Meminta Izin Dari Mami

Sesampainya di kamar Maminya, Ambar tampak membuang muka dan sepertinya enggan bicara dengan putri kesayangannya itu. Ya Ambar marah mendengar Yona ingin pindah dari rumahnya, ya takut anaknya hidup diluar sendirian dan kalau terjadi apa-apa bagaimana?

Selama ini Ambar tidak pernah mau jauh dari Yona, ya kecuali sudah menikah kan sudah ada suami ya lain lagi ceritanya.

Tapi kalau ini Yona masih gadis, jika tinggal sendirian di luar sana bagaimana jika ada orang jahat? Aku takut, sungguh takut terjadi apa-apa pada anak semata wayangku.

Ingat sekali dulu perjuangan mendapatkan Yona tidaklah mudah, makanya aku sangat sayang padanya dan memanjakannya karena Yona adalah mutiara dalam hidupku, cahaya dalam hidupku.

"Mami..."

"Mami tidak mengizinkanmu untuk pidah dari rumah ini!" Ambar langsung memotong kata-kata Yona dengan sinis.

Bukan bermaksud galak tapi hanya ingin Yona tidak sampai pindah keluar, aku harus tegas pada Yona.

Yona duduk di belakang Maminya, ia mengusap punggung Maminya dengan lembut, lalu perlahan memeluk tubuh Maminya itu.

Dalam hati Yona, maafkan aku Mi bukannya aku bermaksud egois, tujuan aku pindah selain ingin mandiri aku juga ingin mendekati laki-laki yang tampan itu, iya dia adalah tetangga sebelah di rumah baruku nanti. Biar Mami cepat dapat calon mantu, kan katanya aku pingin cepat nikah.

"Mami, aku tahu Mami kawatir padaku. Tapi aku pindah tidak jauh dari sini, kapanpun Mami mau datang ya datang saja!" ujar Yona dengan nada lembut.

"Tapi Mami takut kamu kenapa-kenapa," kata Ambar dengan tatapan sendu.

"Mami, Yona akan baik-baik saja, Yona tidak sendirian, ada sahabat Yona juga disana, kami akan saling menjaga Mi," kata Yona berusaha memberikan pengertian pada Maminya.

Setelah setengah jam berlalu dan banyak yang mereka obrolkan, hingga akhirnya Ambar luluh juga akan bujukan putri semata wayangnya itu.

"Baiklah, Mami mengizinkan kamu pindah. Tapi ingat kamu harus menjaga dirimu dengan baik dan Mami akan sering-sering datang berkunjung," ujar Ambar biarpun tidak iklhas tapi kemauan anaknya jauh lebih penting.

Yona bersorak senang, lalu langsung memeluk Ambar dengan erat.

***

Sehari setelah mendapatkan izin dari kedua orang taunya Yona pun langsung pindah ke rumah baru miliknya, Ambar dan Shimin juga ikut mengantar ke rumah barunya.

Dan lagi-lagi Yona meminta kedua orang tuanya mengantarkannya dengan memakai taksi, awalnya Ambar tidak mau tapi karena bujukan dari sang suami ya lagi-lagi Ambar harus menuruti kemauan sang putrinya itu.

Bukan tanpa alasan Yona meminta kedua orang tuanya mengantarkan dirinya naik taksi dan juga harus memakai pakaian biasa, ya karena biar tidak ada yang tahu kalau dirinya ini anak orang kaya raya.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama, akhirnya sampailah di rumah barunya Yona.

Kini mereka sama-sama masuk ke dalam rumah baru itu, ya rumahnya sangat rapi dan bersih tapi tetap saja Ambar tidak tenang. Rumah sekecil ini, apakah akan nyaman untuk tinggal?

"Nak, kamu yakin akan tinggal di rumah sekecil ini? Ini pasti tidak akan nyaman buatmu," ujar Ambar kawatir. Melihat kondisi rumahnya yang sederhana, sungguh sangat jauh berbeda dari rumah mewahnya.

"Mami, Mami jangan kawatir ya, Yona kan harus hidup mandiri Mi," ujar Yona dengan nada lembut.

"Ambar percaya saja pada kita!" pinta sang suami karena tidak mau istrinya kawatir yang berlebihan.

Lagi-lagi Ambar hanya mengangguk, ia mulai sekarang aku harus percaya dengan anakku dan aku tidak boleh selalu memanjakannya lagi, Yona kamu harus tetap baik-baik saja!

"Mami...."

"Sayang, katakan pada anak kita! Ayo pulang!" rengek Ambar baru sebentar sadar, eh ini mulai lagi lebaynya.

"Yona, kamu jangan dengarkan Mamimu! Itu urusan Papi nanti," ujar Shimin pada putrinya.

Yona mengangguk, setelah satu jam di rumah baru Yona. Shimin berpamitan pulang, Ambar juga dengan berat hati akhirnya mengikuti langkah kaki suaminya keluar dari rumah baru anaknya itu.

***

Sesampainya di rumah, Ambar menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dengan kasar. Sungguh tidak habis pikir sama Yona, di kasih tempat tinggal mewah yang begitu nyaman ini tapi dia malah pindah. Sungguh, kamu membuatku begitu pusing Nak.

"Papi....Yona makannya bagaimana? Apa aku harus mengirimkan dia makanan setiap hari, aku kawatir dia tidak makan," kata Ambar ya lagi-lagi mulai berlebihan.

Aduh bingung sama istriku ini, apa-apa dia selalu pusing padahal sekarang makanan bisa tinggal pesan dan datang sendiri ke rumah. Sungguh aku jauh lebih pusing mikirin istriku daripada putriku.

"Tidak usah Mi, Yona sudah besar dan bisa mengurus makannya sendiri!" kata Shinmin dengan santainya.

Aku yakin putriku bisa mandiri dan aku tidak perlu kawatir padanya.

Ambar malah diam, pikiran tetap saja tidak tenang ya wajar saja sih namanya seorang Ibu kawatir berlebihan itu hal yang patut terjadi dalam hatinya.

***

Tidak terasa sudah satu hari tinggal di rumah barunya ini, Yona juga hari ini izin tidak masuk kerja karena pindahan.

Elis juga dengan senang hati memberikan izin pada Yona, akhirnya punya tetangga baru.

"Hay, tetangga baru ya?" sapa laki-laki tampan yang tinggalkan tepat di sebelah rumahnya Elis. Laki-laki ini baru saja pulang dari Minimarket.

"Eh iya," sahut Yona dengan senyum kecil.

"Aku Win, namamu siapa?" dengan santainya Win memperkenalkan dirinya pada Yona.

"Win, aku Yona." Sahut Yona, membuat Win tersenyum pada Yona.

Aku rasa Win itu tetangga yang baik, senang rasanya punya tetangga baru baik, mudah-mudahan aku betah tinggal di sini.

"Oh iya, aku duluan ya Yon," pamitnya dan langsung berlalu pergi masuk ke rumahnya.

Yona melihat Win masuk ke dalam rumah yang letaknya tepat di sebelah Elis, aduh bisa cuci mata setiap hari kalau tetangganya tampan-tampan seperti Win semuanya.

Tetangga depan rumah melihat Yona, ia hanya tersenyum pada Yona dan Yona membalas senyuman tetangga baru itu, ya tetangga depan rumah juga tidak kalah tampan dari Win. Itu yang Dada bidangnya bag roti sobek, sungguh sangat menggoda.

Yona kembali masuk ke dalam rumahnya, karena ia merasa lapar akhirnya dia memesan makanan melalui aplikasi hijau, tak beberapa lama kemudian makanan yang ia pesan akhirnya datang juga.

Yona menerima makanan itu tidak lupa ia membayarnya dan memberikan tips padanya, setelah itu Yona langsung makan karena sudah sangat lapar.

Hidup sendiri ya harus mandiri, ini tidak seperti di rumah kedua orang tuanya yang apa-apa ada dan tinggal memanggil Art untuk membuatkan apa yang ingin di makannya.

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Susi Sidi

Susi Sidi

lanjut

2023-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!