BAB 2

Setelah mereka pergi, ku lihat papa yang masih berdiri di depanku sambil menatapku dengan senyum yang dipaksakan.

"Papaa.."

Kataku sambil menghela nafas.

"Keinginan terakhir Omamu untuk melihat cicitnya sebelum dia meninggal, jadi penuhi saja. Papa tahu apa yang kamu rasakan sekarang, papa minta maaf vier tidak bisa membantumu kali ini." Ucapnya sambil menatapku dengan wajah sedih lalu keluar dari kamar.

"Persetan dengan anak."

Aku mengutuk.

Kemudian aku mulai bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Aku sampai terlambat karena drama Oma.

Ketika keluar dari rumah, Mang Edo sopir pribadiku langsung datang dan menyapaku, ku balas hanya dengan mengangguk saja.

"Tuan, mobil mana yang ingin Anda gunakan hari ini?"

Tanyanya.

Urrghh....

Aku sangat benci pertanyaan itu, mengapa Mang Edo tidak bisa memilih mobil sendiri dan langsung mengantar ku berangkat ke kantor?

"Mobil yang selalu aku pakai ingat itu, Rolls Royce Ghost. Jika mang edo nanti sampai tanya masalah ini lagi, aku akan memotong lidah Mang Edo."

Reflek Mang Edo menatapku dengan tatapan ketakutan lalu mengangguk cepat.

Apa-apaan ini? Padahal aku hanya bercanda, dasar Mang Edo.

Kebetulan aku punya begitu banyak pekerjaan hari ini, jadi kuputuskan untuk membaca beberapa dokumen penting dimobil.

Tiba-tiba Mang Edo menghentikan mobilnya. "Maaf Tuan, ada seorang wanita tua yang sedang menyeberang jalan,"

Katanya ketika aku melihat ke arah jalan dan memang benar ada seorang wanita tua yang sedang menyeberangi jalan.

Aku hanya mengangguk sambil melihat ke luar jendela dan melihat sesuatu yang menarik hingga mampu membuat detak jantungku berdetak tak karuan.

Seorang wanita, Dia sedang berjalan keluar dari dalam rumah sakit sambil menyeka matanya.

Apa dia sedang menangis? lalu dia tiba-tiba melihat ke arahku.

Aku merasa dia barusan juga melihatku tapi aku tahu dia tidak bisa melihatku karena jendela mobilku tidak transparant.

Setelah beberapa detik, dia memalingkan muka lalu berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.

Sie al, dia sangat cantik.

Cara dia melihat ke arahku ...

Ahh,, sie al ...

Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya, dia memiliki warna rambut coklat muda alami sepanjang pinggang dan mata berwarna abu-abu.

Ahh,, sie al banget ..

Kenapa aku bisa merasakan hal aneh seperti ini?

Kupaksakan diriku untuk melupakan perasaan itu saat mobil mulai bergerak maju.

Setelah beberapa menit, aku sudah sampai kantor lalu bergegas masuk ke ruanganku dan melepaskan mantel jas kekursi.

Kemudian ada seorang wanita yang tiba-tiba masuk ke dalam ruanganku.

Apa-apaan ini?

Beraninya dia masuk ke ruanganku sembarangan?

"Siapa yang sudah mengirimmu ke sini?"

Tanyaku ketus.

"Pak presdir, saya datang ke sini untuk menanyakan apa Anda ada menginginkan sesuatu?" Ucapnya sambil senyum menggodanya.

Apa-apaan ini?

Ha.. apa dia datang buat merayuku?

"Aku ingin kamu pergi dari pandanganku mulai sekarang kamu aku pecat,"

Kataku saat dia menatapku dengan wajah terkejutnya.

"Pa,, pak presdir,"

Apa dia sedang ingin menunjukkan wajah menyedihkannya padaku?

"Persetan dengan wanita sialan itu."

Teriakku saat dia berlari keluar dari ruanganku sambil menyeka air matanya,

dia memang pantas mendapatkannya.

Kemudian aku kembali fokus bekerja dengan memulai aktivitas dari membaca dokumen yang berada diatas dimeja untuk ku tanda tangani.

Tiba-tiba saja, wanita bermata abu-abu itu muncul di benakku lagi.

Sie alan apa dia sudah memeletku?

Ini pertama kalinya aku merasakan hal aneh seperti ini setelah melihatnya tadi.

"Yoo Javier..."

Aku mendengar suara yang menyebalkan.

"Apa?"

Tanyaku ketus pada Kris.

"Aku datang untuk menemuimu,"

Katanya sambil duduk di sofa.

Urrghh...

"Katakan apa yang kamu inginkan kali ini,"

Aku menghela nafas dan menatapnya.

Aku kali ini hanya ingin meninju wajahnya, dia Kris sepupu sekaligus juga sahabatku.

"Ada seorang gadis di ruangan IT, bisakan aku mengajaknya pergi? Dia juga sudah setuju."

Aku tahu itu, aku sangat tahu itu. Dasar mesum ban jing an.

"Berapa banyak wanita yang kau kencani di perusahaanku? Maksudku di perusahaan ini. Bukan di perusahaanku yang lain,"

Tanyaku sambil melempar pulpen yang kupegang padanya.

"Aku ingat-ingat hanya baru lima belas," Jawabnya enteng, dia berbicara seolah-olah tidak menyaring kata-katanya.

"Ahh,, dasar."

"Makasi bro, andai kamu tau dia punya payudara yang bagus loh." Ucapnya sambil berlari keluar dari ruanganku sebelum aku menjitak kepalanya.

Akhirnya, setelah melewati hari yang panjang aku memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Setelah sampai aku putuskan untuk segera mandi dan berganti pakaian santai, lalu aku memutuskan turun untuk ikut makan malam karena semua orang sudah berkumpul dimeja makan, tidak peduli masalah apa yang mereka bicarakan.

Saat sudah di ruang makan aku melihat Oma sedang tersenyum dan asyik mengobrol dengan Opa. Aku langsung duduk di kursi saat Oma yang tiba-tiba menatapku tajam.

"Ini dia, Vier. Aku sudah menemukan seorang gadis untukmu, dia yang akan menjadi ibu pengganti dan dia juga memiliki kualitas yang baik."

Aku sengaja diam tidak mengatakan apapun hanya mendengarkan saja karena aku tahu, aku tidak akan dapat melarikan diri dari sini.

"Sebelum itu, kita harus memberinya banyak nutrisi karena itu penting untuk kesehatan bayinya nanti. Jadi Vier, setelah dua minggu kamu akan memilikinya."

Aku menegangkan rahangku saat Oma mengatakan hal tersebut.

Kenapa mereka memaksa sekali ingin aku punya anak?

"Aku sudah mendapatkan laporan medisnya dan kemungkinan untuk hamil sangat tinggi setelah dua minggu, Jadi cepat lakukanlah vier."

ku tatap mata Oma dan melihat keseriusan di wajahnya yang aku balas dengan helaan nafas.

"Aku akan melakukannya tapi kita masih belum saling mengenal satu sama lain terus tiba-tiba saja dia diharuskan melahirkan penerus ahli waris keluarga Fernando."

Ucapku karena aku tidak mau memilih sembarangan cewek.

Ahh,, sunggu sie alan.

Kalau memang benar Oma sudah menemukan seorang wanita yang siap melahirkan bayi untukku, apa cewek itu tidak sedang mencoba memanfaatkan bayinya nanti?

Karena aku tidak ingin itu sampai terjadi.

"Dia tidak tahu dan dia tidak akan pernah tahu. Begitu dia selesai melahirkan bayinya, kami akan mengambil bayi itu darinya dan dia tidak akan pernah melihat bayinya lagi setelah itu. Itu saja."

Sambung Oma, saat aku merasakan sakit dan kesedihan di hatiku.

Jadi bayiku nanti juga tidak akan memiliki seorang ibu sepertiku?

Aku tatap Papa dan melihat sesuatu yang aneh di wajahnya.

Apa dia sedang sedih seperti yang aku rasakan?

Apa dia tahu di mana ibuku berada?

Atau dia juga melakukan cara yang sama mencari ibu pengganti yang dipilihkan Oma untuknya sepertiku sekarang untuk bisa cepat mendapatkan cucu.

Tiba-tiba Papa balas menatapku dan seketika mengubah ekspresi wajahnya yang aneh menjadi normal kembali.

Dia memberiku senyum kecil lalu menatap Oma.

"Ma berapa kira-kira umur gadis itu?"

Tanyanya sambil terus menatap nenek.

"Dua puluh tahun,"

Katanya sambil mulai makan makanannya.

Hah,, dua puluh? empat tahun lebih muda dariku.

Urrghh...

Aku tidak tahu wanita seperti apa dia dan kenapa dia bisa setuju untuk menjadi ibu pengganti pria yang tidak pernah dia kenal tapi kemudian aku baru ingat bahwa uang dapat melakukan apa saja.

Sontak saja aku tertawa dan mulai melanjutkan makan malamku.

Sabrina pov,,, 

Sudah dua minggu sejak aku datang ke rumah besar ini. Aku tidak bisa melihat Kevin lagi selama dua minggu karena orang-orang disini tidak akan membiarkanku keluar masuk dengan bebas dirumah ini. Mereka memberiku makanan bergizi setiap hari.

Aku duduk di depan sebuah jendela besar sambil melihat ke langit, hari mulai gelap dan aku tahu hujan lebat akan segera turun. Aku menghela nafas dan tersenyum karena apapun yang terjadi padaku, aku akan menyelamatkan nyawa kevin. Lalu aku merasa seperti ada seseorang yang datang dan masuk ke dalam kamar aku tempati sekarang.

"Tuan muda akan datang malam ini, jadi bersiap-siaplah dan kamu akan mendapatkan setengah dari jumlah uang perjanjiannya besok."

Dia adalah pelayan pribadi yang mereka berikan padaku untuk merawatku selama berada disini.

Dia juga satu-satunya yang tinggal di rumah mewah nan besar ini dan aku tidak tahu seperti apa jelasnya rumah ini.

Aku yakin dia adalah tuan muda yang baru saja pelayan ceritakan padaku.

"Tidak bisakah aku mendapatkan semua uang itu sekarang, karena aku sangat membutuhkan uang tersebut dengan cepat,"

Aku ingin membayar biaya operasi kevin secepat mungkin karena itu akan membuatnya untuk bertahan hidup.

Dia menggelengkan kepalanya?

"Kamu akan mendapatkan sisa uangnya setelah kamu melahirkan bayi untukku,"

Ucapnya tegas.

Apa aku harus menunggu selama sembilan bulan?

Aku terpaksa mengangguk ketika dia meninggalkan kamar yang aku tempati.

Aku menghela nafas lalu bangun dan aku memutuskan pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Aku yang sudah memutuskan untuk menghadapi ini sendiri tapi tetap saja aku merasa takut.

Aku tidak tahu pria seperti apa dia dan berapa usianya.

Aku merasa jijik tapi aku berusaha melepaskan pikiran itu dengan memikirkan tentang keadaan kevin.

"Aku melakukan ini demi kevin. jadilah kuat Sabrina."

Aku berbicara pada diriku sendiri dengan mengingat senyum manis kevin yang indah dan lucu, senyum itu bisa membuatku rileks jadi aku menghela nafas dan mulai mandi.

Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku melihat waktu itu sudah menunjukkan jam 8.30 malam.

Berapa jam yang aku habiskan di kamar mandi tadi?

Setelah itu, aku mengganti baju tidur yang mereka berikan kepadaku tadi dengan melihat ke luar jendela ternyata hujan sudah turun dengan deras, gemuruh dan kilatan saling menyambar.

Kemudian ada seorang wanita yang lebih tua masuk lagi ke dalam kamarku.

"Minumlah sup ini dengan cepat." Katanya dan aku pun bergegas meminumnya.

"Tuan muda akan datang dalam beberapa menit lagi."

Katanya sesaat jantungku mulai berdetak sangat cepat dan aku merasa takut.

"a.. apa yang kamu lakukan?"

Tanyaku karena dia tiba-tiba mengambilkan dua kain satin panjang dan dia juga mengikat tanganku.

"Kamu tidak bisa melihat tuan muda dan tidak bisa menyentuhnya juga."

Ucapnya dengan tangannya yang masih berusaha mengikat tanganku serta menutup mataku juga.

Apa-apaan ini?

Tuan muda macam apa dia?

"Turuti dan lakukan apa pun yang dia minta untukmu lakukan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!