BAB 3. SANDIWARA

" Assalamualaikum. "

Satrio yang baru pulang dari Bali, mengucapkan salam ketika sampai di rumah orang tua angkatnya sekaligus rumah calon istrinya.

"Wa'alaikumsalam. "

Kompak Burhanudin dan Retno Wulandari menjawab salam dari Satrio. Pasangan paruh baya tersebut menyambut kepulangan anak angkat yang sudah diasuh atau dirawat sejak dari kecil.

"Kakak Cansu. "

Arumi datang menghampiri Satrio. Ia langsung memeluk Kakak angkatnya tersebut. Panggilan Kakak Cansu adalah panggilan istimewa dari Arumi untuk Satrio. Sejak Arumi remaja, Arumi akan memanggil Satrio dengan panggilan Kakak Cansu atau Kakak calon suami.

Sedangkan Satrio merasa ada yang aneh. Kenapa Arumi tidak marah setelah kejadian kemarin? Dan apakah Arumi Hilang Ingatan? Akan tetapi Satrio senang akan perlakuan Arumi yang kembali seperti dahulu.

"Kakak Cansu mana oleh-oleh untuk aku. Ayo kita buka di kamar kakak saja. Kakak juga pasti Lelah ingin istirahat. "

Arumi langsung menarik lengan Satrio dan membawa langkahnya menuju ke kamar Kakak angkatnya. Sedangkan ayah dan ibunya Arumi hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah manja anaknya.

Setelah berada di dalam kamar Satrio. Arumi langsung melepaskan tangannya dari lengan calon suaminya. Arumi langsung menutup rapat pintu kamar calon suaminya tersebut. Arumi mengulurkan tangan kanannya kepada Satrio.

" Kakak, Mari kita berjanji. Jika di depan ayah dan ibu kita harus bersandiwara, jika kita masih sama seperti dahulu. "

Satrio pun menerima uluran tangan dari Arumi.

"Rumi, tolong jangan seperti ini kakak benar-benar menyesal. "

Satrio pun menyadari kesalahannya dan menyesali apa yang telah dilakukannya.

"Aku tidak mau ayah dan ibu sedih jika mengetahui kelakuan kakak. Sebenarnya Kakak menganggap aku ini apa? "

Arumi meminta penjelasan.

"Rumi saat itu kakak hanya bimbang dengan perasaan kakak. Akan tetapi kejadian kemarin membuat Kakak sadar. Kakak benar-benar tidak ingin kehilangan kamu, Rumi. Maaf jika Kakak terlambat menyadari. Kakak mencintaimu, Rumi. "

Mendengar pengakuan Satrio. Arumi pun meneteskan air matanya. Kata-kata yang ditunggu-tunggu untuk didengar dari sejak dahulu, tidak berpengaruh setelah hati Arumi hancur.

"Lalu, bagaimana hubungan Kakak dengan kakak cantik yang kemarin? "

Arumi bertanya tentang hubungan Satrio dan Niken.

"Kakak mencintaimu. kakak tidak mencintainya. Kakak akan memutuskan hubungan Kakak dengannya. "

"Jadi Kakak menganggap hubungan denganku atau dengan kakak cantik itu hanya main-main. Kakak jangan seenaknya memainkan perasaan seseorang. Karena ada hati yang berperan di dalamnya. "

"Rumi, tolong Maafin Kakak. Rumi, Kakak ingin kita bersama seperti dahulu. "

"Kakak telah menambahkan sejumput bubuk cabe ke dalam segelas air gula yang manis. Rasanya pasti akan berubah begitupun perasaanku kepada kakak. "

" Rumi, selama Kakak menjalin hubungan dengan Niken. Di antara kami tidak terjadi hal apapun. Kakak tidak pernah menyentuh Niken. Tubuh kami masih sama-sama bersih. Kami tidak pernah melakukan perbuatan yang lebih jauh. Menurut Kakak, ini hanya masalah kecil. Jadi tolonglah Rumi, untuk tidak dibesar-besarkan. "

Satrio merasa dirinya masih pantas dan layak untuk mendampingi Arumi.

"Sepercik api, dapat membuat kebakaran besar. Aku menjunjung tinggi kesetiaan bukan hanya sekedar kepemilikan raga. Untuk apa aku memiliki raga Kakak, akan tetapi Kakak tidak setia. "

Tok tok tok

Mendengar suara ketukan pintu. Arumi segera menyeka air matanya. Ia langsung duduk di tepi ranjang milik Satrio. Sedangkan Satrio langsung melirik ke arah pintu.

"Siapa? "

Satrio bertanya dari dalam kamar. Tentang, sosok yang mengetuk pintu kamarnya.

"Saya Bos. Saya mengantar tas laptop yang tertinggal di dalam mobil. "

Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah asistennya, Rudi Apriansyah. Satrio pun berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu.

"Letakkan saja di atas meja! "

Setelah Rudi masuk. Satrio menunjuk meja sofa yang terdapat di dalam kamarnya.

"Saya permisi Bos. "

Rudi mohon pamit kepada Satrio. Satrio pun menganggukkan kepalanya. Satrio pun ikut Duduk di tepi ranjang,sejajar dengan Arumi. Akan tetapi ada jarak diantara mereka duduk.

"Sudah Rud? "

" Sudah Bu Bos. Saya permisi dulu Bu Bos. "

Mendengar percakapan yang terjadi di luar kamar. Arumi refleks berpindah duduk di samping Satrio. Arumi menyandarkan kepalanya di pundak Satrio. Retno pun masuk dengan segelas susu hangat di tangannya. Sandiwara telah dimulai kembali.

"Rumi Rumi. Kalau udah ketemu kakaknya pasti nempel terus, sampai lupa membuat minuman untuk kakaknya. "

Retno menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku putrinya. Lalu Retno meletakkan susu tersebut di atas nakas.

"Aku kan kangen Bu, sama kakak Cansu. "

Arumi berbohong dan beralasan. Arumi tidak ingin membuat sang Ibu curiga atau mengetahui permasalahan yang terjadi.

" Kakak sudah makan? "

Retno bertanya kepada Satrio.

"Nanti saja Bu. Satrio mau mandi dulu. "

"Ya sudah, ibu keluar dulu. Mau nemenin ayah menonton TV. "

Retno pun keluar dari kamar Satrio. Setelah Retno keluar, Arumi bangkit dan menjaga jarak dari Satrio. Sandiwara Telah Usai.

"Sepertinya, sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Kakak juga mau mandi. Lebih baik aku keluar. "

Arumi ingin keluar dari situasi yang menyesakkan dadanya.

"Rumi, Sampai kapan kita harus bersandiwara? Secepat itukah, kamu menghilangkan rasa cinta untuk kakak yang sudah tertanam sejak dari kecil. Kakak akan membuat sandiwara ini, menjadi kenyataan yang sesungguhnya. "

Arumi yang sudah berada di ambang pintu, langkahnya terhenti setelah mendengar ucapan dari Satrio.

"Butuh pengganti untuk sesuatu yang tidak cocok. Kepercayaan yang tertanam sejak kecil telah Kakak hancurkan. Akan mudah menghilangkan rasa cinta ini jika aku sudah Menemukan Penggantinya. "

Arumi pun meneruskan langkahnya, hingga ia hilang dari pandangan Satrio. Perkataan Arumi bagai sebuah hantaman bagi Satrio. Satrio meninju tembok, meluapkan rasa kekesalannya. Tubuhnya merosot ke lantai. Ia frustasi dan menjambak rambutnya sendiri. Sungguh ia menyesal dengan perbuatannya.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!