BAB 5 KEMARAHAN DAREN

Malam itu, setelah selesai makan malam? Aldebara segera berpamitan dengan keluarga Aditama. Rencananya Aldebara akan di jemput oleh supir pribadi orang tuanya, dan segera mengemasi barang-barangnya.

"Al, Tante titip salam sama Mami kamu. Jangan lupa mampir kesini," ucap Bunda Laila.

"Oh iya Tante, nanti Al akan sampaikan." Jawab Aldebara.

Seyran menatap Aldebara yang sedang membereskan barang-barangnya. Setelah kejadian di kamar tadi siang, dirinya menjadi pendiam dan malas berbicara. Rasa suka Seyran sangatlah begitu besar terhadap Aldebara. Sehinga dirinya bisa gila dan posesif terhadap Aldebara.

"Seyran...?"

Seyran yang tadi terdiam di pangil oleh sang Bunda untuk segera berpamitan dengan Aldebara.

"Sayang sedang apa duduk di pojokan, ayo cepat pamitan dengan Kak Al," ucap Bunda menyuruh Seyran utuk berpamitan.

Seyran segera mendekati mereka yang berada di depan pintu utama dan ia langsung berpamitan.

"Kak Al, hati-hati di jalan." ucap Seyran canggung.

Aldebara terseyum lembut, lalu mengelus kepala Seyran.

"Terimakasih, nanti kita bertemu lagi di universitas dua bulan lagi," ucap Aldebara.

Seyran hanya mengaggukan kepalanya! Tidak lama mobil jemputan Aldebara sudah datang, lalu sang sopir langsung memasukan barang-barang Aldebara kedalam bagasi. Setelah selesai berpamitan, Aldebara segera masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari rumah kediaman Aditama. Seyran terus menatap kepergian mobil Aldebara, sehinga mobil itu menghilang di belokan pintu pagar rumahnya.

"Seyran, ayo masuk." ucap Daren mengajak adiknya.

Seyran segera menghampiri Kakaknya dan langsung masuk kedalam rumah.

*

*

*

Dua bulan kemudian? Seyran sudah lulus sekolah dan hari ini adalah hari pertama masuk Universitas. Seperti yang sudah di sepakati, Seyran akan masuk universitas yang sama dengan Aldebara dan Daren. Sebenarnya Daren tidak setuju, jika Seyran masuk universitas yang sama dengannya.

Daren terpaksa menyetujuinya, karena Ayahnya menyuruhnya untuk menjaga Seyran dan dirinya juga tidak bisa memberikan alasan untuk melarang Seyran berkuliah di universitasnya.

"De! Ayok kita harus berangkat sekarang," ucap Daren sedikit ketus.

"Iya Kak, Aku sudah siap. Kakak duluan saja ke mobil, nanti aku menyusul." Teriak Seyran dari dalam kamarnya.

Setelah Daren pergi! Seyran segera menyelesaikan aktivitasnya dan segera menyusul Daren yang sudah menunggu di dalam mobil.

"Tiin...tiin...tiin...?"

Suara klakson mobil Daren terus berbunyi, karena Seyran belum juga keluar dari dalam rumah. Sedangkan Seyran yang mendegar suara itu langsung berlari ke arah luar.

"Sey! Ayok cepet donk, Kakak bisa telat." ucap Daren semakin ketus.

Seyran yang melihat wajah Kakaknya sangat kesal, segera buru-buru naik ke dalam mobil.

"Mulai besok kamu di antar pak Amin, Kakak engga bisa nungguin kamu yang lama. Bilang sama Ayah, minta supir buat nganterin kamu." ucap Daren tidak bersahabat.

"Tapikan Kak, kita satu arah dan satu kampus." Jawab Seyran.

"Pokoknya, aku engga mau tahu. Besok minta sama Ayah, carilah supir buat kamu. Kalo misalnya Pak Amin engga bisa nganterin kamu, aku sibuk dan punya kegiatan lain." ucap Daren ketus dan terlihat marah.

Seyran heran dengan sikap Kakaknya yang tiba-tiba saja berubah kepada dirinya. Apa karena dirinya berkuliah di universitas yang sama dengan Daren, tapi kenapa Daren sangat marah. Sepanjang jalan mereka tidak berbicara, Seyran fokus dengan pikirannya yang bertanya-tanya kenapa Kakaknya berubah. Sedangkan Daren terus fokus dengan setir mobilnya dan wajahnya yang terlihat sangat masam.

Setelah perjalanan empat puluh lima menit! Mereka sampai di gerbang utama universitas, sebelum mobil Daren masuk ke gerbang. Daren memperhatikan mobilnya dan menyuruh Seyran turun dari mobilnya.

"Sey, kamu turun disini saja. Nanti kamu masuk ke universitas jalan kaki." ucap Daren.

"Tapi Kak, ini kan masih sangat jauh," ucap Seyran.

"Cepet turun Seyran?" ucap Daren.

"Kak...?"

Daren menarik Seyran keluar dari dalam mobil! Setelah keluar dari dalam mobil, Daren segera pergi meningalkan adiknya itu. Seyra hanya menatap diam kepergian mobil sang Kakak. Dirinya tidak menyangka, jika Daren akan berubah.

"Kak Daren kenapa sejarah itu?" gumam Seyran.

Seyran berjalan kaki menyusuri jalan itu! Untungnya Daren, menurunkan Seyran tidak jauh dari gerbang kampusnya. Seyran segera berjalan lebih cepat untuk segera sampai di kampusnya. Ketika Seyran sampai di gerbang universitasnya, ia melihat Daren, Aldebara dan ada juga beberapa laki-laki sedang berkumpul di parkiran. Seyran juga melihat tiga wanita yang duduk bersebelahan dengan Aldebara dan Daren, mereka terlihat sangat akrab.

Seyran berjalan perlahan dan menatap Aldebara dengan tatapan yang sulit di artikan. Daren yang sedang mengobrol dengan teman-temannya pun tidak sengaja melihat Seyran, yang tengah menatap mereka.

"Oh iya gays, kita harus segera masuk dan mempersiapkan acara." ucap Daren meminta teman-teman untuk segera pergi dari parkiran.

Semua teman-temannya pun segera bersiap pergi. Daren hanya menatap Seyran sekilas dan tidak menegur adiknya itu. Seyran yang tengah fokus menatap Aldebara pun tidak sengaja tersenggol dan langsung terjatuh ke lantai. Aldebara menengok ke belakang dan melihat Seyran sudah duduk di lantai.

"Heeh... ngapain lo berdiri di tengah jalan, jangan menghalangi jalan orang." ucap salah satu mahasiswi itu.

Seyran berdiri dan langsung meminta maaf kepada mahasiswi itu.

"Ma...maaf kak," ucap Seyran terbata.

Aldebara yang melihat itu langsung ingin menghampiri Seyran! Namu tangannya di tahan oleh Bianca.

"Al, kamu mau kemana. Sebentar lagi kita masuk," tanya Bianca manja.

Aldebara yang di tahan tangannya pun langsung menengok ke arah Bianca dan melepaskan tangannya.

"Kamu masuk duluan! Daren dan aku nanti nyusul." Ucap Aldebara.

"Tapi Al!"

"Bi, ayok kita harus segera persiapan. Biarkan Aldebara dan Daren nanti menyusul," jelas Salah satu te.an Aldebara.

Bianca menghela nafa panjang, dan akhirnya membiarkan Aldebara pergi. Mereka pergi masuk ke universitas sedangkan Aldebara dan Daren menghampiri Seyran yang masih di marah oleh mahasiswi seniornya.

"Fella?"

Mahasiswi yang sedang memarahi Seyran pun menoleh. Lalu ia melihat Aldebara yang menghampiri dirinya. Fella yang di hampiri oleh Daren dan Aldebara langsung diam dan terlihat sedikit mengubah ekspresinya, yang tadinya terlihat arogan menjadi gadis lugu.

"Oh iya Al," tanya Fella sedikit genit.

Aldebara yang melihat tingkah Fella pun merasa jijik. Ia tahu semua gadis menyukai Daren dan Aldebara, dua pangeran yang sulit di dekati dan terlihat dinggin.

"Seyran, kamu tidak apa-apa," tanya Aldebara kepada Seyran.

Seyran yang di tonton oleh semua mahasiswa merasa canggung dan hanya menggelengkan kepalanya.

Aldebara menatap Daren, dengan satu lirikan Daren paham maksud Aldebara.

"Ayo ikut?"

Daren yang masi marah segera menarik Seyran ke klinik yang ada di kampus itu. Aldebara mengikuti mereka berdua dari belakang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!