4. Ketulusan seseorang

..."Tenang saja karena semua akan baik-baik saja, kata-kata yang terlontar begitu saja untuk menenangkan orang yang kucintai meskipun semuannya tidak baik-baik saja." @dokterhoki_ ...

Nikle Havard Sharga, pria dingin berwajah kaku yang memiliki putri imut bak bidadari. Ia sangat menyayangi putrinya meskipun tidak memiliki seorang istri yang membuatnya harus berperan menjadi ayah juga seorang ibu.

Sekarang ia terkejut melihat anaknya yang mulai tumbuh dewasa karena baginya Amanda masih kecil, dulunya ia sangat penakut dan sering mengurung diri karena tidak memiliki seorang ibu. Oleh karena itu Havard sebagai seorang ayah menyekolahkan anaknya dengan program home schooling. Tapi sekarang anaknya bahkan menawarkan untuk bersekolah di sekolah umum, Havard terkejut karena perubahan sikap anak perempuannya itu. Ia menjadi lebih percaya diri dan aktif sejak keluar dari rumah sakit, perubahan itu yang membuat Havard menyelidiki apa yang terjadi pada saat Amanda dirawat.

Sekarang adalah waktu makan malam dan semua keluarga berkumpul di satu restoran terbaik di kota, mereka tampak serius bahkan saat menyendok makanannya.

"Amanda, ayah ingin bertanya. Apakah kamu benar-benar ingin menyembunyikan identitasmu sebagai anakku? Apakah aku melakukan kesalahan?" Tanya sang ayah dengan mimik wajah khawatir.

"Ayahh, aku tidak bermaksud begitu. Lagipula itu cuman dua bulan lohh, setelah itu ayah bebas ingin melakukan apa hehe." Balas Amanda dengan santai.

"Tapi ini tidak bisa menjamin keamananmu." Ungkap sang ayah dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

"Amanda sudah besar ayah, mungkin ia ingin mencoba hal-hal baru." Balas kakak Amanda santai.

"Ya, aku juga ingin hidup keluar dari zona nyamanku yaitu rumah hehe." Ungkap Amanda polos membuat kakaknya tersedak hingga batuk, ayahnya hanya melongo mendengar pernyataan itu.

"Apa? Tidak boleh! Kamu masih SMP" Tegas sang kakak ditambah anggukan setuju dari ayahnya.

"Hehe, aku hanya akan tinggal di kos-kosan dekat rumah kok. Aku ingin ayah memperketat uang jajanku sebagai latihan, aku ingin menjadi putri kuat yang tidak manja." Ungkap jujur Amanda.

"Kamu seperti ini sudah cukup Amanda." Ucap lembut sang ayah kepada putrinya.

Amanda menundukkan kepalanya menghadap bawah, raut wajahnya kecewa.

"Baiklah, maaf ayah.. aku akan menurut jika ayah tidak mengizinkanku."

Suara menahan tangis itulah kelemahan Havard, ia merasa tidak kuasa menahan kekhawatirannya tetapi juga tidak mampu menolak permintaan anaknya.

"Baiklah, tapi ayah yang memilih tempat untukmu tinggal. Ayah akan mengatur uang bulanan seketat mungkin tapi kamu harus tetap makan yang bergizi, jika kamu sakit ayah akan membawamu pulang." Tegas Havard sembari mengelus lembut kepala putrinya

Seketika Amanda mengangkat kepalanya, matanya berbinar-binar.

"Terimakasih banyak ayah!!" Teriak bahagia Amanda memeluk ayahnya.

'Disaat anak-anak lain ingin hidup seperti tuan putri, ia ingin menjadi rakyat biasa?' batin kakak Amanda kesal.

"Kenapa kamu ingin hidup susah?" Tanya kakak Amanda membuat Amanda seketika terdiam.

"Kak, aku tau banyak orang yang ingin menjadi diriku. Selalu dimanja dan diberikan segalanya, tapi aku punya satu keyakinan jika suatu saat keuangan kita goyah dan aku tidak kuat mungkin saja aku akan cepat mati. Jadi aku hanya ingin menjadi anak kuat yang berusaha keras untuk diriku tanpa merugikan orang lain. Tenang saja Kak, aku tidak akan merepotkanmu." Ungkap Amanda dengan senyum manisnya melelehkan hati sang kakak.

"Itu__ (Tring! Tring!)" Belum sempat membalas ucapan adiknya, telepon Amanda berbunyi.

"Sebentar, aku angkat dulu ya kak, ayah." Ucap Amanda dibalas anggukan dari ayah juga kakaknya.

Disaat Amanda keluar dari ruangan, ayah dan kakak Amanda benar-benar menghela nafas berat.

"Astaghfirullah Liam, adikmu kenapa sih?" Ungkap sang ayah memijat keningnya.

"Aku tidak tahu yah, dia aneh semenjak keluar dari rumah sakit. Aku jadi khawatir." Ucap Liam membuka bungkus rokok lalu memberikan kode kepada ayahnya.

"Tidak boleh merokok di restoran, nanti Amanda marah." Tolak sang ayah membuat Liam kembali memasukkan bungkus rokoknya.

"Kenapa sekarang kau lebih perhatian ke Amanda? Padahal dulu kau selalu mempermasalahkan ibu kalian yang berbeda, apakah sekarang kau luluh dengannya meskipun tidak satu ibu?" Ungkap Havard menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Aku sekarang tidak lagi membencinya, karena aku tau itu bukan salahnya tapi salah orang tua kami. Aku menyayanginya karena dia adikku satu-satunya, hanya dia perempuan yang membuatku nyaman setelah ibu meninggal." Ungkap jujur Liam, ia menyuap sesendok makanan penutup milik Amanda.

Hal itu tidak membuat Havard terkejut karena Amanda memang suka berbagi makanannya meskipun kue adalah hal yang ia sukai. Meskipun kakaknya menghabiskan kue miliknya ia tidak akan marah, dan itu membuat Liam terbiasa memakan makanan adiknya.

"Baguslah, meskipun aku heran mengapa sifatmu yang kejam itu seketika berubah." Ungkap sang ayah tepat ketika Amanda membuka pintu ruangan mereka.

Amanda terlihat lebih baik setelah mengangkat telepon.

"Siapa itu?" Tanya Havard penasaran.

"Temanku."

"HAH?!"

_end_

[Amanda POV]

Ditengah pembicaraanku dengan kakak dan ayah tiba-tiba temanku menelpon, aku yang terkejut pun segera pamit untuk mengangkatnya. Aku pergi ke taman untuk duduk sembari menyambut teman yang sudah lama tidak kutemui.

"Hallo Alan, lama tidak bertemu." Sapaku dibalas diam olehnya.

"..."

"Kenapa kok kamu diam?" Tanyaku padanya yang dibalas suara dingin penuh keasingan.

"Namaku Matler Andrew, siapa yang memberimu izin memanggilku Alan? Kau bahkan bukan orang penting bagiku, berani-beraninya." Ungkapnya yang dibalas tawa renyah dari Amanda.

"Hahahaha! Amnesia sialan, baiklahh kita akan ketemu sebentar lagi! Tunggu aku Alan!" Teriakku membalasnya.

"Tung__(Click)" Belum sempat berbicara, aku memutusnya secara sepihak.

Aku tersenyum, perkiraanku tidak salah. Ternyata informasi yang diberikan sekertaris Ian dapat dipercaya, aku tidak menyangka akan seakurat perhitunganku. Setelah ini aku akan menjalani kehidupan di sekolah yang tampak seperti neraka bagi tokoh Amanda, tapi aku ini Amanda yang sudah disetting ulang.

"Akan kutuntaskan apa yang harus kuselesaikan." Ungkapku penuh penekanan.

___

Di kamar kakak mengawasiku dengan tatapan khawatir dari ujung pintu masuk. Aku memang sudah mencoba tidur di ranjang tetapi  tatapan itu membuatku tidak nyaman, akhirnya aku berbalik badan melihat ekspresi terkejut darinya yang bergegas ingin pergi.

"Tunggu kak, ada apa?" Tanyaku mencoba tuk sedikit berteriak.

Wajahnya terlihat cukup bersalah, aku merasa dia berubah. Nyatanya Liam seharusnya menjadi seorang kakak yang egois, ia juga ingin adiknya mati.

"Maaf aku membangunkanmu. Ada yang ingin aku bicarakan." Ungkapnya dengan nada lembut, langkahnya mendekat ke arahku.

Dia berdiri di samping ranjang ku seakan-akan membutuhkan izin dariku.

"Kenapa Kakak berdiri?" Tanyaku sedikit heran padanya.

Setelah aku bertanya, ia tiba-tiba duduk di sampingku sembari mengelus lembut kepalaku.

"Ada apa kak?" Tanyaku mengurangi nada suaraku.

"Kakak khawatir padamu Amanda. Besok kau sudah mulai sekolah, aku tidak menyangka akan sebesar ini kau sekarang." Ungkapnya dengan ekspresi sedih.

"Kak, apa kakak menyesal karena aku dewasa?" Tanyaku mencoba membuka apa yang kuabaikan selama ini.

"Maksud kamu apa Amanda?"

"Dulu kakak pernah berkata padaku jika aku meninggal, dunia akan terasa lebih nyaman tanpaku." Aku tidak menyangka jika omonganku membuat ekspresi wajah yang semula tenang menjadi tegang. Aku tidak masalah jika ia marah karena menurutku umurnya tidak lebih tinggi dari umur di kehidupan lamaku.

"Aku menyesal (snift, hiks) aku menyesali perbuatanku yang telah lampau. Dulu aku memang berniat membunuh semua keluarga ayah karena kesal, jadi aku meracunimu dengan obat-obatan dan membuatmu koma. Aku tidak ingat pernah mengatakan kata-kata itu tetapi maafkan aku." Ungkapnya sambil menangis tersedu-sedu, tidak kusangka laki-laki ini memiliki rumor jahat tentang dirinya.

Aku memeluknya dengan tulus, firasat ku mengatakan untuk segera memenangkannya. Meskipun ketulusan bukanlah hal yang mudah dibentuk oleh jiwa pendendam.

Bersambung

・⁠ω⁠・☞ "Please Vote and Coment🌟"

-Thx

Terpopuler

Comments

Candy Cat

Candy Cat

(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)☞ "Please Like and Coment🌟"

-Thx

2023-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!