“Kamu ngapain kemari ?”
Reno langsung memasang wajah perang saat melihat Chelsea menemuinya di kampus, masih memakai seragam sekolah ditemani Nia sahabatnya..
“Habis ngurus dokumen lah, masa mau cari pacar, kan udah punya calon suami,” Chelsea senyum-senyum sambil mengedipkan matanya.
“Cie, cie, calon suami nih,” Dio yang baru saja bergabung dengan Tomi langsung meledek Reno.
“Halo cowok-cowok tampan,” sapa Chelsea pada kedua sahabat Reno. “Trio kwek kwek nya kurang satu, Edo kemana ?”
“Kangen sama Edo ?” ledek Tomi.
“Kalau bisa bikin calon suami cemburu, boljug sih,”
Chelsea terkekeh.
“Sayang, udah lama nunggunya ya ?”
Chelsea langsung memutar bola matanya saat melihat seorang perempuan bergelayut manja di lengan Reno.
“Siapa ?” bisik Nia sambil menyenggol bahu Chelsea.
“Kata Reno pacarnya,” sahut Chelsea sambil mencibir.
“Belum lama kok, sayang. Buat kamu nunggu satu jam lagi juga nggak masalah,” sahut Reno dengan tatapan mesra.
Chelsea langsung pura-pura muntah membuat Dio dan Tomi langsung tergelak.
“Kamu kenapa ?”
“Nggak tahu, nih, kayaknya anaknya Reno langsung mual lihat calon bapaknya sok manis sama cewek lain.”
“Elo hamil ?” Tomi sampai membelalak mendengar ucapan Chelsea.
“Gimana mau hamil, ciuman pertama aja belum ngerasain,” ejek Nia sambil tertawa.
“Gue kira Reno beneran hamilin elo sampai kalian mau buru-buru tunangan,” ujar Tomi.
Reno dan Sherly, cewek yang masih bergelayut manja di lengan Reno, terlihat tidak peduli dengan candaan Chelsea dan teman-teman Reno.
“Jadi ceritanya calon istri cemburu nih lihat calon suami nempel sama cewek lain ?” ledek Dio.
“Memangnya kalau kalian lihat pacar nempel-nempel sama cowok lain nggak cemburu ?” Chelsea balik bertanya.
“Cemburu banget lah,” sahut Edo yang baru saja datang.
“Apa kabar, cantik ?” Edo langsung menyenggol bahu Chelsea sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Kabar baik, tampan,” sahut Chelsea sambil membalas kedipan mata Edo.
Reno memutar bola matanya melihat tingkah Chelsea pada ketiga sahabatnya. Edo adalah sahabat Reno yang terang-terangan mengaku suka pada Chelsea.
“Gue balik duluan,” ujar Reno sambil menggandeng tangan Sherly.
“Reno tunggu,” Chelsea menahan lengan pria yang sudah berbalik badan. “Tadi mama telepon dan Sea disuruh pulang bareng sama Reno karena kita ditunggu untuk makan malam bersama.”
“Bilang aja kamu nggak ketemu sama aku,” sahut Reno menghentakkan lengannya hingga tangan Chelsea terlepas.
Chelsea berlari kecil mendahului Reno dan Sherly yang lanjut berjalan. Chelsea langsung berdiri menghadang keduanya.
“Sherly, aku hanya mau bilang kalau sebentar lagi kami akan bertunangan, jadi sudah pasti hubungan kalian tidak bisa dilanjutkan.”
“Aku akan minta papa dan om Agam membatalkannya !” tegas Reno dengan suara tinggi.
Chelsea menghela nafas. Nia dan ketiga sahabat Reno hanya diam memperhatikan dari belakang.
“Dan aku akan membuatmu jatuh cinta sebelum kita menikah !” Chelsea mendekati Reno, berdiri dengan kedua tangan di pinggang dan mendongakkan wajahnya, berbicara dengan suara penuh keyakinan.
“Dalam mimpimu,” ejek Reno dengan senyuman sinis. “Jangan berharap bisa mengatur hidupku.”
Baru selesai Reno mengucapkan kalimatnya, handphone Reno berbunyi dan terlihat nama papa Robert muncul di layar.
“Lihat kan ?” Chelsea mencibir.
Reno menjauhi Sherly dan Chelsea yang langsung saling menatap dengan wajah perang.
“Apa kamu tidak malu sudah ditolak berkali-kali oleh Reno ?” ejek Sherly sambil tersenyum sinis.
“Sepertinya pertanyaan itu harus kamu tanyakan juga pada dirimu sendiri,” sahut Chelsea santai.
“Apa maksudmu ?” Sherly mengerutkan dahinya.
“Aku tahu kalau kamu sudah mengejar Reno sejak masih SMP namun tidak pernah dianggap olehnya.”
“Jangan terlalu sombong karena akhirnya salah satu dari kita harus mengaku kalah,” sinis Sherly.
Chelsea hanya tersenyum tipis. Seandainya Reno jujur pada hatinya, Chelsea yakin kalau Sherly tidak pernah menempati hati cowok kesayangannya itu.
Tidak lama, Reno yang baru saja selesai menelepon kembali mendekati Sherly dan Chelsea yang berdiri berdekatan.
Sherly sudah siap-siap lagi bergelayut manja di lengan Reno, sesuai skenario yang disusun oleh cowok itu untuk menjadi pacar pura-pura Reno dengan tujuan membuat Chelsea mundur dan berhenti mengharapkan Reno.
Namun di luar dugaan, bukannya menghampiri Sherly, Reno justru mendekati Chelsea dan menarik lengan gadis itu.
“Ayo pulang !” ajak Reno dengan suara ketus.
“Loh sayang, kita nggak jadi pergi ?” Sherly menahan lengan Reno.
“Aku harus pulang sekarang,” sahut Reno tanpa menoleh.
“Cepetan !” Reno menarik tangan Chelsea yang terseok mengikuti langkah pria itu.
”Reno, sakit,” Chelsea meringis saat Reno memaksanya masuk ke dalam mobil.
“Mulutmu kayak kereta 12 gerbong tapi jalan kayak siput,” omel Reno setelah masuk ke dalam mobil.
”Reno nggak sadar kalau tinggi badan kita aja beda jauh, udah pasti langkah kakinya beda juga. Lagian buru-buru banget sih, kan jam makan malam masih lama,” Chelsea mengusap tangannya yang ditarik oleh Reno.
“Papa bilang kita harus sampai rumah jam 5,” Reno mulai membawa mobil meninggalkan parkiran kampus.
“Ada apa ?”
“Ikut aja, nggak usah banyak tanya,” omel Reno tetap fokus pada jalanan di depannya.
“Reno,” Chelsea memanggilnya dengan nada ragu.
“Hmmm”
“Apa kamu benar-benar menyukai Sherly ?”
“Kenapa kalau iya ? Sudah aku bilang kalau sejak dulu dia pacar aku, kan ?”
“Bohong !” Chelsea mencibir. “Sea pernah dengar waktu Reno masih SMA, Sherly marah-marah di toilet karena cintanya ditolak sama Reno.”
“Itu kan dulu, lama-lama hati orang bisa berubah. Apalagi Sherly itu cewek yang serba bisa dan cantik, pantas jadi idaman banyak pria.”
“Kenapa hati Reno nggak bisa berubah sama Sea ?” lirih Chelsea dengan nada sendu.
“Karena kamu makin dewasa bukannya makin menarik tapi nyebelin, ngeselin dan cerewet,” Reno tersenyum sinis.
Chelsea menatap lekat wajah Reno dari samping sambil menghela nafas.
“Sea yakin kalau suatu saat nanti Reno bisa jatuh cinta sama Sea. Reno akan jatuh sejatuh-jatuhnya cinta sama Sea.”
“Pede banget,” Reno mencibir.
“Sea nggak akan pernah menyerah,” tegas Chelsea.
Reno hanya tertawa sinis dan tidak berkomentar apa-apa lagi. Chelsea pun memilih diam karena tidak ingin membuat hatinya bertambah gundah karena kalimat-kalimat Reno yang selalu pedas di telinga Chelsea.
30 menit kemudian mobil Reno sudah berhenti di depan rumanhnya.
“Terima kasih calon suami,” Chelsea kembali dengan mode cerianya sambil melepaskan sabuk pengaman.
Sebetulnya hati Chelsea masih nano-nano, tapi dia bertekad tidak boleh terlihat lemah di depan Reno karena itu akan diartikan sebagai kekalahan.
“Langsung masuk ke dalam,” perintah Reno. “Om Agam dan Tante Nina sudah di dalam juga.”
Chelsea mengerutkan dahi tapi Reno tidak peduli dan langsung turun dari mobil.
Chelsea menyusul Reno yang sudah duluan masuk ke dalam rumah langsung menuju ke ruang keluarga.
Ternyata kedua orangtua mereka sedang mengobrol di teras belakang.
“Papi dan papa nggak kerja ? Kok jam segini udah di rumah ?”
Chelsea langsung menyapa semuanya tanpa cipika cipiki karena masih memakai seragam sekolah. Chlesea duduk di antara mama Siska dan mami Nina, sementara Reno memilih duduk di lantai, di undakan tangga.
“Udah beres urusan kuliahnya ?” tanya mami Nina.
“Udah Mam, tadi bareng sama Nia, tinggal tunggu ujian beres.”
“Kalau begitu papa dan papimu juga mau membereskan rencana pertunangan kalian,” ujar papa Robert.
“Sea ikut aja gimana baiknya, tapi nggak tahu tuh Reno,” Chelsea melirik Reno yang terlihat masa bodoh.
“Reno sudah setuju untuk bertunangan denganmu,”
mama Siska yang menyahut.
“Papa ancam apaan sampai Reno bersedia bertunangan dengan Sea ?” sindir Chelsea sambil tertawa.
“Dikeluarkan dari kartu keluarga Juanda,”’ ledek papi Agam sambil ikut tertawa.
“Gimana Reno, kamu beneran mau tunangan sama Chelsea ?” tanya mami Nina ingin meyakinkan langsung supaya Chelsea tidak tersakiti.
Reno hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Apa yang Agam ucapkan ada sedikit benarnya soal ancaman Robert kalau sampai anaknya menolak, apalagi lebih memilih Sherly sebagai kekasihnya.
“Kami berempat sudah membicarakan masalah ini, Sea. Dengan pertimbangan urusan pekerjaan kedua kakak kalian, acara pertunangan kalian akan dimajukan minggu ini karena kalau tidak dilaksanakan minggu ini, harus ditunda sampa 3 bulan lagi.”
“Papa nggak salah ?” Reno spontan bicara dengan nada kurang suka. “Kenapa harus dipercepat ? Kenapa bukan menunggu sampai urusan Kak Revan dan Kak Carmila beres ?”
“Kalau bisa diselesaikan lebih awal, kenapa harus menundanya ?” Papa Robert balik bertanya.
“Apa sebetulnya kamu keberatan bertunangan dengan Chelsea, Ren ?” mami Nina bertanya dengan tatapan menelisik.
”Kalau memang kamu tidak setuju dengan keputusan orangtuamu…”
“Bukan begitu, Tante,” Reno langsung memotong saat melihat tatapan tajam papa Robert sedang tertuju padanya.
“Masih ada persoalan yang harus saya bereskan sebelum pertunangan kami,” lanjut Reno berbohong.
“Membereskan masalah pacar ? Tante sudah tahu kalau kamu dekat dengan gadis lain,” mami Nina bertanya dengan nada curiga.
“Mami, jangan nethink begitu, dong,” Chelsea yang langsung menjawab untuk membantu Reno.
“Reno pasti bingung karena lagi sibuk mengurus skripsinya,” lanjut Chelsea dengan nada manja dan bergelayut di lengan mami Nina. “Jadi Reno pasti nggak mau nanti dianggap calon menantu yang nggak peduli sama anak mami kalau nanti jarang-jarang datang ngajak kencan. Iya kan , Ren ?”
“Eehh iya Tante,” Reno menimpali.
Mami Nina menghela nafas dengan senyuman tipis, masih belum percaya sepenuhnya dengan ucapan Chelsea.
“Berarti semua sudah setuju kalau acara pertunangan ini dimajukan, kemungkinan besar Sabtu mendatang,” tegas papa Robert.
Reno menghela nafas dan Chelsea tersenyum tipis. Meskipun terkesan memaksakan, Chelsea yakin kalau ia akan bisa membuat Reno jatuh cinta baik sebelum maupun sesudah pertunangan mereka dilakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Lila
Lanjut lanjut….. sepertinya bagus nih 😍😍
2023-05-12
1
Edna
ceritanya bagus
2023-05-12
1