Pacarku Vampir Tampan
Langit berwarna gelap keadaan dunia berwarna hitam pekat meskipun rintik hujan sudah mulai berhenti akan tetapi kilatan dari Guntur yang menyambar masih terus menggelegar memeakkan telinga dan juga membuat siapapun yang mendengar dan melihatnya merasakan suatu ketakutan yang sangat dalam.
Angin berhembus dengan sangat kencang daun dan pepohonan bergerak menggelayung-layung dengan disertai deruan angin yang sangat kencang pohon-pohon yang memiliki buah jatuh berguguran membuat para manusia yang kala itu berada di bawahnya merasa senang dan bahagia karena mereka tidak perlu bersusah payah untuk memanjat dan memetik buah yang menjulang sangat tinggi di mana untuk mendapatkannya Terkadang mereka harus menggunakan satu bambu panjang yang berukuran ber meter meter agar bisa mendapatkan buah itu untuk dimakan.
Keadaan alam yang gelap gulita membuat para manusia dan juga para penghuninya seringkali memilih untuk menetap dan tinggal di dalam rumah tidak ada satupun yang ingin keluar rumah untuk melakukan aktivitas dikarenakan mereka sangat takut dengan Guntur dan petir yang menyambar menyambar terlebih langit berwarna hitam pekat, Begitu juga dengan Pak Tani mereka tidak ada yang pergi ke ladang untuk melakukan kegiatan mereka sehari-hari, baik itu menanam ataupun memanen dari hasil ladang mereka.
Hujan yang sangat deras Guntur yang menyambar-nyambar di mana para manusia dan penghuninya diam di rumah tidak begitu dengan para hewan yang ada di muka bumi mereka sangat senang terutama katak Mereka bernyanyi riang karena mendapatkan hujan mereka tidak ada satupun yang memilih bersembunyi di dalam rumah karena bagi mereka hujan adalah suatu anugerah yang mereka syukuri dan merekalah hewan yang paling senang dan bahagia ketika hujan datang.
Di sebuah negeri Nan Jauh dari kehidupan manusia tampak dua orang sedang berlutut di hadapan seorang Raja.
"Ampun Ayahanda Raja, tolong beri kesempatan pada hamba sekali lagi. " ucap Sang Pemuda itu dengan wajah menunduk.
Tampak Sang Raja menarik napas panjang dan menghembuskan nya dengan sangat kasar.
"Raja dia itu Putramu, berilah satu kesempatan lagi padanya, Apa kau lupa dia itu Putra kita satu-satunya, Raja jangan sampai kau berikan hukuman yang sangat keras padanya, Aku tidak ingin berpisah jauh dari Putraku jika Raja harus menghukumnya maka hukumlah Aku juga, karena Aku sebagai Ibu nya Tidak mampu mengawasi dan telah teledor padanya."
"Apa kamu pikir hanya kamu saja yang akan kecewa dan akan terluka dengan hal ini, Aku juga tersiksa Aku juga terluka dan Aku pun juga tidak rela jika Putra kita harus mendapatkan hukuman yang keras dari peraturan kerajaan ini akan tetapi sebagai seorang Raja. Bukankah Aku harus bersikap adil, Bukankah Aku tidak boleh memandang siapa dia, siapapun yang bersalah dalam Kerajaan ini dan bagaimanapun kesalahan nya apabila itu menyangkut suatu hal yang sangat besar maka siapapun akan mendapatkan hukuman yang sama mau bagaimana lagi,
"Putramu sudah melakukan hal yang salah Sudah berani membuka sangkar emas yang di dalam nya sudah bersemayam Burung Hud hud burung yang sangat berbahaya bagi kehidupan kita, karena Burung itu bisa mengabarkan dan memberitahukan keberadaan Negri kita pada siapapun yang dia suka dan jika banyak orang yang mengetahui maka bisa jadi Tamatlah kerajaan kita ini, Rakyat juga akan terancam bahaya. "
"Tapi, Raja… !
Sang Raja segera mengangkat tangannya ke atas sebagai tanda jika dia tidak ingin mendengar lagi ucapan dari Ratu Agung Dewi Wardani.
" Prajurit… Ikat dan seret putra Mahkota ke balai Agung kita akan berikan hukuman kepada nya hari ini juga.
Bergegas Ratu Agung Dewi Wardani berlari memeluk kaki Raja.
"Jangan Raja.. Dia putra kita Aku mohon..! " Seru Ratu Agung dengan isak tangis yang mulai pecah membasahi Pipi.
Sementara Sang Raja membuang muka kesamping ada genangan Air mata yang juga ikut merembes dari sudut kelopak matanya, keputusan yang berat, hukuman yang Raja sendiri tidak tau apa yang akan dialami Putra nya.
Karena setelah berada di balai Agung maka yang memiliki hak memberikan hukuman adalah Penasehat Hu dengan melemparkan satu gulungan kertas yang didapat dari kesepakatan para Pembesar dan Abdi kerajaan dengan sepuluh macam jenis hukuman.
Untuk itu tidak ada yang tau hukuman apa yang akan diterima oleh seorang yang telah berbuat salah pada kerajaan.
Putra Mahkota Pangeran Andrean Tivanius berteriak memohon pada Raja untuk mengampuni dan menolong nya.
"Ayah.. Tolong Aku, Ayah.. Aku mohon..!"
"Cepat seret dia ke balai Agung. "
Kedua prajurit kerajaan akhirnya mengikat dan membawa Putra Mahkota.
"IBu Ratuu…
" Putra ku. . .
Bagaikan sebuah kilat ketika kedua Prajurit itu sudah mengikat dan dua langkah menyeret Pangeran Tatius, Tiba-tiba ketiganya langsung menghilang dari pandangan.
Mereka tidak berjalan seperti manusia pada umumnya karena mereka adalah makhluk Vampir.
Sungguh tidaklah heran apabila Raja menghukum kesalahan dari putra mahkota yang telah dengan sengaja melepaskan Burung Hud hud yaitu sejenis burung pelatuk yang mana dia bisa mengabarkan pada siapapun yang dia suka atas keberadaan kerajaan Vampir di muka Bumi dan hal itu memang sangat membahayakan, kehidupan para Vampir.
Selepas kepergian Putra Mahkota Pangeran Andrean Tivanius yang dibawa ke balai Agung untuk mendapatkan hukuman yang yang akan dia Terima, Ratu Agung Dewi Wardani segera terbang melesat menuju Balai Agung untuk melihat sendiri hukuman apa yang akan di Terima putranya.
Suasana sangat ramai hiruk piuk suara dari Para Rakyat Vampir yang berbondong-bondong datang ke balai Agung demi untuk melihat jalannya hukuman untuk Putra Mahkota.
Banyak diantara mereka yang bersedih dan Iba sosok Pangeran Andrean yang sangat baik lembut dan penolong, kini harus mendapatkan hukuman dari kerajaan akibat dari satu kesalahan yang mungkin tidak sengaja dia lakukan.
Tidak jauh dari tempat itu tampak seorang pemuda tersenyum bahagia melihat keadaan Pangeran Mahkota yang akan di hukum.
"Hahaha.. Akhirnya Aku bisa menyingkirkan mu dari kerajaan ini, sungguh malang sekali Nasibmu Pangeran Andrean hahaha, Aku memang cerdik, Aku tau kamu akan melewati ruangan Rahasia dimana sangkar emas itu berada, untuk itu Aku mengikuti mu, dan memberimu obat tidur ketika kamu berada di dalam ruangan itu dan dengan tanganmu Aku sentuh kan pada sangkar Emas maka sangkar emas itu langsung terbuka dan lepaslah burung yang menjadi tawanan Raja.
Meskipun Aku tidak tau apa benar burung itu akan membuat bencana dan hancur kerajaan ini, Aku tidak perduli karena Aku hanya ingin kamu mendapatkan hukuman dari kerajaan ini.
" Hahaha, akhirnya Aku berhasil juga, "gumam Pemuda itu tersenyum bahagia.
"Gosa apa yang kamu tertawakan, kelihatan nya kamu sangat bahagia, jangan jangan kamu ada hubungannya dengan kejadian yang menimpa Pangeran Mahkota. "
Pemuda itu buru buru menutup mulutnya, dia sedikit terkejut dan tidak menyangka jika senyum kebahagiaan nya ada yang mengetahui.
"Apa yang kamu bicara, dayang Mui, "
"Tentu saja Aku membicarakan tentang kamu Gosa, Aku perhatikan kamulah orang yang paling bahagia dengan hukuman yang akan diterima Pangeran Mahkota. "
"Omong kosong, lebih baik kamu pergi jangan mengagguku, "
"Baiklah, Aku akan mencari tau sendiri karena Aku yakin kamu terlibat dalam hal ini,"
"Kurang ajar berani kau.. !bentak Gosa dengan nada penuh penekanan.
Gosa berteriak dengan lantang sementara Dayang Wui dengan santai melangkah pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ShiZi_
🌹 mendarat, salam kenal
2024-10-23
0
Ismaya
baru baca bab pertama, kelihatannya seru, next mau maraton ahh^^
2024-02-11
0
Elisabeth Ratna Susanti
mampir di karya keren ini 😍 langsung like and favorit ❤️
2023-12-29
0