"Kenapa kau membohongi Ayah, Zac? Sebenarnya misi seperti apa kali ini yang akan kau berikan padaku?". Tanya Farah sambil menatap Zac dengan raut wajah keheranan.
"Karena aku akan membawamu ke suatu tempat yang bisa kubilang... Mengerikan." Zac menatap Farah dengan lekat. "Aku tidak akan membawamu ke sana jika ini bukan situasi yang genting. Ada seorang pria yang akan berada di sana..."
"Seorang pria?" Farah mengerutkan dahinya. "Maksudmu apa sih?".
Zac mengibaskan tangannya ke udara. "Sudahlah. Akan aku jelaskan padamu nanti. Tapi, ini penting. Aku tidak akan pernah membawamu ke sana jika ini bukan misi penting".
"Hmmm.. Aku penasaran tempat mengerikan seperti apa yang kau maksud, Zac". Gumam Farah.
"Aku memang hanya gadis rumahan yang tidak begitu mengetahui dunia luar, tapi kau kan tau kalau keberanianku ini luar biasa! Aku sudah membantumu berulang kali dalam misi berbahaya dan semuanya berhasil! Jadi aku penasaran kali ini tempat mengerikan seperti apa yang kau maksud!".
Zac menyugar rambùtnya ke belakang seraya menghela napas. "Sebuah club. Club yang mengerikan".
Farah terkejut bukan main. "Club?! Benarkah kau akan membawaku ke club, Zac?".
Zac menatap Farah sambil mengerutkan kening. "Kenapa kau terlihat antusias sekali, huh? Dengar, Farah. Club yang aku maksud bukanlah club yang kau bayangkan. Bukan seperti club yang berada di tengah kota dengan para pengunjung muda mudi penuh gaya dan tampan dengan mobil mewah mereka." Ujar Zac. "Club itu terletak di tempat terpencil, kita harus datang ke sana setelah gelap. Terlebih lagi, tempat itu memang kerap di kunjungi oleh orang-orang paling rendah... Para penyelundup, mafia dan.....sebagainya..."
Mendengar hal itu, Farah tercengang. Ia memposisikan tubuhnya tepat menghadap ke arah Zac. Ia menatap Zac dengan lekat. Namun kakaknya itu tidak pernah terlihat serius dari sekarang. "Aku akan membantumu, Zac! Katakan saja padaku apa yang harus aku lakukan nanti!".
Zac mengangguk. Ia tidak pernah kecewa dengan keberanian yang di miliki oleh sang adik. "Di sana tidak seburuk kelihatannya. Kita hanya akan sebentar, tidak akan berlama-lama. Karena aku takut kau tidak akan merasa nyaman. Dua temanku akan ikut bersama kita."
"Temanmu? Siapa mereka?"
"Ben dan Austin" Ujar Zac.
"Maksudmu kedua temanmu dari Jakarta? Wah! Bagaimana kabar mereka? Aku yakin mereka sudah jauh lebih tampan dari terakhir kali aku bertemu dengannya kan?" Farah terkekeh pelan. Ia mengingat kembali terakhir kali bertemu dengan kedua teman Zac mungkin sekitar 5 tahun yang lalu.
Keduanya lalu sempat terdiam. Zac sibuk berperang dengan dirinya sendiri. Tak di pungkiri nuraninya berontak sebagai kakak untuk menbawa adiknya ke tempat yang berbahaya, namun di sisi lain hanya Farah yang bisa membantunya dalam menyelesaikan misi penting kali ini.
Zac lalu mengamati sang adik yang tengah membenahi ikatan rambutnya. Saat mengamati Farah, ekspresi Zac berubah. "Kau perlu mengganti penampilan mu. Kau tidak bisa datang ke club itu seperti ini" Ujar Zac.
"Tentu saja. Aku akan memakai gaun yang bagus, Zac!"
"Tidak! Bukan penampilan seperti itu. Kau justru hanya perlu gaun yang lusuh. Nanti akan aku carikan untukmu sekalian aku akan mencari untuk kostumku juga".
"Oh, kau juga akan menyamar, Zac?"
Zac tersenyum pada Farah. "Tentu saja aku akan menyamar juga, Farah. Kau akan mengetahuinya nanti".
...●●●...
Rumah yang di tinggali oleh Farah dan Tante Okta adalah sebuah rumah yang besar dan indah. Bukan rumah mewah selayaknya di kota besar. Namun rumah yang di tinggali Farah adalah rumah yang paling besar, dengan dinding yang kokoh serta interior kayu yang semakin tua justru akan semakin kuat.
Seiring waktu, dengan terbatasnya uang yang masuk, sulit bagi Tante Okta dan Farah untuk mendekorasinya dan merenovasinya. Walau begitu, tidak tampak kesan kumuh karena Tante Okta adalah orang yang teliti. Seluruh barang mewah di ruang tengah rumah itu pun sudah di jual karena dulu Tante Okta sempat tidak memiliki uang sama sekali.
Malam ini, seperti biasanya Farah dan Tante Okta duduk bersama di ruang tengah yang hanya di isi oleh dua buah sofa panjang. Keduanya sedang menikmati camilan cookies yang baru matang. Dahulu keluarga Ibu Farah adalah keluarga terhormat. Keluarga yang kaya raya, namun sejak kematian ayah, ibu dan kakak Tante Okta, perubahan posisi dari keluarga terhormat menjadi keluarga melarat semakin terasa.
Namun takdir berkata lain, adik perempuan satu-satunya Tante Okta di nikahi oleh seseorang yang cukup berpengaruh dalam pemerintahan di bagian keamanan negara dan menyelamatkannya dari kemelaratan. Zac dan Farah di hasilkan dari pernikahan itu. Tidak sampai empat tahun setelah melahirkan Farah, sang Ibu berpulang. Tante Okta akhirnya mengambil alih untuk mengurus rumah tangga
Andrew yang masih berduka atas meninggalnya sang istri akhirnya memutuskan untuk pindah ke ibu kota dengan membawa serta Zac. Andrew benar-benar fokus dalam bekerja hingga akhirnya saat ini Ia telah menduduki posisi yang tinggi.
Andrew selalu mengirimkan uang untuk membiayai hidup Tante Okta dan Farah. Maka dari itulah, Tante Okta membesarkan anak mendiang adiknya, menutup rapat kehidupannya dari para tetangga. Karena itu Farah tumbuh besar seperti dua dahan pohon yang terbelah. Di satu sisi, Farah harus memahami dan mengerti sang tante yang telah membesarkannya, namun di sisi lain, Farah rindu akan dunia luar yang belum terjamah olehnya. Farah tumbuh menjadi anak yang kesepian, namun para tetangga yang tidak mengerti situasinya menganggap Farah adalah gadis yang sombong seperti Tante Okta.
"Aku tidak mengerti kenapa ayahmu ingin kau datang mengunjunginya pekan depan. Dia tidak pernah mendadak seperti ini" Ujar Tante Okta dengan suara murung. "Aku juga tidak mengerti kenapa Zac tidak mau makan malam bersama kita!"
"Apa karena aku menawarkannya untuk minum secangkir teh hangat? Huh! Seharusnya sebagai pria dewasa dia bisa melakukan hal itu bukan?".
Farah terkikik geli. "Zac hanya ingin melihatku dan segera pergi lagi karena ada pekerjaan yang menunggunya, Tan". Ujar Farah membela sang kakak.
"Apa kau akan menemui ayahmu di sana? Bagaimana kau akan pergi menemuinya? Itu bahkan di luar kota! Aku tidak akan mengizinkanmu jika kau bepergian sendiri!".
"Zac yang akan menemaniku. Tante tenang saja. Walau Zac terlihat acuh, tapi dia akan menjagaku" Ujar Farah menenangkan Tante Okta.
"Huh! Ada apa sih dengan ayah dan kakakmu itu? Ayahmu hanya datang menemui putrinya dua kali dalam setahun dan kakakmu itu! Astaga.... Dia bahkan seperti hantu bagiku! Tidak pernah kulihat dia menampilkan batang hidungnya ke depan mataku. Dia selalu datang saat aku tidak ada di rumah!". Tante Okta masih saja mendumel sedangkan Farah hanya bisa tersenyum tanpa mengutarakan sepatah katapun.
...♤♤♤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
ιda leѕтary
Next thor
2023-05-16
1
PrincessDY
menarik nih thor😍
2023-05-15
1
DeKasiblings
Good....next thor
2023-05-15
1