Bab 4 : Bermain Basket Dengamu

(Kembali ke masa kini)

Isabel tengah siap-siap memilih pakaian yang cocok untuk dia gunakan. Dia akan mulai kursus melukis hari ini. Nesya berjanji tidak akan berkelahi dengannya lagi dan menjadi anak penurut.

Para asisten rumah tangga juga sudah dipekerjakan kembali oleh Nesya. Gadis pintar itu masih sekolah di SMA favorit di kota. Sebentar lagi dia akan naik ke tahun ketiga dan lulus SMA.

Setelah lama memilih akhirnya Isabel memutuskan untuk memakai dress yang dibelikan Nesya pada ulang tahun ke-44 nya. Dia terlihat sangat anggun menggunakan dress itu. Isabel berangkat di antar oleh supir yang sudah bekerja sejak suaminya meninggal dunia.

"Kita berangkat sekarang Nyonya?" tanya Pak supir.

"Iya kita berangkat ke tempat kursus melukis yang sudah diberitahu Nesya" ujar Isabel.

"Baik Nyonya" jawab Pak supir.

Sesampainya di tempat kursus melukis, Isabel segera keluar dari mobil. Dia membawa sebuah payung jadul yang sudah sangat usang dan sering di perbaiki hingga di permak. Payung itu memiliki cerita bersejarah dalam hidupnya.

"Pagi Bu ada yang bisa saya bantu" ujar seorang wanita muda sebagai petugas administrasi di kursus itu.

"Saya baru saja mendaftar untuk kursus melukis" ujar Isabel.

"Baik Bu, dengan Ibu siapa?" tanya petugas itu.

"Isabel Fransisca" ujar Isabel seraya memperlihatkan Kartu Tanda Pengenalnya.

"Baik Bu, Mari saya antarkan" ujar sang petugas.

Isabel di antar menuju sebuah ruangan yang isinya orang-orang se usianya. Isabel di tempatkan di kursi paling ujung dekat jendela yang sudah disediakan media lukis nya.

************

(Kembali Ke masa Lalu)

Helma tengah bermain basket dengan teman sekelasnya. Hari ini jadwal kelas 11 IPA 1 berolahraga di lapangan. Mereka membagi tim menjadi dua kelompok.

Isabel berada di tim yang sama dengan Helma. Tidak disangka Helma jago bermain basket di bandingkan wanita lain di kelas. Chiko teman sekelas mereka datang bersama Ednan dan teman lelaki lainnya.

"Kami boleh bergabung tidak?" tanya Chiko.

"Kalian akan melawan kami?" tanya Helma.

"Tentu saja tidak kalian akan kalah, kita gabung saja menjadi dua kelompok" ujar Chiko.

"Aku dan Ednan akan jadi ketua tim masing-masing kelompok" ujar Chiko.

"Baiklah kalian bagi saja wanita nya menjadi anggota kalian" jawab Helma.

Helma menarik tangan Isabel dan mengajaknya masuk tim Ednan. Dia tidak mau bersama Chiko yang usil.

"Ayok Sabel kita di tim Ednan saja" tarik Helma.

"Eh eh Helma helma kamu sama aku aja" ujar Chiko yang diam-diam memendam rasa pada Helma.

"Tidak mau bersamamu pasti kalah" ledek Helma.

Mereka akhirnya bermain dengan dua tim 5 vs 5, masing- masing tim beranggotakan dua orang pria dan tiga wanita. Tim Ednan berisikan dirinya dan satu teman laki-lakinya, Isabel, Helma, dan Violet.

Beberapa kali Helma dan Ednan saling oper dan berhasil masukkan bola ke ring. Tim Chiko tampak kewalahan dengan formasi yang dibangun tim Ednan.

Saat hendak melemparkan bola basket ke taman satu timnya, Chiko tidak sengaja hampir mengenai wajah canti Isabel. Dengan cepat tangan Ednan menangkap bola itu sebelum tepat mengenai wajah Isabel.

"Aaaa.... " ujar Isabel kaget seraya menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Tap" terdengar bola di tangkap dengan cepat tepat di depan wajahnya.

"Kamu gapapa?" tanya Ednan pada Isabel.

"Iya aku gapapa" jawab Sabel.

"Woi hati-hati donh" ujar Helma pada Chiko.

"Iya maaf, aku tidak sengaja" ujar Chiko menyesal.

Pertandingan itu usai dan tim Ednan berhasil memenangkan pertandingan. Violet yang melihat aksi Ednan tadi langsung merasa cemburu buta.

"Harusnya tadi aku yang hampir kena bola" ujar Violet cemburu.

Helma dengan cepat membawakan minum untuk Isabel. Wanita itu sangat hebat dalam persahabatan dan kekompakan.

"Untuk ku mana?" tanya Ednan.

"Tidak ada, ini hanya untuk Isabel" jawab Helma meledek.

"Makasih ya buat tadi" ujar Isabel pada Ednan.

"Santai aja kali" jawab Ednan dingin seperti biasa.

"Oh iya hampir lupa, Hel nanti kamu kumpul data anak-anak mau ikut ekskul apa ya" ujar Ednan.

"Ekskul?" tanya Isabel.

"Iya mulai tahun ini dikembangkan untuk anak yang ingin mengasah keterampilan nya" ujar Ednan.

"Kamu mau masuk apa Bel?" tanya Helma bersemangat.

"Seni lukis, aku sangat suka melukis" ujar Isabel.

"Wah kenapa kamu tidak bilang kalau kamu jago melukis, Ednan paling juara dalam melukis" jawab Helma.

"Aku tidak bilang kalau aku jago melukis, aku hanya bilang aku suka melukis" ujar Isabel lagi.

"Apakah itu berbeda?" tanya Helma polos.

"Tentu saja berbeda, jago melukis berarti handal, suka melukis hanya sekedar hobby walaupun hasilnya tidak bagus" ujar Chiko menimbrung pembicaraan mereka.

"Kamu ikut-ikutan aja" ujar Helma kesal.

"Chiko benar kok Hel, aku tidak jago melukis, aku hanya menyukai melukis" jawab Isabel jujur seraya tersenyum.

"Kenapa kamu suka melukis?" tanya Ednan.

"Melukis membuat jiwa ku lebih tenang, andai dulu orangtua ku mendukung ku dalam melukis aku pasti sudah menekuninya" ujar Isabel.

"Memangnya kamu tidak diizinkan melukis oleh orangtua mu?" tanya Helma.

"Iya aku tidak di izinkan melukis" jawab Isabel seraya geleng-geleng kepala.

"Kenapa begitu?" tanya Chiko.

"Mereka menganggap melukis hanya membuang-buang waktu, mereka hanya suka aku menguasai bidang akademis seperti matematika dan ilmu IPA lainnya" ujar Isabel.

"Tidak apa-apa kamu bisa melukis di sini tanpa sepengetahuan mereka" ujar Ednan menghibur Isabel.

"Iya Ednan benar, kamu bisa melukis di sini" ujar Helma turut bersedih.

"Tentu, semangat" tambah Chiko lagi.

Episodes
1 Bab 1 : Si Anak Baru
2 Bab 2 : Kursus Melukis
3 Bab 3 : Ednan
4 Bab 4 : Bermain Basket Dengamu
5 Bab 5 : Ancaman Bunuh Diri
6 Bab 6 : Jadian
7 Bab 7 : Berbagi Rahasia
8 Bab 8 : Alasan Kenapa Obsesi
9 Bab 9 : Bus
10 Bab 10 : Tidak ingin melihatmu
11 Bab 11 : Surat Wasiat Papa
12 Bab 12 : Untuk Nesya
13 Bab 13 : Kejadian yang sebenarnya
14 Bab 14 : Cemburu
15 Bab 15 : Marahan
16 Bab 16 : Direstui
17 Bab 17 : Kebakaran
18 Bab 18 : Putus dan Baikan
19 Bab 19 : Isabel yang baik
20 Bab 20 : Kartu ATM
21 Bab 21 : Adik Ipar
22 Bab 22 : Akhirnya Bertemu
23 Bab 23 : Mengenangmu
24 Bab 24 : Ledekan Sandrina
25 Bab 25 : Psiko
26 Bab 26 : Hari Jadi
27 Bab 27 : Traktir
28 Bab 28 : Mendaki
29 Bab 29 : Bercerita
30 Bab 30 : Cita-cita
31 Bab 31 : Perkelahian
32 Bab 32 : Chiko dan Helma
33 Bab 33 : Hanya Teman
34 Bab 34 : Malam Kelulusan
35 Bab 35 : Mencari Rafael
36 Bab 36 : Awal Mula Penderitaan
37 Bab 37 : Demi Menghilangkan Traumamu
38 Bab 38 : Qenzo
39 Bab 39 : Mulai Dekat Kembali
40 Bab 40 : Episode Terakhir Season Satu
41 Season 2 Bab 41 : Jalani hidup bersama
42 Season 2 Bab 42 : MOS
43 Season 2 Bab 43 : Awal Mula Perkenalan
44 Season 2 Bab 44 : Makan Sendirian
45 Season 2 Bab 45 : Pria Idaman
46 Season 2 Bab 46 : Memastikan
47 Season 2 Bab 47 : Segitiga
48 Season 2 Bab 48 : Pertemuan Orangtua
49 season 2 Bab 49 : Perasaan Bisa Berubah
50 season 2 Bab 50 : Alasan Memanggil Papa
51 Season 2 Bab 51 : Foto Masa Kecil
52 Season 2 Bab 52 : Titik Terang
53 Season 2 Bab 53 : My First Love
54 Season 2 Bab 54 : Mama
55 Season 2 Bab 55 : Berkunjung
56 season 2 Bab 56 : Bahagia
57 season 2 Bab 57 : Ungkapan Perasaan
58 Season 2 Bab 58 : Ciuman Pertama
59 Season 2 Bab 59 : Romantis
60 Season 2 Bab 60 : Ramyon
61 Season 2 Bab 61 : Awal Kegelisahan
62 Season 2 Bab 62 : Rasa Takut
63 Season 2 Bab 63 : Keramaian
64 Season 2 Bab 64 : Tantangan atau Kejujuran
65 Season 2 Bab 65 : Kembalinya Windria
66 Season 2 Bab 66 : Terkunci
67 Season 2 Bab 67 : Orang Jahat
68 Season 2 Bab 68 : Plot Twist yang Sesungguhnya
69 Chapter 69 : Rencana Jahat
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 : Si Anak Baru
2
Bab 2 : Kursus Melukis
3
Bab 3 : Ednan
4
Bab 4 : Bermain Basket Dengamu
5
Bab 5 : Ancaman Bunuh Diri
6
Bab 6 : Jadian
7
Bab 7 : Berbagi Rahasia
8
Bab 8 : Alasan Kenapa Obsesi
9
Bab 9 : Bus
10
Bab 10 : Tidak ingin melihatmu
11
Bab 11 : Surat Wasiat Papa
12
Bab 12 : Untuk Nesya
13
Bab 13 : Kejadian yang sebenarnya
14
Bab 14 : Cemburu
15
Bab 15 : Marahan
16
Bab 16 : Direstui
17
Bab 17 : Kebakaran
18
Bab 18 : Putus dan Baikan
19
Bab 19 : Isabel yang baik
20
Bab 20 : Kartu ATM
21
Bab 21 : Adik Ipar
22
Bab 22 : Akhirnya Bertemu
23
Bab 23 : Mengenangmu
24
Bab 24 : Ledekan Sandrina
25
Bab 25 : Psiko
26
Bab 26 : Hari Jadi
27
Bab 27 : Traktir
28
Bab 28 : Mendaki
29
Bab 29 : Bercerita
30
Bab 30 : Cita-cita
31
Bab 31 : Perkelahian
32
Bab 32 : Chiko dan Helma
33
Bab 33 : Hanya Teman
34
Bab 34 : Malam Kelulusan
35
Bab 35 : Mencari Rafael
36
Bab 36 : Awal Mula Penderitaan
37
Bab 37 : Demi Menghilangkan Traumamu
38
Bab 38 : Qenzo
39
Bab 39 : Mulai Dekat Kembali
40
Bab 40 : Episode Terakhir Season Satu
41
Season 2 Bab 41 : Jalani hidup bersama
42
Season 2 Bab 42 : MOS
43
Season 2 Bab 43 : Awal Mula Perkenalan
44
Season 2 Bab 44 : Makan Sendirian
45
Season 2 Bab 45 : Pria Idaman
46
Season 2 Bab 46 : Memastikan
47
Season 2 Bab 47 : Segitiga
48
Season 2 Bab 48 : Pertemuan Orangtua
49
season 2 Bab 49 : Perasaan Bisa Berubah
50
season 2 Bab 50 : Alasan Memanggil Papa
51
Season 2 Bab 51 : Foto Masa Kecil
52
Season 2 Bab 52 : Titik Terang
53
Season 2 Bab 53 : My First Love
54
Season 2 Bab 54 : Mama
55
Season 2 Bab 55 : Berkunjung
56
season 2 Bab 56 : Bahagia
57
season 2 Bab 57 : Ungkapan Perasaan
58
Season 2 Bab 58 : Ciuman Pertama
59
Season 2 Bab 59 : Romantis
60
Season 2 Bab 60 : Ramyon
61
Season 2 Bab 61 : Awal Kegelisahan
62
Season 2 Bab 62 : Rasa Takut
63
Season 2 Bab 63 : Keramaian
64
Season 2 Bab 64 : Tantangan atau Kejujuran
65
Season 2 Bab 65 : Kembalinya Windria
66
Season 2 Bab 66 : Terkunci
67
Season 2 Bab 67 : Orang Jahat
68
Season 2 Bab 68 : Plot Twist yang Sesungguhnya
69
Chapter 69 : Rencana Jahat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!