Pertunangan Reno dan Chelsea harus ditunda hingga seminggu lamanya. Bukan karena Reno sengaja mencari-cari alasan, tapi karena kedua kakak mereka masih belum bisa hadir karena masalah pekerjaan.
Kedua orangtua Reno dan Chelsea tidak mau acara pertunangan anak-anak bungsu mereka tidak dihadiri oleh kedua kakaknya.
Reno langsung tersenyum bahagia sementara buat Chelsea sendiri tidak masalah, yang penting Reno sudah dipastikan akan menjadi calon suaminya. Fokus Chelsea hanya mencari cara membuat Reno jatuh cinta kepadanya baik sebelum maupun sesudah bertunangan.
Sore ini Chelsea yang baru saja selesai mandi sedang bersantai di kamarnya, beristirahat setelah setengah hari belajar untuk persiapan ujian yang akan diadakan 2 hari lagi.
Chelsea mengambil handphonenya di nakas sambil berbaring di atas ranjang berukuran queen size yang ada di kamarnya.
Matanya mengernyit saat ada satu nomor terlihat di barisan aplikasi pesan dan langsung membelalak saat melihat isi pesan itu yang disertai dengan foto.
Silakan buktikan kalau semua ini bukan hoax. Datang ke hotel XXX dan aku akan menyiapkan akses kartu kamar untukmu supaya bisa melihat kebenarannya.
Chelsea langsung bimbang, antara ingin menanggapi pesan itu atau mengabaikannya. Ia pun memperbesar foto yang dikirim dari nomor itu, sepertinya bukan editan.
Foto itu diambil dari belakang, samping dan sisi depan dan Chelsea yang sudah hafal bentuk tubuh Reno meski hanya melihatnya sekilas, yakin betul kalau orang yang ada di foto itu adalah Reno dan Sherly.
Akhirnya Chelsea memutuskan untuk membuktikan isi pesan itu. Berbohong pada mama bilang ingin pergi ke toko buku sebentar, Chelsea langsung melesat dengan taksi online menuju hotel yang diinfokan dalam pesan itu.
Langsung pergi ke resepsionis dan ambil titipan untuk Chelsea Wanardi.
Seolah si pengirim gelap tahu akan keputusah Chelsea, nomor itu kembali mengirimkan Chelsea pesan yang membuat gadis itu menghela nafas untuk menenangkan perasaannya.
30 menit kemudian Chelsea sudah tiba di hotel yang dimaksud dan mengambil titipan sesuai instruksi kiriman pesan yang masuk ke handphonenya.
Saat di depan lift, Chelsea mulai ragu-ragu kembali. Bagaimana kalau ini semua justru jebakan untuknya, biar Reno punya alasan untuk membatalkan pertunangan mereka.
“Nona mau masuk ke dalam ?” seorang petugas lift membuyarkan lamunan Chelsea yang akhirnya memutuskan untuk membuktikan isi pesan misterius itu.
Chelsea langsung menyebutkan lantai yang ingin ditujunya dan terus berdoa, berharap kalau ini semua hanya kiriman pesan hoax semata.
Tangannya kembali maju mundur saat sudah berdiri di depan pintu dengan nomor kamar yang dituju. Kartu akses sudah dipegangnya, tapi hatinya takut menghadapi kenyataan yang sungguh tidak ingin dilihatnya. Laki-laki dan perempuan masuk ke dalam kamar hotel hanya berdua dan masih sore begini, tidak mungkin keduanya sedang belajar bersama atau membahas pekerjaan.
Chelsea menghela nafas panjang dan memberanikan diri menempelkan kartu akses pada pintu lalu membuka pintu kamar itu perlahan.
Cahaya temaram memenuhi kamar itu dan terlihat kartu akses untuk mengaktifkan lampu terpasang di tempatnya. Chelsea menutup pintu dengan hati-hati dan berjalan melewati pintu kamar mandi di sebelah kirinya dan lemari pakaian di sebelah kanannya.
Hatinya semakin berdebar saat langkahnya hampir mencapai ujung lorong dan masuk ke ruangan tidur. Matanya tidak berani menoleh ke kanan karena Chelsea tahu ia bisa melihat posisi tempat tidur dari pantulan cermin besar yang ada di dekat televisi.
Tubuh Chelsea bergetar dan seluruh sendinya langsung terasa lemas. Foto yang diterimanya bukan hoax dan pikiran buruknya langsung terbukti. Reno dan Sherly sedang tidur berpelukan di atas ranjang.
Tubuh keduanya tertutup selimut sampai ke dada dan yang pasti kedua bahu mereka terekspos tanpa tertutup kain apapun. Chelsea langsung menggigit bibirnya, rasanya hatinya langsung perih melihat calon tunangannya tidur seranjang dengan perempuan lain !
Chelsea menguatkan hati dan berjalan mendekati sisi tempat tidur dimana Reno berada. Matanya memejam, berharap semuanya hanya khayalannya dan mimpi, tapi begitu membuka matanya, pemandangan di depannya tidak berubah.
Hati Chelsea semakin tidak karuan saat melihat celana panjang dan pakaian dalam Reno tergeletak di lantai, sementara kaos dan satu dres wanita seperti dilempar berada di atas sofa dengan posisi tidak beraturan.
“Reno bangun !” Chelsea berusaha menguatkan hati membangunkan Reno, bahkan dalam panggilan keduanya, ia menepuk dan sedikit mengguncang bahu pria itu yang tidak mengenakan pakaian.
Reno mengerjap dan matanya menyipit saat melihat ada sosok manusia lain di kamar itu.
“Chelsea ? Kamu ngapain di sini ?”
Chelsea tercengang, Reno bertanya tanpa terkejut yang berlebihan bahkan wajahnya tidak menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.
“Sea yang seharusnya nanya kenapa Reno ada di sini dengan Sherly ?” Chelsea balik bertanya dengan suara yang mulai bergetar.
Chelsea mengepalkan satu tangannya untuk menahan gejolak di hatinya, apalagi saat melihat Sherly menggeliat dan sedikit terekspos belahan dadanya. Rasanya ingin lari dan pergi meninggalkan kamar ini, tapi Chelsea memilih tinggal, hatinya bertekad tidak boleh kalah dengan perempuan seperti Sherly.
“Kamu ngapain di sini ?” Reno bangun dan duduk di atas ranjang dengan selimut yang masih menutupi bagian pinggangnya. Senyuman tipis tersungging di bibir Reno saat melihat Chelsea menggigit bibirnya.
“Kenapa Reno tega melakukan ini di saat Reno menerima pertunangan kita ?” tanya Chelsea dengan suara yang semakin bergetar namun gadis itu berusaha menahan air mata.
Bukannya merasa bersalah, Reno malah tertawa pelan dan sengaja menahan Sherly untuk tetap dalam posisinya. Chelsea menduga, Reno tidak ingin melihat kondisi Sherly yang sudah pasti tanpa busana karean pakaian dalam dan dressnya tercecer di lantai kamar dan sofa.
“Sudah aku katakan kalau aku tidak pernah menyetujui pertunangan kita kalau papa tidak memaksa dan mengancamku. Sudah berapa kali aku bilang padamu kalau aku sudah memiliki kekasih dan dialah yang akan menjadi calon istriku.”
Chelsea kembali memejamkan mata dan menghela nafas panjang.
“Masih mau bertahan denganku ?” tanya Reno dengan senyuman sinis. “Semakin kamu memaksa, semakin aku akan membuka diri supaya kamu melihat bagaimana aku sebenarnya.”
Chelsea menatap mata Reno dalam-dalam, tidak ada gurat penyesalan di mata itu membuat hati Chelsea tercabik-cabik.
“Berpakaianlah ! Sea tunggu di bawah. Mama menghubungi Sea dan meminta kita datang berdua untuk makan malam. Setidaknya kalau Reno masih merasa sebagai laki-laki katakan langsung pada kedua orang tua kita untuk membatalkan pertunangan itu, jangan selalu melempar semua alasan karena Sea seperti seorang pengecut.”
Chelsea hanya melirik Sherly yang tersenyum sinis padanya. Dada Chelsea bergemuruh, tangannya gatal ingin menampar perempuan dengan wajah licik itu. Tapi apa alasannya ? Chelsea bukanlah siapa-siapa di mata Reno, apalagi saat ini status mereka belum resmi bertunangan. Berurusan dengan Sherly akan memperdalam sakit hatinya karena sudah pasti Reno akan memakinya bukan membela Chelsea.
“Jangan lama-lama supaya papa dan mama tidak bertanya macam-macam,” Ujar Chelsea sambil meraih kaos Reno dan melemparnya ke wajah pria itu.
Chelsea pun berjalan menjauhi Reno, hendak keluar kamar dan menunggu Reno di lobby hotel. Hatinya sudah tidak karuan, tidak menyangka kalau Reno akan melakukan perbuatan ini dan dengan tega bersikap seolah semuanya tidak masalah.
“Oh ya,” Chelsea berhenti sejenak di depan TV dan menoleh ke arah Reno.
“Tolong handphoneya jangan dimatikan supaya papa atau mama bisa menghubungi Reno karena sejak tadi mama mencari Reno. Sea tidak bisa berbohong untuk perbuatan Reno kali ini.”
“Chelsea,” suara panggilan Sherly membuat langkah Chelsea kembali berhenti tapi kali ini ia tidak menoleh, berdiri di dekat lorong sebelum sampai ke pintu kamar.
“Sudah aku katakan kalau hanya ada satu pemenang di antara kita, dan malam ini kamu pasti sudah tahu jawabannya,” suara ejekan Sherly begitu menyakitkan di telinga Chelsea dan melukai hatinya.
“Jangan yakin dulu, karena semuanya belum berakhir. Biar Reno yang menjawabnya setelah mempertanggungjawabkan semua ini pada kedua orangtua kami.”
Chelsea melanjutkan kembali langkahnya dan terdengar suara pintu kamar ditutup dengan sedikit kencang.
Reno menyibakkan selimutnya dan duduk di pinggir ranjang lalu menyugar rambutnya. Ada perasaan lega karena yakin kalau kali ini Chelsea pasti akan menyerah, merengek pada kedua orangtua mereka untuk membatalkan perjodohan konyol ini.
Reno mengenakan kaosnya dan memungut pakaiannya yang tercecer di lantai. Wangi khas parfum yang dikenakan Chelsea tercium oleh hidung Reno, membuat ia berdiri mematung sesaat, teringat dengan luka di yang terlihat saat Chelsea menatapnya tadi.
Reno langsung menggelengkan kepalanya dan membuang jauh-jauh ingatannya tentang Chelsea yang begitu tegar menghadapi semua ini dan masih berani menatap mata Reno begitu lekat.
“Kenapa, Ren “ tanya Sherly yang beranjak bangun dan duduk di atas tempat tidur.
“Nggak apa-apa, gue harus balik sekarang.”
“Kenapa harus buru-buru ? Biar aja dia nunggu di bawah, biar sekalian kamu tahu seberapa kuat itu bocah menghadapi semua ini.”
“Untuk saat ini cukup sampai disini, nggak perlu bertindak berlebih, lagipula masih ada orangtua gue yang harus dihadapi.”
“Bukannya ini memang yang kamu mau, Ren ? Kalau perlu kirim juga foto tadi pada orangtuamu supaya kamu dipaksa nikahnya sama aku karena sudah meniduri aku.”
“Jangan gila, Sher,” Reno tertawa pelan. “Elo tahu kalau gue nggak punya perasaan apapun sama elo. Apa yang terjadi hari ini karena elo bersedia membantu gue, kan ?”
“Reno…”
“Di luar sana masih banyak cowok yang lebih dari gue dan jatuh cinta sama elo. Saat ini gue mau fokus supaya bisa lulus kuliah cepat-cepat dan bekerja membantu papa di perusahaannya. Gue mau berusaha keras membuktikan sama papa kalau gue sama hebatnya seperti Kak Revan, dan semoga dengan begitu papa nggak akan lagi memaksakan semua kehendaknya sama gue.”
Reno pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan merapikan rambutnya. Sherly yang masih duduk di atas ranjang terlihat kesal dengan ucapan Reno, merasa Reno memanfaaatkan perasaannya yang sudah menyukai Reno sejak SMA.
“Halo,” Sherly sengaja mengangkat panggilan dari Chelsea yang sudah masuk ke handphone Reno lebih dari 3 kali.
“Aku mau bicara dengan Reno,” ujar Chelsea tanpa basa basi.
“Dia lagi…”
“Dari siapa, Sher ?” Reno yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung menatap Sherly dengan tatapan tidak suka.
Sudah berkali-kali Reno menegaskan kalau Sherly dilarang menyentuh handphonenya untuk alasan apapun, apalagi kalau panggilan itu datang dari keluarga Reno.
Sherly tidak menjawab dan menyerahkan handphone itu kepada pemiliknya. Dengan sedikit kasar Reno mengambilnya dari tangan Sherly dan dahinya berkerut saat melihat nama Burung Beo terpampang di sana.
“Kenapa ?” tanya Reno dengan nada ketus.
“Baca wa,” hanya itu jawaban singkat yang diberikan Chelsea dan langsung menutup panggilannya.
Reno pun menekan aplikasi whatsapp di handphonenya dan matanya langsung membelalak membaca pesan yang dikirimkan oleh Chelsea.
Reno, cepetan turun, papa dan papi ada di sini !
Di bawahnya terpampang foto kedua ayah mereka sedang berbincang dengan dua orang lain di café hotel.
“Sh**it !” Reno bergegas memakai kaos kaki dan sepatunya.
“Kenapa lagi ?”
“Bokap gue dan Chelsea lagi ada di hotel ini. Bisa bahaya kalau bokap sampai tahu gue ada di kamar hotel. Gue balik dulu, Sher. Thankyou atas bantuan elo.”
Reno yang panik bergegas menuju pintu namun berbalik lagi karena ada yang lupa.
“Gue udah bayar kamar ini untuk dipakai sampai besok siang. Kalau elo mau tetap di sini silakan aja, lumayan besok bisa sarapan pagi ala hotel,” ujar Reno sambil tersenyum lalu melambaikan tangannya.
Sherly berpikir akan ada kecupan sebagai tanda terima kasih Reno, tapi pria itu meninggalkannya sendiri setelah dia berhasil membuat Chelsea melihat kejadian yang pasti sangat menyakitkan.
“Jangan berharap gue bersedia menjadi dewi penolong elo terus, Ren,” geram Sherly sambil mengepalkan kedua tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Brill
lagi asik2nya Hmmmm loading pula🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2023-05-12
1
Baretta
Lagi nunggu review nih Kak 😊😊
2023-05-12
0
Lila
Lanjut author 😍😍
2023-05-12
0