik bukan," jawab Win yang juga sedang menikmati mie nya.

"Cantik tapi nyebelin," sahut Rehan sinis.

"Nyebelin! Dia sangat ramah, aku bertemunya dengannya tadi pagi. Senyumannya juga sangat manis, ya bag madu yang di campur dengan gula manisnya jadi lebih," ujar Win memuji-muji Yona di hadapan Rehan.

Rehan mendesis kesal, nafsu makannya tiba-tiba hilang begitu saja.

"Aku rasa itu tidak benar," masih tidak percaya Rehan.

Senyumnya manis! Perasaan dia terlihat sangat jutek, Win apa matamu harus di periksa ke Dokter dulu?

Setelah selesai makan kedua laki-laki tampan itu kembali ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat.

***

Yona berguling-guling sendirian di atas ranjang tempat tidurnya, bukan karena tempat tidurnya yang tidak nyaman tapi karena mungkin belum terbiasa dengan suasana kamar baru ini.

Kamar di rumahnya begitu mewah, sangat jauh berbeda dengan kamar yang saat ini ia tiduri.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan ternyata sang Mami menelpon, ya mungkin Mami sangat kawatir padaku dan aku langsung mengangkat telpon dari Mami.

"Hallo Mi..."

"Yona sayang, apa kamu bisa tidur dengan nyenyak? Katakan pada Mami! Haruskah Mami menyuruh pengawal untuk menjemputmu pulang ke rumah?" Ambar begitu bawel pada putrinya. Tetap saja Ambar tidak bisa tidur dengan nyenyak saat mengingat Yona harus tinggal di rumah yang cukup kecil.

Yona sangat pusing bahkan gendang telinganya sangat sakit, ya lah Mami bicara bag petasan.

"Mami, Yona baik-baik saja, Yona bisa tidur dengan nyenyak," jawab Yona berusaha membuat sang Mami tidak bawel lagi.

"Sayang anak Mami, rumah itu begitu kecil, kamu pulang saja ya!" bujuknya dengan nada lembut.

Shimin hanya geleng-geleng kepala saat melihat tingkah istri yang kembali berlebihan pada putri semata wayangnya itu. Hanya bisa menarik nafas agar panjang umur, saat melihat istriku seperti ini tidak mau berusaha percaya dengan anaknya.

"Mami, Yona sudah sangat mengantuk. Boleh Yona tidur, Mi?" Yona pura-pura menguap agar Maminya mematikan saluran telponnya, aku tahu jika Mami aku ladeni makan sampai 7 hari 7 malam juga tidak akan kelar ini urusan.

"Baiklah, kamu tidur Nak!" akhirnya Ambar pasrah dengan berat hati ia mematikan saluran teleponnya.

Tenang rasanya akhirnya sang Mami mematikan saluran teleponnya, Yona mencoba untuk memejamkan matanya dan beberapa jam kemudian akhirnya Yona tertidur sangat nyenyak.

Sedangkan Ambar masih belum bisa tidur nyenyak karena terus kepikiran dengan Yona, Shimin memilih untuk tidur karena sudah sangat mengantuk dan besok juga harus pergi ke kantor. Jika ia bersikap berlebihan juga seperti istrinya, yakinlah semuanya tidak akan baik-baik saja.

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!