Bab 3 ~ Di usir

Sandra dan Marni segera keluar dari gang rumah mereka tinggal mereka mulai menelusuri jalanan mencari barang-barang bekas untuk mereka jual itulah mereka pakai untuk melanjutkan hidup mereka.

Sering sekali orang-orang atau bengkel memberikan barang-barang bekas kepada Sandra mungkin karena dia sangat cantik hingga banyak pria yang menaruh hati padanya tapi Sandra tidak pernah menanggapinya karena dia tidak mau orang-orang salah menilainya.

"Neng Sandra disini sudah banyak botol bekas ambil saja." Ucap seorang pria yang bekerja di sebuah bengkel dia sudah lama jatuh hati kepada Sandra tapi Sandra tidak pernah sekali pun menanggapinya.

"Makasih yang bang..." Ucapnya lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu,pria itu hannya tersenyum dia tidak berani bercanda kepada Sandra karena memang Sandra sangat sopan.

"Sandra pria itu selalu perhatian dan memberikan barang bekas kepada mu,sepertinya dia menyukai mu." Ucap Marni memberi tahu.

"Sudah lah Bu aku tidak mau pacaran aku harus sukses dan bisa membahagiakan ibu dulu baru aku mikirin menikah." Ucapnya.

Mereka kembali berjalan terus sampai goni yang mereka bawa masing-masing penuh dengan botol-botol bekas.Berhubung karena hari sudah lumayan sore mereka akhirnya memilih untuk pulang sebelum mereka kembali ke rumah mereka memutuskan untuk menjual barang bekasnya terlebih dahulu.

Dari hasil menjual botol mereka mendapat uang dua puluh lima ribu rupiah dan itu sudah lumayan banyak dari hari-hari sebelumnya.

Begitulah setiap hari yang mereka lakukan,kalau hannya mengandalkan dari mencari barang bekas memang kalau saja mereka masih mengontrak mungkin mereka tidak akan bisa bertahan di satu tempat untungnya walau cuma rumah kumuh itu sudah milik mereka,rumah itu milik suaminya yang tidak pernah kembali sejak lima belas tahun yang lalu.

Dulu saat Sandra masih kecil Riski Tomi dan papanya,sesekali masih mau mengunjungi Marni dan memaksa Marni untuk menjual Sandra, tapi karena Marni dengan keras menolak akhirhya Mereka tidak pernah kembali lagi.

Tepat pukul lima sore Sandra dan Marni kembali ke rumah setelah mereka membeli lauk dan beras untuk mereka malam ini,uang pemberian Sandra sudah disimpan Marni untuk jaga-jaga nanti dua bulan lagi dia ujian nasional.

"Bu...Kenapa pintu rumah terbuka bukankah tadi ibu mengunci pintu saat kita pergi?" Tanya Sandra mereka berdua berhenti jauh dari pinggir jalan untuk melihat situasi.

" Hahaha...Marni kedua anakmu sudah pulang katanya dia akan menjual rumah yang kalian tempati? kasihan makanya jangan belagu jadi orang sok-sokan mau memelihara anak haram."Ucap Santi dengan tawa yang begitu keras seakan begitu puas dengan penderitaan mereka.

Marni dan Sandra saling menoleh lalu mereka segera meninggakan tempat itu bahkan mengabaikan kata-kata Santi yang begitu menusuk.

Sandra dan Marni begitu gemetaran..Dari dulu Sandra sangat takut kepada dua pria yang pernah memukulinya saat dia masih kecil.

"Ibu sudah pulang...Sini kunci rumah Bu...Kalian pergi dari rumah ini kami akan menjual rumah ini sejak ibu memutuskan untuk merawat wanita ini kami sudah menganggap ibu mati."

"Kalian jahat sekali kepada ibu_"

"Plak...Jaga bicara mu anak haram berani sekali kamu menatap kami dengan tatapan seperti itu..Kamu hannya anak haram yang sudah membuat ibu kami menderita." Tomi melayangkan pukulan keras di wajah Sandra hingga wajahnya memerah bekas pukulan Tomi.

"Tomi hentikan.. Ini rumah ibu kalian tidak berhak menjualnya."

"Sejak kapan ini menjadi rumah ibu..Kami sudah mengeluarkan uang banyak untuk biaya perobatan bapak yang pada akhirnya tidak tertolong jadi sudah jelas ini rumah kami,kami sudah punya anak dan istri kami butuh banyak uang jadi sekarang kalian pergi dari rumah ini." Tomi menyusun semua baju-baju dan barang-barang usang milik ibunya dan juga Sandra lalu melemparnya keluar dari dalam rumah setelah itu mereka berdua mendorong Marni dan juga Sandra.

"Ibu macam kamu yang lebih mementingkan anak haram mu dari pada anak kandung mu...Dasar orang tua tidak berguna.." Ucap Tomi dan Riski.

Para tetangga menonton keributan mereka,Marni tidak berani lagi melawan dia bisa pasrah sambil menagis dia menyeka air mata yang sudah mulai membasahi wajahnya.

"Aku kelak akan membalas semua perbuatan kalian berdua.."Sandra memaki keduanya tapi mereka acuh saat mereka ingin pergi Tomi kembali memukul kepala Sandra dengan kasar.

"Bagaimana cara mu membalas kami hidup mu saja blangsak kecuali kamu keturunan konglomerat yang kebetulan di buang,dan aku rasa kamu hanya anak hasil zina karena ibumu tidak mau memalukan keluarganya akhirhya dia membuang mu." Ucapnya dengan senyum yang merendahkan.

Para tetangga yang kebetulan menonton mereka tertawa setelah mendengar kata-kata yang di lontarkan Tomi Sandra mengepal tangannya marah,emosi,benci hanya itu yang bisa dia rasakan saat ini rasanya kalau sudah seperti ini ingin sekali dia memiliki kenalan orang hebat agar bisa memberikan pelajaran kepada kedua anak ibu angkatnya.

Setelah kedua anak durhaka itu pergi para tetangga yang kebetulan menonton mereka juga segera pergi setelah ada beberapa orang yang mencemooh mereka berdua.

"Ya Allah berikan aku kekuatan agar aku bisa membahagiakan malaikat tanpa sayap ini apalah aku tanpa dia selama ini dia sudah sangat menderita karena diriku yang kotor ini." Dia mengucapkan beberapa doa dalam hatinya.

Marni dan Sandra kembali ke teras rumah,untung sekali sebelum pergi tadi Marni mengambil tabungannya dari lemari usang yang tidak di keluarkan dari dalam kamarnya tadi.

Marni menatap semua pakaiannya dan barang-barangnya yang di lempar kedua anaknya tadi,dia sudah tidak menganggap kedua anak itu sebagai anaknya lagi karena sudah terlalu sakit dengan apa yang mereka lakukan selama ini.

"Ibu kamu tidak usah sedih aku akan membahagiakan kamu setelah aku bekerja." janji itu selalu di lontarkan Sandra sebagai obat pelipur lara ibunya.

Marni tersenyum kecil kata-kata Sandra bisa menjadi obat dalam hatinya hingga dia bisa bangkit kembali dan membantu Sandra menyusun pakaian mereka.

"Ibu Marni kalian bisa tinggal di rumah ini kalau kalian mau murah saja uang kontrakannya tidak papa." Ucap pak RT yang kebetulan memiliki rumah kosong di samping rumah Sandra.

"Benarkah pak RT berapa uang kontrakannya pak? Tanya Sandra dia lebih suka tinggal di samping itu dari pada harus mencari kontrakan lagi.

"Seratus ribu saja untuk kamu,ini karena kamu loh yang mengontrak kalau orang lain mah empat ratus ribu." Ucap Pak RT dengan senyum yang sedikit nakal.

Saat itu Santi mendengar apa yang di katakan pak RT dia segera pergi dan mencari istri dari pak RT.

🌺🌺🌺 Bersambung 🌺🌺🌺

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!