Tetangga Sebelah

Tetangga Sebelah

Li Yona Natasya

Dering jam beker mengangetkan Yona yang masih tidur dengan nyenyak, saat membuka kedua matanya dan melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi, Yona rasanya malas sekali dan ingin tetap di kasur.

Tapi sayangnya ini bukan waktunya untuk bersantai ataupun bermalas-malasan, ini adalah waktunya untuk Yona berangkat bekerja. Ya Yona bekerja di perusahaan milik temannya, di sebuah toko online besar padahal kedua orang tuanya kaya raya dan tentunya punya semuanya tapi Yona menolak untuk mengurus perusahaan Papanya dan memilih untuk bekerja di perusahaan temannya itu.

Tidak masalah baginya walaupun harus bekerja keras karena Yona tidak mau di anggap sebagai anak manja dan bisanya ngandelin harta orang tuanya saja, Yona bukan gadis yang seperti itu.

Yona bergegas turun dari tempat tidurnya yang empuk itu, lalu ia langsung menuju ke kamar mandi untuk segera mandi.

Di meja makan sudah Li Shimin dan Ambar, mereka adalah kedua orang tuanya Yona yang selalu memanjakan anaknya, hingga anaknya dari sejak sekolah TK selalu di katain Yona anak Mami.

"Mana itu Yona, Pi. Kok lama sekali," ujar Ambar pada sang suami.

"Baru bangun palingan Mi," sahut Shimin, kebiasaan putri semata wayangnya itu ya kadang susah kalau bangun pagi.

"Mami, Papi," sapa Yona sambil mencium pipi kedua orang tuanya secara bergantian.

Gadis bertubuh mungil yang selalu ceria ini, sungguh menggemaskan, rambutnya yang lurus, kulitnya yang putih dan wajahnya yang cantik membuat gadis yang berusia 22 tahun ini begitu imut, jika orang yang tidak tahu pasti akan mengira Yona itu masih umur belasan tahun dan perlu kalian tahu kecantikannya yang paripurna itu menurun dari Maminya. Di tambah Papinya itu orang Korea kulit putih bersihnya di turunkan oleh Papinya, mata sipitnya juga di turunkan dari sang Papi.

"Sarapan Nak!" kata sang Mami.

Yona sudah duduk dan siap menikmati sarapannya pagi ini, saat sarapan bersama itu menjadi hal yang selalu membuatnya bahagia karena saat makan malam kadang sendiri-sendiri.

Papinya pulang kantor pada jam 5 sore paling telat jam 7 pagi sedangkan Yona pulang bisa jam 9 atau 10 malam itu kalau lagi banyak pekerjaan, tapi tidak masalah bagi Yona yang penting bisa mandiri dan cari duit sendiri, ingat biar tidak selalu menjadi anak Mami seperti teman-temannya dulu katakan.

"Yon, kamu kerja di kantor Papi saja!" ujar Shimin pada anak kesayangannya itu.

"Kalau tidak kamu kuliah lagi saja Nak! Lagian kamu sudah punya semuanya, apa kamu mau buat usaha sendiri saja? Ya biar tidak usah bekerja di kantor temannya kamu," ujar sang Mami karena tidak tega melihat anaknya harus berangkat pagi dan pulangnya malam.

"Papi, Mami, Yona pingin mandiri, Yona tidak mau selamanya mendapatkan julukan anak Mami dari teman-temannya Yona," kata Yona sedih, tidak enak rasanya di ledekin di masa lalu.

"Sayang, itukan di masa lalu, sekarang kamu sudah besar, jadi itu tidak akan terjadi lagi," timpal Ambar dengan nada lembut dan penuh pengertian.

"Tetap saja Mami, Yona ingin menjadi anak yang mandiri!" kekeh Yona dengan tegas.

Sebagai kedua orang tua sebenarnya Shimin dan Ambar senang saat Yona berpikir seperti itu, tapi keduanya sama-sama tidak tega setiap kali Yona pulang kerja kelihatan sekali Yona begitu lelah dan sering kali Ambar memperhatikan mata Yona yang menjadi mata panda. Kasian putriku, padahal dia anak satu-satunya tapi ia malah memilih hidup menderita dengan kerjaan yang keras diluar sana.

"Mami, Papi, Yona berangkat dulu ya, nanti Yona terlambat," sebelum pergi Yona menyalami tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Kamu di antar supir ya Nak!" titah Ambar, tapi Yona menggelengkan kepalanya.

"Mami Yona itu bekerja di perusahaan temannya Yona, tidak enak jika Yona di antar pakai mobil, Yona naik ojek saja seperti biasanya," tolak Yona membuat Ambar sangat sedih.

Yona berlalu keluar dari rumahnya karena tukang ojek sudah menunggu di luar sana.

"Papi, lihat Yona! Apa kamu tidak bisa membuat dia jangan sampai kesusahan?" Ambar tampak marah pada suaminya.

Ketika anak gadis kesayangan harus bekerja keras di saat sudah punya semuanya, rasanya tidak rela dan ingin Yona tetap menjadi anak Mami seperti saat masih kecil dulu.

"Mami, Papi tidak bisa mengatakan apa-apa lagi pada Yona. Dia selalu kekeh dengan kemauannya sendiri, biarkan sajalah Mi!" ujar Shimin, ia beranjak dari tempat duduknya dan berpamitan kepada Ambar untuk berangkat ke kantor.

Kini tinggal Ambar sendiri di meja makan, ia masih terus kepikiran dengan putri kesayanganya itu.

Yona, memang selalu aku manja dari kecil, dia sedikitpun tak pernah merasakan kesusahan sama sekali. Semua yang dia inginkan bisa ia dapatkan dengan mudah, uang jajannya juga tidak pernah kekurangan. Aku mengira dulu kalau aku yang selalu memanjakan anak itu benar, tapi nyatanya salah karena Yona selalu di katain oleh teman-teman sekolahnya dengan sebutan anak Mami.

***

Di kantor kecil milik temannya Yona bekerja sebagai tukang paking barang, padahal ia bisa memilih menjadi apa saja tapi ia tidak mau dan memilih menjadi pekerja biasa saja. Baginya mulai dari nol lebih baik, agar terlepas dari sebutan anak Mami.

Rekan kerjanya juga tidak ada yang tahu kalau Yona itu anak orang kaya, disini Yona tidak pernah menunjukkan jati dirinya yang asli.

"Yona, kamu sudah sarapan?" tanya Restu padanya, Restu adalah rekan kerjanya yang selalu baik dan perhatian, sudah gitu dia sangat tampan dan hatinya sangat lembut.

"Aku lupa tadi aku sarapan atau tidak? Aku terlalu buru-buru karena biasanya bangunnya aku selalu saja kesiangan," jawab Yona yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Kalau bukan lupa bukan Yona namanya," sambung Elis yang tidak lain sahabatnya sekaligus Bos di tempat kerjanya.

Elis menaruh makanan yang sudah ia beli di atas meja, ya itu semua Elis beli untuk para pekerjanya agar tidak ada yang telat makan.

"Ayo semuanya makan dulu! Baru lanjut kerja lagi," titah Elis yang memang selalu perhatian dengan para karyawannya.

Semuanya menghentikan pekerjaan Masing-masing, lalu mereka mengambil makanan dan makan bersama-sama.

"Elis, kamu tidak makan?" tanya Yona, melihat Elis hanya diam sambil memandangi semua karyawan yang sedang makan.

Elis adalah teman baiknya Yona, ya mereka adalah sahabat dan di kantor Elis tidak ada yang tahu kalau Yona adalah anak orang kaya karena Yona melarang dirinya untuk memberitahu kepada siapapun, ya pastinya karena tidak mau di anggap anak Mami lagi para rekan kerjanya.

"Aku sudah makan Yon," sahut Elis yang saat ini sedang sibuk dengan laptopnya. Biasa ngurusin resi pesanan, membantu para anak buahnya.

Semuanya makan dengan lahap, setelah selesai makan semuanya kembali melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Susi Sidi

Susi Sidi

on

2023-05-17

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

nyimak

2023-05-16

0

Sumawita

Sumawita

hadir Kak

2023-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!