Bab 3 : Ednan

Semua mata menatap dengan kekaguman paa Isabel. Karena seluruh anak menatap ke arahnya, Isabel jadi gugup dan memilih untuk menunduk.

"Baiklah, Isaebl kamu duduk di samping Ednan saja" ujar Pak Riko.

"Yang mana Pak?" tanya Isabel karena tidak melihat ada Ednan di kelas.

"Dimana Ednan?" tanya Pak Riko pada siswa lain.

"Di UKS pak, semalam lengannya cedera saat turnamen" ujar Helma.

"Bangku terakhir, Ednan duduk di bangku terakhir kamu disamping nya dulu untuk sementara karena itu yang kosong" ujar Pak Riko seraya menunjuk bangku terakhir.

"Baik Pak terimakasih" jawab Isabel seraya duduk.

Saat jam istirahat tiba Helma mengajak Isabel ke kantin. Bertepatan saat mereka hendak ke kantin, Ednan masuk kembali ke kelas.

"Ednan tangan kamu sudah mendingan?" tanya Helma.

"Iya udah mendingan kok" jawab Ednan seraya duduk di kursinya.

"Ini tas siapa Hel?" tanya Ednan melihat kursi disampingnya sudah terisi tas.

"Itu tas Isabel, dia akan jadi teman satu meja mu" ujar Helma seraya memperkenalkan Isabel yang berdiri di sebelahnya.

"Isabel ini Ednan kawan satu meja mu" ujar Helma.

"Kamu anak baru?" tanya Ednan pada Isabel.

"Iya aku anak pindahan" jawab Isabel lagi.

"Kami ke kantin dulu, kalian nanti saja berkenalan" ujar Helma sudah lapar.

Mereka berdua pergi ke kantin yang sudah ramai sejak bel istirahat berbunyi. Helma memesan dua mangkuk bakso untuk mereka. Pandangan para siswa tertuju kepada mereka berdua. Helma memiliki wajah yang manis berambut pendek. Sedangkan Isabel memiliki wajah yang cantik berambut panjang.

Keduanya memiliki karakteristik wajah yang kuat dan disukai banyak orang. Helma sudah populer sejak dulu, tapi wajah Isabel tampak baru dikalangan para siswa.

"Helma siapa itu?" tanya salah satu siswa.

"Dia teman sekelasku, anak baru" ujar Helma.

"Siapa namanya?" tanya siswa itu lagi.

"Namanya Isabel" jawab Helma.

Isabel dan Helma memakan bakso mereka dengan nikmat. Seluruh mata belum berhenti memandangi kecantikan mereka berdua.

"Kamu maklum aja kalau dilihatin, soalnya kamu cantik" ujar Helma pada Isabel.

"Kamu tuh yang dilihatin, kamu kan lebih cantik" ujar Isabel lagi.

"Haha oke oke kita berdua sama-sama cantik" ujar Helma akhirnya.

"Iya kalau begitu aku setuju" jawab Isabel tersenyum.

Setelah menghabiskan makanan dan minuman, mereka kembali ke kelas. Bel berbunyi saat mereka baru saja tiba di kelas. Ednan sudah tertidur dengan tangan di lipat di atas meja.

"Permisi" ujar Isabel duduk di samping Ednan.

"Kalian sudah selesai dari kantin" ujar Ednan.

"Iya kamu gak makan?" tanya Isabel.

"Udah tadi" jawab Ednan lagi.

"Habis ini kita pelajaran apa ya?" tanya Isabel belum hafal jadwal pelajaran.

"Matematika" ujar Ednan.

"Ooh" jawab Isabel terlihat biasa saja.

"Kamu pasti pintar matematika" jawab Ednan.

"Kenapa begitu?" tanya Isabel.

"Respon mu sangat biasa saja saat mendengar kata matematika" jawab Ednan.

"Memangnya aku harus antusias?" tanya Isabel.

"Hmm gak juga sih" jawab Ednan lagi.

Guru matematika mereka datang dan semua siswa di kelas menjadi hening. Ibu Matematika tergolong kejam dan ditakuti para siswa.

"Sudah kalian kerjakan PR minggu lalu?" tanya Bu Raisa.

"Sudah Bu" jawab para siswa.

Ednan segera mengeluarkan buku PR nya. Isabel tidak tahu ada PR karena dia baru saja masuk ke kelas. Dia melihat seluruh siswa mengumpulkan PR tanpa terkecuali.

"Ada yang belum mengumpulkan?" tanya Bu Raisa.

"Saya Bu" jawab Isabel mengangkat tangan.

"kamu? sepertinya Ibu baru lihat" ujar Bu Raisa tidak mengenali siswi itu.

"Iya Bu saya murid pindahan yang baru saja masuk" jawab Isabel.

"Baiklah kali ini saya maafkan, silahkan tanya pada teman kamu bagaimana sistem mengajar dan belajar di kelas saya ya" ujar Bu Raisa tegas.

"Baik Bu" jawab Isabel.

Setelah pelajaran matematika Isabel langsung ke meja Helma. Dia ingin menanyakan maksud perkataan dari Ibu Raisa.

"Hel maksud Bu Raisa tadi apa ya?" tanya Isabel.

"Bu Raisa sangat benci anak yang tidak mengerjakan PR walaupun dengan alasan apapun" ujar Helma.

"Oh ya, biasa nya dapat hukuman apa Hel?" tanya Isabel.

"Biasa nya untuk kali pertama akan dipukul dengan rotan, kali kedua kamu tidak akan masuk pelajaran ibu itu dan menghadap bendera selama jam pelajaran di terik matahari, dan ketiga langsung panggilan orangtua" ujar Helma menjelaskan.

"Wah ngeri juga ya langsung panggilan seperti itu, kalau orang tua kita tidak hadir bagaimana?" tanya Isabel lagi.

"Kamu tidak akan lulus pelajaran matematika, nilai kamu akan merah dan gagal" ujar Helma.

"Wah untunglah aku masih murid baru dan belum tahu semua ini" jawab Isabel.

"Iya mulai minggu depan kamu harus kerjain ya" ujar Helma.

"Iyaa makasih udah di ingetin" jawab Isabel.

"Kalau kamu tidak mengerti tanya saja teman semejamu" ujar Helma lagi.

"Maksudnya Ednan?" tanya Isabel.

"Iya dia anak paling pintar matematika di kelas" ujar Helma.

"Haha oke Helma" jawab Isabel.

Helma tidak tahu bahwa Isabel sangat pintar matematika. Sejak kecil dia sudah menjuarai antar provinsi olimpiade matematika. Saat SMP dia sudah naik level nasional dan makin mengembangkan bakat matematikanya.

Episodes
1 Bab 1 : Si Anak Baru
2 Bab 2 : Kursus Melukis
3 Bab 3 : Ednan
4 Bab 4 : Bermain Basket Dengamu
5 Bab 5 : Ancaman Bunuh Diri
6 Bab 6 : Jadian
7 Bab 7 : Berbagi Rahasia
8 Bab 8 : Alasan Kenapa Obsesi
9 Bab 9 : Bus
10 Bab 10 : Tidak ingin melihatmu
11 Bab 11 : Surat Wasiat Papa
12 Bab 12 : Untuk Nesya
13 Bab 13 : Kejadian yang sebenarnya
14 Bab 14 : Cemburu
15 Bab 15 : Marahan
16 Bab 16 : Direstui
17 Bab 17 : Kebakaran
18 Bab 18 : Putus dan Baikan
19 Bab 19 : Isabel yang baik
20 Bab 20 : Kartu ATM
21 Bab 21 : Adik Ipar
22 Bab 22 : Akhirnya Bertemu
23 Bab 23 : Mengenangmu
24 Bab 24 : Ledekan Sandrina
25 Bab 25 : Psiko
26 Bab 26 : Hari Jadi
27 Bab 27 : Traktir
28 Bab 28 : Mendaki
29 Bab 29 : Bercerita
30 Bab 30 : Cita-cita
31 Bab 31 : Perkelahian
32 Bab 32 : Chiko dan Helma
33 Bab 33 : Hanya Teman
34 Bab 34 : Malam Kelulusan
35 Bab 35 : Mencari Rafael
36 Bab 36 : Awal Mula Penderitaan
37 Bab 37 : Demi Menghilangkan Traumamu
38 Bab 38 : Qenzo
39 Bab 39 : Mulai Dekat Kembali
40 Bab 40 : Episode Terakhir Season Satu
41 Season 2 Bab 41 : Jalani hidup bersama
42 Season 2 Bab 42 : MOS
43 Season 2 Bab 43 : Awal Mula Perkenalan
44 Season 2 Bab 44 : Makan Sendirian
45 Season 2 Bab 45 : Pria Idaman
46 Season 2 Bab 46 : Memastikan
47 Season 2 Bab 47 : Segitiga
48 Season 2 Bab 48 : Pertemuan Orangtua
49 season 2 Bab 49 : Perasaan Bisa Berubah
50 season 2 Bab 50 : Alasan Memanggil Papa
51 Season 2 Bab 51 : Foto Masa Kecil
52 Season 2 Bab 52 : Titik Terang
53 Season 2 Bab 53 : My First Love
54 Season 2 Bab 54 : Mama
55 Season 2 Bab 55 : Berkunjung
56 season 2 Bab 56 : Bahagia
57 season 2 Bab 57 : Ungkapan Perasaan
58 Season 2 Bab 58 : Ciuman Pertama
59 Season 2 Bab 59 : Romantis
60 Season 2 Bab 60 : Ramyon
61 Season 2 Bab 61 : Awal Kegelisahan
62 Season 2 Bab 62 : Rasa Takut
63 Season 2 Bab 63 : Keramaian
64 Season 2 Bab 64 : Tantangan atau Kejujuran
65 Season 2 Bab 65 : Kembalinya Windria
66 Season 2 Bab 66 : Terkunci
67 Season 2 Bab 67 : Orang Jahat
68 Season 2 Bab 68 : Plot Twist yang Sesungguhnya
69 Chapter 69 : Rencana Jahat
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 : Si Anak Baru
2
Bab 2 : Kursus Melukis
3
Bab 3 : Ednan
4
Bab 4 : Bermain Basket Dengamu
5
Bab 5 : Ancaman Bunuh Diri
6
Bab 6 : Jadian
7
Bab 7 : Berbagi Rahasia
8
Bab 8 : Alasan Kenapa Obsesi
9
Bab 9 : Bus
10
Bab 10 : Tidak ingin melihatmu
11
Bab 11 : Surat Wasiat Papa
12
Bab 12 : Untuk Nesya
13
Bab 13 : Kejadian yang sebenarnya
14
Bab 14 : Cemburu
15
Bab 15 : Marahan
16
Bab 16 : Direstui
17
Bab 17 : Kebakaran
18
Bab 18 : Putus dan Baikan
19
Bab 19 : Isabel yang baik
20
Bab 20 : Kartu ATM
21
Bab 21 : Adik Ipar
22
Bab 22 : Akhirnya Bertemu
23
Bab 23 : Mengenangmu
24
Bab 24 : Ledekan Sandrina
25
Bab 25 : Psiko
26
Bab 26 : Hari Jadi
27
Bab 27 : Traktir
28
Bab 28 : Mendaki
29
Bab 29 : Bercerita
30
Bab 30 : Cita-cita
31
Bab 31 : Perkelahian
32
Bab 32 : Chiko dan Helma
33
Bab 33 : Hanya Teman
34
Bab 34 : Malam Kelulusan
35
Bab 35 : Mencari Rafael
36
Bab 36 : Awal Mula Penderitaan
37
Bab 37 : Demi Menghilangkan Traumamu
38
Bab 38 : Qenzo
39
Bab 39 : Mulai Dekat Kembali
40
Bab 40 : Episode Terakhir Season Satu
41
Season 2 Bab 41 : Jalani hidup bersama
42
Season 2 Bab 42 : MOS
43
Season 2 Bab 43 : Awal Mula Perkenalan
44
Season 2 Bab 44 : Makan Sendirian
45
Season 2 Bab 45 : Pria Idaman
46
Season 2 Bab 46 : Memastikan
47
Season 2 Bab 47 : Segitiga
48
Season 2 Bab 48 : Pertemuan Orangtua
49
season 2 Bab 49 : Perasaan Bisa Berubah
50
season 2 Bab 50 : Alasan Memanggil Papa
51
Season 2 Bab 51 : Foto Masa Kecil
52
Season 2 Bab 52 : Titik Terang
53
Season 2 Bab 53 : My First Love
54
Season 2 Bab 54 : Mama
55
Season 2 Bab 55 : Berkunjung
56
season 2 Bab 56 : Bahagia
57
season 2 Bab 57 : Ungkapan Perasaan
58
Season 2 Bab 58 : Ciuman Pertama
59
Season 2 Bab 59 : Romantis
60
Season 2 Bab 60 : Ramyon
61
Season 2 Bab 61 : Awal Kegelisahan
62
Season 2 Bab 62 : Rasa Takut
63
Season 2 Bab 63 : Keramaian
64
Season 2 Bab 64 : Tantangan atau Kejujuran
65
Season 2 Bab 65 : Kembalinya Windria
66
Season 2 Bab 66 : Terkunci
67
Season 2 Bab 67 : Orang Jahat
68
Season 2 Bab 68 : Plot Twist yang Sesungguhnya
69
Chapter 69 : Rencana Jahat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!