"Cinta.. Apa kamu mengenal dia?"
Pertanyaan dari Suhan itu tak kunjung dijawab oleh Maya. Sehingga membuat lelaki berparas manis itu pun bingung jadinya.
"May.."
Kali ini Suhan dan Reyhan menyebut nama Maya di waktu yang bersamaan. Membuat keadaan menjadi canggung jadinya.
Beruntung ada Bryan yang cepat tanggap pada situasi yang sedang terjadi. Pemuda itu tiba-tiba saja berseru.
"Ooh! Bryan ingat! Ini tuh Kak.. ee.. Kak.. Reynal ya, alumni SMA PariBangsa juga!" seru Bryan teringat sesuatu hal.
"Reyhan," koreksi Reyhan seketika.
"Oo.. iya! Maaf. Kak Reyhan! Kakak pernah hadir di perkumpulan reuni alumni lintas generasi yang diadain sewaktu beberapa bulan yang lalu itu kan?" terka Bryan kembali sembari mengingat-ingat.
Reyhan menganggukkan kepala nya dengan kaku.
Ia memang telah menghadiri acara reuni saat itu. Dengan harapan bisa bertemu kembali dengan Maya dalam situasi yang dapat dijelaskan. Sayangnya, Maya tak hadir saat itu. Entah untuk alasan kenapa.
"Reuni kapan sih, Bry?" celetuk Maya bertanya pada sang adik.
Rasa penasaran nya telah mengalahkan kecanggungan nya karena bertemu kembali dengan Reyhan. Seingatnya, ia tak pernah tahu tentang adanya acara reuni dalam waktu yang sangat lama.
"Itu lho, Kak. Waktu Kak Maya lagi mabok parah banget. Kan waktu itu Kakak baru hamil sebulan apa berapa bulan gitu. Yang sampai harus diinfus segala itu lho Kak.."
"Ooh! Tapi.. kamu kok gak cerita kalau ada alumni sig?" tanya Maya kembali mencecar sang adik.
"Mana tega Bryan ngajakin kakak ke alumni sih? Lagian Bryan cerita juga Kakak lagi dalam kondisi yang abnormal kan?" sahut Bryan dengan jawaban asal.
Maya langsung memelototi adiknya itu.
'Tega benar dia menggunakan istilah abnormal buat ku! Memangnya aku gila apa?!' rutuk Maya dalam hati.
Menyadari kalau ia telah membangunkan singa dalam diri sang kakak, Bryan pun terburu-buru mengoreksi kalimatnya.
"Maksud Bryan, Kak Maya kan lagi KO banget waktu itu. Sampai diajak ngomong juga lemes banget kan? Kerjaan Kakak tuh tidur aja kan? Makan, tidur, mandi, eh, gak mandi sih ya?"
Lagi-lagi Maya memelototi sang adik. Sehingga Bryan kembali mengoreksi kalimatnya lagi.
"Maksud Bry, semua kerjaan Kakak tuh ya cuma bisa ada di atas kasur aja. Mabok hamilnya parah banget gitu!"
Suasana kembali menjadi hening.
Maya mulai menyadari kalau sikap nya telah berlebihan terhadap Bryan.
'Lagipula, beruntung juga aku gak datang ke acara reuni waktu itu. Jadinya aku gak perlu ketemu sama..dia lagi!'
Maya sekali lagi melirik ke arah Reyhan. Yang ternyata juga sedang menatap lekat pada wajahnya. Dengan gugup, Maya langsung menundukkan wajahnya lagi. Ditatapnya wajah putranya yang terlihat begitu damai dalam tidurnya.
'Astaghfirullah.. May.. ingat. May.. Kamu sudah menikah dengan Suhan. Kamu juga sudah punya anak dengannya. Jadi, buang jauh-jauh perasaan apapun yang masih ada di hati mu untuk Reyhan! Dia itu cuma sekadar masa lalu mu aja, May..' lirih batin Maya menegur dirinya sendiri.
"Ehem! Kalau begitu, Kamu juga teman satu sekolah dengan Maya? Apa mungkin kalian juga satu angkatan?"
Kali ini, Reyhan menjawab "Ya" dengan suara pelan. Kedua netra nya kembali menilai profil Suhan di deoannya.
"Wah! Kebetulan sekali kalau begitu kita bisa bertemu di sini. Perkenalkan, saya Suhan. Suami nya Maya!"
Maya kembali mendongakkan kepalanya. Kali ini perhatiannya tertuju pada suaminya, Suhan.
Kini Suhan sedang mengulurkan tangannya kepada Reyhan. Seulas senyum ramah nan tipis tersungging di wajahnya yang cokelat manis.
Maya kembali menundukkan pandangannya, menatap si jabang bayi. Feeling nya mengatakan kalau Suhan menyadari adanya sesuatu yang lebih di antara dirinya dan juga Reyhan. Akan tetapi Maya berharap firasat nya itu salah. Salah besar.
'Semoga...' harapnya dalam hati.
"Nama ku Reyhan," balas Reyhan menerima uluran tangan Suhan.
Kedua lelaki itu saling berjabatan tangan selama satu detik yang terasa mendebarkan bagi Maya yang menyaksikannya. Ibu muda itu sudah begitu ingin hengkang dari tempat ini sesegera mungkin. Menjauh (lagi) dari lelaki yang sudah membuat hatinya patah berulang-ulang itu.
"Bii, kita pulang sekarang yuk. Kasihan Pak Oleh, takut mau pakai mobilnya lagi kan?" celetuk Maya mengajak suaminya pulang segera.
"Ah.. ya. Benar. Kalau begitu, kami pamit terlebih dulu, Rey! Mari!" Pamit Suhan dengan ramah.
Disusul kemudian oleh Bryan yang mengikuti langkah pasnagan suami istri itu juga dari belakang.
"Bro! Kita balik duluan ya!" pamit Bryan seraya mengangguk singkat ke arah Reyhan.
Reyhan balas memberi anggukan singkat dalam diam. Dan selanjutnya ia berbalik untuk menyaksikan profil Maya yang terlihat begitu ringkih di atas kursi roda yang ia duduki.
Setelag jarak di antara mereka sudah cukup jauh, hingga sosok pujaan hatinya itu menghilang di balik tikungan, barulah Reyhan kembali membalikkan badan. Langkahnya kembali ia tujukan menuju ruang rawat inap, tempat Mama nya sedang terbaring sakit saat ini.
***
Sepanjang perjalanan mobil, mulanya tak ada percakapan yang terjadi walau satupun.
Saat itu yang menyetir mobil adalah Bryan. Sementara Maya duduk di samping nya. Dan Suhan memangku bayi mereka di bangku belakang.
Maya memandang diam ke jendela kaca di samping nya. Pikirannya masih kusut usai bertemu kembali dengan Reyhan.
Meski ia sudah berusaha untuk mengabaikan semua kenangan tentang lelaki itu, namun tetap saja. Semua kenangan saat ia bersama dengan Reyhan malah kembali muncul satu persatu dalam imajinya.
Tak henti-hentinya Maya beristighfar dalam hati. Memohon ampunan sekaligus juga perlindungan atas godaan syaitan dalam hatinya saat ini.
'Dia hanya masa lalu mu, May.. Bersihkan lagi pikiran mu. Pikirkan bagaimana perasaan Kak Suhan saat ini.. Jangan sampai ia salah mengartikan apa yang sudah lama berlalu di hidup mu. Perasaan semu yang tak sepatutnya kau anggap penting. Cinta monyet!' tegur Maya berulang kali.
"Kak Maya!"
Maya tersentak kaget.
"Apa!"
Ia langsung menoleh ke samping. Hingga kedua netranya kini beradu tatap dengan netra milik Bryan, sang adik.
"Yee, malah ngelamun! Ditanya dari tadi, ternyata orangnya malah ngelamun!" dumel Bryan sambil kembali menatap ke jalan di hadapan.
"Sorry.. Tadi hampir ketiduran," kilah Maya sedikit berdusta.
"Iishkk.. Jangan tidur di waktu pagi begini, Kak! Pamali! Bumali! Atau apalah pokoknya itu!"
Maya melayangkan tatapan aneh kepada tutur kata sang adik yang kembali nyeleneh.
"Pokoknya tidur jan segini tuh gak bagus buat kesehatan. Baru juga jam setengah sepuluh. Ya Kak Suhan, ya?" ujar Bryan meminta pembenaran kepada Suhan.
"Hmm.." Suhan hanya menyahut singkat.
Kedua netranya kini khusyu memandang wajah damai putranya yang masih juga tertidur. Sementara benak nya sedikit terganggu tentang pertemuannya dnegan Reyhan tadi.
'Sikap Maya sedikit aneh terhadap Reyhan. Apa ini cuma perasaan ku saja atau apa ya. Tapi, aku tak terlalu menyukai tatapan lelaki itu ke Maya!' batin Suhan berkecamuk sendiri.
"Abii..?"
Suhan tersadar dari lamunan singkatnya kala mendengar panggilan Maya padanya. Ia pun menengadah dan menatap wajah Maya yang masih sedikit pucat. Ada kekhawatiran yang ia tangkap di wajah istrinya itu. Dan ini membuat Suhan seketika menepis semua kebingungan yang melanda hatinya saat ini.
Hatinya pun tergerak untuk segera menghapus kekhawatiran dari wajah kekasih hatinya itu.
"Ya, Cinta..?" sahut Suhan dengan senyuman penuh.
Maya tak berkata apa-apa lagi. Ia hanya sibuk memandang wajah Suhan dalam diam. Begitu juga dengan Suhan.
Sikap keduanya ini tentu membuat Bryan sang jomblo, menjadi gerah karenanya. Dengan spontan nya, pemuda itu pun menyeletuk.
"Ya ampun.. Gue berasa kayak nyamuk pengganggu aja dah sekarang. Jadi nyesal nih nganterin kalian berdua yang asik lovey-dovey-an. Peka dikit napa.. Gue kan masih single nih. Bikin hawa jadi gerah aja!" celetuk Bryan memecahkan kesyahduan di antara Maya dan Suhan.
Seketika itu pula pasnagan suami istri itu pun saling berbagi senyuman lebar. Keduanya bersepakat untuk membahas apa yang mengganggu benak masing-masing mereka nanti, ketika keduanya sudah berdua saja di kamar mereka sendiri.
Karena komunikasi antar pasangan adalah vitamin wajib yang harus selalu dipenuhi, demi kelanggengan sebuah hubungan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Karya ini lg dipajang nih di Karya Emas sm Ntoon..
2023-06-21
1