Chapter 02

Nara yang bingung pun hanya diam menunduk dengan tangan yang meremasi ujung dress pendek miliknya. Sedangkan sopir yang melihat wajah polos penuh kebingungan Nara itu hanya bisa menggeleng heran.

"Apa kau tidak punya tempat tinggal atau kau tersesat?" Tanya sopir itu pada Nara. Dan pertanyaan sopir tersebut hanya di jawab dengan gelengan kepala.

"Lalu kau ini mau di antarkan kemana sebenarnya? Apa sebaiknya aku antarkan kau pulang sa--"

"Sebenernya aku ini sedang mencari pekerjaan, pak." Ujar Nara memotong ucapan sopir tersebut.

Sopir itu pun seketika terdiam dengan mulut yang menganga heran. Sudah mengitari jalan selama 30 menit, kenapa tidak mengatakan sejak awal jika sedang ingin mencari pekerjaan. Begitulah pikir sopir tersebut.

"Astaga, Nona. Kenapa kau ini tidak mengatakannya sejak tadi?" Sopir itu benar-benar merasa bodoh lantaran mengikuti kepolosan dari Nara.

Dengan rasa tidak enak hati akhirnya Nara pun meminta maaf pada sopir taxi itu karena mungkin sudah dianggap mempermainkannya.

Tidak masalah, sopir yang baik hati itu pun lantas memaafkan Nara dengan lapang dada. Setelah kesalah pahaman itu terjawab sopir itu mengeluarkan sebuah kartu kecil dari sakunya dan di berikannya pada Nara.

"Kalau kau memang ingin bekerja, disini di butuhkan lowongan." Nara menerima kartu kecil itu lalu melihatnya.

"Bar?" Tanya Nara sembari menatap sedikit terkejut kearah sopir tersebut.

Sopir itu pun mengangguk. "Iya, Nona. Kau jangan salah paham dulu, aku tidak bermaksud untuk merendahkanmu dengan pekerjaan yang ku tawarkan ini. Tapi--"

"Tidak apa-apa, pak. aku mengerti, aku percaya kau orang baik." Kata Nara memotong ucapan sopir tersebut.

"Kalau kau mau aku bisa mengantarmu sekarang, kebetulan pemilik bar itu adalah teman baikku." Ucap sopir itu.

Nara yang memang sangat membutuhkan pekerjaan itu pun tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran dari sopir tersebut.

Dan dengan senang hati tentunya, sopir taxi itu juga langsung bergegas mengantarkan Nara ke tempat yang sudah di beritahukan olehnya sebelumnya.

15 Menit kemudian, mobil taxi yang di tumpangi Nara berhenti di sebuah bar. "Ini tempatnya dan kau bisa langsung masuk kedalam." Nara mengangguk senyum lalu bergegas keluar dari mobil taxi itu.

Setelah Nara keluar dari mobil dan masuk kedalam bar tersebut, sopir itu kemudian menelfon seseorang dan berbincang cukup lama.

Sementara itu di sisi lain di dalam bar, Nara nampak celingukan seperti orang yang kebingungan. "Dimana aku bisa menemui pemilik bar ini?" Nara terus berjalan dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Selamat siang?" Sapa seseorang yang membuat Nara langsung memutar tubuhnya menatap ke arah suara tersebut.

Seorang pria dengan pakaian rapi itu langsung menjabat tangan Nara dan memperkenalkan dirinya sebagai pemilik bar tersebut. Nara membalas jabatan tangan itu seraya melontarkan senyum tipis di bibirnya.

"Aku sudah tau kalau kau datang kesini untuk melamar pekerjaan. Karena temanku sebelumnya sudah memberitauku tentangmu, maka malam ini kau sudah bisa mulai bekerja."

Tentu sangat di luar dugaan bagi Nara, yang dimana dirinya belum sempat memperkenalkan namanya tapi dengan begitu cepat ia sudah di terima bekerja di bar itu.

"Be-benarkah aku sudah bisa bekerja malam ini, tuan?" Tanya Nara dengan gugupnya lalu pemilik bar yang di ketahui bernama Steven itu pun mengangguk senyum.

"Terima kasih, tuan--" Nara yang belum tau siapa nama dari pemilik bar itu kemudian terdiam.

"Steven. Ya, namaku adalah Steven." Ujarnya.

Nara mengangguk dengan cepat. "Iya, tuan Steven. Terima kasih banyak." Tidak henti-hentinya gadis itu terus mengucapkan kata terima kasih pada Steven. Dan Steven sendiri menggeleng senyum melihat bagaimana manisnya sikap Nara yang berulang kali mengucapkan kata terima kasih itu.

Karena Nara bekerja di jam malam, maka sebelum gadis itu memulai pekerjaannya, Steven memberikannya pakaian yang harus Nara pakai saat mulai bekerja untuk nanti malam.

"Ambil ini dan pakai lah saat kau mulai bekerja." Dengan senang hati gadis itu lantas menerimanya. Setelah memberikan pakaian tersebut kemudian Steven pergi dari hadapan Nara.

"Tuan Steven, tunggu." Teriak Nara memanggil Steven kembali. "Maaf, tapi apa pekerjaanku di sini nanti malam, Tuan?" Tanya Nara.

Lagi-lagi Steven pun menunduk senyum seraya menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa Nara baru mempertanyakan hal itu, karena Steven pikir gadis itu sudah tau apa pekerjaan yang akan ia lakoni nantinya di bar tersebut.

"Datang lah nanti malam kesini maka kau akan tau apa pekerjaanmu nanti." Steven menepuk pundak Nara lalu meninggalkan gadis itu dari hadapannya.

Nara yang tidak ingin ambil pusing itu pun, kemudian juga pergi meninggalkan bar tersebut dan pulang ke Apartementnya.

Hingga menjelang malam, Nara datang kembali ke bar itu untuk memulai pekerjaan pertamanya. Dengan pakaian dress pendek yang cukup sexsi tentunya, Nara berdiri dengan sedikit kebingungannya lantaran tidak tau apa yang harus ia kerjakan malam itu.

Sampai suatu ketika Steven datang dan berdiri tepat di belakang Nara dengan menepuk ringan punggungnya. "Nara?"

"Ah, iya?!" Nara yang terkejut pun langsung memutar tubuhnya menatap pada Steven.

Menatap bagaimana cantiknya Nara seketika membuat Steven nampak kagum hingga membuatnya terdiam dengan tatapan berbinar.

Sedangkan Nara, justru di buat bingung saat melihat atasannya itu hanya diam menatapnya dengan tatapan yang cukup aneh baginya.

Nara melambaikan tangannya seraya memanggil nama Steven berulang kali sampai akhirnya berhasil membuat pria itu tersadar dari diamnya. "Tuan, Stev. Apa kau baik-baik saja?"

Steven memalingkan sedikit wajahnya dari Nara untuk menyembunyikan wajah tersipunya. "I_iya, aku baik-baik saja." Ucapnya dengan sedikit gugup.

"Tuan, aku tidak tau apa yang harus aku kerjakan malam ini. Jadi aku--"

"Oh, iya aku hampir lupa tunggu sebentar." Steven pergi sebentar dan tak lama kemudian ia kembali dengan membawa nampan berisi beberapa botol wine lalu diberikannya pada Nara.

"Nara, antar minuman ini ke ruang VIP. Ada beberapa orang beberapa orang penting yang sedang melakukan meeting di dalam." Nara pun mengangguk lalu mengambil alih nampan berisi minuman itu dari tangan Steven.

"Aku akan mengantarnya sekarang. Tapi kalau aku boleh tau, dimana ruangan VIP itu, Tuan?" Tanya Nara.

"Oh, aku hampir lupa kalau kau belum tau. Baiklah, kau jalan lurus kearah sana lalu naik kelantai dua menggunakan lift, setelah ruangan VIP ada di pintu no 004." Ujar Steven menjelaskan.

Nara yang mengerti pun lantas mengangguk paham dan bergegas pergi keruangan VIP yang sudah di arahkan oleh atasannya barusan.

Gadis itu terus berjalan kemudian menaiki sebuah lift. Tak lama kemudian ia pun sampai di sebuah ruangan VIP dengan pintu bernomorkan 004 tersebut.

Dengan gugup sembari menahan rasa takunya, kemudian perlahan gadis itu pun membuka pintu ruangan VIP tersebut dan masuk.

Cukup banyak pria tampan dengan pakaian stelan jas rapi tengah duduk di kursi yang membuat jantung Nara berdegup tidak beraturan.

"Permisi, Tuan." Ucapnya sembari meletakkan beberapa botol wine itu di meja para pria tampan tersebut.

Setelah selesai melakukan pekerjaannya lantas Nara pun bergegas untuk meninggalkan ruangan VIP tersebut. Namun saat baru saja ia hendak mekangkah keluar, tiba-tiba langkah itu terhenti seketika.

Ceklek.

"Maaf semuanya aku sedikit terlambat." Ucap seorang pria yang baru saja memasuki ruangan VIP itu.

Prang!!!

Nampan yang Nara pegang sebelumnya itu pun terjatuh dari tangannya begitu saja. Tatapan gadis itu terfokus pada sosok pria yang ada tidak jauh dari hadapannya.

Terpopuler

Comments

SenjaKala

SenjaKala

next

2023-05-13

0

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

apa reiner yang datang

2023-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!