one day in April

..."You're art but I'm not your artist."...

My Girl: Seannn, I'll go with Gea. You don't come here, okay?

Sean tersenyum. Semenjak Nabila masuk kedalam kehidupannya, ia menjadi pribadi yang sedikit lebih ramah daripada biasanya. Aneh ... Itu satu kata yang tepat untuk Sean. Beberapa karyawannya bahkan masih belum percaya dengan peristiwa langka ini.

"Tolong gantikan posisi Ayah sebagai boss perusahaan di meeting kali ini. I'm counting on you, Mr. Sean Archie Fernandes."

"I'll definitely do my best. Dan kupastikan klien perusahaan lain akan bekerjasama dengan perusahaan kecil ini. Don't come back here before the meeting is over, just satisfy your bitc*. Do you got it, pria tua?"

Yang diperintah malah menatap sinis Sean. Dengan perasaan kesal, pria itu pergi sembari menggenggam gadis bayarannya.

Sean, ia menatap puas kejadian itu. Matanya kini terfokus kearah berkas-berkas pekerjaannya yang semakin menumpuk. Sean berdecak kesal, rencananya untuk makan malam bersama Nabila harus batal total. Berkas sialan ....

Suara bariton miliknya kini mulai terdengar. Ia memberi komando kepada semua karyawan untuk segera berkumpul diruangan khusus. Semuanya menurut, mereka berbaris rapi dalam sekejap. Sean menatap puas hal itu.

"Terimakasih atas kedisiplinan kalian. Saya ingin semua orang bekerja dengan sangat baik. Jika gagal, segera perbaiki. Saya tidak ingin bersikap bodoh, seperti apa yang Adelar lakukan kepada kalian. Jangan sungkan untuk berbicara atau bahkan menyapa satu sama lain. Izinkan saya untuk memimpin kalian semua hari ini, mohon bantuannya."

Semuanya mengapresiasi hal itu. This is Sean, a man who's always firm in any matter. Meeting kali ini dimulai pada pukul 10.30, dan itu berarti ia masih punya waktu sekitar 10 menit untuk bersiap. Tangannya kini mulai menunjuk kearah suatu ruangan. Rescha yang peka, ia langsung saja memerintahkan beberapa karyawan penting untuk masuk kedalam.

Penjelasan yang akan dibahas kini sedang berlangsung. Beberapa karyawan mulai memberikan pendapatnya. Sean yang bertugas sebagai otak utama, ia dengan cepat merevisi semua proposal yang dibuat oleh Ayahnya. Terlihat tidak sopan memang, tapi client mana yang akan puas, jika hasil proposal nya saja seperti ide dari anak SD?

"Done. Mari doakan semoga meeting kali ini berjalan dengan lancar." Semuanya mengangguk. Waktu meeting kini sudah tiba. Sean berjalan masuk kedalam ruangan, lalu disusul oleh sekertaris andalannya.

Meeting kali ini berjalan dengan cukup baik. Sean berhasil menggaet 3 perusahaan ternama. Sekretaris nya menatap bangga hal itu.

Mereka berdua keluar dengan perasaan gembira. Beberapa karyawan kini memeluk Sean sebagai ungkapan selamat. Mereka semua bahkan memberitahukan hal ini, di media sosial pribadi masing-masing.

"Congrats, Cousin. Your presentation was very cool. Now, I admit that you're the best."

"Thanks, Rescha."

Alrescha Nero Ardiaz, dia adalah sepupu dekat dari Sean. Alasan dia bekerja di perusahaan kecil ini adalah karena perintah langsung dari Mr. Allard, Ayah kandungnya sendiri.

Keduanya kini sedang asik berisitirahat . Sesekali mata dari Rescha menatap aneh tingkah laku dari Sean. "What's wrong with you? You don't usually smile like that," tanyanya dengan nada heran.

Yang ditanya malah asik tertawa. Rescha berusaha mengabaikan hal itu. Ia kini menyibukkan dirinya dengan cara bermain game.

"Cewek gue lucu banget, sialan!"

Habis sudah kesabaran Rescha kali ini. Ia dengan cepat merampas handphone milik Sean, lalu membaca semua pesan yang ada. Senyumannya kini terbit, sejak kapan sepupunya ini jatuh cinta?

"What's her name?"

"Nabila."

"Beautiful. I think I like her too," goda pria itu, yang kini membuat Sean menatap tajam kearahnya.

"She's mine, bro."

"I know, I just want to tease you. Does your mother already know about this? I think Nabila is a good girl. Maybe...." Rescha, pria itu bisa membaca karakter seseorang hanya dengan insting pribadinya. Hal ini ia dapatkan dari Ayahnya, yang memang berbakat dalam segala hal.

"You want to get acquainted with her?"

"Can I?"

Sean mengangguk. Telunjuknya kini mengarah ke angka jam 5, dan itu berarti Nabila akan tiba sekitar 10 menit lagi. Rescha kini bersiap, ia takkan mungkin bertemu dengan calon iparnya, dalam keadaan formal seperti ini. Dengan cepat ia memakai Hoodie miliknya. Dan menunggu kedatangan Nabila, dengan senyuman yang terpampang nyata di wajah tampannya.

Tok Tok Tok ....

"SEANNN, I'M COMINGGG."

Gadis itu datang, dengan Gea sebagai pendampingnya. Niatnya hanyalah satu, ia hanya ingin mengambil sebagian permennya, yang memang tertinggal di Hoodie milik Sean.

Rescha kini melakukan eye contact dengan gadis itu. Yang ditatap kini membungkuk, sebagai tanda salam perkenalan.

"Where's my candy? You have to move quickly, I'll play with Gea."

Jika biasanya Sean akan emosi ketika diberi perintah, maka lain dengan hari ini. Pria itu dengan cepat memberi barang yang dimaksud, lalu beralih mengusap pelan puncak kepala dari gadisnya.

"The one beside you, his name is Rescha. Ajak kenalan sana, dia katanya mau tau tentang kamu."

Yang diberi arahan, kini menganggukkan kepalanya. Gadis itu langsung saja pergi, dengan membawa Gea dan juga Rescha sebagai pendampingnya. Sean menatap puas hal itu. Ia benar-benar merasa bangga pada gadis kecilnya.

"So, what do you want to ask me? It's fine to just act casually."

Rescha mengigit area bawah dari bibirnya. Sungguh, pacar dari sepupunya ini benar-benar sangat menggemaskan. Look at her ... Rambut yang dikuncir satu, dengan disertai baju yang terlihat kebesaran, sungguh menambah kesan imut yang ada didalam diri gadis itu.

"Are you really serious about having a relationship with my cousin?"

"Dua rius malah. For your information, gue baru pertamakali pacaran, so I won't be able to hurt him. I hope you understand that. Bye ... see u later, Rescha."

Setelah mengatakan hal itu, Nabila benar-benar pergi dari hadapannya. Tatapan milik Rescha kini masih mengarah kepada gadis itu. Ia tampak sedang mengomel kearah Gea, dengan disertai lompatan kecilnya. Rescha memekik keras. Ia benar-benar tidak paham dengan tingkah laku pacar sepupunya itu.

"Cute," batinnya gemas.

TBC...

I have a message for all of you. Jangan pernah menyerah apapun yang terjadi. Kebahagiaan pasti datang, and all i know, sebelum lahir kedunia ini malaikat bertanya sebanyak 77x untuk memastikan jika kalian benar-benar sanggup atau tidak. And yeah, you guys decide if you're up to it. Believe me, the day when you're successful will come, jadi jangan lelah untuk berdoa.

Jangan lupain juga shalatnya, shalat cuman sebentar kok. Nanti kalo kalian atau aku udah mati, shalatnya selesai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!