Reno bergegas keluar dari lift saat panggilan dari Chelsea kembali menggetarkan handphonenya. Butuh waktu 5 menit untuk menunggu lift dan turun dari lantai 15.
Wajah Reno langsung tegang saat melihat papa Robert dan papi Agam sedang berbicara dengan Chelsea tidak jauh dari lift.
“Kamu darimana, Ren ?” papi Agam yang pertama kali melihat Reno keluar dari lift langsung bertanya sambil mengerutkan dahi.
Tatapan tajam itu menelisik wajah Reno dan fokus pada satu titik di leher Reno yang memancing pertanyaan lain dalam benak papi Agam.
“Tadi kan Sea udah bilang, Pi, Reno lagi ketemu temannya di area kolam renang.”
Papi Agam semakin mengerutkan dahinya saat mendengar putrinya yang menjawab, bukan Reno.
Sebelumnya, papi Agam sempat bertanya-tanya saat melihat Chelsea duduk di lobby hotel seorang diri, khawatir kalau putrinya itu melakukan perbuatan yang tidak-tidak.
Beliau bisa sedikit bernafas lega saat Chelsea mengatakan kalau ia sedang menunggu Reno yang sedang bertemu dengan temannya di area kolam renang di lantai 3 hotel ini.
Chelsea beralasan kalau Reno memintanya datang kemari karena ingin mengajak kencan sebelum Chelsea menjalankan ujian, biar sedikit rileks.
Tapi semua rencana Reno batal karena mama Siska dan mami Nina meminta keduanya pulang untuk makan malam bersama. Kedua ibu itu sudah berkolaborasi membuat makanan spesial untuk menu makan malam hari ini.
“Kalau kalian mau tetap kencan, silakan aja,” ujar papa Robert yang baru saja selesai membalas beberapa pesan.
“Masalah ibu-ibu di rumah biar papa dan papi kalian yang membujuknya. Itu urusan ganpang untuk para suami,” lanjut papa Robert sambil terkekeh dan menaik turunkan alisnya menatap papi Agam yang bergeming menatap Reno.
“Nggak usah, Pi, kencan bisa diundur sampai besok, Sea masih libur juga. Senin baru mulai ujian akhir. Kasihan mami dan mama yang sudah capek bereksperimen dan masak bareng hari ini,” sahut Chelsea sambil tersenyum.
“Iya, masalah waktu, kalian bisa makin mengakrabkan diri setelah tunangan. Mau cepat menikah juga boleh supaya lebih leluasa pacarannya,” ledek papa Robert sambil tertawa kembali, Chelsea ikut tetawa sementara Reno hanya tertawa canggung.
Chelsea melirik papinya yang diam dan fokus menatap Reno, entah apa yang jadi pusat perhatiannya, mulut Chelsea sudah gatal ingin bertanya namun ditahannya.
“Papi bawa mobil, nggak? Kalau bawa biar Sea yang setir,” Chelsea menepuk lengan papinya yang begeming. Ia tahu kalau Reno merasa risih dengan tatapan papi Agam.
“Papi kamu pulang sama papa, kamu silakan berdua dengan Reno,” papa Robert kembali meledek Chelsea dan Reno.
“Papa tahu aja nih kalau Sea mau berduaan sama Reno,” sahut Chelsea sambil tertawa dan pura-pura tersipu.
Tangan Chelsea langsung merangkul lengan Reno yang kali ini tidak menolaknya. Reno malah langsung menatap Chelsea dan memberikan senyuman pada gadis itu.
“Kita jalan sekarang yuk, sayang,” ujar Chelsea manja untuk mengalihkan perhatian papi Agam yang sepertinya curiga pada Reno.
”Perut Sea udah lapar, apalagi membayangkan masakan mami dan mama. Semoga eksperimen hari ini rasanya nggak aneh-aneh,” lanjut Chelsea sambil terkekeh.
“Eehh.. ayo,” Reno yang masih gugup mengangguk dan menjawab Chelsea tanpa nada ketus sedikitpun.
“Papi !” Chelsea kembali menepuk lengan papi Agam yang masih menatap Reno dengan dahi sekali-sekali berkerut. “Papi kenapa ngelihatin Reno sampai begitu, sih ?”
“Papi kamu lagi terpesona sama anak papa dan bahagia karena akhirnya kami bisa berbesanan. Iya nggak, Gam ?” Papa Robert langsung merangkul bahu sahabatnya.
“Duh yang besanan,” ledek Chelsea sambil tertawa.
“Kamu tadi kemari naik apa ?” tanya papi Agam beralih menatap Chelsea, tidak menjawab pertanyaan Chelsea dan papa Robert.
“Naik taksi online karena awalnya kan mau langsung pergi sama Reno. Daripada Pak Mus bolak balik, lebih baik Sea naik taksi aja,” sahut Chelsea berbohong.
“Jam berapa kamu sampai kemari ?” tanya papi Agam kembali.
Papa Robert mengerutkan dahi saat melihat sikap sahabatnya yang bertanya dengan suara tegas, tidak santai seperti biasanya saat bicara dengan Chelsea.
“Belum lama, sekitar jam 4 an. Memangnya kenapa, Pi ?”
“Nggak, nggak apa-apa.”
Papi Agam langsung merangkul bahu putrinya dan mengajaknya berjalan duluan yang diikuti oleh papa Robert dan Reno.
“Papi bisa minta kamu pastikan tadi jam berapa sampai di sini ? Kok Papi nggak melihat kamu masuk di lobby.”
Chelsea langsung mengeluarkan handphonenya dan membuka aplikasi pesanan onlinenya.
“Jam 4.07, Pi,” Chelsea memperlihatkan handphonenya dan diangguki oleh papi Agam.
“Mana mungkin Papi melihat semua tamu yang masuk, kan papi lagi fokus meeting,” ujar Chelsea sambil tertawa pelan.
Papi Agam hanya mengangguk-angguk dan langsung membawa Chelsea ke parkiran mobil yang ada di lantai basement melalui pintu khusus di samping lobby.
**
“Sudah berapa kali kalian melakukannya ?” tanya Chelsea saat keduanya sudah di dalam mobil meninggalkan hotel.
“Kenapa ? Penting banget kamu tahu detilnya ?” ejek Reno sambil tertawa pelan.
“Ada berapa banyak perempuan yang pernah Reno ajak check-in ke hotel ?” Chelsea kembali bertanya tanpa mempedulikan ejekan Reno.
“Kamu yakin bisa menerima kalau mendengar angkanya ?” sindir Reno dengan senyuman sinis.
“Setidaknya Sea tahu supaya kalau suatu saat ada wanita-wanita datang yang mengaku mantan teman tidur Reno setelah kita bertunangan, Sea tidak akan kaget lagi seperti tadi.”
Reno mengerutkan dahi dan melirik Chelsea dari spion tengah. Suara Chelsea terdengar kalem meskipun sedikit bergetar, tidak sesuai dengan karakternya yang suka ceplas ceplos, apa adanya dan tidak pernah berusaha menutupi emosinya.
“Memangnya kamu siap menghadapi kenyataan kalau sampai aku bukanlah pria yang baik seperti yang kamu bayangkan ?” Reno kembali tertawa mengejek gadis di sebelahnya.
“Saat seseorang bersedia terikat dengan orang lain, ia harus bersedia juga terikat dengan masa lalu, hari ini dan masa depan orang itu. Tidak ada manusia yang hidup hari ini tanpa masa lalu dan masa depan.”
“Belajar jadi pujangga ?” sindir Reno. “Nggak usah terlalu tinggi bahasa kamu, tinggal jawab aja ia atau nggak. Masih ada waktu untuk minta pada papa supaya membatalkan perjodohan kita, jadi mereka nggak sibuk-sibuk mencari waktu dan mempersiapkan acara pertunangan segala. Segitu simpel kok dibuat rumit.”
Chelsea menoleh, menatap Reno dari samping sambil menghela nafas panjang berkali-kali.
“Jujur Sea benar-benar nggak nyangka kalau Reno nggak butuh pacar tapi butuhnya teman tidur. Sea nggak akan menolak perjodohan kita dan tetap akan bertunangan dengan Reno, tapi satu hal yang perlu Reno tahu kalau Sea nggak akan melakukan hubungan itu sebelum kita sah menjadi suami istri.”
“Jadi selama kita belum menikah kamu tidak keberatan aku tidur dengan perempuan manapun demi memuaskan milikku ?” Reno melirik dengan tatapan sinis.
Chelsea terdiam, bingung mau memberikan jawaban apa karena baginya semua pertanyaan Reno adalah jebakan.
“Tidak boleh lagi tidur dengan wanita manapun setelah kita resmi bertunangan karena Sea tidak ingin sampai tertular penyakit berbahaya karena Reno sering melakukan hubungan dengan wanita yang berbeda-beda.”
“Kalau begitu kamu harus menggantikan mereka,” tantang Reno dengan senyuman smirk.
Reno sendiri hampir putus asa karena usahanya membuat Chelsea mundur dan membatalkan perjodohan konyol itu sepertinya masih jauh dari kata berhasil.
Apa yang terjadi antara Reno dan Sherly di kamar hotel tadi memang sempat membuat hati Chelsea gamang dan tidak karuan bahkan Reno bisa melihat ada luka di tatapan mata gadis itu. Namun membuat Chelsea mengatakan akan membatalkan perjodohan mereka benar-benar bukan hal yang mudah.
“Jadi gimana ?”
Chelsea menghela nafas dan menatap Reno yang sudah melepaskan sabuk pengaman. Mobilnya sudah terpakir di halaman rumah keluarga Juanda sementara mobil papa Robert sudah duluan diparkir dalam garasi.
“Pertunangan kita tidak akan dilakukan malam ini juga, jadi Sea masih punya waktu untuk berpikir. Saat ini Sea mau fokus dengan ujian sekolah dulu, hanya sisa 3 hari ke depan, tugas Sea di SMA sudah selesai.”
Reno menatap Chelsea yang berjalan duluan masuk ke dalam rumah. Pembawaan gadis itu begitu tenang membuat Reno sedikit bergidik, seolah Chelsea berubah menjadi sosok yang misterius. Sikapnya sungguh tidak bisa ditebak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments