Episode 2: Dimana Aku?

Nicho tidak mendengarkan. Dia terus mengendarai mobilnya.

“Permisi, kamu bisa berhenti di sini saja. Terima kasih,” Jane mengulangi.

Nicho tetap tidak memberhentikan mobilnya.

“Hei. Hentikan mobilnya. Aku kasih tahu padamu, ya. Lebih baik kamu tidak main-main denganku. Apa kamu tidak ingat betapa takutnya si pencuri mobil tadi padaku?” Jane mengoceh.

Nicho tertawa kecil

Dia tertawa. Jangan bilang… aku merampok mobil gangster? batin Jane.

“Begini… aku sudah mendapatkan mobilmu kembali. Bagaimana kalau seperti ini… aku akan membayarmu dan anggap saja itu sebagai bayaran karena sudah mengantarku.”

“Berapa banyak yang bisa kamu berikan padaku?”

“Di mobilmu tidak ada meteran, jadi-“

“Lihatlah mobil ini. Apakah pernah menemukan taksi dengan mobil seperti ini?”

“Seratus ribu. Kalau kamu menginginkan lebih dari itu, berarti kamu memiliki niat jahat padaku,”

Nicho malah menambah kecepatan mengemudinya.

Negoisasi tidak berhasil. Saatnya menggunakan trik mendapat belas kasihan. batin Jane.

“Kakak, Tolong kasihanilah aku. Aku dipaksa menikah di usia yang masih muda seperti ini. Suamiku sudah tua, jelek, dan jahat. Dan yang poin utamanya… dia tidak bisa melakukan itu…!”

Jane telah membayangkan citra suami yang tua, jelek, dan kejam. Pernikahannya juga merupakan paksaan, dan karena hanya sekali hidup, dia ingin hidup untuk dirinya sendiri. Nicho terkejut ketika mendengar deskripsi Jane tentang dirinya, dan Nicho reflek langsung rem mendadak.

Dia sangat bingung. Dia mengira gadis ini adalah istri yang dipilih oleh para tetua keluarga, adalah Megan yang anggun.

“Akh!” Kepala Jane mengenai jok di depannya dengan begitu kerasnya.

“Apa-apaan kamu ini?”

“Lampu merah.”

“Kak, aku tidak ada ponsel atau dompet karena aku melarikan diri dengan terburu-buru. Kenapa kamu tidak memberiku nomormu saja? Aku akan menghubungi dan membayarmu kembali nanti.”

Nicho mengulurkan tangannya ke belakang. Jane mengira Nicho mengajaknya bersalaman ternyata Nicho menuliskan nomornya di telapak tangan Jane.

“Baiklah. Kamu boleh keluar sekarang,” ucap Nicho.

“Ini dimana? Kenapa tempat ini sepi sekali?”

“Kamu yang minta untuk turun dari mobil.”

“Kakak, kenapa kamu tidak menjadi orang baik saja sampai akhir? Bisakah kamu membawaku ke kota?” Jane menyatakan kedua tangannya sambil memohon.

Kak, dimana kamu? Aku menjadi seperti ini karena kamu. batin Jane.

Jane tertidur dengan bersandar di pintu mobil karena pelariannya dari pernikahan dan mengejar mobil terasa begitu melelahkan.

“Sudah sampai,” ucap Nicholas.

“Hei. Sudah sampai,” Nicho mengulanginya.

Karena Jane tetap tertidur, Nicho keluar dari mobil dan membuka pintu mobil Jane di belakang. Sontak Jane terjatuh namun segera ditangkap oleh Nicho. Nicho memegang dahi Jane yang ternyata agak demam. Segera dia mengembalikan posisi tidur Jane di dalam mobil.

Nicho membawa Jane ke rumahnya dan membaringkan Jane dengan begitu hati-hati di ranjang.

Sekretaris Nicho meneleponnya.

“Ada apa?” tanya Nicho.

“Apa bos baik-baik saja setelah dirampok oleh nyonya?”

“Lebih tepatnya, aku yang merampoknya.”

“Bos ada-ada saja. Pernikahan ini menjadi kacau karena Nyonya. Ketua sangat marah.”

Nicho teringat kembali akan perkataan Jane saat di mobil tadi.

“Iya. Kamu hanya hidup sekali, kenapa harus menyia-nyiakannya untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kamu lakukan? Aku ingin hidup untuk diriku sendiri,”

“Jordan, aku ingin menambah kekacauan ini,”

“Apa? Tapi, bos. Bisa dimengerti kalau Nyonya kabur dari pernikahan. Kalau bos? Kenapa bos malah pergi di hari pernikahan sendiri?”

“Dia sudah kembali,”

“Apa maksud bos, Noah Lartner? Bos telah menunggunya bertahun-tahun. Dia akhirnya mau bertemu dengan bos? Kalau begitu aku akan mengirim seseorang untuk menjemputnya,”

Melihat beberapa pelayan masuk ke kamarnya, Nicholas berjalan keluar.

“Tidak usah. Tidak ada yang bisa berurusan dengan kakakku. Dan satu lagi, aku akan menyelesaikan masalahku dengan kakek. Terima kasih atas kerja kerasmu.”

“Baiklah, bos.”

Setelah mengakhiri panggilannya dengan sekretarisnya, Nicho menelepon kakeknya.

“Nicho, apa kamu sudah selesai bermain-main? Kamu tidak muncul, pasanganmu juga tidak! Kekacauan macam apa ini?! Kamu sengaja ingin mempermalukan kakek?!”

“Aku kabur bersamanya, Kek.”

“Apa yang terjadi? Kamu tidak mau memenuhi kontrak pernikahan ini?”

“Aku tidak menyukai pernikahan yang didasari bisnis kuno ini. Tapi sekarang, aku berubah pikiran.”

Jane bangun dari tidurnya dan terkejut mendapati dirinya berada di tempat yang bukan rumahnya. Ayahnya masuk ke kamarnya karena Nicho menghubungi ayahnya kalau Jane berada di rumahnya.

“Dimana aku?”

“Dimana lagi kamu berada selain di rumah Lartner?”

Jane kembali mengingat terakhir kali sebelum dia tertidur. Dia berada di sebuah mobil dengan orang asing dan memintanya diantar ke kota namun dia ketiduran di tengah jalan.

Bagaimana ini bisa terjadi secara kebetulan? Dia adalah orang di keluarga Lartner. batin Jane.

Jane turun dari ranjang.

“eh, eh, eh. Mau kemana?” tanya John, ayahnya.

“Aku ingin pulang ke rumah,”

“Jane… kita sudah sepakat kalau kamu akan menjalani pernikahan sampai kakakmu kembali.” John meyakinkan dirinya lagi, berharap berpura-pura menjadi Megan di rumah Lartner sebelum menemukan kakaknya.

“Aku setuju untuk melanjutkan pernikahan. Tapi aku tidak pernah mengatakan aku akan menikah dengan keluarga Lartner. belum lagi, aku tidak bisa tinggal di sini!”

“Putriku, aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya. Tolong kamu tetap berpura-pura selama beberapa hari saja. Begitu kakakmu sudah ditemukan, kamu bisa pergi bebas sesukamu,”

“Berpura-pura? Bagaimana bisa aku melakukan itu? aku hanya seorang mahasiswa dari kota kecil. Bagaimana aku bisa berpura-pura menjadi gadis jenius?!”

“Ssshhh…”

“Bagaimana kalau seseorang mengetahui kalau aku berpura-pura?!”

“Sshhhh… bahkan kalau tu terjadi, kamu masih harus tinggal di sini sampai saat itu. kumohon. Papa mohon padamu.”

Jane duduk di ranjang. “Aku akhirnya mengerti kenapa mama menceraikan papa. Bagaimana aku bisa memiliki ayah seperti papa?”

“Kalau kamu tidak bisa memikirkan papa, tapi Tolong setidaknya Pikirkan tentang kebahagiaan kakakmu. Mulai sekarang, kamu adalah Megan Pearson,” John memberikan kartu tanda penduduk milik Megan.

Jane membuangnya ke lantai. “Berhenti menggunakan kakak untuk mengancamku.”

John mengambil kartu tersebut di lantai. “Kakakmu selalu menjagamu, bantu dia sekali ini saja.”

“Sekali, dua kali, dan seterusnya… bukankah papa terlalu kuno dengan cara seperti ini?”

“Papa tidak peduli. Papa akan taruh kartunya di sini. Papa pergi. Sampai jumpa!” John keluar dan menutup pintu kamar, mengunci Jane sendiri di dalam kamar.

“Pa, papa jangan pergi!” Jane berusaha membuka pintu kamarnya.

Tidak lama seseorang membuka pintu kamarnya dari luar dan muncul sesosok pria dengan penampilan yang culun, berkacamata bulat dan mengenakan dasi kupu-kupu.

Nicholas Lartner? Kenapa berbeda sekali dengan yang pernah kakak ceritakan padaku? Apa yang terjadi? Jangan bilang… kakak jatuh cinta… karena penampilannya yang “menarik”? batin Jane

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!