Bastard'S Shackles
Brett … Dett …!!
Netra Alda membulat penuh. Dengan tarikan kasar, dua tangan Richard berhasil meluncurkan kancing kemeja Alda tak tentu arah dan tercerai berai.
Menanggalkan segala penghalang dari tubuhnya yang menjadikannya polos seperti bayi, begitupun halnya Richard. Alda sangat malu menyilangkan tangan, menarik apa saja menutupi tubuhnya. Tetapi dengan cepat Richard menyingkirkan itu.
“Hanya cara ini saja yang bisa mendinginkan tubuhmu honey?”
“Tapi ...”
Alda ragu dan menggeleng ketakutan. Melihat sesuatu yang spesial dari Richard tengah berada tepat di depan mata.
Wajah Alda berubah pias, keringat dingin menjalar dari kening. Bagaimana bentukan itu membuatnya ingin pingsan. Membayangkan mengisi dirinya yang dirasa tak masuk diakal.
“Psssttt,” Richard menempelkan jarinya di permukaan bibir Alda. “Kau percaya padaku, bukan?” ketika pria ini telah bersiap.
“Aku…” Alda bingung
Richard berusaha keras menghancurkan keraguannya itu. “Hanya mendinginkan sebentar, aku bergerak sedikit menyalurkan sesuatu dalam dirimu dan ... selesai.”
“Hanya sebentar?”
“Ya.”
“Dan selesai?” tanya Alda lagi yang begitu polos, dalam keadaan tak sadar.
Dengan senyum licik Richard berkata, "ya, ya. Hanya sebentar dan tidak sakit. Kau hanya perlu diam, biarkan aku yang mengatasi semuanya.”
Alda mendengarnya dengan kepala yang terasa berat. Pandangannya pun berangsur kabur, melihat Rich layaknya berjumlah ganda bahkan lebih.
Akhirnya bujuk rayu Rich sesuai ekspektasi. Alda kini pasrah menyerahkan diri sepenuhnya pada Richard. Karena ia sendiri sudah tak tahan dan tersiksa akan panas di tubuhnya yang semakin menjadi-jadi.
“Percayalah!” bisik Richard dengan suaranya yang serak ke telinga Alda, tersorot sayu dengan mata berselimut nafsu. Mendorong Alda perlahan, berbaring di atas peraduan.
Detik demi menit senyapnya kamar hotel itu, hanya terisi desauan antara keduanya yang dimabuk panasnya gelora. Richard begitu pintar menenangkan Alda, ketika wanita itu tidak nyaman atas kondisinya.
“Honey, kau begitu seksi. You are look perfect,” lirih Richard terdengar sensual.
“Ef, no! Ahh ...” Alda melengkungkan tubuhnya, ketika ia merasakan ledakan yang meluncur bebas di bawahnya sana.
“Ya, ini aku.”
Richard tersenyum penuh kemenangan. Masa bodoh baginya jika Alda menyebut nama kembarannya di saat ini, yang penting ia bisa menikmati tubuh gadis yang ia cintai.
Tidak ada satu inci pun tubuh Alda terlewat dari sentuhan panas seorang Richard. Alda memekik, kelopaknya terbuka sempurna.
Mendapati dorongan kuat milik Richard memenuhi dirinya secara tiba-tiba. Seolah membelahnya jadi dua bagian dan itu sungguh menyakitkan.
"B-berhenti tolong!" Alda menggigit bibirnya, menahan semua itu.
“Tahan honey, sedikit lagi sampai.”
“Auwh, sakit! Aughhh … Ef … !!” jerit Alda tak tahan, nafasnya memburu. Dua tangannya mencengkram pinggang Richard sangat kuat dan menancapkan kukunya di punggung pria itu.
Namun, Rich tak sudi menyudahi kenikmatan duniawi yang memanjakan miliknya. Bekerja keras, menembus dinding pertahanan Alda.
Meski kucuran peluh deras membanjiri keduanya dan dihentakan terakhir. Richard akhirnya berhasil membenamkan lebih dalam seluruh miliknya.
“Fuck! You are cramped honey …! Like it!” Richard tak menyangka ia menjadi yang pertama untuk Alda.
Panas di tubuh Alda lenyap, berikut rasa sakit tadi yang meremukkan seluruh tulangnya. Kini tergantikan oleh kenikmatan dan kepuasan.
***
“Eungh, panas ...! Uh, kenapa tubuhku rasanya panas sekali dan ini membuatku tak nyaman. Tolong, nyalakan Ac mobilmu lebih kencang, Ef?” rengek Alda menatap pria di sebelahnya yang sedang berkendara.
Dengan tanpa berhenti mengibaskan kerah kemejanya itu. Ia terlihat sangat kacau dan tubuhnya menggeliat seperti cacing.
Pria yang ia kira Efrain pun tak keberatan. “With pleasure honey."
Richard dan Efrain sebenarnya adalah saudara kembar tiga. Satunya lagi bernama Abelle, seorang wanita. Karena Alda dalam keadaan tak sadar, ia mengira Richard itu adalah Efrain.
Alda mencintai Efrain, sebaliknya Efrain tak tahu itu dan malah Rich yang selama ini mencintai Alda.
Bahkan gencar mendekatinya dengan segala cara. Termasuk cara liciknya kali ini, yang bersekongkol dengan anak buahnya menjerat Alda.
“Sikat saja, Bos. Barangnya mulus, kami yakin Bos pasti puas dengan servisnya,” bisik anak buahnya mengompori, sekaligus menelan ludahnya memandangi Alda yang seksi. Richard tak suka dan marah besar.
“Damn it! Pergi dari hadapanku sekarang!” usir Richard pada anak buahnya.
Sebuah amplop berwarna coklat, dilemparnya ke wajah mereka dengan kasar. Para anak buahnya segera menangkap dengan senyum bahagia kemudian pergi.
Hingga tinggallah Richard yang tak mau menunda-nunda. Lantas melajukan mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi. Menuju ke sebuah hotel yang sudah direservasi.
Dengan sesekali mengerling pada Alda yang terlihat mulai lepas kendali dan melantur tidak karuan.
Tubuhnya meliuk-liuk dengan gerakan erotis dan berani meraba-raba dada Richard. Beserta tatapannya yang menggoda itu, tak ubahnya seperti ******.
***
Setibanya di kamar hotel, Richard mendudukkan Alda di atas sofa. Berlalu ke arah pintu dan mengunci pintunya dengan rapat.
Namun, ia terperanjat ketika berbalik badan. Mendapati Alda sudah berdiri tepat di belakangnya. Hingga pergerakannya yang cepat itu membuat tubuh Alda hampir terjatuh.
GAP!
Richard berhasil menahan pinggang Alda. Gadis itu refleks melingkarkan kedua tangannya ke leher Richard.
Jarak sedekat ini, pasang mata mereka saling terperangkap dalam lautan gelora. Hingga tak butuh waktu lama, sepersekian detik, Rich langsung menyambar bibir Alda tanpa aba-aba.
“I love you Alda. Aku sangat menginginkanmu ...”
“Eh?”
Richard menyapu bibir wanita yang selama ini diidam-idamkannya. Semakin menarik tengkuknya lebih dekat.
Alda bergeming melebarkan matanya bulat-bulat. Sekujur tubuhnya mendadak bagai tersengat listrik bertegangan tinggi, lantaran pertama kalinya dicium seorang pria.
Bingung, gelisah, berdebar-debar, bahagia, terkejut bercampur menjadi satu. Pasrah dan seperti orang bodoh, membiarkan Richard yang dianggapnya Efrain. Membawanya terbang jauh dalam kenikmatan semu.
Dimabukkan keahlian casanova ini, hingga mulanya Alda yang terdiam tak membalas. Tanpa sadar mengimbanginya dengan mata terpejam.
Kian lama ciuman keduanya semakin membara dan menuntut lebih. Seakan lapar Richard lebih mendominasi, membuat Alda semakin kewalahan.
Hhhh!
Nafas keduanya terengah-engah cepat. Richard tersenyum memandangi wajah Alda yang nampak sayu itu, saling menatap intens sewaktu Richard melepas ciumannya. Ternyata membuat Alda cukup kecewa.
“Kau menyukainya, hum?”
Alda tak menjawab, tetapi mengangguk. Oh! Itu sangat menggemaskan sekali bagi Richard yang sudah tak sabar ingin memakannya.
Dia seperti puding caramel berbalut saus creamy yang rasanya manis dan lembut. Hingga tak cukup mencicipinya sekali.
“Kau sangat agresif,” kata Alda malu-malu. “Juga ...”
Hmmppt!
Rich membekap bibir Alda lagi dengan ciumannya. Tak ada lagi berbalas kata, tapi decapan saling berlomba.
Satu harapan besar Rich. Dengan cara ini, dia bisa menjerat Alda dan gadis ini tak akan menolak cintanya lagi.
“Mulai detik ini, kamu hanya milikku Alda Danurdara!” posesif Richard, berbisik mesra di telinga Alda dan memeluknya erat. Mengecup pipinya dengan lembut, saat gadis itu kelelahan dan tidur begitu saja setelah pergumulan hebat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Bunda
hots🤭🤭🤭
2024-03-07
1
Fad Fathoni
aihh ssh panas aja nih 😂
2023-05-21
2
Amelia Putri Sholehah
rich nih kebangetan bngt
2023-05-19
1