Helma dan Isabel segera ke lapangan tempat siswa lain sedang menonton pertandingan basket. Isabel melihat sekeliling penuh dengan keringat dan siswa-siswa yang saling berdempetan.
"Kamu tidak terbiasa pada keramaian?" tanya Helma.
Isabel hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari Helma.
"Itu namanya Ednan, dia ketua tim basket sekolah ini sekaligus ketua osisnya" ujar Helma seraya menunjuk seorang pria bernama Ednan.
"Wah dia rakus sekali" ujar Isabel.
"Kenapa begitua?" tanya Helma heran.
"Dia mengambil segalanya, ketenaran, ketua osis, ketua tim basket, terlebih-lebih dia pria yang tampan" ujar Isabel tanpa basa-basi.
"Wah kamu terang-terangan sekali ya, baguslah aku suka orang yang jujur" ujar Helma kaget sekaligus tersenyum.
Isabel menatap pria bermana Ednan itu. Dia mengakui pria itu sangat tampan dan sesuai dengan kriteria pria idamannya. Terlebih lagi Isabel sangat menyukai pria yang jago bermain basket.
(Kembali ke masa kini)
Isabel kembali tersadar saat sebuah suara memanggilnya. Dia meletakkan jarum jahit dan berbalik ke arah suara itu.
"Mama.... Mama dengar tidak dari tadi aku terus memanggil Mama" ujar Nesya.
"Kamu sudah pulang" jawab Isabel.
"Mama kenapa Ma, ada yang sakit?" tanya Nesya seraya memeriksa tubuh Ibunya.
"Tidak ada, Ibu hanya beristirahat" ujar Isabel lagi.
"Sudah Nesya katakan kalo Ibu tidak boleh kecapekan, Ibu tidak bisa memecat para pembantu" ujar Nesya lagi.
"Sudahlah Nesya, Ibu tidak mau berdebat tentang itu lagi" ujar Isabel.
"Ibu sangat keras kepala, bagaimanapun Ibu tidak akan sanggup membersihkan rumah sebesar ini" ujar Nesya lagi.
"Tidak apa-apa, Ibu bisa kok, itu akan mengisi waktu luang Ibu" ujar Isabel.
"Ibu tidak perlu melakukan ini untuk mengisi waktu luang, aku akan mendaftarkan Ibu kursus melukis kembali di studio" ujar Nesya.
"Tidak usah, Ibu malu dengan usia Ibu yang sudah tua" ujar Isabel.
"Ibu tenang saja, ada tempat kursus melukis khusus orang paruh baya, disana Ibu akan belajar bersama orang-orang se usia Ibu" ujar Nasya lagi.
"Benarkah?" tanya Isabel bersemangat.
"Benar Ibu, dengan syarat Ibu harus mempekerjakan lagi asisten rumah tangga kita, itu bisa membantu pendapatan mereka juga Bu" ujar Nasya membujuk Isabel.
Setelah di bujuk habis-habis an oleh Nasya akhirnya Isabel mengalah dan mengikuti kemauan puterinya. Gadis berusia 17 tahun itu tampak lebih dewasa karena keadaan. Bagaimanapun dia hanya hidup berdua dengan Ibunya. Nasya harus bisa lebih dewasa dari anak-anak seusianya.
(Kembali ke masa lalu)
Keesokan harinya Isabel bangun dengan cepat dan tidak ingin terlambat ke sekolah. Dia menyisir rambut indah nya dan tersenyum ke arah kaca. Isabel turun dari lantai dua ke ruang makan. Ibunya telah menyiapkan roti dan susu untuk Isabel nikmati sebelum berangkat sekolah.
Orangtua Isabel merupakan pembisnis sukses di kota. Mereka sering bolak balik dari luar negeri untuk urusan bisnis. Oleh sebab itu mereka menyekolahkan Isabel di SMA luar negeri. Akan tetapi itu hanya bertahan satu tahun di kelas 10 saja. Isabel tidak suka dengan udara di luar negeri. Dia memutuskan untuk kembali ke kota di tahun keduanya.
"Ma Isabel berangkat" ujar Isabel kepada Mamanya.
"Besok Papa pulang dari Inggris" ujar Mama pada Isabel.
"Asik, aku pasti dapat oleh-oleh" ujar Isabel senang.
Isabel berangkat ke sekolah di antar supir yang bekerja untuk keluarganya. Sesampainya ke sekolah Isabel melakukan apel pagi terlebih dahulu sebelum masuk kelas.
Setibanya di kelas, Isabel di panggil oleh guru yang bersangkutan untuk membahas mengenai beberapa aturan dan perkenalan. Hal ini dilakukan hari ini karena semalam masih ada turnamen basket.
"Kita perkenalan hari ini aja ya Isabel di kelas, semalam kita tidak masuk kelas" ujar Pak Riko wali kelas 11 IPA 1.
"Tidak apa-apa Pak" jawab Isabel sopan.
Setelah bel masuk kelas Isabel masuk di dampingi oleh wali kelas 11 IPA 1 yaitu Pak Riko. Seluruh mata menatap ke arah Isabel yang cantik. Pak guru menyuruh Isabel untuk memperkenalkan dirinya di depan kelas.
"Halo semua, perkenalkan nama saya Isabel, saya haral kalian semua bisa berteman baik dengan saya" ujar Isabel tersenyum.
"Kamu pindahan dari mana Isabel?" tanya salah satu anak.
"Tahun pertama saya SMA di luar negeri" ujar Isabel lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments