"Suatu saat nanti, kalian akan merasakan apa yang aku rasakan." gumam Calista nyaris tidak terdengar sambil membuka pintu utama.
"Apa maksudmu?" Tanya Ibu tirinya dengan nada kesal.
"Tidak ada." Jawab Calista berbohong.
Calista keluar dari rumah tersebut sambil menunggu ojek online yang baru saja dipesannya. Tidak berapa lama tukang ojek online datang kemudian Calista naik ojek tersebut menuju ke arah perkampungan karena teman kuliahnya juga tinggal di sana yang sama-sama mendapatkan beasiswa.
"Calista, kamu yakin mau tinggal di perumahan yang sempit dan banyak penduduk?" Tanya temannya.
"Yakin, katanya ada kontrakan yang kosong?" Tanya Calista.
"Memang ada, ayo aku tunjukkan." ucap temannya.
Calista hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka pergi menuju ke tempat kontrakan kosong. Harganya sangat murah karena kontrakan tersebut terkenal dengan rumah angker hanya saja temannya dengan teganya tidak memberitahukan hal tersebut.
'Rasakan Kamu Calista, jangan harap bisa tidur dengan nyenyak.' Ucap temannya dalam hati.
"Sangat murah walau kontrakan nya agak kotor." ucap Calista.
"Namanya kontrakan murah ya seperti ini." Jawab temannya sambil tersenyum menyeringai tanpa sepengetahuan Calista.
Calista hanya menganggukkan kepalanya kemudian meletakkan tasnya lalu mulai membereskan kamarnya sedangkan temannya langsung berpamitan dengan alasan dirinya juga ingin beres-beres kamarnya.
"Aku pergi ya, kamar ku juga berantakan." Pamit temannya.
"Ok." jawab Calista singkat.
"Terima kasih sudah membantuku mencarikan kamar kosong." Ucap Calista.
"Sama-sama." Jawab teman nya sambil berjalan meninggalkan Calista sendirian karena tidak ada penghuni kos lainnya.
'Bersiaplah nanti malam menjerit ketakutan karena hantunya sering menampakkan diri.' Sambung temannya dalam hati sambil tersenyum menyeringai.
"Kontrakan ini sangat murah tapi kenapa tidak ada yang mengontrak ya?" tanya Calista sambil memasukkan pakaiannya ke dalam lemari yang tersedia.
Calista melihat bayangan hitam yang melintas dan kini Calista tahu kenapa kontrakan tersebut tidak ada yang berani mengontraknya.
"Dasar teman jahil, untung aku tidak takut." ucap Calista sambil tersenyum.
"Kalian terserah melakukan apapun tapi jangan ganggu aku karena aku terpaksa tinggal di sini dan kalian pasti tahu kenapa aku tinggal di sini." Ucap Calista pada penghuni lain yang tidak kasat mata oleh orang lain.
Kecuali dirinya dan beberapa orang yang mempunyai kemampuan melihat makhluk astral atau di kenal dengan sebutan indigo.
"Sepertinya untuk sementara aku tidak kuliah dulu karena biaya kuliah mahal. Walau aku mendapatkan beasiswa tapi tidak semua di tanggung jadi lebih baik libur kuliah dulu." Ucap Calista.
"Lebih baik aku melamar kerja, tapi kerja sebagai apa ya?" tanya Calista sambil berpikir.
"Oh iya, akukan bisa memasak jadi lebih baik aku melamar kerja di restoran." Ucap Calista.
Selesai mengatakan hal itu Calista berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket hingga lima belas menit kemudian Calista sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.
Tubuhnya yang lelah membuat Calista berbaring di ranjang yang merupakan fasilitas dari kontrakan. Tidak membutuhkan waktu lama Calista tidur dengan pulas tanpa memperdulikan gangguan makhluk tak kasat mata.
Calista kini tinggal di rumah kontrakkan kecil untuk melupakan apa yang telah terjadi dan memulai hidup baru.
xxxxxxxx
Siang menjelang sore Calista perlahan membuka matanya karena dirinya sangat lapar. Sejak kemarin malam hingga hari ini dirinya belum makan membuat Calista berjalan ke arah warung makan sederhana.
Selesai makan dan minum, Calista kembali pulang ke tempat kontrakan dan kembali istirahat karena dirinya bingung mau melakukan apa terlebih dirinya ingin memanjakan tubuhnya yang biasanya tidak pernah istirahat akibat ulah Ibu tirinya sering menyuruh dirinya bekerja dan bekerja.
Calista hanya dikasih istirahat dua belas menit kemudian bekerja lagi selama empat jam. Calista tanpa protes melakukan apapun permintaan Ibu tiri dan adik tirinya.
xxxxxxxx
Waktu berlalu dengan cepatnya dan kini hari berganti pagi, Calista keluar dari kontrakan untuk mencari pekerjaan. Calista yang belum mempunyai skill memasak mengalami kesulitan hingga di restoran yang ke dua belas barulah dirinya di terima berkerja bahkan tidak tanggung-tanggung dirinya langsung berkerja karena kebetulan kokinya mendadak keluar.
Calista mulai berkerja dengan percobaan tiga bulan dan mendapatkan gaji yang lumayan untuk bisa makan sehari - hari dan sisanya bisa di tabung.
Tiga Bulan Kemudian
Calista sudah bisa melupakan masa lalunya yang pahit dimana mantan calon suaminya selingkuh dengan adik tirinya. Hidupnya sangat damai karena tidak ada lagi teriakan dari Ibu tirinya dan adik tirinya.
Segala makian di tambah dirinya berteriak kesakitan ketika di hukum oleh Ibu tirinya dan juga adik tirinya ketika Calista belum menyelesaikan tugasnya karena saat itu kondisi Calista sedang lemah.
Calista hanya diberi obat dari warung dan tidak pernah di bawa ke dokter berbeda dengan adik tiri nya jika sakit ringan saja langsung di bawa ke rumah sakit apalagi sakit berat.
Sangat sedih? Tentu saja, betapa tidak ketika putri kandungnya sakit selama dua hari dan berbaring di ranjang Ayahnya sama sekali tidak perduli sedangkan jika adik tiri nya sakit maka Ayahnya langsung perduli.
Lama kelamaan Calista berusaha menerima itu semua dan Calista sangat yakin suatu saat nanti ada seorang pangeran berkuda yang menolong dirinya dan memberikan kebahagiaan.
Tidak terasa sudah dua bulan Calista merasakan nyaman tapi di bulan ke tiga menjelang akhir di mana hari ini merupakan hari terakhir masa percobaan karena besok dirinya akan menjadi koki tetap.
Tentunya gajinya akan bertambah dan mendapatkan fasilitas lainnya namun ternyata apa yang diharapkan oleh Calista tidak terjadi.
Hal itu dikarenakan di hari terakhir masa percobaan ke dua orang tuanya, adik tirinya bersama suaminya sekaligus mantan calon suaminya makan di restoran tempat dirinya tinggal.
"Pelayan!" Teriak adik tirinya Calista.
"Iya nona." Jawab pelayan restoran.
"Aku ingin pesan makanan cepat!" perintah adik tirinya Calista dengan nada sombong.
"Baik." Jawab pelayan restoran tersebut.
'Selama kami menikah, terlihat jelas perbedaan Calista dengan istriku. Seandainya saja aku bisa menahan ha x srat x ku maka bisa dipastikan aku tidak akan menikah dengan wanita ja**ng ini.' Ucap suaminya dalam hati.
'Si*l, aku di tipu ternyata Ibu mertuaku merebut Ibu kandungnya Calista dan sekarang istriku merebut Calista dariku. Seandainya aku tahu aku tidak akan tergoda dengan wanita mu x ra x han ini.' sambung suaminya dalam hati.
"Kamu kenapa bengong?" tanya istrinya dengan nada ketus.
"Tidak ada apa-apa." Jawab suaminya berbohong.
'Si*l, dulu aja bicara denganku manis banget tapi sekarang.' sambung suaminya dalam hati.
Istrinya tidak perduli dan tidak berapa lama pesanan mereka datang. Mereka langsung makan tanpa berdoa terlebih dahulu namun baru satu sendok mereka sangat terkejut karena cita rasa masakan tersebut sangat familiar.
"Seperti masakan Calista?" Tanya mereka bersamaan sambil saling memandang.
Walau mereka hampir menikah tapi Vincent mantan calon suaminya Calista pernah memakan masakan Calista beberapa kali terlebih makanan itu merupakan makanan kesukaan dirinya karena itulah dirinya sangat familiar dengan makanan kesukaannya.
Valen yang mendengar Vincent menyebut nama Kakak tirinya sangat kesal hingga dirinya berfikir untuk menyingkirkan Calista. Tiba-tiba ada lampu terang di atas kepala Valen membuat Valen tersenyum menyeringai.
'Aha, aku tahu.' Ucap Valen dalam hati.
Valen menarik rambutnya beberapa lembar kemudian dicampur ke makanan miliknya yang di makan sedangkan yang lainnya menatap Valen dengan tatapan bingung.
"Pelayan!" Teriak Valen.
"Ya Nona." Jawab pelayan restoran sambil berjalan ke arah Valen.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?" Tanya pelayan restoran dengan sopan walau dalam hatinya sangat kesal dengan sikap sombong Valen.
Brak
"Makanan apa ini? Kenapa ada rambutnya? Hah!" Bentak Valen sambil menggebrak mejanya.
Serempak semua yang makan di restoran langsung menghentikan makanannya kemudian pergi dari restoran namun di cegah oleh para pelayan.
"Maaf Tuan - Tuan dan Nyonya- Nyonya, Tuan - Tuan dan Nyonya-Nyonya harus membayar makanan yang sudah di makan." Ucap para pelayan restoran bersamaan.
"Apa bayar?" Kalian tidak lihat, salah satu pelanggan kalian makanannya ada rambutnya? Enak saja kami harus bayar." Ucap salah satu pelanggan restoran dengan nada satu oktaf.
"Ya benar, sangat menjijikkan." sambung para pelanggan restoran bersamaan.
"Maaf, ada apa ya Tuan - Tuan?" Tanya Manager restoran.
"Itu salah satu pelanggan restoran makanannya ada rambutnya." Jawab salah satu pelanggan.
"Kami akan menggantinya dengan yang baru dan maafkan atas kejadian ini." Ucap Manager restoran sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak bisa, selera makan ku langsung hilang." Jawab Valen dengan tegas sambil berdiri dan diikuti yang lainnya.
"Sama, kami juga tidak selera makan." sambung para pelanggan restoran bersamaan.
Valen keluar dari restoran dengan diikuti suami dan ke dua orang tuanya di susul oleh pelanggan lainnya.
"Panggil Calista!" Teriak Manager restoran sambil menahan amarahnya.
"Baik Tuan." Jawab salah satu pelayan sambil berjalan ke arah dapur.
Pelayan restoran kembali keluar dari dapur dengan diikuti oleh Calista.
"Ada apa Tuan?" Tanya Calista dengan wajah bingung.
"Mulai hari ini kamu aku pecat tanpa pesangon dan gaji bulan ini." Ucap Manager restoran.
"Saya di pecat? Salah saya apa Tuan?" Tanya Calista dengan wajah terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Nur Lizza
dasar jahat suatu saat karma dtng melanda bt kalian
2023-10-20
0
jhon teyeng
😵💫😵💫😵💫😵💫🤢yah bgtulah nafsu
2023-10-04
0
Sulaiman Efendy
SALAH SIAPA ... ? PIKIRAN LO HNY ZINAH, HRSNYA LO THAN HASRAT LO, KLO UDH SAH JDI ISTRI TIAP HARI JUGA BISA..
2023-09-27
0