Diva hanya duduk manis di halte bus sambil menikmati pemandangan teman-temannya yang sedang berkelahi dengan para siswa dari sekolah lain.
Ia melihat kedua berandal di kelasnya Hara dan Dru terlihat begitu tangguh saat menghadapi musuh-musuhnya.
"Sepertinya mereka begitu tangguh jadi aku tak perlu membantunya," gumam Diva
Sebuah bus berhenti tepat di depannya. Diva segera bergegas daru duduknya.
Namun sayangnya Diva harus gigit jari karena bus terlalu penuh sehingga ia tak bisa masuk kedalam.
Ponselnya terus berbunyi membuatnya merasa kesal.
"Berisik sekali, Halo mah,"
"Sayang, hari ini mamah ada pekerjaan mendadak dan mungkin akan pulang larut malam. Makanan kamu sudah mama siapkan di meja makan jangan lupa di panaskan supaya tidak basi,"
"Ok mah," jawab Diva kemudian mematikan ponselnya
"Yes!!" seru gadis itu begitu senang
Saat bus melaju, Diva tercengang melihat Dru dan Hara yang kewalahan melawan ratusan musuhnya.
"Wah sepertinya jumlah mereka bertambah tiga kali lipat,"
*Braakk!!
Hara tampak tak berdaya saat beberapa siswa memukulinya dengan tongkat baseball.
Diva membelakakan matanya saat seorang siswa mengeluarkan sebuah samurai dan menghunuskan kepada Hara.
*Praang!!!
Sebuah batu melesat mengenai seorang siswa hingga samurai terlepas dari tangannya.
Dru segera menarik Hara dan memberikan komando kepada teman-temannya untuk mundur.
"Ah dasar payah!" pekik Diva yang kecewa melihat kekalahan Dru dan Hara
Semua siswa musuh langsung memeriksa semua siswa yang ada di halte bus.
Mereka memeriksa bed sekolah setiap siswa yang ada di sana untuk menemukan Dru dan Hara.
Seorang siswa segera menyeret Diva saat mengetahui ia berasal dari sekolah yang sama dengan Dru.
"Aku menemukan anak Karba!" serunya sambil menarik Diva
Seketika Hara dan Dru yang bersembunyi begitu terkejut.
Ia semakin terkejut saat melihat mereka menangkap seorang siswa perempuan.
"Bagaimana ini mereka menangkap anak perempuan?" ucap Dru dengan wajah bersalah
"Kita harus menyelamatkannya, aku tak bisa membiarkan dia celaka karena kita,"
Hara segera menariknya saat Dru berusaha keluar dari persembunyiannya.
"Kita memang harus menolongnya, tapi jangan konyol!" jawab Hara
Hara memberikan pengertian kepada Dru untuk tidak gegabah dalam menyelamatkan teman mereka.
Sementara itu, Diva tampak tak nyaman saat pria itu terus menyeretnya.
"Lepasin tangan gue!" serunya dengan mata melotot
Seorang siswa tampak marah saat mengetahui temannya membawa seorang siswa perempuan.
"Kenapa kau membawanya, dia seorang perempuan!"
"Aku tidak peduli, siapapun dia jika dia anak Karba maka kita harus memberinya pelajaran agar Dru dan Hara tahu kalau mereka tak nisa semena-mena terhadap kita,"
"Dasar brengsek, beraninya sama anak perempuan!" seru Diva
Seketika pria itu menghardiknya hingga mengarahkan tinju kepadanya.
"Berhenti, jangan pernah menyakiti seorang wanita atau aku akan membuat kalian tak bisa berjalan lagi!" seru Dru dari kejauhan
Diva segera memalingkan wajahnya agar kedua berandal itu tak mengenalinya.
Para siswa lawan tampak senang melihat kemunculan dua pria yang mereka cari. Ia segera mendorong Diva saat melihat kemunculan mereka.
"Aww, dasar brengsek, beraninya dia menyentuhku!" pekik Diva mengepalkan tangannya beberapa orang siswa langsung berdiri di belakang gadis itu sambil membawa balok kayu.
"Maju, atau aku. akan meremukkan tulang belulang gadis ini!"
Hara segera melompat menyerang mereka sedangkan Dru memeluk Diva, saat beberapa musuh mereka menghantamkan balok kayu kearahnya.
*Buugghh!!
Diva masih memalingkan wajahnya agar Dru tak mengenalinya. Namun sebuah tendangan keras membuat keduanya terhempas ke jalanan.
Dru segera bangun dan menghampiri Diva yay terlepas dari pelukannya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan wajah khawatir
Diva mengangguk pelan. Seketika Dru langsung mundur beberapa langkah saat mengetahui siswa yang diselamatkannya adalah Diva.
"Kau???"
"Minggir!" ia segera mendorong Dru saat sebuah balok kayu melesat kearahnya.
Diva segera membuka tasnya dan mengambil pena kesayangannya untuk menghadapi para musuh-musuhnya.
Gadis itu terlihat begitu gesit saat menghadapi musuh-musuhnya. Gerakannya yang cepat membuat lawan-lawannya kewalahan.
Melihat jumlah lawan semakin banyak Hara mengisyaratkan mereka untuk segera kabur.
Dru kemudian menggandeng Diva dan mengajaknya lari meninggalkan tempat itu.
Tidak lama beberapa mobil polisi tiba dan mengamankan semua siswa yang terlibat tawuran.
"Cepat naik!" seru Dru menyuruh Diva naik keatas motornya,
"Naik motor??" Seketika bayangan mass lalu Diva kembali melintas.
Gadis itu terlihat pucat dan ketakutan saat harus naik sepeda motor. Tentu saja itu karena kecelakaan yang pernah menimpanya beberapa tahun silam yang membuatnya trauma.
"Ayo cepat naik!" kembali Dru berteriak saat melihat polisi semakin mendekatinya
Melihat Diva yang terus tetap tak bergeming membuat Hara segera menarik gadis itu hingga Diva tak punya pilihan lain selain naik keatas motornya.
Hara membawa motornya dengan kecepatan tinggi membuat gadis itu memeluknya erat.
Diva yang ketakutan tampak menyandarkan kepalanya di bahu pemuda itu.
*Ciitt!!!
Hara menghentikan motornya di depan sebuah rumah sederhana.
"Ayo turun!" seru pria itu dengan suara lantang
Diva tak bergeming ia tetap memeluknya erat membuat Hara melepaskan lengannya yang masih melingkar di perutnya.
Ia juga mendorong kepala Diva yang masih menempelkan di bahunya.
Ia segera turun dari motornya, namun Diva masih mematung di atas motornya.
Melihat wajah Diva yang pucat, Hara segera tahu jika gadis itu tidak baik-baik saja.
Ia segera membantunya turun dan memapahnya masuk kedalam rumahnya.
Hara begitu terkejut saat mengetahui tangan gadis itu begitu dingin.
Ia buru-buru membuatkan segelas teh hangat untuknya.
"Minumlah!"
Melihat tangan Diva yang gemetaran saat mengangkat gelas itu, membuat Hara segera membantunya.
"Sebaiknya kau istirahat saja di sini sampai kondisi mu membaik,"
Diva mengangguk dan segera merebahkan tubuhnya di sofa.
Tidak lama Dru memasuki ruangan itu.
"Kenapa dia?" tanya Dru mengerutkan keningnya
"Sepertinya dia tak biasa naik motor makanya agak sedikit shock," jawab Hara
"Wah dia pasti anak orang kaya sehingga tak pernah naik motor!" sahut Dru
Hara menatap wajah cantik Diva yang terlelap di depannya.
"Bagaimana dengan yang lain?" tanya Hara
"Semuanya aman, aku sudah memastikan mereka pulang dengan selamat," jawab Dru
"Syukurlah,"
*Dreet, dreet, dreet!!
Kedua pemuda itu tercengang saat mendengar suara ponsel Diva terus berdering.
Dru perlahan mengeluarkannya dari dalam tas Diva.
"Mama!" pekiknya kemudian memberikan ponsel itu kepada Hara
"Sepertinya ini dari mamahnya, kita harus mengangkatnya," ucap Hara
"Yaudah angkat!" sahut Dru
"Sebaiknya kau saja, kau tahu kan kalau aku suka gagap saat bicara dengan orang asing,"
Dru segera mengambil ponsel itu dan berbincang dengan orang tua Diva.
"Sekarang Diva ada di rumah saya Tante, kebetulan kami ada kerja kelompok jadi mungkin Diva pulang agak sore Tan,"
"Ok, kalau begitu kabari Tante kalau kalian sudah selesai,"
"Baik Tante," jawab Dru segera mengakhiri panggilannya
Tidak lama Diva membuka matanya.
Melihat Dru memegang ponselnya iapun langsung merebutnya.
"Tadi mamah kamu telpon, tapi tenang aja aku sudah memberitahunya kalau kamu sedang ada kerja kelompok," tukas Dru
"Oh," Diva segera duduk dan merapikan penampilannya
"Kalau gitu anterin aku pulang!" seru gadis itu membuat kedua Pemuda itu saling berpandangan
"Maaf aku gak bisa antar dia pulang karena banyak kerjaan. Sebaiknya kamu aja Dru yang antar dia,"
"Aku juga gak bisa Har, aku harus les privat," jawab Dru
"Dasar berandal, sejak kapan berandalan jadi anak baik pakai les segala. Pokoknya aku gak mau tahu, kalian berdua harus antar aku pulang, karena kalau tidak aku akan melaporkan kejadian hari ini kepada kepala sekolah," ancam Diva
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🍾⃝ʀͩᴏᷞsͧᴍᷠiͣa✰͜͡v᭄HIAT
wah pinter juga bikin alasannya tu bedua.. bilang aja ngga mau
2023-07-24
2
HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈
gak semua brandal sifat nya buruk, di luar boleh netral tapi sekali kena bentakan emak, lembek tulang nya 🤣🤣🤣
2023-07-24
1
Aȥƙια
pernah jatuh mungkin jadi trauma
2023-07-24
0