"Blugh!"
Bagas menutup kembali ruang kerja Raden dan ia kembali duduk di tempat ia duduk tadi.
Ia menghela nafas panjang dan membuangnya dengan kasar.
Kemudian ia menyulut rokok kesukaan nya dan melemparkan pemantik api sembarangan setelah nya , jelas ia terlihat sedang kesal kepada Raden.
"Bagaimana bisa kau membuat sebuah keputusan tanpa sepengetahuan ku! apa kau sudah tidak membutuhkan ku!"Ucapnya terdengar penuh amarah.
"Kejadian itu spontan saja terjadi,Gas! saking senangnya aku bisa menemukan gadis itu dan takut jika harus kehilangan nya kembali, tanpa pikir panjang aku membuat perjanjian itu dengan Taryana, maafkan aku Gas,aku tak ada maksud apa-apa selain takut kehilangannya lagi!"Jawab Raden berusaha menjelaskan duduk perkaranya.
"Kau tahu akibat dari kecerobohan mu itu? semuanya akan terkena imbas nya, bukan hanya bisnis kita yang akan kacau jika musuh tahu kelemahan mu sekarang,tapi nyawa gadis itu juga akan terancam, Raden Kusuma!"
"Aku tahu, Gas! tapi tolong mengerti lah!Aku hanya ingin dia berada di dekat ku saja selama nya, Aku janji tidak akan sampai ada yang tahu tentang hubungan ku dengan nya,aku akan menuruti semua perkataan mu ,Gas! please jangan ganggu dia dan jangan jauhkan lagi dia dariku!dia satu satunya alasan ku untuk bertahan selama ini!"Raden memohon dengan sangat kepada sahabat sekaligus rekan kerjanya itu, Bagas begitu berpengaruh besar dalam kehidupan Raden, tanpa dia Raden, tak akan bisa sesukses ini.
"Aku tidak bisa menjamin keselamatan nya ,Den! suatu saat pasti akan terungkap juga, sebelum itu terjadi, tolong jangan egois,Den! pikir kan jika ternyata kenyataannya langkah mu itu malah akan membahayakan gadis itu, apa kau siap untuk kehilangan nya?!dan bagaimana kau bisa menikah dengan seseorang tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari mempelai wanitanya, apa kau sudah gila! melihat dari watak nya,dia tidak akan tinggal diam begitu saja!"Bagas terus memberikan arahan agar Raden tidak terbuai dengan perasaan pribadinya.
"Aku hanya ingin melihat nya saja dari dekat,aku tidak bisa lagi berharap lebih dari itu,apa aku salah jika aku hanya ingin membalas budi, Gas?dia adalah malaikat penyelamat ku!"Raden tetap bersikukuh ingin mempertahankan Ana disisi nya, meskipun dia hanya bisa mencintai nya dalam diam.
Bagas kembali membuang nafas nya dengan kasar, seperti biasanya,dia selalu tidak dapat menolak apapun keinginan sahabat nya itu.
"Terserah lah kalau kau tetap bersikeras! tapi dengan satu syarat!"
"Apapun itu!kau ingin posisi direktur di perusahaan?!"Dengan respon yang cepat dan matanya yang begitu berbinar, Raden terlihat begitu bahagia.
"No!Aku hanya minta jangan sekalipun kau menunjukkan perasaan mu kepada gadis itu di hadapan siapapun,dan tetap anggap saja dia sebagai pelayan di rumah ini! hanya itu satu satunya cara agar dia tetap aman hidup di sampingmu, namun aku tidak bisa menjamin jika dia akhirnya akan membencimu, aku yakin kau bukan tipe nya sama sekali!"Ucap Bagas sambil segera beranjak dari hadapan sahabat nya itu.
"Oke,akan aku usahakan untuk terus menekan perasaan ku terhadap nya,aku pun tak ingin dia terluka,jadi tolong jaga dia untuk ku!"Jawab Raden dengan wajah nya yang sumringah full.
Sedangkan Bagas berlalu begitu saja tanpa memperdulikan lagi ucapan sahabat nya kali ini.
...****************...
Raden berdiri di anak tangga terakhir dekat pintu tempat Ana di kurung.
Lantunan ayat suci Alquran yang Ana bacakan begitu enak di dengar dan menyeruak memberikan rasa nyaman sampai menusuk ke dalam kalbunya.
Suara nya yang indah semakin membuat jantung nya berdetak begitu kencang,tak kuat menahan diri lagi , Raden segera masuk ke dalam ruangan tersebut,ini sudah waktunya para hewan peliharaan nya makan.
"Kreeet! blugh!"
Suara pintu yang terbuat dari besi dengan kode rahasia itu terdengar begitu mengerikan, serasa suara sel tahanan yang tengah di buka.
Ana menghentikan murajaah yang tengah ia bacakan sambil membersihkan ruangan tersebut,ia melirik ke arah orang yang datang dan mendekati nya, namun ia segera bangkit dan menjauh.
Raden membawa makanan untuk binatang peliharaan nya, satu persatu mereka makan dengan lahapnya, sedangkan ia tak memperdulikan perut Ana yang sudah sangat keroncongan.
"Siapa yang sudah mengizinkan mu untuk makan?"Tanya Raden ketika ia melihat plastik bekas Roti tergeletak di bawah lantai.
Ana hanya diam ketakutan sambil menunduk.
"Kau bahkan sudah berani mencuri di hari pertama datang ke rumah ku!"Tuding Raden seenaknya.
"Mencuri?! mencuri apa?!aku tidak pernah mencuri!"Sanggah Ana dengan segera.
"Kau sudah berani mencuri hatiku!"Batin Raden tanpa mengutarakan Ucapan nya yang ini.
"Kau pikir dari mana kau bisa memakan roti mahal seperti ini??"
Kata Raden sambil menunjukkan plastik roti bekas Ana makan tadi.
"Aku tidak mencuri nya! Wanita dari lantai tiga yang memberikan roti itu! Anda tanyakan saja padanya!"
Ana kembali menyanggah tuduhan tak berdasar dari Raden, jelas ia hanya sengaja mencari masalah.
"Apa?! wanita dari lantai tiga?! hahaha!"Terdengar begitu lucu bagaimana Ana memanggil istri ketiganya dengan sebutan wanita dari lantai tiga, entah mengapa mengganggu Ana menjadi hiburan tersendiri baginya kini.
"Tapi istri ke tiga ku itu yang mengatakan nya sendiri jika kau sudah berani mencuri roti dari kediaman nya di lantai tiga!"Padahal Raden tahu laporan dari Ningsih, istri ke tiga nya itu adalah bualan semata.
"Benarkah dia mengatakan hal itu?!aku pikir setidaknya ada satu orang waras di rumah ini!"Ucap Ana asal bunyi saja,dia memang selalu spontan dengan apa yang ia ucapkan dengan apa yang ia pikirkan.
"Kau pikir aku akan mempercayai mu!?"langkah Raden semakin mendekati Ana,dan Ana selalu mundur untuk menjauhinya.
"Terserah Anda mau percaya atau tidak!toh meskipun aku berkata benar, kalian selalu yang maha benar dan akan tetap menghukum ku bukan!?"Tangan Ana memegangi jeruji besi kandang singa yang sejak tadi serasa terus mengawasi nya.
Terdengar ia sedikit mengaum, membuat bulu kuduk Ana berdiri ketakutan.
Ana memejamkan matanya sebentar,ia membacakan beberapa doa yang ia kuasai saat ia sedang ketakutan seperti itu.
Terlihat Raden menyeringai penuh kemenangan,kini Ana semakin terpojok dan ia tak akan bisa lagi mengelak darinya.
"Gadis yang pintar! tentu saja Aku yang selalu benar,jika kau sadari itu sejak awal, kenapa kau harus memberontak dariku hemm!?"
Ucap Raden sambil menarik dagu Ana dan mendekatkan nya ke wajah nya hingga jarak kedua wajah mereka begitu dekat,mata mereka yang menyalak saling beradu pandang seakan tak mau kalah satu sama lain.
Merasa dirinya sedang ada dalam bahaya besar, dengan refleks dan cekatan,Ana mengeluarkan jurus andalan dan berhasil membekuk Raden sehingga ia tak lagi berdaya.
Jemari kecil nya ternyata begitu kuat mencengkram lengan berotot milik Raden hingga lengan nya itu terpelintir ke belakang tubuhnya.
"Anda bisa saja melakukan apapun yang Anda inginkan!tapi Aku tidak akan pernah tinggal diam jika Anda terus saja menyentuh ku seenaknya seperti itu!!"Ucap Ana penuh percuma diri.
Raden sungguh tidak menyangka jika ternyata gadis kecil dihadapan nya ini ternyata pandai juga bela diri, tubuh nya cukup terampil dan cekatan hingga tubuh nya besar pun mampu ia lumpuhkan, tapi bukan Raden namanya jika ia harus kalah bahkan dari gadis kecil yang tidak ada apa-apanya itu.
Raden segera membalikkan posisi nya, dengan mudah bahkan ia mampu membuat tubuh Ana tidak berkutik dalam pelukannya, tangan kirinya melingkar di leher Ana dan menguncinya tubuh nya kecil mungil itu.
"Kau pikir kau sehebat itu?! Bahkan aku mampu melakukan hal yang lebih terhadap tubuh mu ini,gadis kecil!"Bisikan Raden begitu terasa mendesir di antara telinga dan leher Ana, belum pernah sebelum nya ia sedekat itu dengan seorang pria manapun,dan kini ia benar benar sedang dalam posisi yang sulit.
Ana memejamkan matanya sambil terus beristighfar dan memohon pertolongan dari Allah SWT,ia mengumpulkan segala kekuatannya agar mampu melepaskan diri dari dekapan sang Juragan kejam dan bengis yang tak tahu hendak melakukan apalagi terhadap dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments