Bab 5

"Oh Tuhan... Aku harus mengeluarkan Farah secepatnya dari sini" Ujar Zac. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?".

"Aku selalu beruntung dalam situasi terjepit, tapi rasanya aku sangat sangsi jika itu menguntungkan di lakukan saat ini". Timpal Ben menatap Farah. "Dengan Farah yang terlihat cantik dan menggoda seperti ini, aku merasa tidak yakin para mafia itu akan melepaskan Farah dengan mudah!". Ben menyugar rambutnya dengan kasar. Raut cemas sekaligus takut sangat terlihat di wajahnya.

Tiba-tiba pria bertubuh gemuk yang harus di foto oleh Farah berjalan terhuyung menuju ke meja Keith. Pria itu tersenyum lebar seraya melontarkan sebuah sapaan. Keith menatap pria besar itu dengan kilatan cahaya yang aneh. Dengan santai Keith mengeluarkan sebuah pistol dari balik celananya.

Zac menganga saat melihat pistol yang di pegang oleh Keith, Senjata api pistol itu bernama Desert Eagle yang memiliki kemampuan daya tembak yang luar biasa. Dimana jika pistol pada umumnya hanya bisa menembus sasaran, namun berbeda dengan pistol itu. Desert Eagle mampu menembus target sekaligus membuat target hancur seketika, dan mengeluarkan suara tembakan yang sangat keras.

"Zac, apa yang akan di lakukan olehnya? Apa yang akan di lakukan oleh mereka?" Farah bertanya dengan nada bergetar dan raut wajah yang pias.

"Aku tidak tahu, Farah " Ujar Zac. "Tapi apapun yang akan mereka lakukan, aku tidak mau kau berada di sini untuk melihatnya". Zac lantas melihat pada Ben, "Kita akan mengeluarkan Farah dengan caramu, Ben. Kau dan Farah harus pergi menyelinap melalui pintu belakang yang ada di balik bar"

Ben lantas berbisik pada Farah. "Bersandarlah padaku seolah kau benar-benar sedang mengalami kontraksi, Farah! Kau harus berakting dengan sangat meyakinkan! Bisakah kau melakukannya?".

"Andai aku benar-benar pernah merasakan bagaimana kontraksi kehamilan itu, Ben" Ujar Farah tersenyum tipis. "Tapi kenapa Zac dan Austin tidak ikut bersama kita menyelinap keluar?".

"Itu tidak mungkin, Farah. Mereka pasti akan langsung membunuh kita" Jawab Austin. "Sekarang pergilah!".

Farah lantas merasakan lengan Ben melingkar di pinggangnya. Reflek Farah menyandarkan kepalanya di bahu Ben dan dengan berjalan pelan keduanya pergi menuju pintu di balik bar. Seluruh pengunjung melihat kepergian mereka dengan wajah terkejut juga panik.

Seorang bodyguard bertubuh besar yang rasanya tiga kali lipat dari tubuh Farah menatapnya dengan sinis. "Kembali ke tempat duduk kalian" Geram pria itu.

"Ben mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Farah. "Kumohon biarkan kami keluar... Adikku sedang merasa tidak sehat" Ujar Ben dengan wajah memohon.

"Nanti". Ujar bodyguard itu dengan singkat.

"Kumohon... Lihatlah dia sedang hamil dan dia merasa sangat kesakitan sejak tadi karena panik dengan situasi di bar ini. Aku takut bayinya lahir lebih awal" Ben menatap bodyguard itu dengan suata yang sangat meyakinkan. "Aku yakin kau tidak ingin melihat seorang wanita merana karena kehilangan bayinya bukan?".

Wajah bodyguard yang sebelumnya menyeramkan kini terlihat lebih melunak. Bodyguard itu menatap ke seberang ruangan di mana Keith dan Ryan sedang menatap ke arahnya. Dengan sekali anggukan kecil dari Ryan, bodyguard itu pun akhirnya menyingkir memberi jalan pada Ben dan Farah untuk keluar melalui pintu belakang bar

Ben dan Farah menatap pintu yang tertutup seraya menghembuskan napas lega. Ben dan Farah lantas menuruni tangga dengan terburu-buru.sampai tidak sengaja Farah tersandung di anak tangga terakhir dan mendarat keras ke tanah. Farah tiba-tiba saja memekik kesakitan saat merasakan puluhan peniti yang menahan bantalan kain di perutnya terasa menusuk kulit. Farah lantas berdiri kembali dan menggusar bantalan kain dengan tujuan membetulkan posisinya. Namun tangan Farah melayang di udara dengan mulut menganga saat melihat bantalan kain di balik gaunnya merosot jatuh ke tanah.

Farah dengan syok berteriak, "Ben! Bantalan kain di perutku terjatuh!".

Ben menghentikan langkahnya dan melotot tatkala menatap bundelan yang ada di dekat kaki Farah. "Sial! Astaga Farah kau tetap di sini! Aku akan berlari ke mobil untuk mengambil lebih banyak peniti!"

"Tidak, Ben! Jangan tinggalkan aku sendirian di sini! Kita sudah berada di luar kan, tidak masalah jika bantalnya terjatuh!". Ujar Farah.

"Mungkin saja orang-orang Keith sudah tersebar mengelilingi area rumah ini, Farah! Akan sangat berbahaya jika mereka melihatmu berjalan dalam keadaan tidak hamil seperti sebelumnya!". Ben menatap Farah dengan lekat. "Bersembunyilah di dekat tangga. Jangan keluar jika aku belum datang!". Titah Ben lalu segera melangkag pergi dengan cepat.

Farah mengamati sekitar dengan takut-takut. Satu-satunya yang memberi penerangan hanyalah dari lampu rumah yang di sulap menjadi club. Farah lantas membungkuk mengambil bantalan kain di dekat kakinya dan seketika itu pula tubuhnya membeku saat mendengar suara derit pintu belakang.

Pintu tertutup dengan keras dan terdengar langkah kaki yang menuruni tangga. Farah perlahan menegakkan tubuhnya, rasa takut, frustasi, malu dan panik menyelimuti dirinya saat ini. Farah melihat rekan Keith, yang berwajah bak malaikat dengan seorang bodyguard. Jantung Farah berdetak lebih cepat membuat darahnya berdesir kencang. Ia melihat pria yang bernama Ryan Smith itu tertawa keras.

Bodyguard itu mencengkram lengan Farah dengan sangat kuat. Pria itu menatap buntalan kain yang ada di genggaman tangan Farah.

"Selamat untukmu". Ujar bodyguard dengan nada mengejek. "Apa bayimu perempuan atau lelaki?"

Pikiran Farah lantas berlari menuju Zac, Ben dan Austin. Tiga orang itu bisa terancam bahaya karena kecerobohannya. Farah menatap sang bodyguard dengan takut dan memohon. "Ma-maaf! Jangan bunuh aku! Kumohon! Aku dan ketiga kakakku tidak ada niat macam-macam kesini!".

"Jangan bohong!" Sentak sang bodyguard hingga Farah tersungkur jatuh ke tanah.

"Hey, jangan kasar pada wanita, Ge!" Ujar Ryan dari balik punggung sang bodyguard.

Gege ,sang bodyguard lantas menarik gaun Farah dan menariknya hingga Farah tersentak ke depan. "Kau wanita ******! Beraninya kau membual pada kami! Sekarang, di mana pria yang keluar bersamamu tadi huh?"

Farah menggelengkan kepalanya dengan panik. Ia tidak akan mengkhianati Ben. "Aku tidak tahu".

Gege lantas menarik gaun depan Farah hingga tubuh Farah terangkat berdiri. Ia mencengkram bahu Farah dengan sangat dalam. "Apa kau ingin menguji seberapa besar kesabaran yang aku miliki?".

Gege lantas menarik tangannya hendak memukul Farah, tetapi dengan cepat Ryan menghentikan aksi itu."Ge, jangan" Ujar Ryan seraya menepuk bahu Gege. "Aku tahu cara lain untuk menyelesaikan hal ini".

Gege lantas menyentak Farah dengan kasar hingga kaki Farah yang sudah terasa lemas tak mampu menopang bobot tubuhnya. Ryan lantas melingkari bahu Farah dengan sikap protektif seraya membetulkan untaian anak rambut Farah yang berantakan di sisi wajahnya.

...♤♤♤...

Terpopuler

Comments

ιda leѕтary

ιda leѕтary

Awalnya jadi tawanan, lama² jadi pacar atau bahkan jadi istri, ye kan thor 😁

2023-05-22

1

Pacarseokjin

Pacarseokjin

lanjut

2023-05-21

1

DeKasiblings

DeKasiblings

next thor keren😍😍😍

2023-05-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!