Dominic adalah general manager di iLuva Hotels, sementara sang owner adalah ibunya sendiri. Dia mengemban tugas tersebut, karena sang ibu sudah tidak lagi muda. Apalagi mengingat wanita itu adalah seorang janda.
Dominic melangkah lebar menuju ruangannya. Namun, saat di lobby hotel dia melihat sekelebat bayangan yang membuat dia teringat dengan seseorang. Seketika itu juga Dominic menurunkan kacamata hitamnya.
"What? Apa aku salah lihat?" tanya Dominic pada dirinya sendiri. "Sepertinya aku harus periksa mata." Dia menghela nafas kecil, tak ingin membuang-buang waktu akhirnya dia kembali melangkah menuju lift, sementara di belakangnya sang asisten senantiasa mengekor.
"Lu, kenapa banyak sekali yang memakai seragam hitam putih? Apakah kita merekrut karyawan baru?" tanya Dominic saat lift sedang berjalan.
"Maaf, Tuan, beberapa dari mereka adalah anak magang," jawab Lucas apa adanya.
"Oh." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Dominic.
Dia yang terkenal tegas membuat para karyawan menjadi segan. Tidak ada satu pun yang berani menatap matanya ketika sedang berbicara, karena kedua netra itu seperti memiliki kekuatan untuk melahap hidup-hidup.
Ketika masuk ke ruang kerjanya, Dominic langsung duduk dan mengecek beberapa laporan yang sudah ada di atas meja.
Namun, tiba-tiba dia bangkit membuat Lucas ikut bangkit juga.
"Ada apa, Tuan?" tanya pria itu dengan sigap.
"Aku ingin kopi."
"Kalau begitu biar saya pesankan."
"Tidak usah, aku ingin membuatnya sendiri sekalian mengawasi yang lain."
"Apakah saya perlu ikut, Tuan?"
Dominic memutar bola matanya. "Kalau kamu ingin melihat aku membuat kopi ya silahkan. Ikut saja, bila perlu saat aku ke toilet pun kamu ikut!"
Lama-lama suara Dominic terdengar seperti gerutuan. Tanpa berkata apapun lagi dia segera keluar dari ruangan dan turun ke lantai dasar.
Di sana tersedia restoran yang memiliki stand coffe tersendiri. Dominic yang sudah terbiasa dengan mesin kopi, jadi terbiasa membuatnya sendiri. Bahkan racikannya tak kalah enak dengan coffe shop yang lain.
Saat hendak melangkah, tiba-tiba Dominic kembali melihat bayangan seseorang yang cukup familiar.
Dia mengerutkan dahinya, mengingat tentang pertemuannya dengan Amanda.
Astaga, dia itu gadis yang kemarin 'kan? Batinnya sambil terus memperhatikan Amanda yang sedang berjalan bersama Lara.
Sedang apa dia di sini? Lagi-lagi Dominic membatin, membuat karyawannya menatap dengan aneh.
"Heh, siapa dia?" tanya Dominic tiba-tiba.
"Yang mana, Tuan?" sang karyawan balik bertanya, karena gelagapan mendapat pertanyaan mendadak.
Dominic menunjuk Amanda menggunakan dagunya.
"Oh itu anak magang dan anak trainee, kalau anak magang baru hari ini dia datang, tapi untuk yang trainee dia sudah dari Minggu kemarin," jawabnya lengkap, membuat Dominic manggut-manggut, seperti memikirkan sesuatu.
Tanpa menimpali ucapan karyawannya, Dominic langsung melenggang begitu saja. Membuat pria itu mengerutkan pangkal hidungnya. "Haish, tadi saja aku tidak perlu jawab, kalau akhirnya abaikan!"
Sementara itu, Amanda baru saja mendapat tugas di kamar 2069.
"Bu, saya boleh ajak Lara 'kan?" tanya Amanda, karena belum terbiasa untuk menerima tamu.
"Tidak, Amanda, kamu sendirian. Supaya kamu cepat hafal dengan tugas-tugasmu. Cepatlah naik, kamu sudah ditunggu," jawab Nayla, dia adalah executif houskeeper.
Akhirnya Amanda hanya bisa pasrah, tetapi meskipun begitu dia harus membuktikan bahwa dia bisa menguasai semuanya dengan cepat.
Amanda masuk ke dalam lift dan menuju lantai paling tertinggi, dengan nomor kamar 2069, tipe presidential suite.
Dia jadi penasaran siapa tamu yang harus dia layani. Sepertinya seseorang yang begitu penting sampai executif houskeeper saja turun tangan.
Ting Tong!
Amanda memencet bel terlebih dahulu. Dan tepat pada saat itu akses langsung terbuka. Amanda menatap takjub, tanpa ba bi bu dia melangkah masuk dan mendapati seorang pria yang tengah duduk membelakanginya.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya Amanda dengan ramah.
"Ehem!" pria itu berdehem seraya meluruskan kakinya. "Aku ingin pijat."
Amanda langsung melongo mendengar permintaan tamunya. Pijat katanya? Dan tunggu dulu, sepertinya dia mengenali suara ini. Dengan cepat Amanda melihat siapa pria yang sedang membelakanginya.
Pupil mata Amanda langsung membesar, karena ternyata dia kembali bertemu dengan pria yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Heuh, Om Tua?" ceplos Amanda yang membuat Dominic langsung mendelik seketika.
***
Diusahakan dua bab dulu ya untuk cerita Amanda, karena aku mau namatin yang sebelah dulu, okey 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Denisya putri
wkeekkkkk .. om omm 🤣🤣
2024-07-31
0
Alexandra Juliana
Tuaan mana Dominic atau ayahmu Manda? 😄😄
2023-12-08
0
May Keisya
om tua ganteng Manda🤣🤣...jodohmu😂
2023-10-03
2