Gosa menahan marah dan kekesalan nya pada Dayang Wui yang dinilai telah berani mengancamnya.
Dayang Wui adalah salah satu Abdi kerajaan yang paling dekat dengan Pangeran Andrean Tivanius yang mana semua kebutuhan dari Pangeran Andrean Tivanius, Dayang Wui yang memenuhi dan mempersiapkan segala nya.
Baginya ini memang sangat menyakitkan dan sangat membuatnya Terpukul dan sedih dikarenakan putra mahkota yaitu Pangeran Andrean harus mendapatkan hukuman dari sang Raja karena suatu kesalahan yang telah dia lakukan.
Akan tetapi dayang Wui maupun Raja tidak pernah mengetahui dan tidak akan tahu hukuman apa yang akan diterima oleh pangeran Andrean yang mana semua hukuman dan segala tindakan atas kesalahan yang dilakukan oleh pangeran Andrean hanya mengikuti arah takdir yang akan membawanya.
Ke arah mana dan akan bagaimana di mana semua yang tertulis di dalam satu gulungan kertas di mana ada 10 gulungan kertas dengan masing-masing hukuman yang berbeda dan tidak ada yang tahu di gulungan manakah pangeran Andrean akan mendapatkan hukuman yang sedikit ringan dan Apa isi dari gulungan itu.
Kekesalan yang dialami Gosa membuat dirinya merencanakan sesuatu yang licik dan pastinya akan membuat Dayang Wui menyadari dengan siapa dia berhadapan.
"Kurang ajar wanita itu benar-benar harus diberikan pelajaran agar dia tau sedang dengan siapa dia berhadapan, Aku akan membuat nya tidak bisa bicara apapun termasuk keinginan nya mencari tau apa penyebab sesungguhnya yang telah membuat Pangeran Mahkota mendapatkan Hukuman, kamu tunggu saja Aku akan memberikan kejutan padamu yang pastinya akan sangat menyakitkan mu, hahahaha. "
Gosa tertawa dengan begitu keras dan lebar, keberadaan Gosa yang cukup jauh dari Balai Agung membuat dirinya aman tertawa karena tidak ada satupun yang akan mengaggunya.
Sementara di balai Agung sendiri tampak seluruh Rakyat berdiri mengelilingi tempat dimana Pangeran Mahkota akan menerima hukuman nya.
"Tabib satu, Panglima satu, penasehat satu, Prajurit bawah satu, Perwakilan Rakyat satu, Silahkan mengambil posisi masing-masing..! "
Bergegas beberapa Nama yang sudah dipanggil maju kedepan.
Mereka maju dengan masing-masing wajah menampakkan satu kecemasan dimana Mereka inilah yang mendapatkan tugas untuk mengambil gulungan kertas yang tertulis.
Meskipun dengan sedikit rasa yang ikut berdebar debar Raja tetap berusaha tenang dan tetap memimpin jalannya untuk memberikan hukuman kepada Putra Mahkota.
"Bersiap… !
Mendengar kalimat bersiap Semuanya berdiri dengan tegap meskipun diantara mereka banyak yang berdiri dengan tubuh gemetaran karena di hadapan mereka yang jaraknya kurang lebih 4 meter terdapat beberapa gulungan yang harus mereka ambil karena disitulah tertulis hukuman yang akan diberikan kepada putra mahkota.
"Mulai… !
Bergegas Mereka yang sudah terpilih untuk menjadi salah satu perwakilan dari masing-masing terbang melesat mengambil masing-masing satu gulungan kertas kemudian kembali ketempat semula ketika semuanya sudah selesai.
Dengan tangan bergetar mereka menggenggam gulungan kertas itu dimana tidak ada satupun yang tau apa isi yang tertulis di dalam nya.
"Baik, sekarang tiba saatnya kalian Buka dan lihat setelah itu gulung kembali dan masukan ke dalam wadah itu dan tugas terakhir sebagai penentu, Penasehat Kerajaan utama yang akan mengambil salah satu dari gulungan yang kalian ambil, Mulai..!
Bergegas mereka membuka masing-masing gulungan.
"Cambuk 100 kali
" Di ikat kaki dan tangan pada sebuah tiang dalam ketinggian 5 Meter satu hari satu malam.
"Berlutut dua hari tanpa makan dan minum.
" Berjalan di atas Arang yang panas berjarak 2 meter.
"Menjadi pelayan istana Selama tujuh hari.
"Di Asing kan dengan lemparan kaca Ajaib yang tidak bisa dipastikan berapa puluh tahun bisa kembali dalam Arti terlempar bisa masih hidup bisa juga sudah mati.
Setelah masing-masing membaca gulungan kertas yang tertulis di antara mereka tidak ada satu walaupun yang menampilkan kecerian itu artinya semua hukuman yang tertulis di sana sangat mengerikan.
Sang Raja menarik napas Panjang dan menghembuskan nya dengan kasar, ada segurat rasa ketakutan dan juga kekhawatiran yang mana melihat para perwakilan pengambil hukuman wajahnya begitu sedih akan tetapi mau bagaimana lagi mungkin inilah takdir dari Pangeran Mahkota yang akan dialami.
"Silakan Penasehat utama, silahkan mengambil salah satu gulungan itu,"
Bukan hanya sang Raja yang merasa berdebar-debar was-was gelisah dan takut akan tetapi juga para rakyat kerajaan vampire yang sangat menyayangi putra Mahkota yaitu Pangeran Andrean Tivanius mereka masing-masing menundukkan kepala berharap Penasehat utama mengambil gulungan yang sangat ringan isi dari hukuman yang akan diTerima oleh Pangeran Andrean Tivanius.
Perlahan-lahan penasehat utama mendekati ke arah wadah dimana sudah ada beberapa gulungan yang diambil oleh beberapa perwakilan dan digulung kembali dengan memejamkan kedua bola matanya penasehat utama mengambil salah satu gulungan itu tangannya bergetar dan setelah mendapatkan gulungan itu dengan tangan yang juga masih bergetar penasehat utama menggenggam erat gulungan yang sudah dia pilih.
Ratu Agung Dewi Wardani juga merasakan cemas dan berdebar debar menunggu apa yang akan dibacakan oleh Penasehat utama.
"Silakan Penasehat utama, silakan baca kan hasilnya, agar kita segera tau hukuman apa yang akan diTerima oleh Putra Mahkota. "
Penasehat utama segera menganggukkan kepala meskipun tangannya masih sangat bergetar penasehat utama berusaha menatap ke sekeliling rakyat yang kala itu juga berdebar-debar dalam menanti Apa hukuman yang akan diterima oleh pangeran mahkota.
"Hukuman untuk putra mahkota yaitu Pangeran Andrean Tivanius adalah untuk sesaat penasehat utama berdiam diri sebelum bibirnya kembali bicara karena penasehat utama telah membuka dan membaca serta mengetahui hukuman apa yang akan diterima oleh pangeran tatius sungguh penasehat utama sangat sedih dan lemas ketika membaca dalam hati hukuman apa yang akan diterima oleh putra mahkota yaitu pangeran Andrean Tivanius.
"Hukuman untuk pangeran Andrean dilemparkan dengan Kaca Ajaib."
Semua yang mendengar merasa sangat terkejut dengan hukuman yang akan diterima dan dialami oleh pangeran Andrean di mana mereka semua memahami dan mengerti lemparan dari Kaca Ajaib Jika dia terlempar dengan salah maka bisa dipastikan kematian lah yang akan diterima oleh pangeran Andrean.
Ratu Agung Dewi Wardani sangat syok hingga tubuhnya tiba-tiba Limbung dan terkulai jatuh ke tanah di mana Ratu Agung Dewi Wardani telah pingsan.
"Tidak.. !
"Brukkk… '
" Ratuu… ! Raja berteriak histeris hatinya begitu sedih, diapun tidak menyangka jika Putranya akan mengalami Nasib yang begitu memilukan.
Beberapa jam kemudian Ratu Agung Dewi Wardani telah siuman dari pingsan tatapan matanya begitu kosong senyumnya menghilang sementara putra mahkota yang kini diizinkan berdiri di hadapannya menatap sendu kepada sang Bunda.
Dengan menyunggingkan sebuah senyuman seolah tidak ada sesuatu pun yang terjadi padanya,pangeran Andrean berjalan mendekati sang Bunda dan menggenggam tangannya.
"Bunda Ratu, jangan bersedih, percayalah Putramu akan baik baik saja tidak akan terjadi sesuatu pun yang buruk padaku, "
"Putraku, bagaimana kamu bisa setenang ini Nak, kamu tau Cermin Ajaib itu sungguh mengerikan dia melemparkan tanpa perasaan kisah Raki yang bersalah dan mendapatkan hukuman itu pun membawa kabar atas kematian nya, Aku tidak mau semua akan terjadi padamu, "
"Tenanglah, Ibu Ratu, Putramu hanya membutuhkan doa darimu, berdoalah Padaku Ibu Ratu semoga kelak kita masih bisa memiliki kesempatan untuk bisa bertemu lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ShiZi_
100 cambuk, dan biasanya pakai balok yang gede🤧
2024-10-26
0
Ismaya
mengerikan hukumannya😟
2024-02-11
0
Elisabeth Ratna Susanti
top markotop 😍
2023-12-29
0