12 Jalan Keluar

"DUODENUM?!!"

"Te-ternyata langsung di tahap kedua, ya?" Seorang penonton tertegun.

"Gawat juga! Tempat itu katanya baru dirampungkan tahun ini dan akan digunakan sebagai tempat pelatihan militer senior sekelas jenderal. Tapi, kenapa sekarang malah buat latihan calon kadet?"

Bukan hanya penonton, para calon kadet juga berbisik-bisik gusar. Mereka tak percaya kalau latihan tahap selanjutnya dilaksanakan di Duodenum. Itu tempat yang baru bagi mereka, dan menyeramkan! Begitu banyak rumor buruk yang beredar. Salah satunya, gagal di Duodenum berpotensi besar menghilangkan nyawa seseorang.

"Ah, sialan juga orang-orang ini!" gerutu Hans. "Awas saja kalau sampai aku kenapa-napa. Aku sudah mengasuransikan tubuhku."

"Hey, Kurus!" Abraham menimpali. "Jangan gemetaran begitu, dong." Lelaki beralis tebal itu tersenyum usil.

"Dasar otak steroid! Mana ada aku gemetar. Hanya saja, menurutku ini berlebihan. Mereka mau menjadikan kita sebagai kelinci percobaan."

"Masa bodoh mau jadi kelinci atau anjing sekalian. Aku mau menang. Hanya itu!" Abraham meregangkan otot-ototnya.

"Menang, katamu?" Hans mengernyit. "Mungkin yang lebih pantas mengatakan itu adalah Light atau Kiana. Kita di sini hanya pelengkap saja."

"Sayangnya aku bukan orang lemah sepertimu. Aku pasti menang." Geligi Abraham bergemeluk. "Saat di Duodenum, akan kuremukkan mereka!"

Jenderal Blake yang menyaksikan reaksi kaget semua orang sontak meminta mereka tenang. Berbekal senyum tipis di wajah dinginnya, Jenderal muda itu memerintahkan bawahannya untuk mengoperasikan drone sihir.

Drone tersebut kemudian menampilkan hologram besar. Tampak sebuah bangunan seperti corong yang meliuk-liuk. Tak ada yang tahu berapa persisnya panjang corong tersebut. Yang pasti, terdapat banyak jalur di sekitar corong, saling berselisih, tumpang-tindih, sehingga terlihat rumit sekali.

"Inilah rancangan Duodenum yang ada di markas besar Merlin. Ujung terbawahnya berada di kedalaman 100 km di bawah air. Saat ini, itulah titik terdalam lautan yang bisa kita capai. Tapi jangan khawatir! Kami telah menerapkan protokol keamanan terbaik. Mustahil ada yang mati. Selain itu, Duodenum punya dua belas jalan keluar. Dari ribuan jalur yang ada di dalam sana, kalian hanya perlu menemukan satu dari dua belas jalur yang benar."

"Ribet sekali!" komentar Hans.

"Aku akan langsung menerabas temboknya sampai ambruk." Abraham tertawa.

"Berhentilah bersikap bodoh!" kritik Hans. "Jika benar ujung terbawahnya ada di kedalaman 100 km, maka temboknya pasti super tebal. Bahkan di kedalaman 75 km saja, tekanan air sudah sangat kuat. Sanggup membunuh manusia seperti kita."

"Peraturan dari pelatihan kali ini cukup sederhana. Kalian hanya perlu temukan jalan keluar dalam waktu tiga jam. Siapa yang berhasil keluar sebelum waktu habis, dia menang."

Pengumuman Jenderal Blake membuat para calon kadet mendengus lega. Mereka mengira pelatihan kali ini mengharuskan setiap orang untuk bertahan sampai jumlah tertentu. Ternyata tidak. Jika kondisi lolos hanyalah keluar dari Duodenum, maka siapa saja bisa lolos asalkan menemukan jalan yang tepat. Meski Duodenum punya ribuan jalur, setidaknya masih ada dua belas kemungkinan bagi mereka menemukan jalur yang benar.

"Syukurlah." Kiana menghela napas. Dari tadi ia cuma diam karena gugup. "Liam, bagaimana menurutmu? Pelatihan kali ini kedengarannya mudah."

"Tidak, Kiey." Light menggeleng. "Sejauh yang kutahu, pelatihan militer Merlin tidak mengajarkan prajuritnya untuk kabur seperti pecundang. Jika cuma menemukan jalan keluar, pelatihan kali ini pasti akan dikritik petinggi Mars habis-habisan. Harusnya ada peraturan yang belum diumumkan."

Kiana jadi berkeringat dingin mendengar ucapan lelaki di sampingnya. "Peraturan seperti apa?"

"Aku belum selesai." Jenderal Blake menengahi keriuhan di tengah gelanggang. "Masih ada dua ketentuan penting untuk pelatihan ini. Pertama, dua belas jalur yang benar akan berubah setiap satu menit sekali dalam pola tertentu."

"Apa?!" Hans terbelalak. "Satu menit sekali, artinya 180 kali pergantian jalur dalam tiga jam!"

"Menarik!" Abraham terkekeh.

"Liam, te-ternyata kamu benar!" Kiana sama kagetnya.

"Sudah kuduga." Light menatap Jenderal Blake dengan serius. "Dia takkan membuat semua ini jadi sederhana."

"Ketentuan kedua, pertarungan diperbolehkan. Berusahalah keluar lebih dulu daripada yang lain. Tapi, jika tidak bisa, maka berusahalah menghambat yang lain lebih dulu keluar dari kalian. Karena hanya ada dua puluh calon kadet yang akan lolos dari pelatihan ini. Demikian informasi dariku. Setelah ini, seluruh calon kadet dipersilakan menuju markas besar Merlin. Jenderal Blake Merlin undur diri!"

Jenderal Blake meninggalkan orang-orang dengan mulut menganga. Apa-apaan itu, pikir mereka. Entah iseng atau sengaja ingin menggagalkan seluruh calon kadet, keputusan militer Merlin memang kontroversial untuk periode ini. Mereka seenaknya menambahkan dua ketentuan baru yang membuat pelatihan sederhana menjadi super rumit.

Sudah banyak calon kadet yang pasrah. Mereka bahkan ingin mengundurkan diri sekarang juga. Menemukan dua belas jalan keluar yang berganti setiap satu menit sudah sangat sulit, ditambah hanya ada dua puluh orang yang bisa lolos.

Saat ini, total calon kadet berjumlah 150 orang. Itu artinya Duodenum akan memangkas 130 orang yang telanjur mengorbankan hidup mereka demi menjadi seorang prajurit Merlin. Benar-benar sadis.

Meski demikian, hanya Light yang tampak tidak keberatan dengan pelatihan kali ini. Mata biru cerahnya mengikuti kepergian Jenderal Blake. Sosok perwira muda tersebut punya banyak kenangan dalam hidupnya. Semua berputar di kepala Light seperti pita rekaman. Mulai dari sikap Jenderal Blake yang hangat namun tegas, ucapannya, hingga tekadnya untuk menghapus stereotipe orang-orang. Dirinya bukanlah keturunan anak haram Merlin.

"Liam? Liam!"

"Eh!" Light terkesiap. "A-ada apa?"

"Kamu melamun? Wah, jarang-jarang kamu begitu," komentar Kiana dengan suara lembutnya.

"Aku hanya sedang menyiapkan mental untuk pelatihan kita," dalih Light. "Ini tidak akan mudah."

"Iya." Kiana mendengus pasrah. "Semoga Papah tidak marah kalau aku gagal."

"Mustahil kau gagal, Kiey. Seorang Haldgeprinz yang berjiwa ksatria itu sangat langka. Kau adalah salah satunya. Berbanggalah!"

"Oh, jadi kamu menganggap mayoritas keluargaku penakut?!" Kiana sewot.

"Bu-bukan begitu! Ma-maksudku kau itu istimewa. Paham, tidak?"

"Terserahlah." Kiana justru buang muka. "Lebih baik kita segera bersiap. Pelatihannya akan dimulai sebentar lagi. Jangan sampai gagal, ya, Liam!"

"Kau juga. Jangan sampai gagal, Kiey."

\~\~o0o\~\~

Para calon kadet telah berkumpul di sebuah aula besar. Sekarang mereka ada di markas militer Merlin, dan tentu saja banyak prajurit yang mengawasi tempat tersebut. Selain itu, para penonton di gelanggang sebelumnya juga dapat menyaksikan apa yang terjadi di dalam markas melalui proyektor yang ditampilkan drone-drone sihir.

"Aku belum pernah berada di sini sebelumnya," ujar Hans. "Ruangan macam apa lagi ini?"

"Ah, aku tidak sabar!" Abraham mengusap buku-buku jarinya antusias. "Light Merlin itu ... kira-kira sekuat apa, ya?"

"Sudah jelas lebih kuat darimu. Meskipun pelatihan tahap pertama diadakan secara terpisah, aku dengar orang itu mampu menyelesaikan tantangan kurang dari satu menit."

Abraham seketika terperanjat. "Satu menit, katamu!? Tapi bagaimana bisa? Aku sudah memukul setiap robot sekuat mungkin. Mereka keras dan tangguh. Selesai dalam setengah jam saja susah!"

"Berarti itulah perbedaan kalian. Hey, Otak steroid. Aku bukan temanmu. Tapi biar kuperingatkan kau! Jangan macam-macam dengan adik tiri Jenderal Blake itu," kata Hans seraya melirik Light yang asyik bicara dengan Kiana. "Dia itu ... kuat."

"Ah, aku tak peduli! Akan kuhabisi anak itu kurang dari satu menit. Lihat saja!"

Selagi para calon kadet sibuk berbincang, tiba-tiba saja lampu di ruangan berubah merah. Alarm peringatan berkumandang silih berganti. Belum sempat mereka mencari tahu penyebabnya, lantai bundar raksasa yang dipijak oleh para calon kadet seketika berderak. Lantai tersebut turun ke bawah.

PERHATIAN: MEMASUKI DUODENUM.

PERHATIAN: DUODENUM HAMPIR SIAP.

Barulah mereka sadar, lantai tersebut bukan lantai biasa, melainkan sebuah lift menuju Duodenum. Sementara para calon kadet terus bergerak menuju kedalaman 100 km, suara seseorang terdengar memecah kepanikan.

"Selamat siang. Aku Jenderal Blake. Untuk menghindari terjadinya korban jiwa selama pelatihan berlangsung, kami telah menyiapkan gawai yang akan memberikan pelindung otomatis jika terdapat nyawa calon kadet yang terancam dalam pertarungan. Ingat! Gawai ini bekerja berdasarkan flow kalian. Jadi, jangan memaksakan diri jika tak ingin mati!"

Dalam sekejap, ratusan drone bulat seukuran bola kasti beterbangan menuju para calon kadet. Light yang penasaran segera menekan tombol yang ada di tubuh drone tersebut.

Hasilnya, muncul panel virtual yang menampilkan identitas dirinya beserta kadar energi sihir dalam tubuh Light. Ketika diarahkan ke orang lain, panel akan menampilkan data dari orang tersebut.

"Alat ini dapat menganalisis lawan dan diri kita sendiri," ujar Light.

"Keren!" Kiana mengarahkan drone-nya pada Light. "Liam, kadar flow dalam tubuhmu nyaris seratus persen."

"Hey! Kenapa malah menganalisis aku? Kita tidak berniat saling bertarung, 'kan?"

"Tidak, kok. Aku hanya penasaran. Mungkin kamu bisa melindungiku saat di Duodenum nanti."

"Kebiasaan, Kiey." Light melengos. "Kau harus mengandalkan diri sendiri dulu, baru andalkan orang lain."

"Tapi aku kan perempuan." Kiana mengedip-ngedipkan matanya, sok imut.

Lift bundar tiba-tiba bergetar. Lantainya tidak bergerak lagi. Light bersama seluruh calon kadet dibuat terpesona oleh tempat yang barusan mereka sambangi. Ruangan raksasa yang membuat diri mereka bagaikan sebutir pasir di hamparan pantai yang luas. Tempat yang tersembunyi jauh di kedalaman Mars.

"Selamat datang di Duodenum."

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Aku kalau lihat pemberitahuan kek gini... selalu punya feeling gak enak setelahnya

Mungkinkah beneran 😱😱

2023-07-03

0

Ayano

Ayano

Kalimatnya aku suka 🤣🤣🤣
Meskipun ini pasti nadanya emosi tapi aku yang lagi nyari referensi kalimat makian buat tokohku malah demen wak 🤣

2023-07-03

0

AGDHA LY

AGDHA LY

semangat nulisnya, satu mawar meluncur 💪🏻

2023-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!