Episode 3: Kabur Lagi

“Papa tidak peduli. Papa akan taruh kartunya di sini. Papa pergi. Sampai jumpa!” John keluar dan menutup pintu kamar, mengunci Jane sendiri di dalam kamar.

“Pa, papa jangan pergi!” Jane berusaha membuka pintu kamarnya.

Tidak lama seseorang membuka pintu kamarnya dari luar dan muncul sesosok pria dengan penampilan yang culun, berkacamata bulat dan mengenakan dasi kupu-kupu.

Nicholas Lartner? Kenapa berbeda sekali dengan yang pernah kakak ceritakan padaku? Apa yang terjadi? Jangan bilang… kakak jatuh cinta… karena penampilannya yang “menarik”? batin Jane.

“Nyonya,” ucap laki-laki itu.

“Apa? Kamu memanggilku apa?”

“Nyonya.”

“Siapa yang Nyonya? Kamu siapa?”

“Pelayan yang telah melayani keluarga Lartner selama 15 tahun. Aku hidup sebagai bagian dari keluarga Lartner dan akan mati dengan jiwa keluarga Lartner. Namaku Paul. Nyonya bisa memanggilku Pa, Ul.”

“Oh, Pa ul?”

“Iya, hehehe…”

“Pa ul, ya? Baik, selamat tinggal,” Jane berusaha pergi namun Paul menghalanginya.

“Kenapa ini?”

“Aku tidak bisa membiarkan nyonya keluar.”

“Wah. Aku sedang ditawan sekarang? Dengarkan aku. Katakan padanya untuk datang ke sini agar kita bisa mengobrol. Bisa,’kan?”

“Bos Nicho berkata dia mengakui kesalahannya. Dia tidak akan mempermasalahkan nyonya yang melarikan diri dari pernikahan. Juga, dia akan berbicara dengan para orang tua untukmu. Jangan khawatir ha..ha..ha..”

“Aku menerima permintaan maafnya. Tapi kupikir Nicholas Lartner tidak tertarik padaku. Jadi, aku akan pergi sekarang.”

“Eh eh eh! Tidak. Nyonya masih demam. Nyonya harus istirahat selama beberapa hari lagi.” Paul lagi-lagi menghalangi Jane.

“Aku baik-baik saja. Kata siapa aku demam? Aku sehat tuh! Bagaimana kalau aku buktikan dengan berlari beberapa putaran di luar?”

“Nyonya masih ingin lari? Ya ampun, apa Nyonya adalah bagian dari timnas atletik? Aku akan memberitahu pengalamanku, jika Nyonya ingin memiliki tubuh yang bagus, berbaringlah dan jangan pernah lari.”

“Kepalaku sakit. Kamu bisa istirahat. Aku juga akan tidur sebentar.”

“Apa yang ingin Nyonya makan malam ini? Aku akan membuatkannya.”

Jane menutup pintu kamarnya. “Pergi, pergi saja.”

Setelah bertemu dengan pembantu rumah tangga, dia ingin pergi dan siap melarikan diri dengan melompat dari jendela kamarnya di lantai dua. Paul terkejut melihat Jane yang berhasil kabur.

“Ahhh, si*l! Bagaimana dia bisa kabur dengan membawa sepatunya?!”

Jane mengendarai mobil yang ada di garasi.

Paul mengejarnya. “Eh, eh, tunggu aku! Tidak, tidak! Tunggu sebentar!”

Paul segera menelepon Nicholas.

“Dia membawa kabur mobil lain?!” Nicho segera melacak keberadaan mobilnya di ponselnya. Dia pun tersenyum.

“Mari kita lihat kemana kamu bisa lari.” Nicho memakai jasnya dan mengambil kunci mobil lalu keluar dari ruangannya.

“Ada sesuatu yang penting untuk aku urus, jadwalkan lagi rapatnya besok,” ucapnya ke Jordan.

Malam itu, hujan turun begitu deras, disertai petir, Jane bingung harus membawa mobil kemana.

“Bagaimana cara menggunakan GPS ini?”

Sementara jalanan semakin gelap dan Jane tidak melihat ada mobil dari sampingnya. Dia pun membanting setir ke kiri dan menabrak tempat sampah. Jane pun turun dari mobil.

“Bagaimana bisa jalanan sesepi ini? Tidak ada orang satupun? Dan hujan pula! Kenapa aku bernasib si*l seperti ini?”

Saat Jane ingin berteduh di dalam mobil, pintu mobil tidak bisa terbuka. “Mobil impor macam apa ini? Ahhh! Bagaimana ini!?”

Nicholas mengikuti posisi mobilnya dan menemukan "Megan" yang ketakutan karena kecelakaan lalu lintas. Nicholas turun dari mobilnya dengan memegang payung.

“Kamu siapa!?”

“Aku adalah kakakmu, bagaimana kamu bisa melupakanku begitu cepat?”

Jane meraba-raba wajah Nicholas, “Apakah ini benar-benar kamu?”

“Dimana lagi kamu berencana merabaku?”

Jane menjauhkan tangannya. “Maaf, aku memiliki gangguan rabun senja,”

“Masuklah ke mobil,” Nicholas membawa Jane ke mobilnya.

“Bagaimana jika aku tidak datang?” Nicho memberikan tisu untuk Jane. “Apa kamu berencana untuk tinggal di pinggir jalan sepanjang malam?”

“Kamu mencuri mobil untuk melarikan diri yang kedua kalinya. Kamu masih sangat muda, tapi sangat pandai melakukan hal-hal seperti ini. Apa kamu tahu betapa bahayanya ini? Bagaimana jika terjadi sesuatu? Bagaimana kamu akan menjelaskannya ke orang tuamu?”

“Melalui telepati.”

“Kamu-“

“Aku tahu kamu berada di pihak yang sama dengan orang tua itu. Kamu datang mencari aku hanya untuk membawa aku kembali ke rumah itu. Aku sangat tidak beruntung,”

“Baiklah, baiklah, baiklah. Anggap saja aku berhutang budi padamu. Ayo, pulang. Pakai sabuk pengamanmu.”

Nicholas mengendarai mobilnya kembali ke kediamannya. Dia membawa Jane kembali.

“Sudah sampai, turunlah,” Nicho membukakan pintu untuk Jane.

Jane menghela napas. “Karena kamu tidak akan menyerah, aku akan berbicara baik denganmu.”

“Apa yang ingin kamu bicarakan?”

“Bukan kamu. Aku hanya berbicara sendiri kalau ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya. Ini tidak ada kaitannya denganmu.” Jane masih mengira Nicho adalah orang lain, bukanlah yang sedang bersamanya sekarang.

Jane turun dari mobil.

Kamu pasti tidak menyangka kalau suamimu semuda dan setampan ini. batin Nicho.

“Pulanglah ke rumah. Walaupun kamu sudah menyelamatkan aku hari ini, tapi sudah dua kali mengantar aku kembali ke sini. selamat tinggal.” Ucap Jane.

Ini rumahku. batin Nicho.

“Tunggu sebentar,” Nicho mengambil sesuatu dari dalam mobilnya dan memberikan itu pada Jane.

Dia memberikan sebuah ponsel, “Ambil ponsel ini,”

“Aku tidak membutuhkannya.”

Nicho menaruh paksa di tangan Jane. “Kamu dapat menghubungiku kapan saja jika terjadi sesuatu. Setelah seratus ribu, sekarang kamu juga berutang ponsel padaku.”

Jane kembali ke rumah Nicho. Dia berpikir kalau pelarian bukanlah jalannya. Karena Nicholas tidak ingin menikah dan belum juga muncul, lebih baik mendiskusikan pembubaran kontrak pernikahan dengannya. Ini adalah yang terbaik dari kedua belah pihak. Namun tiba-tiba, lampu di rumah padam.

Saat lampu padam, Nicho perlahan masuk tanpa mengeluarkan suara. Melalui celah pintu, Jane melihat ada seseorang yang berjalan di depan kamarnya.

“Nicholas Lartner, itu kamu, ‘kan?” ucap Jane. Dia berpikir kalau orang ini tidak ingin menunjukkan dirinya sendiri.

“Bisakah kamu menyalakan lampu? Dengan gelap seperti ini, kita tidak bisa berbicara dengan baik.” Jane berbicara dari dalam kamarnya tanpa membuka pintu.

“Bukankah kamu tidak mau melihatku? Tepat sekali sekarang untukmu tidak bisa melihatku dengan suasana seperti ini. ada kesalahpahaman di antara kita? Bisakah kita bicara?” ucap Jane kemudian. Dia berniat membicarakan mengenai pembatalan kontrak pernikahan.

“Bicara saja,”

“Aku mau mengakhiri pernikahan,”

“Kenapa?”

“Kalau kamu ingin menikah, kamu pastinya tidak perlu lari dan kabur dari pernikahan. Apa kamu memiliki wanita yang kamu sukai? Tuan Lartner, sebenarnya, untuk laki-laki yang sangat luar biasa sepertimu, kamu dapat menemukan seorang gadis yang lebih baik dari aku.” Jane mengatakan kalau karena Nicho juga melarikan diri hari ini, dia pasti tidak ingin menikah.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!