Chapter 5

"Kota ini ... walaupun dari luar terlihat baik-baik saja, tapi aku bisa merasakan ada sesuatu yang aneh di dalamnya."

Revi menyusuri jalanan di Kota Fellaini sambil mengamati keadaan penduduk kota. Ada yang berjualan di tepian jalan, ada yang membawa kantung belanjaan, ada juga yang berjalan sempoyongan karena mabuk di siang bolong. Masing-masing memikirkan urusan mereka sendiri sehingga dalam sekilas, semuanya tampak normal.

Namun demikian, Revi lebih mempercayai instingnya, yang sudah menyelamatkan nyawanya berkali-kali di masa lampau. Para penduduk yang tampaknya tenang-tenang saja ternyata menyembunyikan sedikit rasa khawatir di balik wajah mereka. Hal tersebut tidak luput dari pengamatan Revi. Oleh karena itu, ia merasa harus mencari tahu situasi lebih lanjut di Kota Fellaini.

Tak ada tempat yang lebih baik untuk mengumpulkan informasi selain bar. Kebetulan, Revi melihat sebuah bar yang tampak ramai. Ia segera memasuki tempat tersebut. Bau alkohol yang menyengat langsung memasuki hidungnya. Tetapi, raut wajah Revi tak berubah, ia menghampiri meja yang kosong di pojok ruangan. Pelayan pun mendekat, menyodorkan menu sambil bersiap dengan catatan di tangannya.

"Bawakan aku segelas air dan angsa panggang," ujar Revi.

Sang pelayan mengangguk. Ia berjalan ke dapur untuk membuatkan pesanan, meninggalkan Revi sendirian di mejanya. Ini membuatnya memiliki kesempatan untuk menggali beberapa informasi.

"Super Sense."

Revi merapalkan sihir yang membuat semua inderanya menajam, termasuk pendengarannya. Ia bisa mengetahui semua percakapan di dalam bar tersebut.

"Katanya harga gandum akan naik lagi ..."

"Masakan di tempat ini tidak terlalu enak, tapi harganya murah ..."

"Kau tahu! Atak si seniman membuat mahakarya baru ..."

"Kudengar janda yang tinggal di barat kota ..."

Revi menghela napas. Semuanya hanya gosip tak berguna. Tidak ada informasi menarik yang mungkin menjadi petunjuk untuk dugannya sebelumnya. Tapi, ia tetap mendengarkan mereka semua sampai pesanannya tiba. Ketika ia selesai makan dan hendak pergi dengan tangan kosong, dua orang dengan armor ringan memasuki bar. Suasana tempat tersebut yang sebelumnya riuh mendadak hening, tapi tak lama kemudian menjadi ramai lagi.

Revi mengangkat sebelah alisnya. Kedua orang tersebut kelihatannya tidak sembarangan. Mereka berpakaian seperti penjaga kota, mungkin mereka bagian darinya. Selain itu, mereka mungkin cukup berpengaruh sampai membuat pengunjung bar menutup mulutnya untuk sejenak. Revi mengurungkan niatnya untuk keluar dan berfokus pada kedua orang tersebut.

Penjaga yang berambut merah cepak dan mengenakan kacamata membuka percakapan, "Sial! Bisa-bisanya dia kabur!"

Lawan bicaranya yang merupakan pria paruh baya dengan luka melintang di alisnya menjawab, "Sshh! Pelankan suaramu, Nux! Jangan sampai semua orang mendengarnya."

"Aku tahu, Sam. Aku cuma kesal sebab kita yang harus dimarahi karena kesalahan orang lain."

"Yah, mau bagaimana lagi, kita ini cuma prajurit tingkat rendah," balas Sam.

Percakapan mereka terjeda sejenak oleh pelayan yang datang membawa senampan makanan. Setelah si pelayan pergi, keduanya lanjut berbincang.

"Sialan! Ingin sekali aku membunuh si bajingan Nordoks itu," keluh Nux sambil menghabiskan birnya dalam satu tegukan, "Hanya karena ia dekat dengan Hendrick Greville dia pikir bisa melakukan segalanya di kota ini!? Oi, pelayan! Tambah!"

Bingo!

Revi menyunggingkan senyumnya. Nama orang yang menjadi target balas dendamnya muncul. Tidak ada hal baik yang terjadi ketika Hendrick terlibat.

"Ssh! Berhati-hatilah! Kudengar mata dan telinga keluarga Greville ada di mana-mana!" Sam berujar cemas.

"Iya, iya, aku tahu!"

Setelah itu, keduanya makan dengan lahap. Mereka tidak berbicara lagi dan keluar bar setelah membayar makanannya. Tanpa basa-basi, Revi segera melaksanakan rencananya.

Dengan Invisibility Magic, ia mengikuti keduanya diam-diam. Mereka berjalan ke pinggiran kota, menuju sebuah bangunan tua yang tampak sudah terbengkalai. Setelah memastikan keadaan aman, keduanya masuk ke dalam. Ada sesuatu yang mencurigakan, batin Revi.

Ia menyusul setelah menunggu beberapa saat. Terdapat lorong gelap dengan tangga di ujungnya yang mengarah ke kedalaman. Revi mengaktifkan Night Vision Magic, dengan itu ia bisa melihat dalam kegelapan secara lebih jelas.

"Ini ... "

Revi mengernyit. Tangga tersebut membawanya ke basemen di mana terdapat sekumpulan budak yang dikurung. Mereka semua tampak mengenaskan. Pakaiannya compang-camping dan kotor. Bau mereka tidak sedap, bahkan lalat terlihat berputar-putar di atasnya. Beberapa budak wajahnya lebam karena dianiaya, bahkan tak sedikit yang menderita luka dan dibiarkan begitu saja hingga bernanah.

Sementara itu, di hadapan budak-budak yang kelaparan, seorang penjaga berbadan besar sedang menyantap sebongkah daging panggang. Ia tak acuh dengan tatapan memelas para budak. Malah, ia seakan mengejek mereka dengan makan secara lahap.

Nux dan Sam muncul dari ujung ruangan. Mereka membawa setumpuk dokumen. Revi sekilas tahu kalau itu adalah surat penjualan budak, secara ilegal tentunya.

"Serius, kau masih belum selesai makan? Cepat habiskan dagingmu lalu bantu aku dengan berkas-berkas ini!" Perintah Nux.

Prajurit tersebut mengangguk lalu melanjutkan makannya.

"Heh! Lihatlah orang ini, beraninya dia tidak menunjukkan rasa hormat, aku ini seniormu, tahu!?" Nux mulai merasa kesal.

"Sudahlah, sebaiknya kita mulai bekerja. Semakin cepat urusan kita kelar, semakin cepat pula kita bisa istirahat," sahut Sam.

Tiba-tiba, dari arah tangga terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sam, Nux, dan penjaga yang berbadan besar memasang pose siaga. Tangan mereka menyentuh gagang pedang. Tak lama kemudian, tampaklah sosok yang menyebabkan suara tersebut, ia ternyata seorang prajurit penjaga kota.

"Lapor! Kami berhasil menangkap budak yang melarikan diri!"

Di belakang prajurit tersebut, terdapat dua orang lain yang menyeret pria tua. Kedua tangannya yang kurus dirantai kencang, tubuhnya dipenuhi luka lebam yang membiru, wajahnya penuh darah, tampak jelas kalau ia telah dihajar habis-habisan oleh para prajurit yang mengejarnya.

Revi terbelalak, "Tidak mungkin!"

Wajah itu, meskipun sudah sekian tahun berlalu ia masih bisa mengenalinya. Pria tua yang selalu peduli dengannya, orang yang senantiasa mendengarkan semua perkataannya. Ya, itu adalah wajah dari orang yang pernah melayaninya dulu, Hans.

Melihat pengikutnya dalam keadaan yang mengenaskan, Revi menjadi murka. Seandainya ia tidak menahan dirinya dengan baik, tentu hawa membunuhnya telah meledak keluar dan ia sudah mencincang para bedebah tersebut.

Nux tertawa. Perkataan prajurit tersebut langsung membuat wajahnya yang sebelumnya gelap menjadi cerah kembali.

"Kerja bagus! Kuberi kalian imbalan lebih nanti," Nux berjalan menghampiri Hans yang terkulai lemas. Ia menjambak rambutnya dan berkata tepat di depan wajahnya, "Dan untukmu, tua bangka ... kupastikan kau tidak bisa kabur lagi setelah ini."

Nux menarik pedangnya. Ia melakukan tebasan yang mengarah ke kaki Hans. Namun ...

Tap!

Tangan Revi dengan cepat menahan gerakannya. Nux, Sam, dan prajurit lain tercengang. Mereka tidak menyangka bisa ada orang lain di basemen tersebut tanpa sepengetahuan mereka.

"Si-siapa kau!?" Teriak Nux.

Revi tak menjawab, ia meningkatkan kekuatan cengkeramannya di pergelangan Nux. Pria berkacamata itu mengerang kesakitan, suara retak mulai terdengar dari tangannya.

"Aghh! Lepaskan bangsat!!"

Lima orang lainnya tak tinggal diam. Mereka segera menyerang Revi dari berbagai sisi. Masing-masing memegang pedang di tangannya. Tiga prajurit mengayunkan tebasan dari depan, sementara Sam dan satu orang lagi menusuk dari belakang. Revi menganalisis situasi dengan cermat. Pengalamannya selama menjadi tentara membantunya tetap tenang dalam berbagai situasi.

"Kalian bajingan, jangan harap bisa mati dengan mudah," Revi berujar pelan.

Ia memutar tubuh Nux 360 derajat. Kekuatan genggamannya sangat besar sampai-sampai bisa menerbangkan orang dewasa dengan mudah. Para prajurit membatalkan serangannya dan melompat mundur.

"Jangan khawatir Hans, aku pasti akan menyelamatkanmu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!