Chapter 03

"Hey, Nona. Kau menjatuhkan nampanmu." Ucap salah satu seorang pria yang duduk di kursi ruangan VIP tersebut. Menyadari akan hal itu, Nara pun mengambil nampan yang terjatuh di lantai kemudian bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Maaf, permisi." Nara berjalan pergi melewati sosok pria yang sudah berhasil membuatnya tidak fokus dalam bekerja itu.

Dengan sangat cepat gadis itu melangkahkan kakinya pergi menuju lift dan segera masuk kedalam. Namun saat pintu lift mulai akan tertutup, tiba-tiba sebuah tangan menghalangi pintu lift itu sampai membuat pintu itu terbuka kembali.

Nara terbelalak saat melihat sosok pria yang tiba-tiba saja ikut masuk kedalam bersamanya. "Tuan Reiner." Ucapnya dalam hati.

Gadis itu mengalihkan pandangannya berusaha untuk berpura-pura untuk tidak mengenalinya. Ya, berpura-pura untuk tidak mengenali sosok pria yang pernah menjadi bagian dalam masa lalunya itu. Masa lalu yang menyakitkan dan masa lalu yang sudah membuat hidupnya hancur berantakan.

Berbeda dengan Nara yang diam dan berpura-pura enggan untuk mengenalinya, Reiner Alexander tentu tidak akan lupa bagaimana wajah gadis yang sangat di cintainya dulu itu.

Ia mendorong tubuh Nara dan menekan kedua pundak Nara pada sisi pojok lift dan menatapnya dengan sangat dekat dan tajam.

"Akh... apa yang kau lakukan! Lepaskan!" Pekik Nara sembari berusaha melepas kedua tangan Reiner.

Reiner menekan kedua pundak Nara lalu spontan membungkam bibir gadis itu dengan ciuman panas dibibirnya.

Sontak gadis itu pun terdiam dengan kedua mata yang terbelalak. Jantungnya berdegup tidak karuan dan kedua matanya seketika itu juga langsung berkaca-kaca hampir menangis.

Ciuman yang masih tetap sama dan tidak berubah. Bagaimana pria yang sangat mendominasi itu melakukan itu saat tengah merindukan Nara dulu.

Brugh!

Dengan kuat Nara mendorong dada Reiner dan berhasil membuat pria itu melepaskan akan ciumannya. Nara mengusap bibirnya dengan kasar, membersihkan sisa lembab yang menempel dan menjijikan itu bagi Nara kali ini.

"Apa yang kau lakukan ini, Tuan! Aku bisa melaporkan perbuatanmu ini pada atasanku atas tindakan tidak sopanmu ini!" Kata Nara dengan nada tinggi dan tangan menunjuk ke arah Reiner.

Nara menekan beberapa kali tombol lift berharap pintu lift bisa segera terbuka dan ia bisa dengan cepat keluar dari sana. "Kenapa sejak tadi lift ini tidak bekerja dengan baik, mungkinkah liftnya rusak atau--"

"Kenapa kau pergi, Nara?" Tanya Reiner yang seketika membuat Nara terdiam. Ia memutar tubuhnya menatap kearah sosok pria yang terlihat sangat tampan itu.

Ya, entah berapa lama Nara meninggalkannya dan tidak menjumpainya. Namun kali ini, sosok pria yang pernah dengan jahat menyakitinya itu terlihat begitu sangat tampan dan lebih berkharisma.

Tidak ingin terperdaya hanya karena ketampanan dari CEO tersebut, Nara yang tadinya tidak ingin di sentuh bahkan didekati oleh Reiner seketika mengingat akan tujuannya untuk kembali.

Dendamnya. Ya, gadis itu seketika mengingat akan hal itu. Dimana kembalinya dirinya hanya untuk membalaskan semua rasa sakit yang pernah di rasakannya dulu.

"Nara, maafkan aku. Ya, aku tau. Mungkin kau sangat marah saat itu. tapi satu hal yang harus kau tau, aku benar-benar tidak bisa melakukan apapun karena--"

Ucapan Reiner terhenti saat Nara yang tiba-tiba menutup bibirnya dengan satu jari telunjuknya. "Tidak apa-apa, tuan. Aku sudah melupakan akan itu, kau tidak perlu meminta maaf padaku."

Dengan bersikap bak wanita penggoda, Nara pun mulai memberikan dirinya untuk memeluk Reiner dengan manja didalam lift itu. Seolah kontras dengan sikap sebelumnya yang mencoba menghindari Reiner, kini Nara justru dengan lihai memperlakukan Reiner dengan sangat baik.

"Nara, aku sangat merindukanmu. Maafkan aku, Nara." Tidak henti-hentinya pria itu meminta maaf dipelukan Nara yang tentu hal itu hanya direspon dengan anggukan dan senyuman licik yang terukir di bibir wanitanya itu.

Ting!

Pintu lift terbuka dan dengan cepat Nara langsung melepas pelukannya pada Reiner sebelum di lihat oleh orang sekitar bar itu. Keduanya keluar bersamaan dengan jarak langkah yang sedikit jauh.

"Nara, tunggu." Reiner menarik tangan Nara. Tatapan pria itu kini terlihat menatap bagaimana minimnya pakaian Nara malam itu.

Dress pendek berwarna hitam dan lipstik merah yang menggoda di bibirnya yang tentu akan menggoda setiap pasang mata lelaki di sekitaran bar tersebut. Begitulah pikir Reiner.

"Ayo ikut aku." Reiner menarik tangan Nara dan membawanya keluar dari bar itu.

"Egh, Tuan. Apa yang kau lakukan? Aku sedang bekerja disini." Tidak perduli dengan ucapan Nara, dengan sedikit kesal Reiner terus menarik tangan gadis itu keluar dari bar.

Dan sesampainya di luar bar, Reiner melepas tangan Nara. "Pakaian macam apa yang kau pakai itu?! Dan untuk apa kau bekerja disini?!"

"Ternyata dia tidak berubah, setelah mendapat perlakuan baik dariku, sekarang begitu terlihat bagaimana sikapnya yang seolah ingin mengekangku." Gumam Nara dalam hati.

Dengan lembut Nara langsung memeluk tubuh tegap dari pria tampan yang ada di hadapannya itu. Ia mengusap dada kekarnya dan juga merabanya. "Kenapa marah? Pakaian ini di sesuaikan dengan pekerjaanku disini. Lagi pula kalau tidak bekerja aku harus makan apa nantinya?" Kata Nara dengan nada lembut penuh menggoda.

Reiner melepas pelukan Nara dan menatapnya dengan sangat dekat. "Berapa yang kau butuhkan? Katakan dan aku akan memberikannya." Ujarnya.

Nara melingkarkan kedua tangannya di leher Reiner seraya tersenyum manis dihadapannya. "Apa kau berniat membeliku lagi, Tuan Reiner Alexander?"

Kata-kata yang terdengar menggelikan didengar. Tapi ucapan Reiner juga dianggap Nara sebagai seorang pria yang ingin membeli wanitanya.

Saat keduanya tengah berbicara dengan romantis, tiba-tiba terdengar suara wanita yang memanggil nama Reiner dari kejauhan.

Reiner menoleh dan memutar tubuhnya melihat sosok wanita yang memanggilnya dengan sebutan yang cukup mesra. Ya, siapa lagi wanita itu jika bukan Melly.

Mengetahui hal itu, Nara memilih pergi menghindari kedatangan dari wanita jahat yang sudah membuatnya kehilangan bayi yang dikandungnya dulu.

"Melly, apa kau lakukan disini!" Tanya Reiner dengan nada dinginnya. Reiner sangat tidak menyukai kehadiran Melly yang kerap kali mendatanginya setiap kali ia sibuk dengan kegiatannya. Dan ternyata hal ini kerap kali terjadi setelah mereka menikah.

"Sayang, aku tadi menelfon sekertarismu dan dia bilang kau meetting disini. Jadi aku sengaja datang kesini membawakanmu ini." Melly menunjukkan apa yang ia bawa untuk Reiner.

Sedikit pun Reiner tidak fokus dengan apa yang Melly katakan dan tunjukan. Ia justrumelihat kesana kemari mencari Nara yang sudah menghilang darinya.

"Rein, kau ini melihat apa? Apa kau tidak perduli dengan keberadaanku disini?" Melly yang kesal tidak diperdulikan oleh Reiner, menarik wajah pria yang sudah menjadi suaminya itu untuk menatapnya.

Terpopuler

Comments

SenjaKala

SenjaKala

Baper lah, masa enggak🥺

2023-05-14

0

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

rainer jangan marah dan kecewa saat tau nanti nara melakukan balas dendamnya dia melakukan karena dia kehilangan anaknya

2023-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!