Ciuman panas itu akhirnya berhasil. Treisya dan Dewa saling melemparkan senyum manis. "Mandilah dulu, sayang. Kamu bau keringat." kata Treisya sambil ibu jarinya mengusap bibir Dewa yang baru saja ia cium dengan begitu ganasnya.
"Aku sedang menunggu jus ku. Selesai itu baru mandi. Aunty mau keluar lagi?"
"Nggak. Aku mau memeriksa omset pemasukan yang ada di Seoul. Selesai mandi, langsung ke kamar aunty ya?" kata Treisya sambil tersenyum menggoda.
Dewa mengangguk. Ia kembali mengecup bibir Treisya sebelum akhirnya Treisya keluar dari kamar. Stevany pura-pura baru tiba di depan kamar.
"Nyonya.....!" sapa Stevany berusaha terlihat tenang. Ia menunduk hormat.
"Lho, kamu nggak ikut keluar bersama yang lain?"
"Tidak nyonya. Lagi pula saya nggak tahu harus kemana? Kebiasaan dari dulu di rumah majikan ku yang lama, aku keluar jika bersama dengan mereka."
"Kebetulan. Aku ingin makan sup jamur yang biasa koki buat. Kamu bisa?"
Stevany mengangguk. Memasak memang salah satu keahlian yang diajarkan mommy Giani padanya.
"Panggil aku jika sup nya sudah selesai ya?" kata Treisya lalu segera melangkah menuju ke kamarnya yang ada di sebelah kamar Dewa.
Setelah menarik napas panjang, Stevany pun mengetuk pintu kamar Dewa.
"Masuk!" terdengar suara Dewa dari dalam. Stevany pun membuka pintu kamar dan masuk. "Tuan, ini jus nya."
Penampilan Dewa masih seperti tadi. Hanya menggunakan kain putih yang melilit tubuhnya. Ia baru saja meletakan ponsel yang dipegangnya. Sumpah demi apapun, darah Stevany berdesir saat melihat penampilan Dewa saat itu. Begitu menggoda iman. Pada hal Stevany sudah biasa melihat cowok berbadan atletis. Kedua kakak kembarnya memiliki postur tubuh yang hampir sama dengan Dewa. Mungkin yang berbeda hanyalah tinggi badannya. Dewa memiliki tinggi badan 182 cm, sangat jauh berbeda dengan Stevany yang memiliki tinggi badan 166 cm. Untuk ukuran orang Indonesia, tinggi badan Stevany cukup proposional, namun tidak dengan orang Eropa. Mungkin juga karena Dewa adalah seorang pemain basket. Sehingga postur tubuhnya begitu tinggi.
Dewa mengambil gelas itu tanpa bicara. Stevany pun menunduk hormat dan bermaksud akan pergi, tapi Dewa segera memanggilnya.
"Ini gelasnya."
Stevany membalikan tubuhnya lalu mengambil gelas dari tangan Dewa dan meletakan di atas baki yang di bawahnya. Ia pun segera pergi tanpa berani menatap Dewa. Ia tahu tatapan mata cowok itu begitu tajam dan menusuk kepada siapapun juga. Sangat jauh berbeda ketika ia menatap Treisya. Hanya kepada Treisya lah, Dewa selalu tersenyum. Di lapangan basket pun, pemain basket itu terkenal biasa saja sekalipun ribuan gadis memujanya.
***********
Selama 1 jam lebih Stevany membuat sup jamur yang Treisya inginkan. Sup itu emang harus dimasak secara hati-hati dengan api yang pelan. Stevany memasukan juga dengan telur yang dicampurinya dengan sayur. Ia tahu kalau Treisya tak suka makan nasi. Setelah masakannya selesai, Stevany kembali naik ke lantai dua dan mengetuk pintu kamar Treisya.
"Nyonya, masakannya sudah siap."
Pintu terbuka. Nampak Dewa yang berdiri di hadapan Stevany. Cowok itu masih dengan tubuh bagian atas yang polos dan memakai celana pendek.
"Tu ..tuan, maaf menganggu. Aku mau mengatakan pada nyonya kalau sup jamur yang dipesannya sudah siap." Stevany sedikit gugup melihat wajah Dewa yang nampaknya terganggu dengan kedatangan Stevany.
"Apakah itu Stevany?" tanya Treisya. Ia baru keluar dari kamar mandi. Hanya menggunakan jubah mandi berwarna hitam.
"Iya, nyonya."
"Tolong ke sini!"
Stevany melewati Dewa yang masih berdiri di depan pintu. Ia dapat melihat ranjang yang sangat berantakan dan Stevany dapat mencium bau khas itu. Ia memang belum pernah bercinta sebelumnya. Namun Stevany beberapa kali memergoki teman-teman kuliahnya di kamar asrama sedang berduaan dengan kekasih mereka dan bau ini sangat familiar. Bau khas cairan yang keluar dari tubuh pria saat mencapai puncak kepuasannya.
Apakah mereka baru habis bercinta? Pertanyaan itu langsung muncul di kepala Stevany. Entah mengapa hatinya merasa sakit membayangkan hal itu.
"Stevany, bersihkan kamar ini. Ganti penutup ranjangnya." kata Treisya lalu ia menatap Dewa. "Tunggu aunty di meja makan ya?"
Dewa mengangguk dan segera keluar kamar. Stevany pun dengan berat hati membereskan kamar itu. Treisya sepertinya bukan orang yang rapi karena barang-barang di kamarnya nampak berantakan.
Sementara Stevany membereskan kamar itu, Treisya dengan santainya membuka jubah mandi yang ia pakai. Tubuhnya terlihat kencang dan mulus bak pualam. Pinggangnya begitu ramping dan pinggulnya lebar. Ia seperti gadis berusia 20an tahun. Treisya masuk ke dalam walk in closet dan ketika ia keluar, ia sudah menggunakan celana rumahan berwarna hitam dan kaos ketat berwarna hitam juga. Pakaian yang menjadi favorit para mafia.
Treisya langsung keluar kamar, meninggalkan Stevany yang kini membereskan ranjang.
Dada Stevany terasa sesak. Gadis itu tahu ada hubungan yang special antara Treisya dan Dewa. Tapi bagaimana mungkin? Bukankah Treisya adalah istri dari pamannya Dewa? Memang, pamannya Dewa itu menurut berita yang Stevany tahu sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Anak mereka hanya satu dan sedang bersekolah di sekolah asrama putri yang ada di Inggris. Katanya anak itu memang sudah dijauhkan dari mereka semenjak ia berusia 10 tahun. Bahkan ketika papanya meninggal, anak Treisya itu tak diijinkan untuk pulang.
Stevany menemukan kaos Dewa yang ada di lantai. Tanpa sadar ia mencium kaos itu. Ada harum parfum Dewa yang tadi Stevany hirup juga saat keduanya bermain basket bersama.
Setelah kamar itu menjadi bersih dan rapi, Stevany turun lagi ke bawa. Nampak Treisya dan Dewa sudah selesai makan namun masih duduk di depan meja. Keduanya nampak serius sedang berbicara sesuatu namun dalam bahasa Korea. Stevany sebenarnya sudah kursus bahasa Korea lewat Internet. Ia sudah mulai mengerti apa yang mereka bicarakan. Sepertinya masalah selundupan senjata lagi.
"Nyonya, apakah mejanya sudah bisa saya bersihkan?" tanya Stevany.
"Ya. Aku suka dengan sup jamur mu. Lain kali, kamu saja yang membuatnya." kata Treisya lalu segera berdiri. Dewa pun melakukan hal yang sama. Treisya melingkarkan tangannya di lengan Dewa lalu keduanya meninggalkan ruang makan.
Mengapa dia begitu sulit untuk aku sentuh ya Tuhan?
**************
Semenjak peristiwa membersihkan kamar itu, Stevany sering melihat kemesraan Dewa dan Treisya yang melebihi hubungan tante dan ponakan.
Makanya lantai dua menjadi terlarang untuk dimasuki kecuali ada panggilan dari tuan dan nyonya.
Stevany merasa bahwa Dewa tak pantas bersama Treisya. Stevany bertekad untuk merebut Dewa dari Treisya. Tapi Stevany harus hati-hati dan tak boleh terkesan murahan. Karena Dewa ternyata sangat patuh dan setia pada Treisya. Dan Dewa tak akan tertarik pada wanita lain kecuali Treisya.
Sampai akhirnya, Tuhan seakan berpihak pada Stevany. Ia mendapatkan kesempatan berdua bersama Dewa selama beberapa hari.
Waktu itu, mansion tempat tinggal mereka diserang oleh kawanan mafia yang lain secara mendadak. Treisya sedang ada urusan ke Jepang dan Dewa tak ikut karena ada pertandingan besar. Dewa baru saja pulang setelah club mereka meraih kemenangan.
Stefany yang sedang makan malam dengan beberapa pelayan lainnya dikejutkan saat mendengar bunyi tembakan. Gadis yang sudah dilatih oleh kedua kakaknya itu, segera menyusup pergi ke ruang kerja Treisya untuk mengambil pistol yang disimpan Treisya di berbagai tempat yang ada di sana.
Jantung Stevany langsung berdetak cepat melihat mayat para pengawal yang berserakan di ruang tamu. Stevany bergegas naik ke lantai dua melalui tangga belakang untuk menuju ke kamar Dewa karena ia tahu kalau Dewa sedang mandi.
Pintu kamar Dewa sudah terbuka. Stevany panik namun ia berhasil menguasai dirinya. Di lihatnya kalau dua orang penjahat sedang menodongkan pistol ke arah Dewa. Tangan cowok itu sudah diikat di belakang dan wajahnya sedikit lebam karena dipukuli.
Tangan Stevany sedikit bergetar saat mengarahkan pistol itu. Ia memang sudah latihan menembak namun belum pernah menembak orang secara langsung. Namun demi Dewa, Stevany pun mengarahkan pistolnya kepada dua orang itu. Secara cepat ia berhasil membuat dua orang itu tergelatak.
"Stevany?' Dewa terkejut saat melihat bahwa yang menyelamatkannya adalah Stevany. Tangan gadis itu masih gemetar bahkan air matanya sudah jatuh.
"Tuan....., anda baik-baik saja?"
Dewa mengangguk. Entah mengapa hatinya tersentuh dengan keberanian gadis itu. Stevany pun bergegas membuka tali yang mengikat tangan Dewa.
"Tuan, mereka sangat banyak jumlahnya. Seluruh anak buah kita sudah tewas."
Dewa yang hanya menggunakan celana pendek itu segera mengambil pistolnya yang tersimpan di laci nakas. Ia agak kesulitan berjalan karena kakinya sudah ditembak oleh mereka.
"Ayo ikut!" ajak Dewa. Ia merasa tak tega meninggalkan stevany sendiri setelah gadis itu menyelamatkannya.
Ada pintu rahasia di dalam kamar mandi milik Dewa. di balik pintu itu ada tangga menuju ke bawa.
Mereka akhirnya tiba di satu ruangan yang ternyata bersebelahan dengan garasi mobil. Dewa melihat ada beberapa penjahat di garasi. Mereka sepertinya sedang mencari keberadaan Dewa.
"Kunci motorku ada di sana, apakah kamu boleh mengambilnya?" tanya Dewa saat menunjuk sebuah meja yang ada di sudut ruangan.
"Bisa tuan." Stevany yang badannya jauh lebih pendek, dapat dengan mudah merayap dan membuka laci meja itu. Ia mengambil semua kunci yang ada di sana karena tak tahu mana kunci motor yang Dewa inginkan.
"Bagus kamu mengambil semuanya." Dewa meraih satu kunci dan menekannya. Ternyata itu adalah kunci remote membuka garasi. Saat garasi terbuka, 4 orang yang ada di sana langsung terkejut. Mereka sembarangan menembak dan kesempatan itu digunakan oleh Dewa untuk menghabisi mereka semuanya. Cowok itu segera naik ke atas motor besarnya. "Ayo ikut aku, Stefany. Kamu akan mati konyol di sini!" ajak Dewa. Stevany pun langsung naik ke atas motor Dewa dan keduanya melesat pergi meninggalkan rumah itu. Saat mereka mendekati gerbang, rumah itu tiba-tiba saja meledak.
************
Hallo semuanya...., ada yang minta kalau cerita ini jangan ada teka-tekinya kayak kisah manis Jero dan Giani. Akan emak usahakan ya?
Karena cerita ini, ibarat film adalah film action.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
sherly
keren Thor...
2023-12-22
1
Uswatun
wah udh mulai deket
2023-07-25
0
Idku Nursaman
mulai seru nih.... wiiisss
2023-07-20
0