Quality time with Gea

..."Kembali bersamamu adalah khayalan yang sering aku ceritakan kepada teman-teman ku."...

Setelah melewati tangga utama, kini Sean harus mengurusi beberapa berkas yang Ayahnya titipkan. Mau bagaimanapun, pria bejat itu tetaplah Ayah kandungnya. Meskipun awalnya Sean sempat menolak hal ini. Akan tetapi Ibunya, yaitu Alina Revalina Fernandes, menegaskan jika Sean harus membantu Ayahnya, untuk membangun perusahaan ini hingga sukses.

Pria itu kini memasuki area ruangan CEO dengan begitu mudahnya. Kunci cadangan ruangan semua ada padanya, maka tak sulit baginya untuk menembus ruangan penuh kedzaliman ini. Melihat pemandangan menjijikan dihadapannya, membuat Sean berdecih. Jika bukan karena Ibunya, ia takkan sudi mengurus perusahaan kecil bersama si tua bangka ini.

"Berhentilah untuk menafkahi anak orang lain. Kau sudah tua, dan cara berpikir mu seharusnya lebih maju dariku. But look at you? Kau seperti orang tua yang tidak berpendidikan, don't get angry, I'm just stating a fact. Lain kali jika ingin memuaskan hasrat se* mu, pergilah ke hotel. Jangan mengotori perusahaan yang dibiayai oleh Kakek-ku, dengan cairan kental menjijikan milikmu itu."

Terdengar cukup sarkas, tapi hal itu tidak membuat Adelar Putra Fernandes menjadi ciut seketika. Sean adalah duplikatnya, jadi tak mudah bagi mereka berdua untuk menjatuhkan mental satu sama lain.

"Se* itu penting, apalagi jika mendapatkan gadis mulus seperti ini," balas pria tua itu, sembari mengelus paha dari gadis yang dibayarnya. Rahang dari Sean kini mengeras. Bukannya merasa takut, Adelar malah semakin menggoda anak semata wayangnya itu.

"You want to play with her, Sean Archie Fernandes?"

Yang ditanya menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangan kanan dari Sean kini dengan cepat mengambil beberapa berkas, yang nantinya akan ia periksa.

"Cepatlah bekerja, dan jangan menyewa gadis muraha* itu lagi. Maybe you forgot, if Mr. Adelio is more on my mother's side. And you know the consequences if he will find out about this. Jika aku melihat mu masih berhubungan dengan gadis murahan ini, maka bersiap untuk hidup dalam keadaan miskin."

Kali ini Adelar akui jika Sean lebih hebat darinya. Adelio Caesar Fernandes, adalah nama orang yang mewariskan kepintaran dan ketegasannya kedalam jiwa seorang Sean. Maka tak heran jika pria itu dapat mengalahkannya dalam sekali pembelaan.

"Shut your mouth, and get back to work!" Sean menatap sinis Ayahnya, secara kasar ia melemparkan semua berkas yang dipegangnya tadi, lalu keluar dari perusahaan kecil itu.

"Ayah, sialan!"

"Lo ngerasa gak sih kalo Sean beneran serius sama gue?"

Yang diberi pertanyaan kini mengangkat sebelah alisnya. Gea benar-benar tidak bisa menebak isi pikiran dari sahabatnya yang satu ini. Secara refleks, ia memukul keras kepala dari Nabila, yang membuat gadis itu kini meringis ditempat.

"Kenapa lo mukul gue, anjir?! Jadi sakit nih kepala."

"Ya, lo bego. Tu cowok udah effort banyak, malah lo raguin. Giliran cowok yang modelannya kayak tai unta, terus effortnya cuman ketikan, malah lo seriusin. Gue suka nih sahabat yang modelannya kaya gini, gobloknya natural."

Nabila mencebikkan bibirnya kesal. Niatnya mencari pembelaan kini gagal. Ia malah mendapat umpatan halus dari sahabatnya tercintanya itu.

"Gue takut, Ge. Ntar kalo gue udah bucin, terus tiba-tiba tu cowok jadian sama yang lain, gimana?"

"Cari yang baru. Udah lah daripada lo overthinking gak jelas, mending sekarang lo siap-siap, kita quality time bareng-bareng."

Nabila tersenyum. Ini dia yang ia inginkan. Memiliki sahabat yang tingkat kepekaannya sangat tinggi, membuatnya bersyukur memiliki Gea didalam hidupnya.

40 menit sudah berlalu, dan mereka berdua sudah sampai ditempat yang ingin Gea tunjukkan sedari tadi. Mata dari Nabila kini membulat secara sempurna, tangan kanannya ia gunakan untuk mencengkram pelan pundak dari Gea. "Lo?"

Gea mengangguk dengan disertai senyuman manisnya, "gue tau lo suka ke pasar malam, jadi ayok penuhin kemauan inner child lo," jawabnya, yang membuat Nabila dengan cepat memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Makasih."

Mereka berdua berpelukan dalam waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya Gea menyadari bahwa ada sesuatu hal yang sangat menganggu pikirannya.

"Eh, Bil. Lo udah izin sama Sean belum? Gue takut tu cowok ngamuk, terus nyeret lo buat pulang dari tempat ini."

Benar juga. Sean, dia adalah type pria yang tidak ingin membiarkan gadisnya pergi kemanapun secara sendirian. Terlihat seperti seorang yang possesive tapi sebenarnya bukan. Ia hanya khawatir, tidak lebih.

Tring!

Sean Archie. F: Alright, do you need some money, baby? Pastikan kebutuhan perutmu terpenuhi dengan sempurna. Tell Gea, if you get hurt even a little, then a small punishment will await her.

Yang diancam kini mulai bergidik ngeri. Ryan, pacarnya. Sudah pernah memberitahunya, jika Sean tidak akan pernah main-main dengan ucapannya. Hal ini terbukti dengan ucapan Sean kepada Ryan. Dia mengatakan, jika pria itu ingin sekali memberi pelajaran kepada Ayahnya. And today at 12.30 PM, the incident he spoke of actually happened.

"Bil, gue ngeri deh sama cowok lo. Lain kali kurung aja deh, biar dia gak bisa nyelakain orang lain."

Memiliki tingkat kewarasan yang cukup kecil, membuat Nabila mengetik semua perkataan dari Gea kepada Sean. Yang dilaporkan kini menjadi panik, bagaimana nasib keluarganya, jika ia mati muda?

Sean Archie. F: Temui aku besok, you're too innocent, babe.

Gea benar-benar bernafas dengan lega setelah membaca balasan pesan dari pria kejam itu. Ia mulai mengajak Nabila menaiki berbagai wahana yang ada ditempat ini. Mulai dari kora-kora sampai ayunan kuda. Matanya kini menangkap sosok penjual gulali yang ada di seberang jalan.

Gadis itu dengan cepat pergi kearah sana, untuk membelinya. Ia kembali dengan membawa gulali besar yang ada ditangan kanannya. Matanya membulat sempurna, saat melihat sahabat satu-satunya yang sedang dikelilingi oleh beberapa pria berbadan besar. Gea yang panik langsung saja menerobos masuk, tangan kirinya kini mulai mengusap pelan puncak kepala dari Nabila, sebagai cara untuk menenangkannya.

"Woaahh ... Ada pahlawan kesiangan," sindir salah satu pria berbadan besar itu, dengan disertai penekanan pada setiap perkataannya.

"Lo semua mau apa, anjing?!"

"I want your friend, her body is very nice and sexy ... uhh sangat menggoda," jawab salah satu pria itu dengan tatapan laparnya.

Emosi Gea kini sudah memuncak. Gadis itu langsung saja menelepon Ryan untuk segera meminta perlindungan. Beruntungnya, Sean sedang bermain bersama Ryan. Mendengar nama gadisnya disebut, membuat jiwa pacar sejati Sean kini terpanggil. Dengan cepat ia merebut handphone yang ada di genggaman Ryan, lalu meminta Gea untuk menjelaskan kronologi yang sebenarnya.

Suara teriakan keras, kini berhasil membuat Gea merasa takut. Sean, dia benar-benar pria yang berbahaya.

"Shi*! Wait for me there, and don't go anywhere."

Tubuh Gea melemas, gadis itu memeluk tubuh dari Nabila yang sedari tadi sudah lebih dulu lemas darinya. Tatapan dari Gea kini mengarah ke langit, ia ingin menangis saja kali ini. "Habis nyawa lo sekarang, Gea." batinnya didalam hati.

TBC...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!