4. Penyesalan Selalu Terlambat

“K-kau mau apa? Stop!” gugup Alda gemetaran menggenggam gulungan bed cover di dadanya semakin kuat, supaya tidak terjatuh.

“Mau bercinta lagi denganmu. Bagaimana?” serak Richard dengan jakun turun naik mengamati tubuh Alda yang membuatnya kembali bergairah. Hangat nafasnya menyergap kulit Alda menjadi kian meremang.

“A-apa?” terkejut Alda berpalis wajah. “J-jangan macam-macam kau Rich! Aku akan melaporkanmu ke Polisi setelah ini!” ancamnya tak main-main.

Bibir tipis Rich menarik senyuman lebar diiringi kekehan kecil. “Aku ini kebal hukum my bunny. Terlebih power dari daddy-ku. Yeap … Pasti mereka tak akan berani memenjarakanku. Ingat itu baik-baik!” tawanya kian mengudara.

Nyali Alda mengecil, ternyata ia salah pilih lawan. Otaknya mendadak buntu dan menelan salivanya hingga susah payah.

Terus berpikir dengan keras, bagaimana caranya supaya ia bisa lolos dari cengkeraman buaya darat ini. Sehingga tercetuslah ide tiba-tiba menendang senjata Richard begitu saja.

DUGH!

“Aaargh!” Richard menderam keras ke udara, saat tendangan Alda tepat mengenai bola senjata nuklirnya tanpa sempat ia hindari.

Rasanya sakit bukan main, sampai wajah pria itu memerah. Memegangi senjatanya dengan gerakan terjungkal-jungkal.

“Fuck it. Sialan kamu Alda!” umpat Rich di sela meringis kesakitan. Tak mampu mengejar gadis itu yang berlari ke arah bathroom.

JEDER!

Alda membanting pintu bathroom itu. Mengunci pintunya rapat-rapat, dengan nafas tersengal-sengal.

Luruh ke bawah lantai, bersandar di pintu dan tak kuasa memecahkan tangisnya disana.

“Papi, ibu ... Maafkan aku,” sedih Alda memukuli dada yang terasa sesak.

Entah berapa lama dia berada di dalam bathroom. Setelah merasa lebih tenang, Alda terlihat cekatan menekan tombol angka di ponsel Rich. Kebetulan sebelum dia berlari dan bersembunyi ke dalam bathroom, ia sempat membawa ponsel  kabur ponsel milik Richard dari atas meja.

Panggilan terhubung,

“H-halo Julia, bisakah … k-kau tolong datang ke Hotel Loutern dan bawakan aku baju ganti?”

Alda memintanya dengan suara gemetar dan putus-putus di sambungan telepon kepada sahabatnya itu. Sementara Julia terkejut bercampur risau, mengetahui Alda tak pulang semalaman dan malah berada di hotel.

[Kenapa kamu bisa ada disana Alda? Apa yang terjadi sebenarnya?]

Tak mungkin Alda menjelaskan itu semua di telepon, ia tahu jika Julia pasti banyak pertanyaan. Tetapi tidak sekarang, waktunya semakin sempit. Apalagi ia semakin ketakutan, ketika Richard mulai menggedor-gedor pintu bathroom itu.

“N-nanti akan ku jelaskan jika sampai di asrama. Tolong aku Julia, please?”

[Ya, Alda. Tenanglah, aku akan segera kesana. Jangan takut! Oke?]

***

Alda masih mengurung dirinya di dalam bathroom. Meski Richard tak bosan mengetuk pintunya dan mengujarkan kata maaf. Namun, Alda yang sudah terlanjur kecewa dan hilang kepercayaan. Tidak akan begitu mudah percaya lagi akan tipu muslihatnya.

Ting, tong!

Barulah setelah mendengar bunyi bell dari luar pintu kamar hotel. Alda bergegas membuka pintu bathroom itu dan berlari kepayahan menuju pintu utama.

“Julia!” pekik Alda berhambur  memeluk sahabatnya. Julia mengusap punggung Alda, namun pandangannya teralihkan pada Richard yang terduduk lemas di atas ranjang.

“Kau dan Rich—”

“Semuanya pasti aku jelaskan, Julia. Tapi sebelum itu, tolong jangan bertanya apa pun dulu. Kumohon ...” pinta Alda menyatukan tangan diiringi deraian air mata yang semakin memperkuat dugaan Julia. Bahwasanya ada yang tak beres antara Alda dan Richard di kamar hotel ini.

“Oke.” Julia paham dan mengangguk.

“Kau berjaga-jaga di sini. Tunggu aku sebentar mengenakan pakaian dan jangan ke mana-mana,” lanjut Alda diangguki Julia.

Selama Alda di bathroom, Julia dan Richard saling diam. Tak terjadi percakapan antara mereka berdua. Namun, diam-diam Julia yang penasaran terus mengamati Richard tanpa berani bertanya. Sampai Alda keluar dari bathroom itu sudah berganti pakaian.

“Ayo kita pergi dari sini Julia!” ajak Alda menyeret tangan Julia, keluar dari kamar itu. Meninggalkan Richard sendiri, tanpa menoleh atau berpamitan.

**

Semenjak kejadian malam panas waktu itu antara dia dan Alda. Richard selalu gelisah dan dihantui rasa bersalah.

Kuliahnya jadi berantakan, terlebih Alda juga tak pernah terlihat lagi di Harvard University.

“Apa kamu melihat Alda, Julia? Dia tak pernah pergi ke kampus?” tanya Richard menemui Julia di kantin, lalu mengajaknya ke belakang kampus untuk membicarakan hal itu.

Julia mendengus kesal sembari melotot tajam.

“Dia telah pulang ke negaranya. Itu semua gara-gara kau, Rich. Kau benar-benar pria gila, kau jahat! Tega-teganya kau melakukan itu pada Alda!” berangnya mendorong dada Richard sekuat tenaga.

Memukuli dada pria itu sebagai pelampiasan emosi. Karena gara-gara Richard, sahabatnya pergi dan tak akan pernah kembali lagi.

“Diam dan jangan berisik! Atau kucekik lehermu Julia!” Richard memiting leher gadis itu hingga kesulitan bernafas.

“A-ampun, Rich. Uhuk!”

“Tidak akan. Sebelum kau katakan dulu, dari Negara mana Alda berasal! Jawab!” desak Richard menyudutkan gadis itu ke tembok, sambil membekap mulutnya agar tidak berteriak.

Julia menggeleng, tak mau menjawab. Meskipun ia hampir kehabisan oksigen. Ia tak mau Alda hidup Alda yang sudah hancur, bertambah terpuruk diganggu pria kejam itu lagi.

“Oh! Tidak mau mengaku?” gertak Richard semakin kuat mencekik leher Julia yang tubuhnya diangkat tinggi ke udara, sampai Julia sesak nafas dan wajahnya berubah memerah.

“T-tolong lepaskan aku, Rich. Ya, ya. Akan  aku katakan!” lirih Julia dalam bekapan itu, karena ia sudah tak kuat dan mau pingsan.

Richard pun melepas cekikannya, Julia terbatuk-batuk. Sembari menghirup oksigen sebanyak mungkin.

“Alda ... Uhuk!” sejenak Julia mengambil nafas, mengatakannya dengan suara tersendat-sendat, “dia dari Indonesia, tepatnya tinggal di Bali.”

“Bali?”

“Ya.”

Sebenarnya Richard tahu jika Alda berasal dari Indonesia, tapi ia kurang begitu jelas mengetahui di mana letak kota Alda tinggal. Julia sahabat dekat Alda, jadi Richard yakin bila gadis itu pasti mengetahui semua informasi pribadi soal Alda. Namun sayang, bernegoisasi dengan gadis ini ternyata agak alot.

“Tepatnya Bali di sebelah mana?” tanya Richard memperjelas.

“I don't know. Kau bisa cari informasi itu langsung melalui staf penerimaan mahasiswa, permisi!” Julia setengah lari meninggalkan Richard, sembari memegangi lehernya yang terasa sakit. Ia harus secepatnya menjauhi pria berbahaya itu dan tak mau lagi berurusan dengannya.

***

Setelah mendapat informasi akurat di mana tempat tinggal Alda dari staf kampus. Hari itu juga, Richard menyusul Alda pergi ke Indonesia.

“Kau mau pulang ke Kongo? Kenapa bawa koper segala?” tanya Efrain— saudara kembarnya, sepulang dari kampus. Kebetulan tengah memasuki apartemen saat mereka berdua tak sengaja bersinggungan langkah.

“No! Ef. Aku mengambil cuti kuliah selama sebulan dan akan pergi ke suatu tempat karena ada urusan penting. Aku harap kau tak memberitahukan soal ini kepada daddy,” kata Richard dengan intonasi mengancam.

Efrain menautkan alis, menghadang kepergian saudara kembarnya itu.

“Bilang dulu kau mau pergi ke mana? Satu minggu lagi kita ujian, Rich. Kau tak mau mengulang kelas, bukan?” peringat Efrain nampak marah akan tindakan Richard yang seenaknya sendiri.

Kasihan pada daddy-nya yang telah menyekolahkan mereka berdua jauh-jauh ke negeri Paman Sam. Selain menahan rindu yang terangkut berat harus terpisah jauh dari kedua orang tuanya. Ternyata Richard tak serius menuntut ilmu.

“Pergi ke Indonesia, puas kau? Kuharap kau tidak lagi menghalangi jalanku, Ef. Awas saja jika kau berani bilang pada daddy! Aku tak akan sudi menganggapmu lagi sebagai saudara. Ingat itu baik-baik!” ancam Richard melotot tajam, lalu mendorong keras bahu Efrain hingga tersingkir.

Melenggang pergi begitu saja keluar dari apartemen menyeret koper. Menaiki taxi ke Bandara Internasional Bradley, menuju penerbangannya ke Indonesia.

**

Berbekal secarik kertas, di mana alamat Alda tertulis. Richard akhirnya sampai di Indonesia - Bali hari itu juga, setelah perjalanan panjang.

Tak peduli langit telah berubah gelap. Richard mengetuk pintu rumah yang di sinyalir kediaman Alda dengan senyuman lapang. Karena kerinduannya yang menggelora tak tertahankan, ingin segera berjumpa dengan sang gadis pujaan.

Lima kali ketukan tidak ada respon, Richard mulai resah dan putus asa. Hendak ke hotel yang sudah dibooking nya dari Cambridge - Massachusetts.

Kreek …

Derit suara pintu dibuka, semakin mendebarkan hati Richard kian tak karuan. Mengira yang membukanya itu adalah Alda dan ternyata bukan.

“Apakah Anda tidak punya jam. Sehingga bertamu ke rumah orang malam-malam begini?” tanya Nenek-nenek itu sambil mengucek mata dan bernada marah.

Richard kebingungan, menggaruk kepala. Lantaran ia tak mengerti Nenek itu bicara dengan bahasa apa.

“Can you speak english, Grandma?” tanya Richard yang dijawab gelengan oleh Nenek.

Beberapa lamanya ia berkomunikasi dengan Nenek itu. Meski mencoba cara bahasa tubuh sebagai penghubung komunikasi antara mereka berdua.

Hasilnya pun tetap saja, nihil!

Richard menghela nafas panjang, sembari menunjukkan foto Alda dari layar ponselnya. Tapi, tetap saja Nenek itu pun tak tahu. Bagaimana caranya ia membalas perkataan logat Inggris yang diucapkan Richard.

Di saat Richard mulai frustasi. Kebetulan, seorang Pecalang yang tengah ronda malam pun melintas dengan kendaraan roda duanya. Akhirnya Pecalang itu menjembatani percakapan antara Richard dan sang Nenek.

“Can I help you guy?” tanya Pecalang menawarkan bantuan dengan logat inggris.

Richard senang menerima bantuan itu sembari menunjukkan lagi foto Alda. “Apakah benar ini rumah Alda, Pak. Bisakah saya bertemu, saya teman kuliahnya dari Amerika.”

“Oh Alda, putri dari Pak Morren? Mereka sudah pindah beberapa bulan yang lalu. Rumahnya kemudian disewakan pada Nenek Komang ini, Tuan,” ungkap Pecalang, membuat Richard tersentak beberapa langkahan mundur dengan tubuh yang mendadak lemas.

Hati Richard mencelus hampa, seiring harapannya yang mulai pupus. Kedatangannya jauh-jauh dari Amerika ke Indonesia ternyata tak membuahkan hasil.

“Lantas sekarang Alda dan keluarganya pindah ke mana, Pak? Bisakah Bapak memberitahu saya?” tanya Richard penuh harap dengan rauthya yang sedih.

“Maaf Tuan, saya tidak tahu.”

Terpopuler

Comments

Amelia Putri Sholehah

Amelia Putri Sholehah

nah Lo , biar tau rasa tuh si rich

2023-05-19

0

almacute67

almacute67

telat kmu rich

2023-05-14

1

tyas shanicha

tyas shanicha

berhubung gak ketemu yg di cari, mending singgah tempatku dulu rich...

2023-05-12

2

lihat semua
Episodes
1 1. Redakan Panas ini
2 2. Dasar Bastard!
3 3. Curiga
4 4. Penyesalan Selalu Terlambat
5 5. Buket Bunga Pengantin
6 6. Permainan Takdir
7 7. Nelangsa
8 8. Don't touch me
9 9. Cara yang Salah
10 10. Kisruh
11 11. Get Out
12 12. Salah Satu Mantan
13 13. Menemukan Rumus Penting
14 14. Salah Fokus
15 15. Menggemaskan
16 16. Terbayang-bayang
17 17. Hampir Saja
18 18. Melamun Membawa Petaka
19 19. Help Me!
20 20, Nafas Buatan
21 21. Kedinginan
22 22. Fatal
23 23. Lebih dari Sekadar Luka
24 24. Jantung yang Berdebar
25 25. Bayanganmu Mengusik Relung Hatiku
26 26. Can't do that
27 27. Shock
28 28. Balasan
29 29. Kebetulan Tidak Terduga
30 30. Mempertaruhkan Nyawa
31 31. Gengsi
32 32. Terguling
33 33, Celaka
34 34. Ikatan Hati
35 35. Luluh
36 36. Saat Hati Bicara
37 37. Break
38 38. Menangis Semalaman
39 39. Kejutan untuk Rich
40 40. Berpamitan
41 41. Do not go
42 42. Pernyataan Cinta
43 43. Candle Light Dinner
44 44. Terjadi Lagi
45 45. Meminta Pembuktian
46 46. Hati-hati dengan Hati
47 47. Syok
48 48. Terkejut
49 49. Kemarahan yang Meluap
50 50. Dasar Licik
51 51. Jebakan
52 52. Hancur
53 53, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
54 54. Iya atau Tidak!
55 55. Tidak Mampu Berucap Namun Tersimpan Di hati
56 56. Mimpi ataukah Nyata
57 57. I miss you
58 58. Wajah Asli
59 59. Bunuh Aku dengan Cintamu
60 60. Akankah Ada Pelangi Setelah Badai?
61 61. Harga Diri atau Materi
62 62. Bimbang
63 63. Selangkah Lagi
64 64. Diintai
65 65. Pergi ke Indonesia
66 66. I'm Coming My bunny
67 67. Wajah yang Mirip
68 68. Tiba-tiba Sayang
69 69. Kandas?
70 70. Bertemu Dia
71 71. Cemburu
72 72. Nekat
73 73. Syarat Berat
74 74. Pembelaan
75 75. Pembuktian Cinta
76 76. Donor Darah
77 77. Restu
78 78. Salah Peluk
79 79. Noah Anakmu Rich
80 80. Putraku Kembali
81 81. Pesan Terakhir
82 #82. Pertunangan Dadakan
83 83. Jangan Terburu-buru
84 84. Dunia Hanya Milik Berdua
85 85. Happy Wedding Day
86 86. Terlalu Manis, terlalu sayang dan terlalu cinta
87 87. Malu-malu tapi Mau
88 88. Pov Alda ( Perjuangan Saat Hamil )
89 89. Memilih Tinggal Di Indonesia, jadi petani tidaklah buruk?
90 90. Pesona Papi Bule
91 91. Resiko Punya Suami Suka Modus
92 92. Biasakan Memanggil Papi dan Mami
93 93. Sedikit Bermain dengan Lawan
94 94. Menantu Idaman
95 95. Saat Superhero Beraksi
96 96. Bagaimana Tidak Jatuh Cinta? Suamiku Luar Biasa
97 97. Rencana Honeymoon
98 98. Membuka Kenangan lama
99 99. Siapa yang Sebenarnya Meresahkan?
100 100. Godaan Istri Seksi
101 101. Terjerat Pesona Istriku
102 102. Bisa Pingsan Kalau Begini
103 103. Alda Mual-mual?
104 104. Positif Hamil
105 105. Suka Bau Ketiak Suami
106 106. Kode-kode
107 107. Ending
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Redakan Panas ini
2
2. Dasar Bastard!
3
3. Curiga
4
4. Penyesalan Selalu Terlambat
5
5. Buket Bunga Pengantin
6
6. Permainan Takdir
7
7. Nelangsa
8
8. Don't touch me
9
9. Cara yang Salah
10
10. Kisruh
11
11. Get Out
12
12. Salah Satu Mantan
13
13. Menemukan Rumus Penting
14
14. Salah Fokus
15
15. Menggemaskan
16
16. Terbayang-bayang
17
17. Hampir Saja
18
18. Melamun Membawa Petaka
19
19. Help Me!
20
20, Nafas Buatan
21
21. Kedinginan
22
22. Fatal
23
23. Lebih dari Sekadar Luka
24
24. Jantung yang Berdebar
25
25. Bayanganmu Mengusik Relung Hatiku
26
26. Can't do that
27
27. Shock
28
28. Balasan
29
29. Kebetulan Tidak Terduga
30
30. Mempertaruhkan Nyawa
31
31. Gengsi
32
32. Terguling
33
33, Celaka
34
34. Ikatan Hati
35
35. Luluh
36
36. Saat Hati Bicara
37
37. Break
38
38. Menangis Semalaman
39
39. Kejutan untuk Rich
40
40. Berpamitan
41
41. Do not go
42
42. Pernyataan Cinta
43
43. Candle Light Dinner
44
44. Terjadi Lagi
45
45. Meminta Pembuktian
46
46. Hati-hati dengan Hati
47
47. Syok
48
48. Terkejut
49
49. Kemarahan yang Meluap
50
50. Dasar Licik
51
51. Jebakan
52
52. Hancur
53
53, Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
54
54. Iya atau Tidak!
55
55. Tidak Mampu Berucap Namun Tersimpan Di hati
56
56. Mimpi ataukah Nyata
57
57. I miss you
58
58. Wajah Asli
59
59. Bunuh Aku dengan Cintamu
60
60. Akankah Ada Pelangi Setelah Badai?
61
61. Harga Diri atau Materi
62
62. Bimbang
63
63. Selangkah Lagi
64
64. Diintai
65
65. Pergi ke Indonesia
66
66. I'm Coming My bunny
67
67. Wajah yang Mirip
68
68. Tiba-tiba Sayang
69
69. Kandas?
70
70. Bertemu Dia
71
71. Cemburu
72
72. Nekat
73
73. Syarat Berat
74
74. Pembelaan
75
75. Pembuktian Cinta
76
76. Donor Darah
77
77. Restu
78
78. Salah Peluk
79
79. Noah Anakmu Rich
80
80. Putraku Kembali
81
81. Pesan Terakhir
82
#82. Pertunangan Dadakan
83
83. Jangan Terburu-buru
84
84. Dunia Hanya Milik Berdua
85
85. Happy Wedding Day
86
86. Terlalu Manis, terlalu sayang dan terlalu cinta
87
87. Malu-malu tapi Mau
88
88. Pov Alda ( Perjuangan Saat Hamil )
89
89. Memilih Tinggal Di Indonesia, jadi petani tidaklah buruk?
90
90. Pesona Papi Bule
91
91. Resiko Punya Suami Suka Modus
92
92. Biasakan Memanggil Papi dan Mami
93
93. Sedikit Bermain dengan Lawan
94
94. Menantu Idaman
95
95. Saat Superhero Beraksi
96
96. Bagaimana Tidak Jatuh Cinta? Suamiku Luar Biasa
97
97. Rencana Honeymoon
98
98. Membuka Kenangan lama
99
99. Siapa yang Sebenarnya Meresahkan?
100
100. Godaan Istri Seksi
101
101. Terjerat Pesona Istriku
102
102. Bisa Pingsan Kalau Begini
103
103. Alda Mual-mual?
104
104. Positif Hamil
105
105. Suka Bau Ketiak Suami
106
106. Kode-kode
107
107. Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!