TMM *04

Sementara itu di sisi lain.

Belakang sekolah.

"Erlan, Lo kenapa sih? Gak mau ngalah banget sama cewe?"Tanya Angga sambil meneguk sebotol minuman kaleng di tangan nya.

"Gue ngalah kok, tapi kalau sama perempuan singa kayak dia ngapain gue ngalah?"Tanya Erlan kepada Angga.

"Singa-singa gitu dia cantik loh."Ucap Angga lagi.

"Apaan sih? Lo suka ya?"Ucap Erlan menatap wajah sahabat nya yang bicara sambil tersenyum manis itu.

"Engak, siapa bilang."Jawab Angga yang kemudian memainkan ponselnya.

Sementara itu Erlan mengambil rokok yang dia sembunyikan di tas nya dan mulai menyalakan korek api gas itu untuk memasang rokok tersebut.

"Lo gila ya? Ini di sekolah! Ketahuan di adili ko sama kapsek, dan juga dada Lo tuh gak baik-baik aja Erlan jangan sembarangan ngerokok."Ucap Angga menasehati Erlan yang kebiasaannya suka merokok di sekolah.

"Apaan sih,biasa aja kali, gak bakal ada yang lihat jugak, dada gue juga baik-baik aja."Ucap Erlan dengan santai nya mulai menghisap rokok yang di cepit kan di antara jari telunjuk dan jari tengah nya.

"Yee, di bilangin juga, mati tau rasa Lo."Kesal Angga karena Erlan tidak pernah mendengar kan ucapan nya.

Tak terasa jam demi jam pun berlalu, kini sekolah sudah kosong karena seluruh siswa dan siswi sudah kembali ke rumah mereka karena pelajaran di sekolah sudah selesai untuk hari ini.

Vila Sebastian

Tok ... Tok ... Tok.

Terdengar suara ketukan, di luar pintu kamar milik Erlan.

"Erlan, papa mu meminta kau untuk menemui nya di ruang tengah, sayang, cepat lah."Ucap sang mama yang saat ini masih berdiri tegak di depan pintu kamar anak semata wayangnya.

Erlan yang mendengar panggilan dari Mama nya, bergegas turun dari ranjang dan membuka pintu kamar.

"Ada apa sih ma? Baru juga mau tidur, capek tau."Manja Erlan kepada mama nya.

"Sudah, ayo ikut ke bawah menemui papa mu."Turut sang mama, yang kemudian mengandeng tangan Erlan melangkah menuruni tangga menuju lantai bawah.

Terlihat papa Tian yang sedang menunggu Erlan dan juga mama Rena di ruang tengah villa mereka.

"Ada apa sih pa?"Tanya Erlan yang duduk di sofa yang berhadapan dengan papa nya.

"Erlan ada yang ingin papa bicarakan, ini serius, tentang masa depan mu."Ucap sang papa tiba-tiba berhasil membuat jantung Erlan berdegup kencang.

"Masa depan? Mengapa tiba-tiba papa memikirkan masa depan aku?"Tanya Erlan kebingungan.

"Karena papa ingin menjodohkan mu dengan seseorang, papa ingin kau segera menikah."Jelas sang papa begitu tudepoin.

"What? Menikah? Hahahah! Ada-ada saja, pa papa bercanda seperti ini, apa tidak takut membuat aku kaget dan mati?"Ucap Erlan dengan tawa yang mengema.

"Sayang, diam lah, papa mu serius, papa mu telah menjodohkan kau, dengan anak dari teman nya."Ucap sang mama dengan wajah sedih.

Melihat raut wajah sang mama, senyum yang terlukis di bibir Erlan pun seketika sirna, ini bukan lah candaan.

"Pa, apa papa serius?"Tanya Erlan dengan tatapan tajam ke papa nya.

"Iya, papa serius, tapi kau tidak perlu khawatir, masa depan mu, pendidikan mu, akan terus berjalan seperti biasa, kau hanya perlu menikah saja."Ucap sang papa dengan mudah nya.

"Karena bisnis gila yang sedang papa jalan kan? Haha, ini benar-benar tidak masuk akal, mengorbankan kebahagiaan anak sendiri hanya karena bisnis, apapun yang papa katakan aku tidak akan setuju, aku tidak akan menikah dengan orang yang sama sekali tidak aku cinta bahkan aku tidak kenal."Jelas Erlan.

"Erlan, jaga bicaramu, ini bukan lah bisnis gila, papa melakukan ini karena papa ingin kau bahagia kedepannya,dan tidak hidup dalam kemiskinan, masalah cinta bisa datang secara perlahan,dan kau bisa mengenal nya setelah kalian menjadi suami istri."Ucap papa Tian lagi.

"Tapi pa, aku masih kelas tiga SMA, kenapa harus menikah? Bisnis papa sangat lancar dan aku juga akan menjadi pengusaha setelah lulus dan berpendidikan tinggi."Ucap Erlan benar-benar membangkang.

"Cukup! Tidak ada yang bisa merubah apapun yang papa katakan, jika tidak angkat kaki dari vila ini, dan jangan pernah kembali, dan papa tidak akan memberikan kau sedikitpun biaya hidup!"Ucap sang papa dengan tatapan tajam nya.

"Tidak! Mas! Apa ya g kau katakan? Tidak aku mohon! Dia adalah anak kita satu-satunya, mas kau sudah gila? Aku sudah kehilangan banyak hal jangan buat aku kehilangan anak kita."Ucap mama Rena yang tiba-tiba menagis karena mendengar ucapan papa Tian barusan.

Sementara itu Erlan yang tidak bisa berkata-kata apa-apa saat melihat mama nya menangis pun berjalan cepat pergi kembali ke kamar nya.

"Papa sudah gila! Benar-benar gila!"Teriak nya di dalam kamar itu.

Sementara itu papa Tian menarik mama Rena ke dalam pelukan nya."Tenang lah,ini hanya ancaman kecil kau jangan menangis, cukup bantu aku membujuk nya,aku juga menyayanginya,apa kau lupa? Kondisi jantung nya sedang tidak baik? Dia membutuhkan seseorang untuk membuat nya tetap kuat, dan hanya cinta yang bisa melakukan itu seperti saat kau datang kehidupan ku dan menyembuhkan luka hati ku."Bisik papa Tian ke telinga mama Rena.

Sementara itu di sisi lain.

"Sayang, makan siang yuk, mama sudah membuat kan sup jamur kesukaan mu."Ucap mama Gita masuk ke kamar Clara yang saat itu pintunya tidak di tutup sama sekali oleh Clara.

"Tidak ma, nanti saja, aku masih kenyang."Ucap Clara yang saat ini duduk dengan tatapan kosong.

"Sayang,mama tau kau memikirkan tentang perjodohan itu, tadi papa bilang,kau boleh menolaknya, tapi kau juga harus siap dengan keadaan keluarga kita kedepannya, ekonomi kita akan jauh menurun, papa juga bilang papa melakukan ini demi kebahagiaan mu, dan juga di perusahaan papa begitu banyak karyawan yang membutuhkan pekerjaan ini untuk menghidupkan keluarga mereka,mama harap kau bisa mempertimbangkan nya dengan baik, jika setuju temui mama dan papa di ruang makan ya, kalau begitu mama keluar dulu."ucap sang mama yang mencium lembut rambut Putri nya dan kemudian berjalan keluar dari kamar itu.

"Papa melakukan nya demi banyak orang? Tapi mengorbankan aku? Tapi bilang nya demi kebahagiaan aku juga? Huh, ini sulit, tapi jika kau tidak mau, maka semuanya akan hancur, ya tuhan apa yang harus aku lakukan?"Batin Clara dengan air mata yang mulai mengalir turut membasahi pipi nya.

Butuh waktu lama untuk seorang Clara untuk memikirkan hal ini.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!