Azzalia memasuki ruangan auditorium fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Diapun duduk di kursi belakang, karena kursi depan sudah penuh oleh peserta yang tadi tidak mendapat hukuman. Azzalia duduk di kursi paling belakang nomer dua.
Saat baru duduk, tak berapa lama kemudian, sang pembawa acara menyampaikan acara selanjutnya.
"Acara selanjutnya, adalah sambutan dari ketua panita Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus oleh saudara Ahmad Taufiqurrahman. Kepada saudara Ahmad Taufiqurrahman, waktu dan tempat, kami persilakan." kata sang pembawa acara.
Seketika Azzalia menoleh ke orang yang berdiri di podium. Seorang laki-laki manis yang tadi telah berbaik hati menolongnya.
"Oh, namanya Ahmad Taufiqurrahman?" batin Azzalia.
Azzaliapun menyimak semua yang disampaikan sang ketua panitia yang begitu ramah, murah senyum dan tampaknya dia juga orang yang bijaksana. Begitu penilaian Azzalia terhadap laki-laki di podium itu. Hingga setelah sambutan selesai, kakak seniornya itu turun dari podium, lalu duduk kembali di barisan paling depan, bersama pada orang-orang penting di kampus itu yang diundang ke acara ospek.
Pada saat sambutan dari pihak kampus, Azzalia yang dasarnya masih mengantuk, karena semalam masih kurang tidur, akhirnya tak terasa di tertidur dengan posisi duduk.
"Dasar ni cewek. Udah berangkat telat, perlengkapan ga lengkap, dan kini masih bisa tidur? Emang dasar aneh ni cewek nyebelin." batin Seem saat melihat Azzalia terlelap dengan tenang di kursi kampus itu. Seperti bisa, karena dia adalah seorang fotografer handal, dia mengambil gambar Azzalia yang terlelap dengn penuh ketenangan.
'Jepret'
Seem melihat hasil jepretannya di layar kamera, Seem tersenyum puas melihatnya.
"Lucu juga ni cewek." batin Seem.
Lalu Seem berlalu dari barisan tempat Azzalia duduk. Karena memang Azzalia duduk paling belakang dan tidak ada teman di kanan kirinya. Seem melihat ada bangku kosong disebelah Azzalia, akhirnya memutuskan untuk duduk sebentar di sana, mendaratkan bokongnya yang sejak tadi pagi belum mendapatkan tempat persinggahan yang tepat.
Di samping Azzalia, Seem duduk dengan tenang, layaknya peserta ospek yang juga ikut memperhatikan dosen yang sedang berbicara.
Saat Seem mengamati wajah gadis itu, Seem jadi teringat sesuatu. Tetapi dia tidak yakin, apakah benar gadis ini yang dulu ada di masa lalunya? Apa benar gadis ini yang telah menolongnya malam itu? Dan wajah gadis ini memang sangat mirip dengan wajah bidadari yang kala itu hadir dalam mimpinya. Tetapi dia masih tidak yakin, karena gadis ini adalah gadis menyebalkan dan terlalu teledor.
Seem duduk dengan memainkan kamera analog nya, mencoba melihat-lihat foto yang kiranya tidak layak untuk disimpan atau di cetak. Saat sedang sibuk mengamati layar kameranya, Azzalia sudah terjaga dari tidurnya, dan tak sengaja dia menoleh ke orang disampingnya yang sedang senyum-senyum sendiri. Azzalia penasaran dengan yang dilihat kakak seniornya yang dingin itu, Azzaliapun melirik ke layar kamera, dan tampak sebuah gambar yang membuatnya terkejut, yaitu foto dia saat sedang tidur tampak jelas di sana.
"Eh, lo moto gue lgi tidur ya?" tanya Azzalia kepada Seem dengan wajah kesal.
"Eh, lo udah bangun?" tanya Seem yang sudah mengatur kameranya untuk off.
"Menurut lo? Mana kamera lo, gue hapus foto gue sini!" pinta Azzalia kepada Seem.
"Enak aja lo. Ini kamera gue. Ga sembarang orang boleh megang kamera ini." tolak Seem yang kemudian berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Azzalia dengan perasaan kesal.
"Ish, dasar kakak senior dingin! Nyebelin banget sih dia, kenapa juga gue difoto dia pas lagi tidur coba? Ih, awas aja lo, gue bakal bikin perhitungan ama elo, kalo sampe foto itu ga di hapus." gerutu Azzalia.
Hingga saat jam istirahat makan siang tiba, Azzalia yang tidak sholat memutuskan untuk tidak tinggal diam di kelas. Karena Azzalia pernah trauma, saat masih sekolah pernah dituduh mencuri barang milik temannya, karena dia sendiri yang ada di dalam kelas.
Azzalia berdiri di balkon gedung fakultas lantai tiga, menghadap ke arah gedung lain.
"Hai." sapa seorang gadis berjilbab cukup lebar, dengan senyum manis yang tulus.
"Eeh, hai." jawab Azzalia ramah.
"Assalamualaikum ukhti." salam gadis itu lagi.
"Wa'alaikumussalam." jawab Azzalia.
"Ehm, boleh kenalan? Saya Nadia." kata Nadia mengulurkan tangan.
"Azzalia." jawab Azzalia sambil menyambut uluran tangan Nadia.
"Ehm, Azzalia, ga sholat?" tanya Nadia.
"Engga, gue lagi PMS"
"Oh ... sama dong."
"Oya?"
"Iya. oh ya. Kamu di fakultas dakwah, kamu ambil jurusan apa?" tanya Nadia ramah.
"Penyiaran." jawab Azzalia.
"Oh. keren." jawab Nadia.
"Kalau kamu?" tanya Azzalia.
"Aku jurusan manajemen dakwah." jawab Nadia.
Saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba datang teman perempuan menemui Nadia.
"Assalamualaikum." salamnya.
"Wa'alaikumussalam." jawab Nadia dan Azzalia bersama.
"Eh, ada temen baru ni?" sapa gadis itu ramah. Kalai dilihat dari penampilan nya, mereka ini seperti anak lulusan pondok pesantren.
"Iya Az, kenalin, ini namanya Azzalia." kata Nadia memperkenalkan teman barunya.
"Oh, ya. Salam kenal. Saya Azkya." kata Azkya sambil mengulurkan tangannya, dan mendapatkan sambutan hangat dari Azzalia.
"Azzalia." jawab Azzalia.
"Dan ini Syaqila." kata Nadia memperkenalkan teman satunya.
"Syaqila."
"Azzalia."
"Nad, kita makan dulu yuk." ajak Azkya.
"Azzalia, makan yuk." ajak Nadia.
"Ehm, silakan aja. Aku ga bawa bekal soalnya. Lupa." Kata Azzalia.
"Kebetulan banget, kamu makan barengan sama aku aja Za. Karena aku bawa bekel banyak banget. Tadi dibawain bude ku terlalu banyak." kata Nadia.
"Wah jadi ngerepotin." kata Azzalia sungkan.
"Santai aja Za. Kita udah biasa begini." kata Nadia.
Kemudian merekapun duduk di kursi panjang dekat ruang audit, mereka makan berempat Dengan menggabungkan makanan mereka.
"Wah wah wah, asyiknya Ini makan bareng-bareng." sapa seorang laki-laki yang ternyata sang ketua panitia.
"Eh, kang, sini kang makan. Tadi bude bawain banyak, katanya biar kang Opik bisa ikutan makan." kata Nadia.
"Udah, situ. Makan bareng temen-temen aja. kang Opik udah dapet jatah kok dari kampus. Nih, masih utuh. Buat kalian ya. Kang Opik udah dapet makan berat juga soalnya." kata Opik memberikan sekotak snack sarapan panitia tadi pagi.
"Ye, ditawarin malah nambah ngasih makanan. Ya udah, makasih kang." kata Nadia tanpa malu-malu.
"Ya udah, dilanjut aja. Kang Opik ke sana dulu." kata Opik menunjuk sebuah ruangan yang suah banyak di kerumuni para panitia. Sepertinya mereka akan makan siang.
Sepeninggal Opik, Azzalia yang tak bisa menyembunyikan rasa penasarannyapun bertanya.
"Itu tadi siapa elo Nad?" tanya Azzalia.
"Kang Opik?" tanya Nadia, Azzalia mengangguk.
"Kang masku. Anaknya budeku. Kami sepupuan." kata Nadia.
"Oh..."
"Aku tinggal sama dia kok di Jakarta ini." kata Nadia.
"Oh ya? Jadi kalian serumah?" tanya Azzalia tak percaya.
"Iya."
"Wah, enak ya, kuliah pertama, udah ada kakaknya yang juga kuliah di tempat yang sama. Kan jadi enak tuh, ada yang bantuin dan ngawasin." kata Azzalia.
"Ya...begitulah Za."
"Nad, kangmasmu itu, udah punya calon belum sih?" tanya Syaqila.
"Kenapa? Kamu mau daftar?" tanya Nadia.
"Ya, siapa tau aku beruntung." kata Syaqila sambil tertawa.
"Emang undian, pake beruntung segala." kata Nadia.
Merekapun makan sambil mengobrol banyak, hingga jam masuk ruangan telah tiba. Azzalia kembali duduk di tempat semula, dan berpisah dari Nadia dan kawan-kawan. Meski begitu, setelah istirahat ini, Azzalia malah ada teman baru di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Dede Dewi
rejekinya Azzalia tu kak hehe
2023-05-18
0
Herry Murniasih
Enaknya kalau awal kuliah sudah dapat teman apalagi senior, pas ospek kita dapat perhatian bukan hukuman 😁😁
2023-05-18
1