BAB 4. Dihianati

Di rumah sakit berlogo HE duduklah Herlambang disebuah ruangan. Dia menjabat sebagai wakil derektur. Tapi dia masih aktif di tempat prakteknya.

"Dokter apakah anda sudah?" Tanya Suster Nanda.

"Sudah ada apa ya?" Haikal masih dengan mode serius.

"Apa saya bisa nebeng dokter Haikal?" Nanda tiba-tiba mendekat lalu meraba dada Haikal dari belakang.

"Jangan di sini Nan. Aku tidak mau ada orang yang nanti melihat kita." Haikal menepis tangan Nanda.

"Kalau begitu aku akan menunggu di apartemenmu." Nanda menjawab sambil berlalu menuju pintu keluar. Tiba-tiba dia berhenti. Jangan lupa bawa baju haram yang aku tunjukkan kepadamu kemarin sayang.

Haikal tidak menjawab hanya mengangguk. Setelah Nanda pergi dia menelpon Fransiska.

"Malam Honey. Sudah pulang?" Haikal senyam senyum melihat cintanya yang sudah cantik di dalam apartemen.

"Sudah baru saja. Ini habis makan malam. Kamu sedang apa? Tanya Fransiska balik.

"Ini sayang aku mau ada jadwal operasi jam 9 nanti." Haikal berbohong kepada Fransiska agar dia percaya.

"Iya hati-hati jangan lupa minum vitamin. Jangan sampai pasienmu menertawakanmu kalau sampai kamu sakit."

"Beres tuan putri aku akan melaksanakan perintahmu." Dengan berakhirnya ucapan itu Fransiska menutup telponnya.

"Anak manis, kau pasti akan menjadi milikku. Setelah itu kau hanya akan jadi budakku yang harus mau memenuhi segala keinginanku." Ucap Haikal dalam hati.

Ya Haikal sebenarnya anak yang baik. tapi setelah dia besar dia diberitahu ibunya kalau Herlambang disebut sebagai pembunuh ayah dari Haikal yang bernama Danu. Tapi sebenarnya yang terjadi Danu menggelapkan uang dikantor HE hingga mengakibatkan ratusan juta melayang. Karena tidak mau mengaku bersalah Danu akhirnya diciduk oleh kepolisian. Setelah kematian ayahnya di penjara ibu Haikal akhirnya menikah lagi, Kala itu Haikal masih berumur 3 tahun. Ayah tiri Haikal adalah orang Jerman. Dan keluarga dari Herlambang tidak mengetahuinya jika Haikal keturunan Danu.

***

Keesokan harinya Fransiska mengunjungi Haikal di tempat kerjanya. Melihat ada Fransiska Haikal langsung menyuruh asistennya untuk membatalkan jadwal rapat dengan hari ini.

"Hai honey kok kamu repot-repot di sini?" Haikal segera memeluk calon istrinya tersebut.

"Aku besok akan ke kota S, apa kamu mau ikut?" Fransiska mencoba bernego dengan kekasihnya.

"Waduh kok mendadak. Maaf sayang aku tidak bisa. Bagaimana kalau diantar Tyo. Dia bisa menjagamu untukku."

"Itu yang selalu kulakukan saat kemana-mana. Besok Tyo harus kemakam orang tuanya memperingati hari kematian mereka. Aku hanya menawarkan kalau tidak bisa aku mau kesana sendiri." Tegas Fransiska

"Atau biar sekertarismu yang ikut. aku tidak tega bila kamu sendiri yang nyetir." Haikal mengeratkan pelukan. Dia tidak malu dengan pandangan orang-orang yang lalu lalang di situ. Karena mereka tahu kalau yang ada di depannya adalah yang punya Rs tersebut.

"Aku naik ojek saja. Diaplikasi itu bisa pakai mobil maupun motor. Nanti kalau sampai sana aku kasih kabar." Fransiska mengendorkan tangan Haikal yang ada di pinggangnya.

"Iya cintaku." Haikal mencubit hidung Fransiska.

Setelah berbincang-bincang Fransiska izin pulang ke Haikal. Fransiska langsung masuk ke ruangan. Dia meminta Tyo melaporkan pembelanjaan di hotel yang dia bangun di kota S. Setelah selesai Tyo keluar ruangan. Fransiska teringat akan Dito. Akhirnya dia menghubungi Dito.

Di Kontrakan Dito sedang tidur siang. Hari ini dia memang tidak ngojek karena agak pusing dan sedikit mual. Kelihatannya masuk angin karena Kemarin dia lupa tidak melapisi jaketnya. Hp Dito Berdering sebanyak 2 kali, tapi dia tidak dengar. Untung ada Agus yang mampir ke rumah karena kebelet.

"Dit hpmu bunyi itulo dari tadi." Agus berucap sambil mengedor pintu kamar Dito.

"Hemm." Jawab Dito yang malas untuk bangun kepalanya memang terasa pusing.

"Heh Bangun." Agus akhirnya membuka pintu itu, kebetulan Dito tidak menguncinya. Dia ke tepi ranjang. "Heh bro Hpmu dari tadi bunyi. Ini bebek nelpon." Agus menunjuk hp yang ada di nakas

Mendengar nama 'bebek' Dito langsung duduk dan mengambil hp itu. Agus yang melihatnya hanya geleng-geleng. Sedangkan Dito hanya memberi isyarat menggunakan kaki agar keluar. akhirnya agus terpaksa keluar dengan mendumel. Dito memencet Warna biru karena itu panggilan vc.

"Assalamualaikum cantik. Alhamdulillah kamu akhirnya menghubungi ku."

"Walaikumsalam memangnya kenapa?" Fransiska senyum2 melihat penampilan Dito yang gak rapi dan dia memperlihatkan muka bantalnya.

"Ya kangenlah masa cantikku gk kangen?" Dito merayu Fransiska.

"Healah Dit-Dit malah pacaran. Tau gitu gak gue belikan obat." Agus tiba-tiba nongol dan ngomel tanpa ada permisi dulu. Alhasil membuat panik yang disebrang sana.

"Kamu sakit Dit? Sakit apa?" Fransiska mulai cemas.

"Sakit rindu mbak. makanya jenguk dia." Jawab Agus sambil mengelak ketika bantal melayang di dekat mukanya.

"Pergi sana hus-hus!" Dito mengusir agus sekali lagi."Aku cuma masik angin Sis. Sebentar lagi juga sembuh.l, makanya aku gk ngojek dan milih tidur."

"Oke tunggu aku kesitu. Jangan kemana-mana kamu lagi sakit." Fransiska langsung menutup telpon tanpa menunggu persetujuan dari Dito.

Tepat 1 1/2 Jam Fransiska tiba di kontrakan Dito. Fransiska membawa makanan, buah dan beberap obat serta vitamin.

"Permisi." Tok tok tok "Dit apa kamu di dalam?" Fransiska mengetok pintu beberapa kali barulah Dito membukakannya

"Maaf lama tadi aku masih ke kamar mandi. Silahkan masuk. Maaf tempatnya sempit" Dito mempersilahkan Fransiska masuk. Dengan wajah yang fres terlihat dia habis mandi "Kenapa banyak sekali membawa makanan?"

"Ah gk papa kebetulan aku juga belum makan siang yuk makan bareng." Fransiska mempersiapkan makanannya di meja kecil itu. Dua bungkus nasi ala Hogben tersaji di situ. Ada Jus buah yang terlihat menyegarkan.

Mendapat perlakuan seperti itu Dito hanya bisa menatap dan tersenyum. Ada rasa hangat di hati. Tak lupa dia berdoa semoga ini tidak cepat berlalu. "Terima kasih Sis sudah mau datang ke tempatku." Dito berucap tulus dari relung hatinya

"Ya gak papa. Hitung-hitung aku balas budi kepadamu. Oh ya besok ikut ke kota S lagi mau?" Fransiska mulia memasukkan makanan ke mulutnya sambil menunggu jawaban dari Dito.

" Insya Allah nanti kalau sud sembuh aku akan iku."

"Oke besok akan kujemput kamu jam 8 pagi karena aku juga akan mampir ke Vila milik keluargaku dulu." Fransiska menjelaskan panjang lebar. Sedangkan dito hanya mengangguk-anggukan keala tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Acara makan sudah selesai, setelah membersihkan sisa makannya Fransiska kembali ke tempat duduk melanjutkan perbicangannya

"Eh gimana motornya masih nyaman?" Fransiska menatap motor GP yang ada di depannya.

"Alhamdulillah masih. aku hanya memakainya sama kamu. pas ngojek aku memilih pakai matic bututku itu." Jawab Dito secara jujur.

"Kenapa apa tidak nyaman?" Fransiska penasaran dengan jawaban Dito.

"Malu sama motornya neng."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!