DIVA four

"Kalau begitu biar aku saja yang mengantarnya," Hara segera bangun dan mengambil kunci motornya

"Aku tak mau naik motor!" seru Diva menolak

Hara menoleh ke belakang dan menatap sinis gadis itu.

"Aku tak punya mobil, jadi sebaiknya aku antar kamu naik kendaraan umum saja,"

"Meskipun kau seorang berandalan tapi ternyata kau peka juga," Diva segera memakai tas ranselnya dan bergegas menyusul Hara.

Hara menghentikan sebuah taksi dan mempersilakan gadis itu untuk masuk.

Diva kemudian memberitahu alamat tujuan mereka. Sementara itu Dru mengikuti mereka menggunakan motornya.

"Terimakasih banyak sudah mengantar ku pulang," ucap Diva kemudian turun.

Dru segera turun dan memberikan helm kepada Hara.

Diva tersenyum menatap kedua pria itu.

"Persahabatan yang luar biasa, aku iri. Anyway thanks udah nganterin aku pulang!" ucap Diva kemudian melambaikan tangannya kepada kedua pemuda itu

Pagi harinya semua siswa kelas XI dijemur di lapangan setelah kepala sekolah mendapatkan laporan dari kepolisian jika siswa mereka terlibat tawuran.

Hara dan Dru langsung ditarik keluar dari barisan oleh guru BK.

Keduanya langsung berdiri menghadap kepala sekolah.

"Aku yakin mereka biang keroknya!" ucap seorang Guru BK

"Kalau begitu bawa mereka ke ruangan ku dan biarkan yang lain masuk kelas,"

"Baik Pak,"

Semua siswa kemudian segera kembali ke kelasnya masing-masing kecuali Dru dan Hara yang segera digiring masuk ke ruang kepala sekolah.

Keduanya langsung di interogasi oleh kepala sekolah langsung.

cukup lama keduanya harus mendengarkan nasihat dan omelan dari kepala sekolah.

Bukan hanya makian bahkan mereka beberapa kali harus terkena tamparan keras pria itu.

"Aku tidak mau tahu, sekali lagi kalian terlibat tawuran maka jangan harap bisa naik kelas!" seru pria itu memberikan peringatan terakhirnya

Setelah selesai mendapatkan ceramah dari kepala sekolah keduanya segera menuju ke kantin belakang sekolah.

Dru dan Hara langsung merebahkan tubuhnya di bangku panjang yang ada di dalam kedai.

"Pasti habis dapat omelan lagi!" celetuk seorang wanita pemilik kedai

"Iya nyak, biasalah namanya juga murid spesial jadi tiap hari harus di kasih wejangan agar menjadi siswa teladan," jawab Dru

"Haish bisa aja, sekarang mau apa ini?" tanya wanita itu

"Seperti biasa nyak, Indomie rebus plus nasi,"

"Ok!"

Saat bel istirahat berdering Dru dan Hara segera pergi dari kantin dan kembali ke kelas. Seperti biasa Dru melakukan tugasnya meminta uang setoran kepada beberapa siswa, sedangkan Hara langsung tidur di bangku belakang.

Diva mengeluarkan bekal nasi kotaknya. Ia menoleh kearah Hara yang terlihat pulas, sedangkan Dru masih sibuk memalak teman-temannya.

"Dasar berandal!"

Tidak lama seorang siswa tergopoh-gopoh menghadap Dru.

"Tolong gue Dru!" ucap siswa itu sambil memegangi lengan Dru

"Ada apa lagi, bukankah kau tidak mau memberi ku uang lagi. Jadi minta tolong saja sama orang yang sudah berjanji akan melindungi mu," jawab Dru menepis lengan lelaki itu.

Lelaki itu segera mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang puluhan ribu dan memberikannya kepada Dru.

"Sudah ku bilang aku tidak mau menerima uang dari penjilat seperti mu!" seru Dru melemparkan uang itu ke lantai.

"Aku mohon tolong aku Dru, jika bukan kau maka tidak akan ada lagi yang akan menolong ku dari para berandalan itu!"

"Bodo amat!" seru Dru kemudian meninggalkannya

Suara keras keduanya membuat Hara seketika membuka matanya.

"Berisik sekali!" seru Hara melemparkan tasnya kearah mereka

Seketika Dru menyuruh pria itu untuk pergi, ia tak mau melihat Hara marah karena tidurnya terganggu.

Namun pria itu menolak pergi dan malah mendekati Hara.

"Mereka bilang bukan hanya kuat tapi kau juga begitu baik Hati Hara. Jika semua itu benar maka bantulah kawanmu ini,"

"Dasar penjilat, kenapa dia masih saja berusaha menjilat Hara!" Dru segera menarik pemuda itu dan membawanya pergi

Namun Hara mencegahnya, ia justru memarahi Dru karena menyakitinya.

Dru berusaha menjelaskan kepada Hara jika pria itu tidak seperti yang ia kira. Dru menjelaskan jika pria itu adalah seorang penjilat yang selalu berusaha bersekutu dengan musuh mereka.

"Tetap saja dia teman sekelas kita, jadi jika terjadi sesuatu dengannya kita tetap harus membelanya, kerena kita keluarga," jawab Hara

Dru merasa kesal dengan sikap Hara yang cenderung tak tegaan dan selalu membela teman sekelasnya tanpa melihat resiko yang akan dialaminya.

Siang itu sepulang sekolah Hara mengikuti Pemuda itu dari belakang.

Tidak lama beberapa siswa menghampiri mereka.

"Ah sial, dia bilang hanya di palak oleh geng ambon, tapi kenapa yang datang geng motor!" gerutu Dru

"Aku yakin dia sebenarnya bukan meminta bantuan kita, tapi bangs*t itu sengaja menjebak kita!" pekik Dru

Hara segera mengeluarkan senjatanya dan melawan para musuhnya.

Diva segera membalikkan badannya saat melihat Dru dan Hara sedang berkelahi.

Dru yang melihat Diva segera berlari menghampirinya.

Ia langsung menarik gadis itu dan memintanya untuk membantunya.

"Jangan pura-pura tidak lihat, kita ini satu kelas jadi kau harus membantu kami!"

"Maaf sepertinya aku harus pulang cepat, mamah sudah menungguku. Aku bisa dicoret dari Kartu Keluarga jika ketahuan terlibat tawuran," jawab Diva berusaha menolaknya

"Kalau masalah mamah kamu itu urusan gampang, biar aku yang akan menghandlenya nanti,"

"Sekarang kita tidak punya banyak waktu lagi!"

Seketika musuh-musuh mereka seketika berhenti menyerang Hara dan terpukau melihat Diva.

"Sepertinya dia sudah gila sehingga membawa seorang perempuan ke mari!" celetuk salah seorang dari mereka

"Apa kau sudah tak punya malu, sampai harus meminta bantuan seorang wanita!" sahut yang lainnya

"Kalau iya emang kenapa, apa kalian takut menghadapi seorang wanita!" sahut Dru

Seketika terdengar suara tawa musuh seakan mengejek Diva.

Hara memberikan isyarat kepada Diva untuk menyerang.

Gadis itu mengambil sebuah kaleng bekas minuman dan menendangnya kearah para lawannya.

*Buugghh!!

Salah seorang dari mereka jatuh terhempas ke jalanan setelah kaleng itu mengenai keningnya.

Seketika semua seolah tersihir dengan kemampuan Diva.

"Tunggu apa lagi serang!"

Pertarungan kembali berlangsung, semua orang tak ada yang mau mendekati Diva.

Merasa diremehkan Diva menarik satu persatu orang-orang yang mengeroyok Dru dan menghajarnya hingga babak belur.

Melihat cepatnya gerakan Diva membuat semua lawannya kewalahan.

"Wah kamu benar-benar luar biasa Div!" puji Dru setelah melihat semua musuhnya kabur

"B aja," jawab Diva datar

"Biasanya kami jarang menang kalau menghadapi musuh yang banyak, tapi kali ini kita menang karena kamu." imbuhnya begitu bangga

"Kalau kau tidak keberatan bergabunglah dengan kami, aku yakin banyak petualangan yang menyenangkan nantinya," tandas Hara

"Ah benar juga, aku yakin jika kita bergabung maka kita akan menjadi geng yang tak terkalahkan," tambah Dru

"Tapi maaf aku tidak tertarik untuk menjadi berandalan seperti kalian!"

Terpopuler

Comments

HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈

HIAT DOLO "🅱🅸🅱🅰🅷🦈

ini mah sekolah jurusan tawuran namanya, apalagi kalau diva gabung sama Dru, hara

2023-07-24

1

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

nah bener tuh DRU sama Hara jadi murid spesial saking spesial nya tiap hari dapet wejangan🤣

2023-07-24

0

Aȥƙια

Aȥƙια

aduh kasian kalo sampe ga naik kelas lagi

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!